Anda di halaman 1dari 29

KASUS BESAR

SEORANG LAKI-LAKI 67 TAHUN DENGAN ANEMIA MIKROSITIK HIPOKROMIK, HIPEREOSINOFILIA, DAN HIPERTENSI GRADE I
Diajukan untuk melengkapi syarat kepaniteraan Klinik Senior di bagian Ilmu Penyakit Dalam Pembimbing: dr. Santosa, Sp.PD Disusun oleh: Wiyosa Waluyan Rusdi 2201011120144

BAGIAN ILMU PENYAKIT DALAM FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2012

HALAMAN PENGESAHAN
Nama Mahasiswa NIM Bagian Judul kasus : Wiyosa Waluyan Rusdi : 2201011120144 : Ilmu Penyakit Dalam RSDK / FK UNDIP : Seorang Laki-Laki 67 Tahun dengan Anemia Mikrositik Hipokromik, Hipereosinofilia, dan Hipertensi Grade I

Pembimbing

: dr. Santosa, Sp.PD

Semarang, Februari 2012 Pembimbing

dr. Santosa, Sp.PD

LAPORAN KASUS
I. IDENTITAS PENDERITA Nama Jenis kelamin Umur Alamat Agama Pekerjaan Bangsal Masuk RS No CM : Tn. A : Pria : 67 tahun : Brabo : Islam : Petani : C3A : 27 Januari 2011 : B065302

II. DAFTAR MASALAH No Masalah Aktif Tanggal 1 Anemia mikrositik 27/01/2012 hipokromik 2 Hipereosinofilia 3. Hipertensi Grade I 30/01/2012 30/01/2012 Masalah Pasif Tanggal

III. DATA DASAR 3

A. SUBYEKTIF Berdasarkan Autoanamnesa dengan penderita pada tanggal 2 Februari 2011 di bangsal C3A Keluhan utama : lemas Riwayat Penyakit Sekarang : Keluhan utama Lokasi : lemas :-

Onset dan Kronologis : Sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit, pasien merasa lemas. Pasien juga mengeluh mudah lelah, pusing dan deg-degan kalau berdiri. Kualitas Kuantitas : Lemas membuat pasien tidak dapat melakukan : Lemas dirasakan terus menerus pekerjaan berat. ADL sedikit terganggu. Faktor memperberat : Lemas bertambah saat bekerja dan berjalan jauh Fakor memperingan : Lemas berkurang saat istirahat Gejala penyerta : pusing (+), sesak (+), mudah lelah (+), mual (+), muntah (+), nyeri dada (-), nyeri ulu hati (-) Riwayat Penyakit Dahulu : Pasien sejak satu tahun berobat dengan keluhan yang sama, pernah dirawat di PKU Muhammadiyah dengan Hb 6 Riwayat sakit jantung disangkal Riwayat tekanan darah tinggi disangkal Riwayat kencing manis disangkal

Riwayat Penyakit Keluarga : Riwayat darah tinggi, kencing manis, dan sakit jantung dalam keluarga disangkal

Riwayat Sosial Ekonomi : Penderita bekerja sebagai petani. Istri tidak bekerja, dengan anak 1 orang belum mandiri. Biaya pengobatan ditanggung JAMKESMAS. Kesan : sosial ekonomi kurang. Riwayat Perawatan Penderita dirawat di bangsal C3 lt2 sejak tanggal 27 Januari 2012 dengan keluhan utama lemas. Dari pemeriksaan fisik tanggal 2 Februari 2011 didapatkan: Kesadaran Tanda vital : composmentis : Tekanan darah: 140/80 mmHg Nadi RR Kepala Mata Hidung Telinga Tenggorok : 80x/menit, reguler, isi dan tegangan cukup : 20x/menit, reguler Keadaan umum: tampak lemas

Suhu : 36,50 C (aksila) : mesosefal, turgor cukup : konjungtiva palpebra pucat +/+, sklera ikterik -/: discharge (-), napas cuping (-), epistaksis (-) : discharge (-) :T1-1, faring hiperemis (-)

Mulut : sianosis (-), mukosa kering (-), perdarahan gusi (-), atrofi papil (-) Leher : trachea deviasi(-), JVP tidak meningkat Thoraks: Dinding dada Bentuk dada Cor Palpasi Perkusi : : ictus cordis tak tampak : ictus cordis teraba di SIC V 2cm medial LMCS : konfigurasi jantung normal : SIC II LPS sinistra 5 Batas atas Inspeksi : venektasi (-) Retraksi intercostal (-) : SIC melebar (-)

