Sinar-x yang lebih bermanfaat dan sering digunakan dalam setiap kegiatan
eksperimen khususnya pada XRD adalah sinar-x monokromatik dan sering disebut sinar-x
karakteristik. Sinar-x monokromatik (sinar-x karakteristik) ini timbul akibat adanya proses
transisi eksitasi elektron di dalam anoda. Sinar-x ini timbul secara tumpang tindih dengan
spektrum bremstrahlung. Disamping panjang gelombangnya yang monokromatik,
inensitas sinar-x monokromatik ini jauh lebih besar dari pada intensitas sinar-x
bremstrahlung.
Menurut pendekatan Bragg, kristal dapat dipandang terdiri atas bidang-bidang datar
(kisi kristal). Jika sinar-X ditembakkan pada tumpukan bidang datar tersebut, maka
beberapa akan didifraksikan oleh bidang tersebut dengan sudut difraksi yang sama dengan
sudut datangnya, sedangkan sisanya akan diteruskan menembus bidang.
Difraksi sinar-X berdasarkan hukum Bragg
dimana adalah panjang gelombang sinar-X yang digunakan, d adalah jarak antara dua
bidang kisi, adalah sudut antara sinar datang dengan bidang normal, dan n adalah bilangan
bulat yang disebut sebagai orde difraksi. Persamaan Bragg tersebut digunakan untuk
menentukan parameter sel kristal. Sedangkan untuk menentukan struktur kristal dengan
menggunakan metode komputasi kristalografik, data intensitas digunakan untuk
menentukan posisi-posisi atomnya.
Skema dasar dari X-Ray Diffractometer terdiri dari sebuah sumber radiasi
monokromatik dan detektor sinar-X yang diletakkan pada keliling lingkaran. Detektor
terletak bersebelahan dengan tabung sinar-X dan dapat digerakkan dengan arah dari nilai
0-90o. Detektor sinar-X dapat bergerak sepanjang keliling lingkaran yang memiliki tanda
sebagai ukuran besar sudut. Pusat lingkarannya berupa tempat spesimen (chamber).
Sebuah celah pemencar (divergent slits) ditempatkan di antara sumber sinar-X dengan
spesimen, dan sebuah celah pengumpul (receiving slits) ditempatkan spesimen dan
detektor. Celah pengumpul ini dapat membatasi radiasi yang terhambur (bukan yang
terdifraksi), mengurangi derau latar (background noise) dan membuat arah radiasi menjadi
sejajar. Detektor dan tempat spesimen secara mekanis dibuat berpasangan dengan
goniometer. Goniometer merupakan alat untuk mengukur sudut atau membuat suatu obyek
(dalam hal ini adalah detektor) berotasi dalam posisi sudut yang tepat. Dalam set X-Ray
Diffractometer, rotasi detektor melalui sudut sebesar 2 terjadi bersamaan dengan rotasi
spesimen sebesar , dengan perbandingan tetap 2:1.
Sinar-X dihasilkan di suatu tabung sinar katode dengan pemanasan kawat pijar
untuk menghasilkan elektron-elektron, kemudian elektron-elektron tersebut dipercepat
terhadap suatu target dengan memberikan suatu voltase, dan menembak target dengan
elektron. Ketika elektron-elektron mempunyai energi yang cukup untuk mengeluarkan
elektron-elektron dalam target, karakteristik spektrum sinar-X dihasilkan. Alat untuk
menghasilkan sinar-X harus terdiri dari beberapa komponen utama, yaitu :
a. Sumber elektron (katoda)
b. Tegangan tinggi untuk mempercepat elektron
c. Logam target (anoda)
Ketiga komponen tersebut merupakan komponen utama suatu tabung sinar-X. Skema
tabung sinar-X dapat dilihat pada Gambar 8.
Detektor akan merekam dan memproses isyarat penyinaran ini dan mengkonversi
isyarat itu menjadi suatu arus yang akan dikeluarkan pada printer atau layar komputer.
Sinar-sinar diubah menjadi hasil dalam bentuk gelombang-gelombang. Intensitas sinar-X
dari scan sampel diplotkan dengan sudut 2. Tiap puncak yang muncul pada pola
difraktogram mewakili satu bidang kristal yang memiliki orientasi tertentu dalam sumbu
tiga dimensi. Puncak-puncak yang didapatkan dari data pengukuran ini kemudian
dicocokkan dengan standar difraksi sinar-X untuk semua jenis material (Nelson, 2010).
Contoh data yang dihasilkan oleh X-Ray Diffractometer dapat dilihat pada Gambar berikut
Data yang dihasilkan oleh X-Ray Diffractometer (Nelson, 2010).