id/
P Presstools
P an PRESS TOOL Pengertian Press Tool Press
Tool adalah peralatan yang mempunyai
p an prinsip kerja penekanan dengan melakukan
i ma pemotongan pemb...
d Alat Potong
K BAB III MENGOPERASIKAN PERKAKAS
BOR DUDUK Perkakas bor duduk
P an merupakan salah satu perkakas terpenting
y dalam perbengkelan yang berfung...
A
S tu
pro ini
Followers
me
Ke Pengikut (4)
Da
Ko
Ha Ikuti
Kerugian simple tool:
Hanya mampu melakukan proses-proses pengerjaan untuk produk yang sederhana
sehingga untuk jenis pengerjaan yang rumit tidak dapat dilakukan oleh jenis press tool ini.
Proses pengerjaan yang dapat dilakukan hanya satu jenis saja.
Gambar 2.1 Simple Tool
B. Compound Tool
Pada press tool jenis ini, dalam satu penekanan pada satu station terdapat lebih dari satu
pengerjaan, dimana proses pengerjaannya dilakukan secara serentak. Pemakaian jenis
compound tool ini juga mempunyai keuntungan dan kerugian.
Keuntungan compound tool
Dapat melakukan beberapa proses pengerjaan dalam waktu yang bersamaan pada
station yang sama.
Kerataan dan kepresisian dapat dicapai.
Hasil produksi yang dicapai mempunyai ukuran yang lebih teliti.
Kerugian compound tool:
Konstruksi dies menjadi lebih rumit.
Terlalu sulit untuk mengerjakan material yang tebal.
Dengan beberapa proses pengerjaan dalam satu station menyebabkan perkakas cepat
rusak.
Gambar 2.2 Compound Tool
C. Progressive Tool
Progressive Tool merupakan peralatan tekan yang menggabungkan sejumlah operasi
pemotongan atau pembentukkan lembaran logam pada dua atau lebih station kerja,
selama setiap langkah kerja membentuk suatu produk jadi.
Keuntungan progressive tool :
Dapat diperoleh waktu pengerjaan produksi yang relatif singkat dibandingkan simple tool.
Pergerakkan menjadi lebih efektif.
Dapat melakukan pemotongan bentuk yang rumit pada langkah yang berbeda.
1 of 12 9/11/2017, 10:33 AM
JIG AND FIXTURE http://fatahulmesin.blogspot.co.id/
2 of 12 9/11/2017, 10:33 AM
JIG AND FIXTURE http://fatahulmesin.blogspot.co.id/
3 of 12 9/11/2017, 10:33 AM
JIG AND FIXTURE http://fatahulmesin.blogspot.co.id/
4 of 12 9/11/2017, 10:33 AM
JIG AND FIXTURE http://fatahulmesin.blogspot.co.id/
5 of 12 9/11/2017, 10:33 AM
JIG AND FIXTURE http://fatahulmesin.blogspot.co.id/
M6 25 70 15 25
M8 40 90 22 32
M10 60 115 27 38
M12 80 150 > 38
l. Pin Penepat
Pin penepat berfungsi untuk menepatkan dies pada pelat bawah dan pelat pemegang
punch(Punch holder) ke pelat atas, sehingga posisi dies kepelat bawah dan posisi
pelat pemegang punch kepelat atas dapat tearah dan kokoh.
Gambar 2.28 Pin Penepat
Tabel 2.2 Standar Pin Penepat
Tebal Dies Minimum Baut Minimum Pena
19 M8 6
24 M8 8
29 M10 10
34 M10 10
41 M12 12
48 M16 16
m. Sarung Pengarah (Bush)
Sarung pengarah berfungsi untuk mengarahkan tiang pengarah dan mencegah cacat
pada pelat atas. Pada perencanaan alat bantu produksi ini untuk sarung pengarah
dipilih bahan kuningan.
Gambar 2.29 Sarung Pengarah
Rumus Gaya-gaya perencanaan
Dalam perencanaan ini dibutuhkan dasar-dasar perhitungan yang menggunakan teori dan
rumus-rumus tertentu. Adapun teori dan rumus-rumus tersebut antara lain :
Untuk mecari gaya-gaya perencanaan terlebih dahulu mengetahui gaya-gaya yang bekerja
pada suatu rancang bangun benda.
Adapun gaya-gaya yang terjadi:
a. Gaya Pierching
Untuk menentukan gaya pierching dapat digunakan rumus seperti dibawah ini :
Fp = 0,8 U t s t (N)
Dimana :
U = panjang sisi potong (mm)
S = tebal material proses (mm)
0,8 merupakan konversi dari tegangan tarik ke tegangan geser untuk bahan yang
mempunyai tegangan tarik kurang dari 900 N/mm2 .
b. Gaya Notching
Gaya notching ini dapat dicari dengan menggunakan rumus:
Ft = 0,8 U t s t (N)
c. Gaya Blanking
Untuk menentukan gaya blanking ini dapat diketahui dengan menggunakan rumus :
Ft = 0,8 U t s t (N)
d. Gaya Forming (Deep Drawing)
Gaya pembentukan yang terjadi dapat dicari dengan menggunakan rumus :
F = p d t Rm ( - K)
Dimana :
F = Gaya pembentukan (N/mm2)
d = Diameter pembentukan benda kerja (mm)
Rm = Tegangan Tarik (N/mm2)
D = Diameter bentangan benda kerja sebelum dibentuk (mm)
S = Tebal Pelat (mm)
K = Konstanta (0,6 0,7)
e. Gaya pegas Stripper
Pada perencanaan ini posisi stripper terletak pada unit bawah dan tebal spesimen
yang akan dibentuk adalah 1,2 mm, maka langkah untuk menentukan gaya pegas
stripper adalah sebagai berikut:
Fps = 520% x F Total
Dimana:
Fps = Gaya pegas stipper (N)
6 of 12 9/11/2017, 10:33 AM
JIG AND FIXTURE http://fatahulmesin.blogspot.co.id/
V=
Dimana:
V = Volume pena pelontar (mm3)
D = Diameter pena pelontar (mm)
T = Tinggi pena pelontar (mm)
Kemudian dicari jumlah massa totalnya dengan rumus :
M = Vt .
