Anda di halaman 1dari 6

SOAL DAN PEMBAHASAN TRY OUT 3 INTERNA WARRIOR

1. Penentuan tekanan darah diastolic:


A. Suara Korotkof I
B. Suara korotkoff II
C. Suara korotkof III
D. Suara korokofIV
E. Suara korotkof V
Tekanan sistolik ialah tekanan pada saat terdengar suara Korotkoff I sedangkan tekanan
diastolik pada saat Korotkoff V menghilang. Bila suara tetap terdengar, diapaki patikan
Korotkoff IV (muffling sound) (Buku Ilmu Penyakit Jantung FKUA).

2. Gangguan irama/aritmia dapat dikenali dari pemeriksaan:


A. Tekana darah
B. Nadi
C. Apex jantung
D. Bising jantung
E. Hemodinamik
Pemeriksaan nadi dan detak jantung obyektif untuk menentukan ada tidaknya aritmia tetapi
untuk menentukan jenis aritmia sulit dipastikan, selain itu nadi dan detak jantung normal
tidak menjamin bahwa aritmia tidak ada. Sedangkan Elektrokardiografi obyektif untuk
diagnosis pasti karena dapat menentukan ada tidaknya aritmia maupun jenis aritmia.

3. Diagnosis pasti Ca colon:


A. Feses lengkap
B. Kultur feses
C. Biopsi usus
D. CT scan abdomen
E. Tumor marker CEA
Karsinoma kolorektal merupakan proses keganasan dari mukosa kolon-rektim. Keluhan:
perubahan pola buang air besar, berak darah segar, dispepsia, anemia, penurunan berat badan,
anorexia, malaise, nyeri perut. Pemeriksaan sederhana dengan colok dubur. Pemeriksaan
radiologi kolon dengan kontras barium didapatkan filling defect ireguler atau berbentuk apple
core, pemeriksaan lanjutan rektosigmoidoskopi atau kolonoskopi dan biopsi untuk
memastikan diagnosis. Untuk melihat metastase, dapat dilakukan foto thorax, USG abdomen

www.dokterbelajar.id
SOAL DAN PEMBAHASAN TRY OUT 3 INTERNA WARRIOR

atau CT scan. Peningkatan alkali fosfatase mencurigakan adanya metastase ke hepar. Kadar
CEA dalam darah mungkin meningkat, pemeriksaan ini tidak spesifik dan tidak sensitif
namun dapat mempengaruhi hasil pengobatan.

4. Perempuan, 25 tahun datang ke poliklinik dalam keadaan seluruh muka gatal disertai
timbul papula-papula eritematus dan beberapa vesikel. Dari anamnesis didapatkan pemakaian
krim kosmetik yang tidak jelas merknya pada muka sejak 1 minggu yang lalu. Reaksi alergi
yang mendasari kelainan ini melibatkan peranan
A. Limfosit B
B. Limfosit T
C. Immunoglobulin E
D. Immunoglobulin G
E. Kompleks antigen antibody

5. Wanita 17 tahun datang dengan keluhan mimisan, pada pemeriksaan fisik didapatkan
keadaan umum yang baik dan terdapat ptechiae echinosis di kedua tungkainya. Pada
pemeriksaan lab didapatkan Hb 12, leukosit 8900, trombosit 40.000, diagnosis paling
mendekati pada penderita tersebut adalah
A. Leukimia akut
B. Anemia aplastic
C. ITP
D. Demam berdarah
E. Leukemia kronik

www.dokterbelajar.id
SOAL DAN PEMBAHASAN TRY OUT 3 INTERNA WARRIOR

ITP adalah penyakit purpura trombositopenik yang disebabkan proses imunologik, ditandai
dengan trombopeni akibat destruksi trombosit yang meningkat. Diagnosis ITP ditegakkan
dengan menyingkirkan faktor-faktor sekunder yang dapat menimbulkan trombopeni misalnya
SLE, obat-obatan, trombopeni post transfusi, leukemia. Kriteria diagnosis: perdarahan atau
purpura lebih dari satu lokasi; tidak ada pembersaran limpa; trombopeni di bawah
150.000/cmm; pemeriksaan aspirasi sumsum tulang jumlah megakariosit normal atau
meningkat, eritropoisisserta lekopoisis normal; mungkin ditemukan antiplatelet antibodi
positif; tidak ada penyakit lain yang menyebabkan trombopeni.

