Anda di halaman 1dari 44

LAPORAN PAGI KAMIS

24 Februari 2022
Visi Program Studi Spesialis I
Ilmu Penyakit Dalam FKKMK UGM (2015-2020)

Menjadi Program Studi Spesialis I Ilmu Penyakit


Dalam yang unggul dalam hal pendidikan,
penelitian dan pengabdian masyarakat secara
nasional berkelas dunia yang dijiwai Pancasila
pada tahun 2020.
MISI Program Studi Spesialis I
Ilmu Penyakit Dalam FKKMK UGM (2015-2020)

Visi Program Studi Spesialis Ilmu Penyakit Dalam FKKMK UGM dijabarkan
ke dalam Misi sebagai berikut :
 
1.Meningkatkan mutu pendidikan profesi dokter spesialis Ilmu Penyakit
Dalam sesuai dengan standar Kompetensi Nasional serta melaksanakan
kegiatan penelitian dan pengabdian masyarakat secara profesional.
2.Meningkatkan kualitas pendidik ke jenjang yang lebih tinggi.
3.Meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana prasarana pendidikan.
Tujuan Pendidikan (2015-2020)
Tujuan Program Studi untuk menghasilkan :
1.Program Studi Spesialis I Ilmu Penyakit Dalam yang berkualitas dalam rangka menghasilkan lulusan
yang unggul dan kompeten.
2.Produk penelitian kedokteran dan kesehatan yang menjadi rujukan nasional yang berwawasan
lingkungan dan responsif terhadap permasalahan masyarakat, bangsa dan negara.
3.Pengabdian masyarakat yang mampu mendorong kemandirian dan kesejahteraan masyarakat
secara berkelanjutan.
4.Tata kelola Progam Studi yang transparan, partisipatif, akuntabel, berkeadilan, dan terintegrasi
antar sub bagian guna menunjang efektifitas dan efisiensi pemanfaatan sumber daya.
5.Kerjasama yang strategis, sinergis dan berkelanjutan di bidang pendidikan, penelitian dan
pengabdian masyarakat.
Visi Keilmuan Program Studi Spesialis I
Ilmu Penyakit Dalam FKKMK UGM (2021-2025)

Menjadi program studi yang selalu mengawal dan berkontribusi


terhadap pengembangan keilmuan penyakit dalam melalui
penelitian serta penerapannya di dalam pelayanan dan
pengabdian masyarakat yang berwawasan global dan responsif
terhadap permasalahan masyarakat dengan mengutamakan
kearifan lokal.
Misi Program Studi Spesialis Ilmu Penyakit Dalam
FKKMK UGM (2021-2025)

1. Meningkatkan mutu pendidikan profesi dokter spesialis Ilmu Penyakit


Dalam sesuai dengan standar Kompetensi Nasional dan berwawasan
global, serta melaksanakan kegiatan penelitian dan pengabdian
masyarakat secara profesional.
2. Meningkatkan kualitas pendidikan dengan menambahkan kearifan lokal
dalam hal keagamaan, budi pekerti, dan budaya berdasarkan
Pancasila.
3. Meningkatkan kualitas pendidik ke jenjang yang lebih tinggi.
4. Meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana prasarana pendidikan.
IDENTITAS

• Nama : Tn. AA
• Usia : 39 tahun
• Pendidikan : SMA
• Pekerjaan : Buruh
• MRS : 18 Februari 2022
ANAMNESIS
KU : Lemas
3 Tahun SMRS 5 Hari SMRS
Pasien mengeluhkan terkadang mengalami gejala lemas, Pasien ronda malam dan tidur dari jam 1 malam hingga jam 12 siang sehingga
keringat dingin, gemetar, nggliyer, dan perut terasa lapar melewati sarapan pagi. Siang harinya, pasien ditemukan keluarganya tidak sadar,
terutama jika telat makan, keluhan membaik jika diberikan kaku dan gemetar, mata mendelik ke atas, tidak bisa diajak komunikasi. Pasien
makanan. Keluhan muncul tiap 3-6 bulan. Pasien kemudian dibawa ke RS Rachma Husada didapatkan gula darah hanya 23. Pasien
mengatakan sempat periksa ke Puskesmas, namun saat itu dirawat inap selama 4 hari. Selama perawatan dilakukan koreksi hipoglikemia
dikatakan sakit lambung dan diberikan Ranitidin. berulang dengan diberikan Injeksi D40% dan Infus D10%. Pasien kemudian dirujuk ke
Poli Endokrin RSS untuk penatalaksanaan lebih lanjut.

