Anda di halaman 1dari 10

GEOKIMIA MINERAL TEMBAGA

NAMA : DIAN IBRAHIM


NIM : 410016013

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKAR


Daftar isi

Cover ...............................................................................................................................

Daftar isi ............................................................................................................................

Kata pengantar ..................................................................................................................

Bab I Pendahuluan

1.1 Latar belakang ........................................................................................................

1.2 Tujuan ...................................................................................................................

1.3 Manfaat dan kegunaan ................................................................................................

1.4 Lokasi penelitian .........................................................................................................

1.5 Metode Penelitian .......................................................................................................

Bab II

2.1 Dasar teori .............................................................................................

Bab III

3.1 Pembahasan .........................................................................................................

Bab IV

4.1 Kesimpulan ..........................................................................................................

4.2 Daftar pustaka ......................................................................................................

4.3 Lampiran .............................................................................................................


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Geokimia merupakan salah satu disiplin ilmu yang ada saat ini.Geokimia berasal dari dua
buah disiplin ilmu yaitu ilmu geologi dan kimia.Hal ini bukan merupakan penggabungan
ilmu,namun merupakan disiplin ilmu yang hanya membantu menjelaskan fenomena
fenomena geologi yang terjadi dan ditinjau dari sisi kimianya.Sebelum masuk lebih dalam
mempelajari Geokimia kita harus memahami ilmu geologi terlebih dahulu.Hal ini
dimaksudkan untuk memudahkan dalam memahami ilmu geokimia.Ilmu Geologi sendiri
terdiri dari banyak cabang,diantaranya:mineralogi, petrologi, sedimentologi, geomorfologi,
paleontologi, geologi struktur stratigrafi dan lain lain. Geokimia adalah ilmu yang Geokimia
adalah ilmu yang mempelajari kandungan unsur dan isotop dalam lapisan bumi,
terutama yang berhubungan dengan kelimpahan (abundant), penyebaran serta hukum-
hukum yang mengontrolnya. Dari dasar ini berkembang beberapa cabang ilmu geokimia di
antaranya yaitu geokimia panasbumi, geokimia mineral, geokimia petroleum dan geokimia
lingkungan. Dalam makalah ini akan membahas mengenai bagaimana pola dispersi geokimia
terjadi, dimana setiap unsur-unsur berpindah menuju lokasi dan lingkungan geokimia
yang baru

1.2 Maksud dan Tujuan

Maksud dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi standar kelulusan dalam
matakuiah geokimia yang membahas tentang pola dispersi geokimia, dengan tujuan
untuk mengetahui bagaimana proses pemindahan dari mineral yang di akibatkan pola dispersi
serta jenis-jenis pola dispersinya.

1.3 Manfaat Dan Kegunaan

Manfaat Penggunaan Tembaga Sebagai bahan untuk kabel listrik dan kumparan dinamo.
Paduan logam. Paduan tembaga 70% dengan seng 30% disebut kuningan, sedangkan paduan
tembaga 80% dengan timah putih 20% disebut perunggu. Perunggu yang mengandung
sejumlah fosfor digunakan dalam industri arloji dan galvanometer. Kuningan memiliki warna
seperti emas sehingga banyak digunakan sebagai perhiasan atau ornamen-ornamen.
Sedangkan perunggu banyak dijadikan sebagai perhiasan dan digunakan pula pada seni
patung. Kuningan dan perunggu berturut-turut seperti yang tertera pada gambar.
Mata uang dan perkakas-perkakas yang terbuat dari emas dan perak selalu mengndung
tembaga untuk menambah kekuatan dan kekerasannya. Gambar mata uang yang terbuat dari
emas.
Sebagai bahan penahan untuk bangunan dan beberapa bagian dari kapal.
Serbuk tembaga digunakan sebagai katalisator untuk mengoksidasi metanol menjadi metanal.