Batas kiri Batas kanan Auskultasi Pulmo : Anterior Posterior Abdomen :

: SIC V 2 cm normal LMCS : SIC V LPS dextra

: BJ I-II murni, bising (-), gallop (-)

Inspeksi

: Simetris saat statis dan dinamis

Palpasi : stem fremitus lapangan paru kanan sama dengan kiri, sela iga tidak melihat. Perkusi kiri Auskultasi : suara dasar vesikuler : sonor seluruh lapangan paru kanan dan

suara tambahan:Inspeksi : Simetris saat statis dan dinamis

Palpasi : stem fremitus lapangan paru kanan sama dengan kiri, sela iga tidak melihat. Perkusi kiri Auskultasi : suara dasar vesikuler : sonor seluruh lapangan paru kanan dan

suara tambahan:Inspeksi Auskultasi Perkusi Palpasi Ekstremitas Sianosis Akral dingin Oedem Koilonichia : -/-/-/-/-/-/-/-/6 : datar, venektasi (-) : bising usus (+) normal : timpani, pekak sisi (+) normal, pekak alih (-) : supel, hepar dan lien tak teraba, nyeri tekan (-)

IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG Hematologi Hb Ht Eri MCH MCV MCHC Leukosit Trombosit Retikulosit RDW Hitung Jenis dan Darah tepi Eosinofil Basofil Batang Segmen Limfosit Monosit (28/01/2012) 9% 0% 2% 71 % 14 % 5% Nilai normal (N:1-3%) ( N : 0 2 g% ) ( N : 2 5 %) ( N :47 - 80 %) ( N : 20 45 %) ( N : 2 - 10 %) (02/02/2012) 6,80 g% 24,8 g% 3.26 jt/mm3 20,90 pg 69,50 fl 27,40 g/dl 5,00 rb/mm3 364 rb/mm3 0.50% 18.10% Nilai normal ( N : 12 - 15 g% ) ( N : 35 47 g% ) ( N : 3,9 5,6 juta/mm3) ( N : 27 - 32 pg ) ( N : 76 - 96 fl ) ( N : 29 - 36 g/dl) ( N : 4000 - 11 000 /mm3 ) ( N : 150 000 - 400 000 /mm3 ) ( N : 0.50 -1.50 %) ( N : 11,60 14,80 %)

Eritrosit

Anisositosis ringan (mikrosit) Poikilositosis ringan (pear shaped cell, tear drop cell, elliptosis, ovalosit)

Leukosit KIMIA KLINIK (Tgl. 28-01-2012) Glukosa Sewaktu Ureum Creatinin

Eosinofilia (+)

117 mg/dl 24 mg/dl 0,98 mg/dl

(N: 74 106) (N:15-39) (N:0,60-1,30) 7

Asam Urat Natrium Kalium Chlorida Fe Serum TIBC Ferritin

4,03 mg/dl 140 mmol/L 3,9 mmol/L 102 mmol/L 26 g/dl 416 g/dL 2,52 ng/ml

(N: 2,60-7,20) (N:136-145) (N:3,5-5,1) (N:98-107) (N:35-150) (N:150-450) (N:70-435)

(Tgl 30-2-2012) Cholesterol Trigliserida HDL cholesterol LDL cholesterol Protein total Albumin Globulin Bilirubin Total Bilirubin Direk SGOT (AST) SGPT (ALT) Alkali Fosfatase Gamma GT 143 mg/dl 81 mg/dl 28 mg/dl 85 mg/dl 5,8 gr/dl 3,6 g/dl 2,2 g/dl 0,23 mg/dl 0,08 mg/dl 19 U/l 29 U/l 55,3 U/l 17 U/l (N:50-200) (N:30-150) (N:35-60) (N:62-130) (N:6,2-8,2) (N: 3,4-5) (N: 2,3-3,5) (N: 0.0-1,0) (N: 0,0-0,3) (N: 15-37) (N: 30-65) (N: 50-136) (N:5-85)

Studi Koagulasi Plasma Prothrombin Time Waktu Prothrombin PPT Kontrol Partial Thromboplastin Time 8 11.5 detik 10.5 detik (N:10-15)