1 Tahun SMRS
Keluhan lemas dan keringat dingin dikatakan memberat, lebih sering muncul, hampir tiap bulan. Pada bulan puasa
tahun lalu, pasien sempat pingsan di siang hari ketika sedang berpuasa. Pasien diberikan minum manis kemudian
bangun. Pasien sempat periksa ke klinik Dokter Umum kemudian disarankan ke Puskesmas untuk mencari rujukan,
namun saat diperiksa gula darah di Puskesmas dikatakan 60 mg/dl sehingga pasien tidak jadi dirujuk. Pasien sering
mengalami nggliyer terutama sekitar jam 11 dan jam 16 sehingga pasien sering mengkonsumsi snack berat atau
makan porsi kecil selain makanan utama. Pasien mengatakan biasa makan berat 2-3x sehari dengan menu nasi 1
porsi, sayur bervariasi dan lauk bervariasi (telur, ayam, daging, tempe, tahu). Snack sekitar pukul 11.00 dan 16.00 wib
dengan variasi menu nasi kuning, kue basah, menu angkringan (sate telur puyuh), teh manis.
ANAMNESIS
Riwayat Penyakit Dahulu : Anamnesis Psikososial
- Riwayat DM (-) M (-) I (-) S (-) G (-) E (-) C (-) A (-) P(-) S(-)
- Riwayat HT (-) PHQ-2= 1
- Riwayat PJK (-) GAD-2= 1
- Riwayat Stroke/Neurovaskular (-) HADS SCORE : A= 1; D= 1
- Riwayat PPOK (-), Asma (-)
- Riwayat ginjal (-) Kehidupan Pasien:
Pasien merupakan anak ke 3 dari 3 bersaudara
RPK : Jenis kepribadian : terbuka
Sudah berkeluarga: sudah
- Keganasan (-)
Anak : 2
- Riwayat HT (-), DM (-)
Pasien tinggal dengan kedua orang tua, istri, dan 2 anak.
- Riwayat Stroke/Neurovaskular (-)
Masalah keluarga, ekonomi, dan sosial : disangkal oleh pasien
- Riwayat PPOK (-), Asma (-)
Masalah pekerjaan : disangkal oleh pasien
Gaya Hidup: Bagaimana sikap pasien terhadap masalah : pasien menerima
- Riwayat merokok (+) 6 batang per hari sejak usia 18
tahun
- Riwayat konsumsi alkohol (+) usia 20an sebatas coba-
coba, minum jamu (-), obat antinyeri (-)
PEMERIKSAAN FISIK
Thorax
KU: CM, sedang Paru Kepala
TD: 133/81 mmHg I : simetris, retraksi - Konjungtiva pucat (-), sklera ikterik (-),
N: 76 x/mnt P : fremitus taktil +/+ atrofi papil lidah (-), normosefal
RR: 20 x/mnt P : sonor/sonor
T: 36.5°C A : ves +/+ simetris, wh -/-, RBB -/-, RBK -/-
SpO2: 99% RA Leher
JVP 5+2 cmH2O, pembesaran lnn
BB: 72 kg Abdomen periauricular dan periclavicula -/-,
TB: 165 cm I : DP=DD, lesi (-) bruising-
BMI: 26.45 A : bising usus (+) 8x/menit
P : timpani (+)
P : supel, nyeri tekan (-), hepar dan lien Jantung
I : Ictus cordis (-)
tidak teraba membesar
P : Batas atas: SIC II parasternalis kiri,
Batas kanan : SIC II parasternal kanan,
Ekstremitas dan Integumentum Batas kiri : SIC VI linea axilaris anterior kiri
P : apex teraba di SIC V linea axillaris
• Akral hangat (+/+), nadi kuat (+/+), WPK anterior, thrill -, heave -
<2s, edema -/-
A : S1-S2 reguler, murmur -, gallop (-)
Foto Klinis
PEMERIKSAAN PENUNJANG
RSUP Sardjito, 22 Februari 2022
HEMATOLOGI Hasil Satuan Nilai Rujukan
Eritrosit 5.21 10^6/µL 4.00 - 5.40
Hemoglobin 15.5 g/dL 12.0 - 15.0 Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan
Hematokrit 48.1 % 35.0 - 49.0 Swab Antigen
MCV 92.3 fL 80.0 - 94.0 (18/2/2022) Negatif Negatif