1.4 Lokasi

DAERAH PULAU SUMATERA DAN PULAU JAWA


KALI BOKI DESA KUBUNGKECAMATAN BACAN SELATAN KABUPATEN
HALMAHERASELATANPROVINSI MALUKU UTARA

1.5 Metode

Metoda assesment yang dipakai mengacu pada metoda yang telah diterapkan untuk penilaian
endapan Cu-Au tipe porhyry di Kalimantan dan Sulawesi ( B.T. Setiabudi, dkk., 2004). Tahap
Kegiatan

Penilaian Sumber Daya Tembaga-Emas Tipe Porfiri daerah Sumatera dan Jawa
mencakup beberapa tahapan kegiatan kerja yang telah direncanakan sebagai berikut:

1. Menginventarisasi sumber daya tembaga-emas yang telah diketahui pada saat ini dengan
memakai standard internasional (USGS) untuk seluruh wilayah Sumatera dan Jawa.
2. Kompilasi data secara rinci berbasis GIS (tabel data, peta lokasi) untuk endapan yang
memiliki cadangan yang signifikan dan secara umum untuk endapan yang berstatus
occurrence di seluruh wilayah Sumatera dan Jawa.
3. Uji petik atau inventarisasi data primer di lapangan untuk daerah yang berdasarkan data
sekunder yang ada masih memerlukan verifikasi dengan cara pengambilan data primer
tambahan (pengambilan conto) di lapangan.
4. Penilaian (assessment) secara kuantitatif untuk sumber daya Cu-Au tipe Porfirii yang masih
berstatus belum ditemukan (undiscovered) di Daerah Pulau Sumatera dan Jawa.
BAB II

DASAR TEORI

A. Tembaga adalah unsur kimia dengan nomor atom 29 dan nomor massa 63,54, merupakan
unsur logam, dengan warna kemerahan. Unsur ini mempunyai titik lebur 1.803 Celcius dan titik
didih 2.595 C. dikenal sejak zaman prasejarah. Tembaga sangat langka dan jarang sekali
diperoleh dalam bentuk murni. Mudah didapat dari berbagai senyawa dan mineral. Penggunaan
tembaga yaitu dalam bentuk logam merupakan paduan penting dalam bentuk kuningan,
perunggu serta campuran emas dan perak. Banyak digunakan dalam pembuatan pelat, alat-
alat listrik, pipa, kawat, pematrian, uang logam, alat-alat dapur, dan industry. Senyawa tembaga
juga digunakan dalam kimia analitik dan penjernihan air, sebagai unsur dalam insektida, cat,
obat-obatan dan pigmen. Kegunaan biologis untuk runutan dalam organism hidup dan
merupakan unsur penting dalam darah binatang berkulit keras.

B. Sifat-sifat Tembaga Produksi tembaga sebagian besar dipergunakan dalam industri


kelistrikan, karena tembaga mempunyai daya hantar listrik yang tinggi. Kotoran yang terdapat
dalam tembaga akan memperkecil/mengurangi daya hantar listriknya. Selain mempunyai daya
hantar listrik yang tinggi, daya hantar panasnya juga tinggi; dan tahan karat. Oleh karena itu
tembaga juga dipakai untuk kelengkapan bahan radiator, ketel, dan alat kelengkapan
pemanasan.Tembaga mempunyai sifat dapat dirol, ditarik, ditekan, ditekan tarik dan dapat
ditempa (meleable).
BAB III