Waktu tromboplastin 34.5 detik APTT Kontrol Pemeriksaan Urin Lengkap Warna Berat Jenis pH Protein Reduksi Urobilinogen Bilirubin Aseton Nitrit Sedimen: Epitel Leukosit Eritrosit Kristal Silinder Hyalin Silinder Patologi Granula kasar Negative Granula halus Negative Epitel Eritrosit Leukosit Mukus Yeast Cell Negative Negative Negative 3,58 /L 0 /L 10,3 /L Epitel :3-5/LPK 6,2 /L 15,2 /L 78,3 /L Ca Oxalat : (+) Positive 2,52 /L kuning jernih 1,025 6,00 Negative Negative Negative Negative Negative Negative 35,3 detik

(N:23,4-36,8)

(N:0-40) (N:0-20) (N:0-25) (N:0-10) (N:0-1,2)

Leukosit: 2-3/LPB Eritrosit : 1-2/LPB

(N: 0-0,5) (N: 0-25) 9

Epitel Tubulus Bakteri Sperma V. RINGKASAN

3,4 /L 73,3 /L 0 /L

(N: 0-6) (N:0-100) (N:0-3)

Seorang pria datang dengan keluhan utama sesak nafas. Dari anamnesis, sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit, pasien merasa lemas, disertai pusing, sesak, mudah lelah, mual dan muntah. Pasien tidak dapat melakukan pekerjaan berat dan kegiatan sehari-hari sedikit terganggu. Lemas dirasakan terus menerus, bertambah berat saat bekerja dan berjalan jauh, dan berkurang jika beristirahat. Pasien memiliki riwayat sakit yang sama sejak satu tahun yang lalu dan pernah dirawat di PKU Muhammadiyah dengan Hb 6. Tidak ada riwayat hipertensi dan kencing manis pada pasien maupun keluarga. Pemeriksaan fisik pada penderita didapatkan kesadaran komposmentis, tampak lemas, dengan nadi 80x/menit, frekuennsi nafas 20 x/menit, dan suhu 36,50 C diukur dari axilla. Didapatkan pula adanya konjungtiva palpebra pucat. Dari pemeriksaan paru, jantung, dan abdomen tidak didapatkan adanya kelainan.

VI. DAFTAR ABNORMALITAS 1. lemas 2. pusing 3. sesak 4. mudah lelah 10

5. mual 6. muntah 7. Tekanan darah 140/80 mmHg 8. Konjungtiva palpebra pucat 9. Hb 6,80 g% 10. Ht 24,8 g% 11. Eri trosit 3.26 jt/mm3 12. MCH 20,90 pg 13. MCV 69,50 fl 14. MCHC 27,40 g/dl 15. RDW 18,10% 16. Eosinofil 9% 17. Limfosit 14% 18. Glukosa Sewaktu 117 mg/dl 19. Fe Serum 26 g/dl 20. Ferritin 2,52 ng/ml 21. HDL cholesterol 23. Globulin 2,2 g/dl 24. SGPT (ALT) 29 U/l 25. Kristal 78,3 /L Ca Oxalat : (+) Positive 26. Mukus 3,58 /L 28 mg/dl 22. Protein total 5,8 gr/dl

VII. DAFTAR PROBLEM 1. 2. 3. Anemia mikrositik hipokromik (1,2,3,4,5,6,8,9,11,12,13,14) Hipereosinofilia (16) Hipertensi stage I (7)

11

VIII. PROBLEM 1. Anemia mikrositik hipokromik Ass Plan Diagnosis : Terapi Darah rutin, TIBC, Fe serum, ferritin, morfologi sel darahgambaran darah tepi : Infus RL 20 tpm Vit B Complex 3 x 1 tab FeSO4 3 x 300 mg Monitoring : Tanda vital, keadaan umum, hitung retikulosit setelah 1 minggu terapi, Hb serial Edukasi : Menjelaskan pada penderita dan keluarga mengenai penyakit dan penatalaksananaan dan prognosis penyakit Menjelaskan agar penderita mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung zat besi Minum obat teratur setiap hari : etiologi (defisiensi Fe, Thalasemia, anemia penyakit kronik)