6. Seorang laki-laki 34 tahun datang dengan keluhan perut sebelah kiri atas merongkol.
Pasien pergi ke dokter dan disarankan untuk memeriksakan lab darah lengkap. Pasien merasa
keluhannya tidak terlalu berat dan tidak periksa lab. Enam bulan kemudian pasien datang lagi
dan perut sebelah kiri atas semakin menonjol, pasien juga tampak pucat dan lemah. Selain itu
pasien merasa pandangannya kabur. Diagnosis kelainan hematologis paling mungkin untuk
pasien tersebut adalah:
A. Multiple myeloma
B. Chronic leukemia
C. Thalassemia
D. Anemia aplastic
E. Leukemia akut
Pada leukemia granulositik kronis, sebagian besar tidak memberikan gejala klinis. Bila
didapatkan gejala klinis umumnya tidak khas seperti demam, keringat malam, nyeri tulang,
rasa lelah, anorexia, penurunan berat badan. Kadang disertai sakit kepala, gangguan
penglihatan, vertigo, priapismus akibat lekostasis. Walaupun jarang, dapat dijumpai tanda-
tanda perdarahan seperti petekiae, ekimosis, gangguan penglihatan akibat perdarahan retina,
dan hematuria. Pada pemeriksaan fisik yang paling sering adalah splenomegali (50%) dan
hepatomegali.

7. Pria 50 tahun datang dengan keluhan kepala pusing dan kedua telapak tangan merasa tebal
dan kesemutan. Keluhan ini dirasakan sejak 4 bulan sebelumnya. Selain itu juga dirasakan
ditelinga sering berdengung, muka terasa tebal dan berat. Tidak ada perdarahan atau benjolan
di tubuhnya. Pada pemeriksaan fisik didapatkan pletore (muka merah). Hati teraba 2 cm
bawah iga kanan, limpa teraba S2. Pada pemeriksaan lab Hb 23, leukosit 12000, trombosit
450.000, PCV 64%, Hapusan darah tepi tampak polikromasi, didapatkan roulox +, lekosit

www.dokterbelajar.id
SOAL DAN PEMBAHASAN TRY OUT 3 INTERNA WARRIOR

jumlah normal tak ada sel muda, trombosit kesan normal. Diagnosis pada penderita ini
adalah:
A. Leukemia kronis gramulositik
B. Leukemia akut
C. Polisitemia vera
D. Trombositosis esensial
E. Mielofibrosis
Polisitemia mengandung arti banyak sel darah, tetapi biasanya istilah ini dikaitkan dengan
peningkatan produksi eritrosit. Bila penyebab peningkatan produksi ini diketahui maka
disebut polisitemia sekunder atau reaktif, sedangkan bila penyebabnya tidak diketahui disebut
polisitemia vera. Polisitemia vera tergolong penyakit mieloproliferatif dengan ciri proliferasi
sel pendahulu eritroid secara tidak terkendali. Penyakit ini menunjukkan perjalanan kronis
progresif. Gejala yang tidak khas: a) Akibat gangguan oksigenasi ringan (sakit kepala,
vertigo, tinitus, gangguan penglihatan dan angina pektoris); b) Terjadi trombosis vena atau
arteritromboemboli; c) Perdarahan berupa ptekhie, ekimosis, epistaksis, perdarahan gusi dan
perdarahan saluran cerna; d) Gatal-gatal karena meningkatnya pelepasan granulosit histamin.
Selain itu dapat ditemukan neuropati perifer akibat degenerasi axon syaraf. Pemeriksaan fisik
didapatkan splenomegali, hepatomegali, hipertensi, facial plethora (muka merah abu-abu).
Pemeriksaan laboratorium: red cell mass meningkat, Hct meningkat, Hb meningkat,
morfologi seldarah merah pada mulanya normal, bila terjadi metaplasia mieloid ditandai
anisositosis, poikilositosis, meningkatnya sel eritrosit berinti. Leukositosis >12.000 /mm3,
trombositosis >400.000/mm3, kelainan agregasi trombosit dengan ADP, epinefrin dan
kolagen. Sumsum tulang hiperselulitas dan hiperplasia eritroid, granulositik, dan
megakariositik. LAP score meningkat pada 70% penderita. Kadar vitamin B12 meningkat,
hiperurisemia dan JAK-2 mutation.