PEMBAHASAN

Pada sistem alterasi hidrotermal singkapan daerah Kali Boki ini, cukup sederhana yang
didominasi oleh alterasi Propilitik terubah lemah (minor) sampai terubah sedang
(moderate).Perkembangan zona alterasi ini umumnya cenderung menempati zona paling luar
atau menyelimuti semua jenis alterasi pada sistem hidrotermal.
Alterasi propilitik terlihat cukup dengan kategori sedang (moderate) terlihat pada
singkapan batuan basalt porfiri intrusi NI.1, NI.2, NI.3 dan NI.4 karena jumlah mineral epidot
mencapai 10-20% dari keseluruhan volume batuan. Pola ubahan termasuk dalam selectively
pervasive karena hanya mineral - mineral tertentu saja yang terubah.
Alterasi propilitik dikarenakan perubahan komposisi dan temperatur fluida hidrotermal
yang awalnya bersifat asam kemudian berubah mendekati pH netral akibat dari kontaminasi air
meteorik. Proses kloritisasi ini didominasi oleh mineral klorit-epidot. Hadirnya himpunan mineral
klorit pada alterasipropilitik ini karena terubahnya mineral-mineral piroksen dan plagioklas
akibat dari interaksi fluida hidrotermal dengan wall rock.
Zona alterasi propilitik berkembang pada bagian luar dari zona alterasi yang dicirikan
oleh kumpulan mineral epidot, klorit dan juga karbonat. Alterasi ini dipengaruhi oleh
penambahan unsur H+ dan CO2. Mineral logam pyrite mendominasi zona ini dimana
keterdapatannya dijumpai mengganti fenokris piroksin maupun hornblende, sedangkan
kalkopirit jarang dijumpai.
Tipe mineralisasi bijih di daerah penelitian adalah mineralisasi tembaga porfiri.
Mineralisasi bijh berasosiasi dengan sejumlah intrusi porfiri yang menerobos batuan
sampingnya. Pada singkapan ini basalt porfiri mengintrusi batuan granit porfiri. Mineral bijih
pada umumnya tersebar meratadalam batuan. Mineral-mineral bijih yang utama adalah mineral
pembawa tembaga, seperti azurite yang berasosiasi dengan pyrit dan mineral oksida besi
seperti magnetit, mineral antimony stibnite dan mineral mercury yakni cinnabar (HgS).
Larutan hidrotermal yang melewati batuan, ketika berinteraksi atau kontak dengan
batuan maka larutan hidrotermal akan membawa ion-ion atau kation-kation yang diambil dari
batuan tersebut, di dalam perjalanannya ion-ion dan kation-kation tersebut dapat berikatan
membentuk senyawa, lalu dalam proses pendingingan, larutan tersebut menjadi jenuh dan
terjadi presipitasi mineral-mineral baru (Guilbertet al, 1986).
Salah satu cara untuk memahami karakteristik geokimia batuan yang teralterasi adalah
dengan menganalisis unsur-unsur yang mengalami penambahan (gains) dan pengurangan
(losses) selama proses alterasi-mineralisasi dengan menggunakan metode isocon
(Grant,1986). Metode Salah satu cara untuk memahami karakteristik geokimia batuan yang
teralterasi adalah dengan menganalisis unsur-unsur yang mengalami penambahan (gains) dan
pengurangan (losses) selama proses alterasi-mineralisasi dengan menggunakan metode
isocon (Grant, 1986). Metode isocon juga digunakan untuk menghitung kesetimbangan massa
dan volume akibat proses tersebut.
Satu atau lebih komponen dalam batuan dapat bersifat tidak mobil (immobile) selama
proses alterasi (Grant, 1986;Idrus, 2006). Unsur dan oksida yang umumnya bersifat tidak mobil
selama proses alterasihidrotermal berlangsung yakni Al2O3, TiO2, P2O5, Y, Nb, dan Hf.
Penambahan dan pengurangan komponen-komponen lainnya kemudian dapat dihitung
berdasar pada asumsi bahwa perubahan volume itu merupakan faktor yang berlaku juga untuk
semua komponen dalam batuan tersebut (Grant, 1986). Pada perhitungan perubahan massa
dan volume ini, digunakan software program windows GEOISO J.Coelho 2005. Unsur Al2O3,
TiO2 dan Y sebagai unsur immobile yang menghubungkan garis isoconselama proses
hidrotermal berlangsung. Oksida atau unsur yang berada diatas garis isoconmengalami
penambahan konsentrasi, sementara oksida atau unsur yang berada di bawah garis
isoconmengalami pengurangan konsentrasi.Harga berat jenis sampel batuan (g/cm3) tersebut
diperoleh lewat analisis densitas berdasarkan prinsip Archimedes.
Perubahan massa batuan kemungkinan disebabkan bertambahnya mineral lempung
pada batuan akibat penguraian (destruction) feldspar dan mineral mafik (Idrus, dkk
2007).Terjadi pengayaan K2O (potassium) pada semua sampel batuan yang kemungkinan
berkaitan erat dengan proses pembentukan serisit dalam batuan , sementara pengayaan MgO
kemungkinan berkaitan dengan bertambahnya intensitas pembentukan klorit dari
mineralmineral mafikdalam batuan (Idruset al, 2008). Kemungkinan pyrit merupakan mineral
sulfida yang pembentukannya paling dominan
pada alterasi ini karena terlihat mineral pyrite yang cukup melimpah.
Penambahan CaO hampir disemua sampel kemungkinan disebabkan proses
pembentukan mineral-mineral kalsit pada batuan. Alterasipropilitik dicirikan oleh hadirnya
mineral-mineral pencirinya, salah satunya adalah kalsit (CaCO3)(Creasey,1966 dalam
Hartosuwarno, 2011).
SiO2 mengalami pengurangan pada beberapa sampel dan mengalami penambahan
pada sampel lain, kemungkinan berkaitan dengan pengurangan dan pembentukan intensitas
pembentukan urat-urat kuarsa. Pada sampel NW.2 terjadi penambahan SiO2 84,30% dan
NW.4 128,46% terbukti dengan analisa petrografi pada sampel tersebut adanya urat kuarsa.
BAB IV

KESIMPULAN

Zona alterasi hidrotermal yang berkembang di daerah penelitian adalah alterasi propilitik
(epidot-serisit-kalsit).Mineral-mineral bijih yang utama adalah mineral pembawa tembaga,
seperti azurite yang berasosiasi dengan pyrit dan mineral oksida besi seperti magnetit, mineral
antimony stibnite dan mineral mercury yakni cinnabar (HgS).Pada zona alterasipropilitik di
daerah penelitian mengakibatkan pengurangan massa dan volume hampir di semua sampel
batuan. Perubahan massa batuan kemungkinan disebabkan bertambahnya mineral lempung
pada batuan akibat penguraian (destruction) feldspar dan mineral mafik.Tipe mineralisasi di
daerah penelitian adalah mineralisasi dengan tipe tersebar (dissaminated). Tipe ini terbentuk
akibat intrusi batuan basalt porfiri yang menerobos batuan granit porfiri. Kadar Cu-Au pada
singkapan Kali Boki cukup signifikan untuk dilakukan penelitian lebih lanjut.Untuk lebih rinci
dapat ditambahkan analisa lain, misalnya analisa inklusi fluida.
DAFTAR PUSTAKA

Browne, P.R.L (1978): Hydrothermal alteration in active geothermal fields. Annual Review
Earth and Planetary Sciences 6, 229250

Corbett G and Leach T (1997), Southwest Pacific Rim Gold-Copper System: Structure,
Alteration, and Mineralization, Manual Kursus Singkat Eksplorasi di Baguio,
Philippines

Gresens, R. L (1967), Composition-volume relationships of metasomatism: Chemical


Geology, v. 2, p. 4765
.
Grant, J. A. (1986) The Isocon diagram A simple solution to Gresens equation for
metasomatic alteration Econ. Geol 81 19761982.

Guilbert, G.M, Park, C.F (1986).The Geology of Ore Deposits, W.H. Freeman and Company,
New York.

HartosuwarnoSutarto (2011), Endapan Mineral, Panduan Kuliah dan Praktikum


Laboratorium Petrologi dan Bahan Galian Teknik Geologi Fakultas Teknologi
Mineral Universitas Pembangunan Nasional Veteran YOGYAKARTA

Hedenquist, J.W and White N.C (1997), Epithermal Gold Deposits: Styles, Characteristics
and Exploration. Kursus Singkat, The University of Western Australia.

Idrus, A, Pramutadi, E.B (2008), Mineralisasi bijih dan geokimia batuan samping
vulkaniklastikandesitik yang berasosiasi dengan endapan tembaga-emas porfiri
Elang, Pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, Seminar Nasional Aplikasi Sains
dan Teknologi 2008 IST AKPRIND Yogyakarta

Simmons, F.S, White, N.C, John, D.A (2005), Geological Characteristics of Epithermal
Precious and Base Metal Deposits, Economic Geology 100th Anniversary volume
pp.485-522.

Suhandi, RidwanArief, Suharsono Kamal (2011), Penelitian Potensi Bahan Galian


Pertambangan sekala kecil di daerah Bacan Kabupaten Halmahera Selatan
Provinsi Maluku Utara, Kelompok Program Penelitian Konservasi, Pusat Survey
dan Geologi Bandung.

Anda mungkin juga menyukai