2. Hipereosinofilia Ass Plan Diagnosis : Pemeriksaan mikroskopik feses dan urin, skin test, morfologi sel darahgambaran darah tepi Terapi : Monitoring : Tanda vital, keadaan umum Edukasi : - Menjelaskan pada penderita dan keluarga mengenai penyakit dan penatalaksananaan dan prognosis penyakit 3. Hipertensi stage I Ass : Etiologi (primer, sekunder), Faktor resiko penyakit jantung iskemik, komplikasi organ target Plan 12 : etiologi (infeksi parasit/bakteri, alergi, neoplasmakeganasan)

Dx : X foto thorax, funduskopi, kolesterol, trigliserid, HDL, LDL, asam urat Rx : Captopril 3x12,5 mg Mx : Tanda vital, keadaan umum Ex : Menjelaskan pada penderita dan keluarga mengenai penyakit dan penatalaksananaan dan prognosis penyakit, Memotivasi untuk minum obat secara teratur, diet rendah garam dan menghindari stress

13

CATATAN KEMAJUAN
Tgl 3 Februari 2012 Problem 1.Anemia mikrositik hipokromik S Sesa k O TD: 130/70 N :86x/mnt RR: 26x/mnt t: 36,5oC Hasil dalam normal USG batas Dx Tx Mx Ex

Infus RL 20 tpm tab FeSO4 3 x 300 mg

Tanda vital, keadaan - Menjelaskan agar hitung penderita Hb makanan zat besi - Minum obat teratur setiap hari Tanda vital, keadaan - Menjelaskan agar umum,
2 minggu

Vit B Complex 3 x 1 umum,

retikulosit setelah 1 mengkonsumsi minggu terapi, serial yang banyak mengandung

4 Februari 2012

1.Anemia mikrositik hipokromik

TD: 130/90 N: 64x/mnt RR: 18x/mnt t: 36,8oC Hb 8,80 gr% Ht 30% Eritrosit juta/mmk MCH 22,90 pg 3,85

Infus RL 20 tpm VitB Complex 3x1 FeSO4 3 x 300 mg


Transfusi kantong Premedikasi Dexamethason 1 ampul PRC

hitung penderita terapi, Hb makanan zat besi - Minum obat teratur setiap hari yang

retikulosit setelah 1 mengkonsumsi serial banyak mengandung

14

MCV 77,90 fL MCHC g/dL 5 Februari 2012 1.Anemia mikrositik hipokromik RDW 18,10 % TD: 130/80 N: 72x/mnt RR:24x/mnt t: 36,5 C
o

29,30

Infus RL 20 tpm Vit B Complex 3 x 1 FeSO4 3 x 300 mg

Tanda vital, keadaan - Menjelaskan agar umum, hitung penderita Hb makanan zat besi - Minum obat teratur setiap hari yang retikulosit setelah 1 mengkonsumsi minggu terapi, serial banyak mengandung

6 Februari 2012

1.Anemia mikrositik hipokromik

TD: 130/90 N: 64x/mnt RR:24x/mnt t: 36,1 C


o

Vit B Complex 2 x 1 FeSO4 3 x 300 mg

-Boleh Pulang -Konsul hematologi 3 kali poli

-Menjelaskan penderita mengkonsumsi makanan zat besi

agar

yang

banyak mengandung

15

-Minum obat teratur setiap hari


Tgl 3 Februari 2012 Problem 2.Hipereosinofilia S Sesa k O TD: 130/70 N :86x/mnt RR: 26x/mnt t: 36,5 C Feses: Cacing (-)
o

Dx

Tx

Mx

Ex

Tanda vital, keadaan Menjelaskan umum penderita keluarga penyakit dan penyakit

pada dan

mengenai dan prognosis

penatalaksananaan

4 Februari 2012

2.Hipereosinofilia

TD: 130/90 N: 64x/mnt RR: 18x/mnt t: 36,8 C


o

Tanda vital, keadaan Menjelaskan umum penderita keluarga penyakit dan

pada dan

mengenai dan prognosis pada

penatalaksananaan penyakit Tanda vital, keadaan Menjelaskan

5 Februari

2.Hipereosinofilia

TD: 130/80 N: 72x/mnt

16

2012

RR:24x/mnt t: 36,5oC

umum

penderita keluarga penyakit dan penyakit

dan mengenai dan prognosis

penatalaksananaan

6 Februari 2012

2.Hipereosinofilia

TD: 130/90 N: 64x/mnt RR:24x/mnt t: 36,1 C


o

Tanda vital, keadaan -Boleh Pulang umum


-Konsul hematologi 3 kali poli

- Menjelaskan pada penderita dan keluarga mengenai penyakit dan penatalaksananaan dan prognosis penyakit