8. Wanita 53 tahun dengan riwayat sakit sirosis hati dengan riwayat hematemesis. Pada
endoskopi didapatkan varises esophagus, maka modalitas terapi untuk varises esophagus ini
adalah:
A. PPI
B. Antasida
C. Propranolol
D. H2 bloker
E. Sukralfat

www.dokterbelajar.id
SOAL DAN PEMBAHASAN TRY OUT 3 INTERNA WARRIOR

Penatalaksanaan perdarahan varises:


Propanolol atau nadolol: obat penyekat reseptor beta non selektif, efektif untuk menurunkan
tekanan vena porta dan dapat dipakai untuk mencegah perdarahan pertama maupun
perdarahan ulang.
Octreotide (Sandostatin) dan Somatostatin, juga terbukti dapat menurunkan tekanan vena
porta, diberikan dalam bentuk infus kontinyu.
Terapetik endoskopi baik skleroterapi maupun ligasi endoskopik, keduanya efektif
menimbulkan obliterasi varises.
Transjugular intrahepatic portosystemic shunt (TIPS), prosedur non bedah untuk menurnkan
tekanan dalam vena porta, biasanya dikerjakan dokter radiologi.

9. Wanita 48 tahun pada hasil pemeriksaan skrining untuk asuransi didapatkan peningkatan
ALT dan anti HCV(-). Maka yang dilakukan adalah:
A. Memeriksa anti HCV pada semua keluarga pasien
B. Mengulang test enzyme liver ALT 6 bulan lagi
C. Memulai terapi dengan prednisone
D. Pemeriksaan HCV RNA
E. Memulai terapi IFN dan ribavirin
Pemeriksaan anti HCV adalah pemeriksaan serologi untuk deteksi keberadaan VHC. Hasil
pemeriksaan anti HCV positif menyatakan pasien terinfeksi VHC dan perlu dilanjutkan
dengan pemeriksaan HCV-RNA. Pemeriksaan anti HCV yang negatif palsu dapat dijumpai
pada pasien sebelum masa serokonversi pascapaparan, pasien dengan kondisi
imunodefisiensi. Pada kondisi tersebut dan dengan kecurigaan yang kuat maka seharusnya
dilakukan pemeriksaan HCV RNA. Pemeriksaan HCV RNA adalah pemeriksaan
biomolekuler yang dapat menentukan jumlah muatan virus (=viral load) dan genotipe virus.
Pemeriksaan HCV RNA PCR (viral load) sangat penting untuk diagnostik, penentuan
terapi, pemantauan terapi anti virus, mengevaluasi keberhasilan terapi.

10. Rheumatoid factor ditemukan pada:


A. Arthritis psoriatic
B. Arthritispira
C. Osteoarthritis
D. Arthritis rheumatoid
E. Juvenile rheumatoid arthritis

www.dokterbelajar.id
SOAL DAN PEMBAHASAN TRY OUT 3 INTERNA WARRIOR

Reumatoid artritis merupakan penyakit inflamasi otoimun sistemik, kronik, dan eksaserbatif
pada persendian dengan target jaringan sinovial. Gejala: kaku sendi waktu bangun pagi,
artritis simetris, terutama interfalanks proximal jari tangan. Rhaeumatoud factor merupakan
salah satu peemeriksaan penunjang untuk menegakkan diagnosis RA. Umunya Rf ini positif
pada 60-80% penderita RA.

www.dokterbelajar.id

Anda mungkin juga menyukai