MCH 29.8 pg 26.0 - 32.0


MCHC 32.2 g/dL 32.0 - 36.0
RDW 12.2 % 11.0 - 14.5 Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan
Leukosit 8.1 10^3/µL 4.50 - 11.50 Glukosa sewaktu 82.8 74 - 106
Hitung Jenis Leukosit:
Netrofil % 59.6 % 50.0 - 70.0
Limfosit % 27.6 % 18.0 - 42.0
Monosit % 8.7 % 2.0 - 11.0
Eosinofil % 3.9 % 1.0 - 3.0
Basofil % 0.2 % 0.0 - 2.0
Netrofil # 4.80 10^3/µL 2.30 - 8.60
Limfosit # 2.22 10^3/µL 1.62 - 5.37
Monosit # 0.70 10^3/µL 0.16 - 1.00
Eosinofil # 0.31 10^3/µL 0.50 - 0.45
Basofil # 0.02 10^3/µL 0.00 - 0.20
Trombosit 326 10^3/µL 150 - 450
MPV 8.9 fL 7.2 - 11.1
PDW 9.6 fL 9.0 - 13.0
PCT 0.29 % 0.17 - 0.35
EKG RSUP Dr. Sardjito 18/2/2022

• Frekuensi: 75 x/ menit
• Irama: Sinus
• Aksis: Normoaxis
• Transisi zone: V2-V3
• Interval PR: 0,12 s
• Interval QRS: 0,04 s
• Gel P : normal
• QRS complex: normal
• Segmen ST: normal
• Gel T: normal

Kesimpulan:
Sinus rythm, HR 75 x/menit,
Normoaxis
IDENTIFIKASI TEMUAN BERMAKNA
Tn. AA 39 tahun
ANAMNESIS
KU : Lemas
• 3 TSMRS: Pasien mengeluhkan terkadang mengalami gejala lemas, keringat dingin, gemetar, nggliyer, dan perut lapar terutama jika telat
makan, keluhan membaik jika diberikan makanan. Keluhan muncul tiap 3-6 bulan. Pasien mengatakan sempat periksa ke Puskesmas, namun
saat itu dikatakan sakit lambung dan diberikan Ranitidin. Problem Aktif
• 1 TSMRS: Keluhan lemas dan keringat dingin dikatakan memberat, lebih sering muncul, hampir tiap bulan. Pada bulan puasa tahun lalu,
pasien sempat pingsan di siang hari ketika sedang berpuasa. Pasien diberikan minum manis kemudian bangun. Pasien sempat periksa ke
klinik Dokter Umum kemudian disarankan ke Puskesmas untuk mencari rujukan, namun saat diperiksa gula darah di Puskesmas dikatakan 60 - Hypoglikemia
mg/dl sehingga pasien tidak jadi dirujuk. Pasien sering mengalami nggliyer terutama sekitar jam 11 dan jam 16 sehingga pasien sering
mengkonsumsi snack berat atau makan porsi kecil selain makanan utama. Pasien mengatakan biasa makan berat 2-3x sehari dengan menu
Postprandial (Reactive
nasi 1 porsi, sayur bervariasi dan lauk bervariasi (telur, ayam, daging, tempe, tahu). Snack sekitar pukul 11.00 dan 16.00 wib dengan variasi
menu nasi kuning, kue basah, menu angkringan (sate telur puyuh), teh manis.
Hypoglikemia)
• 5 hari SMRS : Pasien ronda malam dan tidur dari jam 1 malam hingga jam 12 siang sehingga melewati sarapan pagi. Siang harinya, pasien
ditemukan keluarganya tidak sadar, kaku dan gemetar, mata mendelik ke atas, tidak bisa diajak komunikasi. Pasien kemudian dibawa ke RS
Rachma Husada didapatkan gula darah hanya 23. Pasien dirawat inap selama 4 hari. Selama perawatan dilakukan koreksi hipoglikemia
berulang dengan diebrikan Injeksi D40% dan Infus D10%. Pasien kemudian dirujuk ke Poli Endokrin RSS untuk penatalaksanaan lebih lanjut.
PEMERIKSAAN FISIK
KU CM, sedang Kepala: Konjungtiva pucat (-), sklera ikterik (-)
BB 72 kg
TD 133/81 mmHg Leher: JVP 5+2 cmH2O, limfonodi tidak teraba
TB 165 cm
N 76 x/mnt Thorax:
BMI 26.45
RR 20 x/mnt C/S1-S2 normal, bising (-), kardiomegali (-)
T 36.5°C P/vesikuler +/+, ronkhi -/-, wheezing -/-
SpO2 99% RA Abdomen: supel, BU (+) normal, NT (-), hepar/lien ttb
Ekstremitas: udem ext -/-
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Lab tgl
22/2/2022 Hb
15.5 S 59.6%
AL 8.1 L 27.6%
AT 326 M 8.7%
AE 5.21 E 3.9%
Hmt 48.1 B 0.2%
MCV 92.3 GDS 82.8
MCH 29.8
TERAPI PLAN
- Monitor tanda hipoglikemia - Monitor tanda hipoglikemia
- Diet rendah kabohidrat dengan indeks - Cek insulin dan GD puasa, 30 menit setelah
glikemik rendah dengan porsi terbagi makan, 60 menit setelah makan dan 180
menit setelah makan
- USG Abdomen di bangsal