Tgl 3 Februari 2012

Problem 3.Hipertensi grade I

S Sesa k

O TD: 130/70 N :86x/mnt RR: 26x/mnt -

Dx

Tx

Mx

Ex

Infus RL 20 tpm
Captopril 3x12,5mg

Tanda vital, keadaan Menjelaskan umum penderita

pada dan

17

t: 36,5oC Hasil X Foto thorax Hasil mata: Retinopati Hipertensi Grade II, dan arteriosklerosis Grade II 4 Februari 2012 3.Hipertensi grade I TD: 130/90 N: 64x/mnt RR: 18x/mnt t: 36,8 C
o

keluarga penyakit
dalam konsul

mengenai dan prognosis untuk

penatalaksananaan dan penyakit Memotivasi minum obat secara teratur, diet rendah garam dan menghindari stress

batas normal

Infus RL 20 tpm
Captopril 3x12,5mg

Tanda vital, keadaan Menjelaskan umum penderita keluarga penyakit dan penyakit Memotivasi

pada dan

mengenai dan prognosis untuk

penatalaksananaan

18

minum obat secara teratur, diet rendah garam


5 Februari 2012 3.Hipertensi grade I TD: 130/80 N: 72x/mnt RR:24x/mnt t: 36,5oC -

dan

Infus RL 20 tpm
Captopril 3x12,5mg

menghindari stress Tanda vital, keadaan Menjelaskan pada umum penderita keluarga penyakit dan penyakit Memotivasi untuk minum obat secara teratur, diet rendah garam dan menghindari stress dan mengenai dan prognosis

penatalaksananaan

6 Februari 2012

3.Hipertensi grade I

TD: 130/90 N: 64x/mnt RR:24x/mnt t: 36,1oC

Captopril 3x12,5mg

Tanda vital, keadaan -Boleh Pulang umum


-Konsul hematologi 3 kali poli

- Menjelaskan pada penderita dan

19

keluarga mengenai penyakit dan penatalaksananaan dan prognosis penyakit - Memotivasi untuk minum obat secara teratur, diet rendah garam dan menghindari stress

20

PEMBAHASAN
A. Definisi Anemia merupakan kelainan hematologi yang paling sering dijumpai baik di klinik maupun di lapangan. Untuk mendapatkan pengertian tentang anemia maka kita perlu menetapkan definisi anemia 1. Anemia merupakan Sebuah kondisi dimana jumlah sel darah merah dibawah angka normal1 2. keadaan dimana massa eritrosit dan/atau massa hemoglobin yang beredar tidak dapat memenuhi fungsinya untuk menyediakan oksigen bagi jaringan tubuh2 3. Secara laboratorik dijabarkan sebagai penurunan di bawah normal kadar hemoglobin, hitung eritrosit dan hematokrit (packed red cell)3

B. Kriteria Anemia Untuk menjabarkan definisi anemia di atas maka perlu ditetapkan batas hemoglobin atau hematokrit yang kita anggap sudah terjadi anemia. Batas ini disebut cut off point, yang sangat dipengaruhi oleh: umur, jenis kelamin, ketinggian tempat tinggal dari permukaan laut dan lain-lain2 Cut off point yang umum dipakai ialah kriteria WHO tahun 1968. Dinyatakan anemia bila: Laki-laki dewasa Perempuan hamil Anak umur 6-14 tahun : hemoglobin < 13g/dl : hemoglobin < 11g/dl : hemoglobin < 12g/dl Perempuan dewasa tak hamil : hemoglobin < 12g/dl

