Anda di halaman 1dari 34

KEJANG DEMAM KOMPLEKS et causa

BRONKOPNEUMONIA DENGAN
ANEMIA DEFISIENSI Fe
Nama Mahasiswa :
Avicenna Shafhan Arfi 21601101008
Astri Ocvitasari 21601101015

Dosen Pembimbing Klinis :


dr. Yeni Amalia, Sp. A
Dosen Pembimbing Lapangan :
dr. Dina Mariyati
Dosen Penguji FK :
dr. Reza Hakim, M. Biomed
LATAR BELAKANG

● Kejang demam merupakan kejang pada anak usia 6 bulan sampai 5 tahun yang terjadi saat demam dan tidak
terkait dengan kelainan intrakranial, gangguan metabolik, atau riwayat kejang tanpa demam (American
Academy of Pediatrics, 2008).

● Kejang demam dibagi menjadi 2 golongan, yaitu kejang demam sederhana dan kejang demam kompleks
(International League Against Epilepsy, 1993).

● Anemia adalah suatu masalah kesehatan global yang terjadi pada negara berkembang maupun negara maju,
dapat terjadi pada seluruh fase kehidupan, namun paling sering terjadi pada wanita hamil dan anak-anak.
LAPORAN KASUS
LAPORAN KASUS
• Anamnesa (Heteroanamnesa)
(Heteroanamnesa dilakukan kepada Bapak dan Ibu Pasien)
Identitas
Nama Pasien : An. I
TTL/Usia : 8 April 2018 (1 tahun 9 bulan)
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Jl. Raya Candi
Agama : Islam
Pekerjaan : belum bekerja
Status : belum menikah
No.Telp : 08xxxxxxxxxx
No RM : 291xxx
Tanggal Pemeriksaan : 20 Januari 2020
MRS : 20 Januari 2020, pkl.08.15 WIB

Nama Ayah : Tn. Eko Oktaviandi Nama Ibu : Ny. Fitri Indah
Usia : 24 tahun Usia : 23 tahun
Pekerjaan : swasta Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Pendidikan terakhir : SMA Pendidikan terakhir : SMA
Alamat : Jln. Raya Candi Alamat : Jln. Raya Candi
LAPORAN KASUS
• Keluhan Utama : Demam
• Keluhan Penyerta : kejang, muntah, batuk, pilek
• Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien kejang 2 kali di rumah selama kurang lebih 2 menit. Kejang seluruh badan, badan kaku, mata
melihat ke atas. Pasien sadar setelah kejang. Demam tinggi dan muntah mulai semalam. Batuk dan pilek sejak 2 hari
terakhir. Makan dan minum menurun. BAB dan BAK normal.
• Riwayat Penyakit Dahulu :
9 bulan yang lalu (usia pasien 1 tahun) pasien MRS 1x di puskesmas karena kejang pertama kali didahului
demam yang berlangsung 2x dalam 24 jam dan sadar setelah kejang.
• Riwayat Penyakit Keluarga : Ibu dan Ayah Riwayat kejang (+) saat kecil
• Riwayat Pengobatan : Diazepam 1 (Stesolid) supp
• Riwayat Kehamilan dan Persalinan : ANC : tidak rutin ke bidan
• Kehamilan : Rontgen (-), dipijat (+), keputihan (-), perdarahan (-), muntah (-), HT (-), BB meningkat 1-
2 kg tiap bulan
• Kelahiran : persalinan normal per vagina, lahir di bidan, lahir langsung menangis
UK: 36-37 minggu
BBL : 3,0 kg PB : - LK : - LL : -
Anak : ke 1
• Riwayat Tumbuh Kembang : Orang tua lupa saat usia berapa anak bisa angkat kepala, tengkurap dan berbalik,
duduk dan bicara, namun ibu menyatakan bisa berdiri tanpa bantuan saat usia 10 bulan.
LAPORAN KASUS
• Riwayat Imunisasi : Dasar lengkap