STASE TERKAIT

Endokrin
FOLLOW UP
DOKTER BANGSAL
Care Plan

No. MASALAH KEBUTUHAN PASIEN DAN RENCANA


TUJUAN TERUKUR

1. Hipoglikemia Post Prandial (Hipoglikemia Reaktif) Penegakkan etiologi hipoglikemia • Pengecekan gula darah berkala
Gula darah terkendali • Pemeriksaan kadar insulin darah
• USG Abdomen
• diet rendah karbohidrat dengan
indeks glikemik rendah dengan porsi
kecil terbagi
19/2/22 20/2/22 21/2/22 22/2/22 23/2/22

PLAN 19/2/22
• Pengecekan kadar insulin
• Pengecekan kadar gula berkala
PLAN 20/2/22
• Pengecekan kadar gula berkala
PLAN 21/2/22
• Pengecekan kadar gula berkala
• Penjaminan pengecekan kadar insulin
• USG Abdomen
PLAN 22/2/22
• Pengecekan kadar gula berkala
• Pelacakan penjaminan
PLAN 23/2/22
• Pengecekan kadar gula berkala
Lemas (+) Lemas Lemas (+) Lemas (+) Lemas (+) •Pengecekan kadar insulin
ASSESMEN : Pusing (+) berkurang Pusing (-) Pusing (-) Pusing (-)
1. Pansitopenia
Hipoglikemiaec.
Post
Susp Pusing (+) Kejang (-)
Prandial
(Hipoglikemia Reaktif) diet rendah karbohidrat dengan indeks glikemik rendah dengan porsi
kecil terbagi (makan utama dan snack)
Jadwal Makan
Pasien
19/2 06.30 (Pagi)
12.30 (Siang)
17.30 (Malam
20/2 07.10 (Pagi)
12.20 (Siang)
17.00 (Malam)
21/2 10.15 (Pagi)
12.40 (Siang)
17.30 (Malam)
22/2 07.00 (Pagi)
11.40 (Siang)
17.30 (Malam)
23/2 07.00 (Pagi)
11.50 (Siang)
17.30 (Malam)
PLAN

•Pelacakan hasil pemeriksaan kadar insulin


Stase Endokrin
Hypoglicemia
Outline

Definition

Cause of Hypoglycemia

Diagnosis Approach

Treatment

Discharge Planning
Tn.AA , 39 Tahun
• Lemas Keringat dingin gemeter gliyer
dan perut lapar sejak 3 Tahun Hipoglikemia ditandai dengan menurunya kadar glukosa darah <
• Riwayat Pingsan saat bulan puasa 70 mg/dL dengan atau tanpa adanya tanda dan gejala sistem
autonom, seperti adanya whipple͛s triad:
• 5 hari SMRS, tidak sadar kaku
gemetar post ronda dan melewati
sarapan --> Gula Darah 23