Anak umur 6 bulan-6 tahun : hemoglobin < 11g/dl

Pasien ini dirawat dengan Hb 6,80 g%, diperiksa tanggal 2 Februari 2012 lalu, sehingga sudah dapat dikategorikan sebagai anemia berdasarkan kriteria WHO tahun 1968. C. Klasifikasi Anemia Anemia dapat diklasifikasikan dengan berbagai cara, tergantung dari sudut mana kita melihat dan tujuan kita melakukan klasifikasi tersebut. Klasifikasi yang paling sering adalah: 1. Klasifikasi morfologik: yang berdasarkan morfologi eritrosit pada pemeriksaan apusan darah tepi atau dengan melihat indeks eritrosit. Dengan pemakaian alat hitung hematologi automik. Yang semakin luas maka validitas klasifikasi morfologik ini menjadi lebih baik. Berikut klasifikasi anemia berdasarkan morfologi eritrosit : 2 A. Anemia hipokromik mikrositer (MCV <80 fl; MCH < 27 pg) a. Anemia defisiensi besi b. Thalasemia c. Anemia akibat penyakit kronik d. Anemia sideroblastik B. Anemia normokromik normositer (MCV 80-95 fl; MCH 27-34 pg). a. Anemia pasca perdarahan akut b. Anemia aplastik hipoplastik c. Anemia hemolitik terutama bentuk yang didapat d. Anemia akibat penyakit kronik

22

e. Anemia mieloptisik f. Anemia pada gagal ginjal kronik g. Anemia pada mielofibrosis h. Anemia pada sindrom mielodisblastik i. Anemia pada leukemia akut C. Anemia makrositer (MCV > 95 fl) a. Megaloblastik 1. Anemia defisiensi asam folat 2. Anemia defisiensi vitamin B12 b. Non megaloblastik 1. Anemia pada penyakit hati kronik 2. Anemia pada hipotiroid 3. Anemia pada sindroma mielodisplastik

2. Klasifikasi etiopatogenesis( yang berdasarkan etiologi dan pathogenesis terjadinya anemia) 3 A. Produksi eritrosit menurun 1. Kekurangan bahan untuk eritrosit a. b. Besi: anemia defisiensi Vitamin B12 dan asam folat, disebut sebagai anemia megaloblastik 2. Gangguan pemakaian besi 23

a. b.

Anemia akibat penyakit kronik Anemia sideroblastik

3. Kerusakan jaringan sumsum tulang a. Atrofi dengan penggantian oleh jaringan lemak anemia aplastik/hipoplastik b. Penggantian oleh jaringan fibrotic/tumor: anemia

leukoeritroblastik/mieloptisik 4. Fungsi sumsum tulang kurang baik karena tidak diketahui a. b. Anemia diseritopoetik Anemia pada sindrom mielodisplastik

B. Kehilangan eritrosit dari tubuh 1. Anemia pasca perdarahan akut 2. Anemia pasca perdarahan kronik C. Peningkatan penghacuran eritrosit dalam tubuh (hemolisis) 1. Faktor ekstrakorpuskular a. Antibody terhadap eritrosit: i. Autoantibody-AIHA (autoimmune hemolytic anemia) ii. Isoantibodi-HDN (hemolytic diseases of the newborn) b. Hipersplenisme c. Pemaparan terhadap bahan kimia d. Akibat infeksi bakteri e. Kerusakan mekanik 24

2. Faktor intrakorpuskular a. Gangguan membrane i. Hereditary spherocytosis ii. Hereditary elliptocytosis b. Gangguan enzim i. Defisiensi pyruvate kinase ii. Defisiensi G6PD (glucose-6 phosphate dehydrogenase) c. Gangguan hemoglobin i. Hemoglobinopati structural ii. Thalasemia D. Bentuk campuran E. Bentuk yang patogenesisnya belum jelas

Hasil laboratorium dari pasien ini menunjukkan jenis anemia mikrositik hipokromik, dengan hasil MCH sebesar 20,90 pg, MCV 69,50 fL, dan MCHC 27,40 g/dL. Hasil Fe serum dan ferritin yang turun menyingkirkan diagnosa banding anemia sideroblastik, dan memperkuat dugaan anemia defisiensi besi, namun hasil TIBC yang masih dalam batas normal tidak konklusif untuk anemia defisiensi besi, karena pada anemia jenis ini TIBC akan cenderung meningkat. Penyebab lainnya yang mungkin menyebabkan anemia defisiensi besi adalah adanya infeksi cacing, dikarenakan pada pasien ini, selain anemia, ditemukan pula eosinofilia. Namun pada pemeriksaan feses tidak ditemukan cacing. Walaupun demikian, tidak diketemukannya cacing belum bisa benar-

25

benar mengeliminasi diagnosa banding tersebut karena masih mungkin terdapat false negative, sehingga masih diperlukan pemeriksaan ulang.

D. Gejala Anemia Gejala anemia sangat bervariasi, tetapi pada umumnya dapat dibagi menjadi 3 golongan yaitu: 1. Gejala umum anemia Gejala umum anemia disebut juga sebagai sindrom anemia, Gejala umum anemia atau sindrom anemia adalah gejala yang timbul pada semua jenis anemia pada kadar hemoglobin yang sudah menurun sedemikian rupa di bawah titik tertentu. Gejala ini timbul karena anoksia organ target dan mekanisme kompensasi terhadap penurunan hemoglobin. Gejala-gejala tersebut bila diklasifikasikan menurut organ yang terkena adalah sebagai beriku 3: a. Sistem kardiovaskuler: lesu, cepat lelah, palpitasi, takikardi sesak waktu kerja, angina pektoris dan gagal jantung. b. Sistem saraf: sakit kepala, pusing, telinga mendenging, mata berkunang-kunang, kelemahan otot, iritabel, lesu, perasaan dingin pada ekstremitas. c. Sistem urogenital: gangguan haid dan libido menurun d. Epitel: warna pucat pada kulit mukosa, elastisitas kulit menurun, rambut tipis dan halus. 2. Gejala khas masing-masing anemia Gejala yang menjadi ciri dari masing-masing jenis anemia seperti; a. Anemia defisiensi besi: stomatitis angularis, glositis atrofik, kuku menipis, koilonychias, atrofi mukosa lambung.6

26

b. Anemia defisiensi asam folat: lidah merah (buffy tongue) c. Anemia hemolitik: ikterus dan hepatosplenomegali d. Anemia aplastik: perdarahan kulit atau mukosa dan tanda-tanda infeksi.2 3. Gejala akibat penyakit dasar Gejala penyakit dasar yang menjadi penyebab anemi. Gejala ini timbul karena penyakit-penyakit yang mendasari anemia tersebut. Misalnya, anemia defisiensi besi yang disebabkan oleh infeksi cacing tambang berat akan menimbulkan gejala seperti: pembesaran parotis dan telapak tangan berwarna kuning seperti jerami. Kanker kolon dapat menimbulkan gejala berupa perubahan sifat defekasi (change of bowel habit), feses bercampur darah atau lendir.3 Pasien ini datang dengan keluhan lemas sejak 3 hari yang lalu, lemas dirasakan terus menerus dan cukup mengganggu aktivitas sehari-hari. Pasien juga mengeluhkan mudah lelah, pusing, dan deg-degan kalau berdiri. Pasien juga mual dan muntah. Lemas bertambah berat dengan aktivitas seperti bekerja/ berjalan jauh, dan bertambah ringan dengan istirahat. Pada pemeriksaan fisik, diketemukan adanya konjungtiva palpebra yang anemis, namun tidak diketemukan adanya mukosa bibir kering, atrofi papil lidah, atau koilonichia. Pemeriksaan dada dan abdomen dalam batas normal.

27

Daftar Pustaka 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Garrison C.D., 2009. The Iron Disorders Institute Guide to Anemia. Cumberland House: Naperville halaman 23 Bhakta IM. 2003. Hematologi Klinik Ringkas. EGC: Jakarta Bhakta IM. . 2007. Ilmu Penyakit Dalam. FK UI: Jakarta Sibuea WH et al.2005. Ilmu Penyakit Dalam. Rineka Cipta: Jakarta Lang F & sibernagl S. 2007. Teks & Atlas Berwarna Patofisiologi. EGC: Jakarta Child J.A., 2010. Buku Saku Hematologi Klinik. Binarupa aksara: tangerang. Halaman: 7-110 Wells B.B., 1967. Clinical Pathology. Saunders: Philadelphia: halaman 297 Waterbury L., 2001. Buku Saku Hematologi. EGC: Jakarta: halaman 163 173 Neal MJ, 2006, At a Glance Farmakologi Medis. Erlangga Medical Series, Jakarta. Halaman 48-49 10. Price S.A & Wilson L.M., 2006. Patofisiologi dalam konsep klinis proses proses penyakit. EGC: Jakarta. Halaman 155 166

28

LAMPIRAN Hasil USG

29

Anda mungkin juga menyukai