• Riwayat Nutrisi :
- Pasien diberi ASI dari lahir sampai usia saat ini.
- ASI sempat tidak keluar satu minggu pertama lahir lalu diberi susu formula.
- Usia 6-7 bulan mulai diberikan MPASI.
- Makanan sekarang : Asupan makanan cukup baik
• Riwayat Alergi : tidak ada alergi
• Riwayat Sosek : Orang tua pasien memperhatikan kesehatan anak.
LAPORAN KASUS
• Pemeriksaan Fisik
Pasien Pertama masuk ke RSI UNISMA
Keadaan Umum :
Kesan Umum : sakit sedang
Sadar
Cukup aktif
Demam (+)
Kejang (-)
Kesadaran : Compos Mentis (GCS 15 : E4V5M6)
Vital Sign :
TD : tidak diperiksa
Suhu : 37,3℃
Nadi : 107 kali/menit
RR : 32x/menit
Saturasi O2 : 98%
Akral : hangat
LAPORAN KASUS
Antropometri dan Status Nutrisi  
Berat Badan : 9,8 kg Status Gizi :
Tinggi Badan : 75 cm BB/U = 0 – (-2)
Lingkar Lengan Atas : 16 cm TB/U = -2 – (-3)
Lingkar Kepala : 46 cm BB/TB = 0 – (+1)
BMI = 1 – (+2)
LLA/U = 0 – (+1)
LK/U = 0 – (-2)

Status Gizi Waterlow (1972)


= 100% (Status Gizi Baik)
LAPORAN KASUS
• Status Interna:
Tabel Status Interna Pasien
LAPORAN KASUS
• Status Interna:
Tabel Status Interna Pasien
LAPORAN KASUS
• Status Interna:
Tabel Status Interna Pasien
LAPORAN KASUS
• Pemeriksaan Neurologi
Pemeriksaan tanda rangsang meningeal
1. Kaku kuduk (-)
2. Brudzinski I (-)
3. Brudzinski II (-/-)
4. Laseque (-/-)
5. Kernig (-/-)

Pemeriksaan refleks fisiologis


6. Reflek Bisep (+/+)
7. Reflek Trisep (+/+)
8. Reflek patella (+/+)
9. Reflek Achilles (+/+)

Pemeriksaan refleks patologis


10. Reflek Hoffman (-/-)
11. Reflek Tromner (-/-)
12. Refleks Babinski (-/-)
13. Refleks Chaddock (-/-)
14. Refleks Oppenheim (-/-)
15. Refleks Gordon (-/-)
16. Refleks Gonda (-/-)
LAPORAN KASUS
• Diagnosa Banding
Kejang
- Kejang Demam Kompleks
- Kejang Demam Simpleks
- Epilepsi
- Status Epileptikus

Infeksi saluran pernapasan atas


- Bronkopneumonia
LAPORAN KASUS
Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium
Evaluasi Hapusan Darah Tepi (21 januari 2020)
Eritrosit : hipokrom anisopoikilositosis, mikrositik +, target cells +, eliptosis +, cigar cell +
Leukosit : kesan jumlah normal, neutrofilia
Hitung jenis:
Eo/ba/st/seg/lim/mo
-/-/11/69/13/7
Trombosit : kesan jumlah meningkat
Kesimpulan : suspek anemia defisiensi Fe dengan neutrofilia dan trombositosis reaktif DDx
thalassemia trait
Saran : pemeriksaan laboratorium hitung retikulosit, SI, TiBC dan Hb elektroforesis
 
LAPORAN KASUS
Darah Lengkap (22 januari 2020)
Tabel Hasil Pemeriksaan Darah Lengkap
Parameter Normal Hasil Satuan

HEMATOLOGI
Hematologi Lengkap
Hemoglobin 10,7-13,1 8,0 (↓) gr/dl
Eritrosit 3,7-5,7 4,73 juta/ul
Leukosit 6-17,5 6,6 ribu/ul
Trombosit 229-553 316 ribu/ul
MPV 7,2-11,1 7,5 fL
Hematrokit 33-39 25,2 (↓) %
Indeks Eritrosit
MCV 74-102 53,0 (↓) Fl
MCH 24-30 16,5 (↓) Pg
MCHC 32-36 31,7 (↓) gr/dl
Hitung Jenis Leukosit
Basofil 0-1 1,3 (↑) %
Neutrofil 25-60 9,8 (↓) %
Limfosit 25-50 82,2 (↑) %
Eosinofil 1-5 0,2 (↓) %
Monosit 4-8 6,5 %
LAPORAN KASUS
Foto Thorax AP (22 januari 2020)
Cor : besar dan ukuran kesan dalam batas normal
Pulmo: tampak infiltrate pada parahiller dan paracardial bilateral
kedua sinus kostofrenikus tajam
Hemidiafragma D/S baik
Tulang dan jaringan lunak normal

Kesan : Bronchopneumonia
LAPORAN KASUS
Evaluasi Hapusan Darah Tepi (23 januari 2020)
Eritrosit : hipokrom anisopoikilositosis, mikrositik +, burr cells +, target cells +, eliptosis +, annulosit
+, fragmentosit +, mikrosferosit +
Leukosit : kesan jumlah normal, limfositosis, neutropenia
Hitung jenis:
Eo/ba/st/seg/lim/mo
-/-/3/6/88/3
Trombosit : kesan jumlah normal
Kesimpulan : suspek anemia hemolitik dengan defisiensi Fe, DDx thalassemia dengan limfositosis
dan neutropenia
Saran : pemeriksaan laboratorium hitung retikulosit, SI, TiBC dan Hb elektroforesa
LAPORAN KASUS
Pemeriksaan Hematologi (24 januari 2020)

KIMIA KLINIK
  Normal Hasil Satuan
Besi L: 53-167 31 (↓) ug/dL
P: 49-151
TIBC L: 300-400 406 (↑) ug/dL
P: 250-350
Saturasi 16-45 8 (↓) %
transferin
LAPORAN KASUS
Darah Lengkap (27 januari 2020)
Tabel Hasil Pemeriksaan Darah Lengkap
Parameter Normal Hasil Satuan
HEMATOLOGI
Hematologi Lengkap
Hemoglobin 10,7-13,1 9,5 (↓) gr/dl
Eritrosit 3,7-5,7 4,73 juta/ul
Leukosit 6-17,5 6,6 ribu/ul
Trombosit 159-400 459 ribu/ul
MPV 7,2-11,1 7,5 fL
Hematrokit 33-39 29,8 (↓) %
Indeks Eritrosit
MCV 74-102 58,0 (↓) Fl
MCH 24-30 18,3 (↓) Pg
MCHC 32-36 31,8 (↓) gr/dl
RDW CV 11,5-14,5 21,5 (↑) %
RDW-SD 37-52 44 fL
Hitung Jenis Leukosit
Basofil 0-1 1 %
Neutrofil 25-60 58 %
Limfosit 25-50 32 %
Eosinofil 1-5 3 %
Monosit 4-8 6 %
LED <20 8 mm/jam
LAPORAN KASUS
Screening Thalassemia dan Hb-pathies (29 januari 2020)

Concentration % Area % Ref.range (%)


12-24 Month
Hb A 74,0 (↓) 94,0 – 97,0
Hb F Not Detected (< 0,8) 0,5 – 3,0
Hb A2 2,8 1,9 – 3,0
Hb E 23,2  
Saran untuk tes kelanjutan: darah lengkap, hapusan darah, iron studies dan DNA Phenotyping
 
Diagnosa Kerja
Kejang Demam Kompleks et causa bronkopneumonia dengan anemia
defisiensi Fe
Follow Up Pasien
Tanggal S O A P

Hari ke 1  Kejang 2 K/U : sakit sedang WDx: PTx :


20/01/2020 kali dirumah aktif/sadar/panas (+)/kejang (-) 1. Kejang Demam - O2 nasal kanul 2 Lt/menit
   Durasi Kesadaran : Composmentis kompleks - IVFD C1:4 1000cc/hari
  kejang GCS 456 2. ISPA (Dex 5% : NS 0,225%)
kurang lebih TTV   1000cc x 20 = 14 tetes makro/menit
< 2 menit. TD : -   24 jam x 60
 Demam Nadi : 107x/menit  
selama 2 RR : 32x/menit - Oral NGT (makan minum) 1400cc/hari
hari. Suhu : 37,3℃ - Inj. Metamizole (santagesik) 3x100 mg (10
 Batuk (+) SpO2 : 98% mg/kgbb/kali)
 Pilek (+) Antropometri : - Inj. Paracetamol (sanmol) 3x100 mg IV
 Muntah (+) BB: 9,8 kg - Inj. ceftriaxone 1x750 mg drip NS 100 cc IV
 Mual (+)   - Inj. dexamethason 5 mg IV (0,5 mg/kgbb/hari)
 Sesak (-) Pemeriksaan Fisik Rhonki -+-/- - Inj. Fenitoin 3x15mg drip NS 100 cc
  +- - Inj. Ondansetron 3x1 g IV
    - Inj. Ranitidine 2x10 mg IV
Hasil pemeriksaan darah - Supp. Stesolid 5 mg (bila kejang)
lengkap : PDx:
Hb 8,0 ml/dL (↓) - GD dan Elektrolit
Ht 25,2% (↓) - Hapusan darah tepi
Basophil 1,3 (↑) - Foto thorax AP
Neutrophil 9,8 (↓) - Rapid covid-19
Limfosit 82,2 (↑)
Eosinophil (↓)
Follow Up Pasien

Tanggal S O A P

Hari ke 1     Monitoring:
20/01/2020     1. keluhan pasien (kejang, demam, batuk, pilek, mual
  muntah)
  2. tanda-tanda vital
3. asupan makan dan minum
4. BAB dan BAK
Follow Up Pasien

Tanggal S O A P

Hari ke 2 Demam naik turun K/U : cukup baik WDx: PTx :


21/01/2020 Kejang (-) aktif/sadar/panas (+)/kejang (-) 1. Kejang Demam Medikamentosa:
  Muntah (+) Kesadaran : Composmentis Komplek - IVFD C1:4 1000cc/hari
Mual (+) GCS 456 2. ISPA (Dex 5% : NS 0,225%)
Batuk (+) TTV 3. Suspek anemia 1000cc x 20 = 14 tetes makro/menit
Pilek (+) TD : - defisiensi Fe 24 jam x 60
Nadi : 110x/menit   - Oral NGT (makan minum) 1400cc/hari
RR : 20x/menit - Inj. Ranitidine 2x10 mg IV
Suhu : 36,3℃ - Inj. Ondansetron 3x1 g IV
SpO2 : 99% - Inj. Metamizole (santagesik) 3x100 mg IV
  - Inj. Paracetamol (Sanmol) 3x100 mg IV
Pemeriksaan Fisik: - Inj. ceftriaxone 1x750 mg drip NS 100 cc
Rhonki -+-/-+- - Inj. Fenitoin 3x15mg drip NS 100 cc
  - Supp. Stesolid 5 mg (bila kejang)
Pmx. Penunjang: - Alco 3x1,5 mg (pseudoephedrine HCl 30 mg +
Lab. Evaluasi apusan darah brompheniramine maleat 2 mg)
tepi: suspek anemia def. Fe dgn - Methisoprinol (Isoprinosin syr) 3x5 ml
neutrofilia dan trombositosis - Nebul
reaktif DDx thalassemia trait (NS 2 mg + Ventolin 1 mg) 2x1
   
Non medikamentosa:
- Anjurkan kompres hangat bila demam
- Beri minum sesering mungkin
Follow Up Pasien

Tanggal S O A P

Hari ke 3 Kejang (-) K/U : cukup baik WDx: PTx :


22/01/2020 Demam (+) aktif/sadar/panas (+)/kejang (-) 1. Kejang Demam - IVFD C1:4 1000cc/hari
  Batuk (+) Kesadaran : Composmentis kompleks (Dex 5% : NS 0,225%)
Pilek (+) GCS 456 2. Bronkopneumon 1000cc x 20 = 14 tetes makro/menit
Sesak (-) TTV ia 24 jam x 60
Muntah (+) TD : - 3. Anemia - Oral NGT (makan minum) 1400cc/hari
Mual (+) Nadi : 100x/menit defisiensi Fe - Inj. ceftriaxone 1x750 mg drip NS 100 cc
  RR : 20x/menit   - Inj. Gentamicin 1x40mg IV
  Suhu : 37,1℃ - Inj. Metamizole (Antrain) 3x100mg IV
SpO2 : 99% - Inj. Paracetamol (Sanmol) 3x100mg IV
Pemeriksaan Fisik Rhonki -+-/- - Inj. Ranitidine 2x10 mg IV
+- - Inj. Ondansetron 3x1 g IV
  - Inj. Fenitoin 3x15mg drip NS 100 cc
Pmx. Penunjang - Alco 3x1,5 mg (pseudoephedrine HCl 30 mg +
darah lengkap : brompheniramine maleat 2 mg)
Hb 8,0 ml/dL (↓) - Methisoprinol (Isoprinosin syr) 3x5 ml
Ht 25,2% (↓) - Nebul (NS 3cc + combivent 1cc +
Basophil 1,3 (↑) Adrenalin 1 cc) 2x1
Neutrophil 9,8 (↓) Non medikamentosa:
Limfosit 82,2 (↑) - Anjurkan kompres hangat bila demam
Eosinophil (↓) Beri minum sesering mungkin
 
Foto thorax PA:
bronkopneumonia
Follow Up Pasien

Tanggal S O A P

Hari ke-4 Kejang (-) K/U : cukup baik WDx: PTx :


23/01/2020 Demam (+) aktif/sadar/panas (-)/kejang (-) Kejang Demam kompleks - IVFD C1:4 1000cc/hari
Batuk (+) Kesadaran : Composmentis Bronkopneumonia (Dex 5% : NS 0,225%)
Pilek (-) GCS 456 Suspek anemia defisiensi Fe 1000cc x 20 = 14 tetes makro/menit
Sesak (-) TTV   24 jam x 60
Muntah (+) TD : - - Oral NGT (makan minum) 1500cc/hr
Mual (+) Nadi : 104x/menit - Inj. ceftriaxone 1x750 mg drip NS 100 cc
  RR : 20x/menit - Inj. Gentamicin 1x40mg IV
  Suhu : 38,7℃ - Inj. Metamizole (Antrain) 3x100mg IV
SpO2 : 99% - Inj. Paracetamol (Sanmol) 3x100mg IV
  - Inj. Ranitidine 2x10 mg IV
Pemeriksaan Fisik - Inj. Ondansetron 3x1 g IV
Rhonki -+-/-+- - Inj. Fenitoin 3x15mg drip NS 100 cc
  - Alco 3x1,5 mg (pseudoephedrine HCl 30 mg +
Pmx.penunjang: brompheniramine maleat 2 mg)
Evaluasi apusan darah tepi: - Methisoprinol (Isoprinosin syr) 3x5 ml
Suspek anemia hemolitik dgn - Nebul (NS 3cc + combivent 1cc +
def. Fe, DDx thalassemia dgn Adrenalin 1 cc) 2x1
limfositosis dan neutropenia Non medikamentosa:
- Anjurkan kompres hangat bila demam
- Beri minum sesering mungkin
Follow Up Pasien
Tanggal S O A P

Hari ke-5 Kejang (-) K/U : cukup baik WDx: PTx :


24/10/2020 Demam (-) aktif/sadar/panas (-)/kejang (-) Bronkopneumonia - IVFD C1:4 14 tetes makro/menit 1000cc/hari
Batuk (+) Kesadaran : Composmentis Anemia defisiensi Fe - Inj. ceftriaxone 3x500 mg drip NS 100 cc
Pilek (-) GCS 456   - Inj. Gentamicin 1x40mg IV
Sesak (-) TTV - Inj. Metamizole (Antrain) 3x100mg IV
  TD : - - Inj. Paracetamol (Sanmol) 3x100mg IV
Nadi : 100x/menit - Inj. Ranitidine 2x10 mg IV
RR : 20x/menit - Inj. Ondansetron 3x1 g IV
Suhu : 37,0℃ - Inj. Fenitoin 3x15mg drip NS 100 cc
SpO2 : 99% - Alco 3x1,5 mg (pseudoephedrine HCl 30 mg +
  brompheniramine maleat 2 mg)
Pemeriksaan Fisik Rhonki -+-/- - Methisoprinol (Isoprinosin syr) 3x5 ml
+- - Nebul (NS 3cc + combivent 1cc + Adrenalin 1 cc)
  2x1
Pmx.penunjang:
Kimia klinik:
Besi 31ug/dL (↓)
TIBC 406 (↑)
Saturasi transferrin 8 (↓)
Follow Up Pasien
Tanggal S O A P
Hari ke-6 Kejang (-) K/U : cukup baik WDx: PTx :
25/10/2020 Demam (-) aktif/sadar/panas (-)/kejang (-) Bronkopneumonia - IVFD C1:4 14 tetes makro/menit 1000cc/hari
Batuk (+) Kesadaran : Composmentis Anemia defisiensi Fe - Inj. Ceftriaxone 3x500 mg drip NS 100 cc
Pilek (-) GCS 456 - Inj. Gentamicin 1x40mg IV
Sesak (-) TTV - Inj. Metamizole (Antrain) 3x100mg IV
  TD : - - Inj. Ranitidine 2x10 mg IV
Nadi : 100x/menit - Inj. Ondansetron 3x1 g IV
RR : 20x/menit - Inj. Fenitoin 3x15mg drip NS 100 cc
Suhu : 37,0℃ - Alco 3x1,5 mg (pseudoephedrine HCl 30 mg +
SpO2 : 99% brompheniramine maleat 2 mg)
  - Methisoprinol (Isoprinosin syr) 3x5 ml
Pemeriksaan Fisik Rhonki -+-/- - Nebul (NS 3cc + combivent 1cc +) 2x1
+-  
ACC KRS
Kontrol kamis, 30 januari 2020 (mulai diberikan ferrous
2x1ml)
Nebul tetap diberikan di IGD 2x1 selama 4 hari (jika
pasien masih di RS terapi tetap)
Planning
Planning Terapi
1. O2 nasal kanul 2 Liter/menit
2. Infus C1:4 14 tetes makro/menit 1000cc/hari (Dex 5% : NS 0,225%)
3. Inj. Metamizole (santagesik/antrain) 100 mg/8jam
4. Inj. Ranitidine 10 mg/12 jam
5. Inj. Ondansetron 1 mg k/p
6. Inj. Ceftriaxone 750 mg/24 jam drip NS 100 cc
7. Inj. Paracetamol (sanmol) 100 mg/8 jam
8. Alco 3x1,5 mg (pseudoephedrine HCl 30 mg + brompheniramine maleat 2 mg
9. Methisoprinol (Isoprinosin syr) 3x5 mg
10. Stesolid supp 5 mg (k/p kejang)
11. Nebul (NS 2 cc + Ventolin 1 cc) 2x1 ; Nebul (NS 2 cc + Ventolin 1 cc + adrenalin 1
cc) 2x1
12. Inj. Dexamethasone 5 mg
13. Inj. Fenitoin 3x15 mg drip NS 100 cc
14. Gentamicin IV 40 mg/24 jam
15. Diet tinggi kalori tinggi protein 1500 kalori/hari
• Planning Diagnostik
- Rapid test COVID-19
- Elektrolit
- Gula darah
 
• Komunikasi, Informasi, dan Edukasi
- Meyakinkan orang tua bahwa kejang demam umumnya mempunyai prognosis baik
- Memberikan informasi bahwa kemungkinan kejang dapat terjadi lagi
- Pemberian obat profilaksis (kejang demam kompleks terjadi lebih dari 4 kali dalam satu tahun) untuk
mencegah berulangnya kejang memang efektif tetapi tetap harus memperhatikan efek samping obat
- Memberitahukan cara penanganan kejang, jika anak mengalami kejang dirumah :
1. Tetap tenang dan tidak panik
2. Kendorkan pakaian yang ketat terutama disekitar le­her
3. Bila tidak sadar, posisikan anak terlentang dengan kepala miring
4. Bersihkan muntahan atau lendir di mu­lut atau hidung untuk menghindari aspirasi
5. Jangan memasukkan sesuatu kedalam mulut saat kejang
6. Ukur suhu, observasi dan catat lama dan bentuk ke­jang
7. Pemberian obat diazepam rektal 1x jika kejang lalu anak dibawa ke Rumah Sakit/faskes terdekat.
8. Jangan berikan diazepam jika kejang sudah berhenti
9. Bawa ke dokter atau rumah sakit jika kejang berlangsung 5 menit atau lebih, atau jika suhu lebih dari 40 oC,
kejang tidak berhenti dengan diazepam rektal, kejang fokal, setelah kejang anak tidak sadar atau terdapat
kelumpuhan.
 
• Komunikasi, Informasi, dan Edukasi
- Jika anak demam di rumah, lakukan:
1. Beri obat penurun panas jika anak demam (selalu sedia obat penurun panas di kotak obat)
2. Kompres hangat di leher, ketiak dan selangkangan anak
3. Persiapan segera ke rumah sakit/faskes terdekat
4. Pemberian nutrisi kaya zat besi seperti daging sapi/ayam, hati ayam/sapi, sayur bayam, brokoli, kacang
merah dan kedelai.

• Prognosis
Quo ad vitam : ad bonam
Quo ad functionam : ad bonam
Quo ad sanationam : ad bonam

• Komplikasi
- Kejang demam berulang
- Epilepsi
- Status epileptikus
- Efusi pleura
- Pericarditis
- Gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak
PEMBAHASAN
Anamnesis, Pemeriksaan Fisik, Pemeriksaan Penunjang

Kejang Bronkopneumonia
Demam Suhu naik mendadak karena infeksi
Kompleks

Batuk, pilek, Leukosit normal,


Rhonki (+)
demam tinggi jumlah Limfosit (↑)
Genetik
Ibu & ayah Riwayat Usia 21 bln, Kejang
2x selama kurang Foto thorax PA:
kejang demam saat bronkopenumonia
kecil lebih 2 menit

PDPI (2003) dan Kemenkes RI (2012) Rahajoe et al (2013)


Fuadi (2010) 1. bronkopneumonia menyebabkan suhu Infeksi oleh virus,
59-64% resiko Kriteria Livingstone KDK:
tubuh menjadi meningkat oleh karena ditandai jumlah
anak kejang 1. Usia 6 bln-5 thn
adanya infeksi saluran napas. leukosit normal atau
demam Ketika 2. Durasi kejang >15 mnt
2. batuk setelah beberapa hari infeksi meningkat (tidak
orang tua ada 3. Kejang fokal/fokal
3. Auskultasi rhonki basah halus sampai melebihi
Riwayat saat menjadi general
sedang. 20.000/mm3) limfosit
kecil 4. Berulang dlm 24 jam
4. Gambaran radiologi bronkopneumonia predominan
PEMBAHASAN
Pemeriksaan Penunjang

Hapusan darah tepi


Darah Lengkap Kimia Klinik suspek anemia defisiensi Fe
Hb (↓) Besi (↓) (gambaran eritrosit hipokrom
Ht (↓) TIBC (↑) mikrositer, anisositosis dan
Saturasi transferrin (↓) poikilositosis)

Anemia defisiensi Fe

Lubis et al., (2009) dan WHO (2011)


Kriterian anemia defisiensi Fe:
1. kadar Hb & Ht kurang dari normal sesuai usia,
2. kadar serum Fe serum <50 µg/dl (N: 80-180 µg/dl)
3. saturasi transferrin <15% (N: 20-50%)
4. hapusan darah tepi didapatkan gambaran hipokrom
mikrositer, anisositosis, poikilositosis.
PENUTUP

Kesimpulan
Berdasarkan hasil anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang pasien didiagnosa
kejang demam kompleks et causa bronkopneumonia dengan anemia defisiensi Fe. Penegakan
diagnosa yang tepat serta tata laksana yang adekuat sangat diperlukan pada kasus ini.
 
Saran
- Melakukan tindakan kooperatif secepatnya .
- Pentingnya pemberian edukasi pada pasien mengenai kondisi penyakitnya sebagai cara untuk
menurunkan resiko komplikasi yang dapat terjadi.

Anda mungkin juga menyukai