Whippled Triad
Etiology
Cause of Hypoglicemia

Reactive (Post Prandial) or Fasting

Insulin Mediated on Non Insulin Mediated

Drug-Induced or Non Drug Induced


https://www.msdmanuals.com/professional/endocrine-and-metabolic-disorders/diabetes-mellitus-and-disorders-of-carbohydrate-metabolism/
hypoglycemia
Fasting
• The Patient is unable to maintain
Hypoglycemi glucose level when fasting
a
Pada pasin ini keluhan lemas, gliyer, rasa lapar
muncul sering muncul pada pukul 11 dan 16
(Sekitar 4-5 jam dari makan pagi dan siang)
Reactive • Descriptor of timing of Hypoglycemia
(Postprandia (within four hours after meals
• Result of too much insulin being
) produced and released by the
Hypoglycemi pancreas after a large carbohydrate
a based meal
Post Prandial
Hypoglikemia
Postprandial Hypoglycemi : Differential
Diagnosis
Alimentary Hypoglycemia

Post Bariatric Surgery

Factitious hypoglycemia

Insulin autoimmune hypoglycemia’

Noninsulinoma pancreatogenous hypoglycemia


syndrome (NIPHS)

Other : Insulinoma, Postprandial Sympathoadrenal, Ingestion of unripened ackee fruit, toxic


substance
Alimentary
Hypoglycemia
• Consequence of upper
gastrointestinal surgery
(Gastrectomy, Post Bariatric
Gastroenterostomy, or Surgery
vagotomy)
• Symptoms  autonomic type, • After Roux-en-Y gastric
occurred one to two hours after
eating. bypass as treatment for
class 2 or 3 obesity 
postprandial
hypoglycemia
Factitious
hypoglycemia
• From use of insulin or
Insulin autoimmune hypoglycemia
sulfonylurea have
symptoms at any time, • Due to spontaneous generation of insulin
antibodies (rare cause) 
may experience postprandial and (sometimes) fasting
postprandial hypoglycemia
• Insulin secreted in response to a meal binds
hypoglycemia. to the antibody and then (it is proposed)
disassociates in an unregulated fashion
causing late postprandialhyperinsulinemia
and hypoglycemia
• Diagnostic clues  evidence of other
autoimmune phenomena and very high
plasma total insulin concentrations
Noninsulinoma pancreatogenous
hypoglycemia syndrome
(NIPHS)

• Characterized by endogenous
hyperinsulinemic hypoglycemia
that is not caused by an insulinoma
• Pancreatic specimens  beta-cell Insulinoma
hypertrophy, islets with enlarged and
hyperchromatic nuclei, and increased
periductular islets
• Characteristic of nesidioblastosis, a term
that refers to neoformation of islets of • Fasting hypoglycemia but
Langerhans from pancreatic duct epithelium mayhave postprandial
• Clinical feature of NIPHS : postprandial
hypoglycemia, occurring two to four hours symptoms, sometimes
after meals. Neuroglycopenic symptoms,
including loss of consciousness and
exclusively at this time.
generalized seizures, are common
Approach Diagnosis
Evaluation
Fasting evaluation
• Fasting Plasma Glucose Measured
• this approach causes neither symptoms nor hypoglycemia and if clinical suspicion
remains high, the patient should undergo a 72-hour fast.