Dimana :
3
= massa jenis bahan (kg/m )
Baru didapat gaya pegas pelontar, yaitu :
F=m.g
Dimana :
F = Gaya pegas (N)
m = Massa bahan (kg)
g = Gravitasi bumi (9,81 m/s2)
g. Rumus mencari panjang Punch maksimum
Dalam mencari panjang Punch maksimum dipakai punch yang memiliki diameter
terkecil/yang paling kritis.
Dimana:
Lmaks = Panjang Punch maksimum (mm)
E = Modulus Elastisitas (N/mm2)
I = Momen Inersia bahan (mm4)
Rm = Tegangan tarik bahan (N/mm2)
S = Tebal material (mm)
r = Jari-jari Punch terkecil (mm)
Fb = gaya maksimum (N)
h. Rumus mencari tebal Die
Rumus Empiris mencari tebal pelat untuk mencari tebal Die berdasarkan gaya total
yang di butuhkan untuk perencanaan press tool adalah :
Dimana :
H = Tebal Die (mm)
g = Gravitasi bumi (9,81 m/det2)
F = Gaya total (N)
i. Menghitung Clearance Punch dan Die
Setiap operasi pemotongan yang dilakukan Punch dan Die selalu ada nilai
kelonggaran yang diambil.
Untuk tebal pelat (s) 3 mm
Us = C.S.
Dimana :
Us = Kelonggaran tiap sisi (mm)
Dp = Diameter Punch (mm)
Dd = Diameter lubang Die (mm)
C = Faktor kerja (0,005 0,025)
S = Tebal pelat (mm)
t = Tegangan geser bahan (N/mm2)
j. Perhitungan Gaya Buckling
Batang punch yang ramping cendrunguntuk melengkung dan akibatnya akan timbul
momen. Gejala seperti ini disebut buckling. Besar gaya bucklimg menurut rumus euler
7 of 12 9/11/2017, 10:33 AM
JIG AND FIXTURE http://fatahulmesin.blogspot.co.id/
sebagai berikut :
Fb = E I min ( Budiarto. 2001,hal 81 )
S
Dimana :
Fb = Gaya Buckling ( N )
E = Modulus Elastisitas ( N/mm )
Imn = Momen Inersia ( mm )
S = Panjang Punch ( mm )
Gaya bucklimg dapat juga dicari berdasarkan kerampingannya, yaitu :
0 Digunakan untuk rumus euler
< o Digunakan untuk rumus tetmejer
= S/i
i=
Dimana :
S = Panjang Batang (mm )
A = Luas penampang ( mm )
i = jari- jari girasi
= kerampingan
I = Momen Inersia
Apabila menggunakan rumus tetmejer maka rumusnya adalah sebagai berikut:
Tabel 2.2 Harga Elastisitas pada Rumus Tetmejer
Bahan E( N /mm) 0 Rumus tetmejer
ST 37 210.000 105 B = 310 1,14
ST 50 dan ST 60 210.000 89 B = 335 0,6
Besi tuang 100.000 80 B = 776 - 12 + 0,053
k. Rumus titik berat gaya
Dimana :
X = Titik berat terhadap sumbu x
Y = Titik berat terhadap sumbu y
xi = Titik berat ke-i terhadap sumbu x
yi = Titik berat ke-i terhadap sumbu y
F = Gaya proses pada satu bidang (N)
l. Perhitungan pelat atas
Pada pelat atas akan terjadi tegangan bengkok yang diakibatkan gaya-gaya reaksi
dari Punch. Besarnya tegangan yang terjadi adalah:
h=
=
Dimana:
h = Tebal pelat (mm)
M B maks = Momen bengkok maksimum
b = Panjang pelat atas yang direncanakan (mm)
8 of 12 9/11/2017, 10:33 AM
JIG AND FIXTURE http://fatahulmesin.blogspot.co.id/
Dimana:
H = Kedalaman kelonggaran (mm)
S = Tebal pelat (mm)
o. Perhitungan Diameter pillar
Pada perencanaan ini diameter pillar dihitung agar tidak terjadi bengkok, karena pelat
atas dan pelat bawah kemungkinan presisi sehingga akan terjadi kelengkungan
sewaktu pengerjaan berlansung, diameter pillar dapat dihitung dengan mengunakan
rumus yaitu :
9 of 12 9/11/2017, 10:33 AM
JIG AND FIXTURE http://fatahulmesin.blogspot.co.id/
10 of 12 9/11/2017, 10:33 AM
JIG AND FIXTURE http://fatahulmesin.blogspot.co.id/
11 of 12 9/11/2017, 10:33 AM
JIG AND FIXTURE http://fatahulmesin.blogspot.co.id/
12 of 12 9/11/2017, 10:33 AM