Postprandial evaluation
• symptoms of hypoglycemia typically occur
within five hours after eating,  postprandial state evaluation (mixed-meal test).
• Samples (plasma glucose, insulin, C-peptide, and
proinsulin) prior to ingestion of the meal and every 30 minutes thereafter
for five hours
• If severe symptoms occur prior to five hours, samples should be collected before
the administration of carbohydrates (to assess for correction of symptoms)
Evaluation

72-hour fast
• The purpose of the 72-hour fast is to provoke
the homeostatic responses (ncreased
release of glucagon, epinephrine, and, to a
lesser degree, growth hormone and cortisol)
that keep blood glucose concentrations from
falling to concentrations that cause symptoms
in the absence of food
Management
Acute Management
• Similar to the management of hypoglycemia during the treatment of diabetes

Long term Treatment


• Treat Specific Cause

Postprandial autonomic symptoms management


• Frequent (every three hours) small meals or snacks, consuming
foods high in fiber, avoiding foods high in sugar, and a regular exercise
regimen have been recommended
• If dietary modification is not successful in reducing symptoms, some advocate a trial of
alpha-
glucosidase inhibitors to delay carbohydrate absorption  reduce the insulin
response to a meal (few data support)
Hipoglikemia Ringan Hipoglikemia Berat
Discharge Planning Criteria

• Diagnosis Tegak
• Klinis hipoglikemia dan Kadar Gula darah
terkontrol
Sintesa Stase
Tn. AA 39 tahun
ANAMNESIS
KU : Lemas
• 3 TSMRS: Pasien mengeluhkan terkadang mengalami gejala lemas, keringat dingin, gemetar, nggliyer, dan perut lapar terutama jika telat Problem Aktif
makan, keluhan membaik jika diberikan makanan. Keluhan muncul tiap 3-6 bulan. Pasien mengatakan sempat periksa ke Puskesmas, namun
saat itu dikatakan sakit lambung dan diberikan Ranitidin.
• 1 TSMRS: Keluhan lemas dan keringat dingin dikatakan memberat, lebih sering muncul, hampir tiap bulan. Pada bulan puasa tahun lalu,
pasien sempat pingsan di siang hari ketika sedang berpuasa. Pasien diberikan minum manis kemudian bangun. Pasien sempat periksa ke
- Hypoglikemia
klinik Dokter Umum kemudian disarankan ke Puskesmas untuk mencari rujukan, namun saat diperiksa gula darah di Puskesmas dikatakan 60
mg/dl sehingga pasien tidak jadi dirujuk. Pasien sering mengalami nggliyer terutama sekitar jam 11 dan jam 16 sehingga pasien sering
Postprandial
mengkonsumsi snack berat atau makan porsi kecil selain makanan utama.
• 5 hari SMRS : Pasien ronda malam dan tidur dari jam 1 malam hingga jam 12 siang sehingga melewati sarapan pagi. Siang harinya, pasien
(Reactive
ditemukan keluarganya tidak sadar, kaku dan gemetar, mata mendelik ke atas, tidak bisa diajak komunikasi. Pasien kemudian dibawa ke RS
Rachma Husada didapatkan gula darah hanya 23. Pasien dirawat inap selama 4 hari. Selama perawatan dilakukan koreksi hipoglikemia
Hypoglikemia)
berulang dengan diebrikan Injeksi D40% dan Infus D10%. Pasien kemudian dirujuk ke Poli Endokrin RSS untuk penatalaksanaan lebih lanjut .
PEMERIKSAAN FISIK
KU CM, sedang Kepala: Konjungtiva pucat (-), sklera ikterik (-)
BB 72 kg
TD 133/81 mmHg Leher: JVP 5+2 cmH2O, limfonodi tidak teraba
TB 165 cm
N 76 x/mnt BMI 26.45
Thorax: Plan :
RR 20 x/mnt C/S1-S2 normal, bising (-), kardiomegali (-)
T 36.5°C P/vesikuler +/+, ronkhi -/-, wheezing -/- Monitor tanda dan gejala
SpO2 99% RA Abdomen: supel, BU (+) normal, NT (-), hepar/lien ttb hipoglikemia
Ekstremitas: udem ext -/-
PEMERIKSAAN PENUNJANG Pemeriksaan Gula Darah dan
Insulin post prandial (Mixed
Lab tgl
Meal Test)
22/2/2022 Hb USG Abdomen 21/2/2022
15.5 S 59.6% - Tak tampak kelainan pada hepar, vesica fellea, lien, pancreas, kedua ren, vesica
AL 8.1 L 27.6% urinaria maupun prostat.
AT 326 M 8.7% - Tak tampak limfadenopati paraaortici.
AE 5.21 E 3.9%
Hmt 48.1 B 0.2%
MCV 92.3
MCH 29.8
MOHON ASUPAN
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai