Anda di halaman 1dari 38

Laporan Kasus

Seorang Penderita dengan Anemia Defisiensi Besi


Oleh:
dr. Refin Firmansyah
Pembimbing:
dr. Irwin Prijatna, Sp PD
dr. Aufa Niami
http://www.free-powerpoint-templates-design.com
Identitas Pasien
Nama : Tn. S
Umur : 65 tahun
Jenis kelamin : Laki – laki
Alamat : Driyorejo
Pekerjaan : Wiraswasta
Suku : Jawa
Agama : Islam
Status Pelayanan : BPJS
No. RM : 475382
Tanggal MRS : 24 Juni 2019
Tanggal KRS : 26 Juni 2019

1
Anamnesis
Keluhan Utama: Badan lemas
Riwayat Penyakit Sekarang: Pasien datang ke Poli dengan keluhan badan lemas,
letih, pusing berputar sejak 2 hari SMRS. Badan lemas jika melakukan aktifitas mau
pun berjalan, badan gemetar dan pandangan agak berkunang – kunang. Telapak
tangan dan kaki pasien tampak pucat.
Pasien juga mengeluh mual dan muntah sejak 2 hari yang lalu, muntah dalam sehari
sebanyak 2 kali. Selama itu nafsu makan pasien menurun, makan hanya dua kali
sebanyak 3 sendok setiap kali makan, minum hanya 3 gelas air setiap hari. Untuk
BAK urine berwarna kuning, dan BAB konsistensi padat dan berwarna kuning, tidak
hitam dan berdarah.
Pasien tidak mengeluh demam, batuk lama, nyeri ulu hati, mimisan, maupun perdara
han spontan lainnya.

2
Anamnesis

RPD RPK RPO R Kebiasaan

• DM (-) • DM (-) • Pasien tidak • Pasien sering


• Penyakit • Penyakit sedang mengkonsumsi
jantung & jantung & mengkonsumsi kopi 2 – 3 gelas
pembuluh pembuluh obat – obat an tiap harinya
darah: HT (-), darah: HT (-), • Pasien merokok
PJK (-) PJK (-) menghabiskan
• CVA (-) • CVA (-) 1 bungkus
• Alergi (-) • Alergi (-) rokok per hari
• Asma (-) • Asma (-)

3
Riwayat Gizi Pasien
BB: 65 kg
TB: 168 cm
BMI = Berat Badan (Kg) = 65
Tinggi Badan(m)2 (1,68)2
BMI = 23 kg/m2
Kesan : Status Gizi Normal

4
Pemeriksaan Fisik

• KU: Lemah • TD: 90/60 mmhg

TTV
PEMERIKSAAN UMUM
• Kesadaran: • RR: 22x/mnt
Compos mentis • HR: 88x/mnt
• GCS: E4 V5 M6 • Tax: 36,5OC
• SpO2: 98%

5
Pemeriksaan Fisik
Kepala Leher
• Konjungtiva Anemis +/+, sklera ikterik -/-, cyanosis -/-, dyspnea -/-
• Pembesaran KGB (-), Pembesaran tiroid (-), peningkatan JVP (-) Atrofi Papil
lidah (-)

Thorax
• S1S2 tunggal, reguler, g/m : -/-
• Vesikuler +/+, rhonki -/-, whezing -/-, retraksi -/-
Abdomen
• Spider navy (-), Flat, BU (+) N, soepel, nyeri tekan abdomen (-)
hepatosplenomegali (-) timpani

Extremitas
• Superior: akral hangat +/+, edema -/-, pucat +/+
• Inferior: akral hangat +/+, edema -/-, pucat +/+ 6
Pemeriksaan Penunjang Darah Lengkap (Tanggal 24/06/2019)

Nama Pemeriksaan Hasil Nilai Normal

HB 6.3 g/dL 13,0 – 18,0

Hematokrit 18.2 % 40 - 52

Lekosit 9.0 ribu/µL 3,8 – 10,6

Eritrosit 2.45 juta/µL 4,5 – 6,5

Trombosit 431.000 ribu/µL 150.000-450.000

MCV 74.0 fL 80-100

MCH 25 pg 26-32

MCHC 31 % 32-36

Gol. Darah “O”

Rhesus + 7
Pemeriksaan Penunjang Foto Thorax (Tanggal 24/06/2019)

1. Simetris
2. Trake di tengah
3. Jantung CTR 53%
4. Sinus costophrenicus tajam
5. Diafragma dalam batas normal
6. Corakan bronkovaskular normal

8
Pemeriksaan Penunjang EKG (Tanggal 24/06/2019)

Rate: 88 x/m, Rhytm: Sinus rhytm, Axis: Normal, Hipertrofi: (-),


Ischemia: (-), Miscellaneous: (-)

9
Resume
• Laki laki usia 65 tahun. Lemas, letih, pusing berputar sejak 2
hari SMRS
• Pandangan berkunang – kunang, badan gemetar
• Tidak ada keluhan perdarahan spontan
• Tidak ada riw. Konsumsu obat NSAID
• Gizi normal, ku lemas kes CM
• TD: 90/60mmHg, N: 80x/m, S: 36,3 RR: 22x/m
• Konjungtiva anemis, eks. Pucat, hepatosplenomegali (-)
• Hb, MCV, MCH, MCHC rendah

10
Anemia Hipokrom
Mikrositik

• Anemia Defisiensi Besi


• Anemia Penyakit
Kronik

11
Tatalaksana Rawat Inap

• Diet TKTP 1900kkal/hari


• Transfusi PRC 1kolf/hari
• Inf. Pz 14 tpm
• Inj. Ceftriaxon 2x1g
• Inj. Omeprazole 1x1amp
• Inj. Ondansetron 3x4mg
• Po: Antasida syr 3xCII

12
Follow Up

25/06/2019 26/06/2019

S: Lemas, mual S: Tidak ada keluhan


O: TD: 110/70 mmHg, O: TD: 110/70mmHg, N: 80x/m, S:
N:78x/m S: 36,5 RR: 18x/m 36,5 RR: 18x/m
A: Anemia Defisiensi Besi A: Anemia Defisiensi Besi
P: NB drip 1x1 P: KRS
Inj. Ondansetron 3x4mg Po: Sufas ferosus 3x1
Antasida 3x1
Elkana 1x1
Kontrol Poli Penyakit Dalam tanggal
09/07/2019
13
Pemeriksaan Penunjang Darah Lengkap Tanggal 26/ 06/ 2019

Nama Pemeriksaan Hasil Nilai Normal

HB 9,7 g/dL 13,0 – 18,0

Hematokrit 27,4 % 40 - 52

Lekosit 9.0 ribu/µL 3,8 – 10,6

Eritrosit 2.45 juta/µL 4,5 – 6,5

Trombosit 400 ribu/µL 150.000-450.000

MCV 78.0 fL 80-100

MCH 27,3 pg 26-32

MCHC 35,2 % 32-36

14
ANEMIA
Definisi

• Sindroma klinis yang disebabkan penurunan massa


eritrosit dalam tubuh.
• Anemia secara fungsional didefinisikan sebagai
penurunan jumlah massa eritrosit sehingga tidak
dapat memenuhi fungsinya untuk membawa oksigen
dalam jumlah yang cukup ke perifer.

(Bakta, 2009) 16
Anemia
Penurunan Hb & Hct: <
batas bawah 95%
interval referens dari Hb <12-14 g/dl (hct
<36-41 %
kelompok usia, jenis Hb <7g/dl symptom (+)
kelamin dan lokasi
geografis (ketinggian) Akut: Hipovolemi
(pucat, ggn
penglihatan, sinkop,
takikardi)
Kronis: hypoxia (lemas,
dyspnea, nyeri kepala)

(Wilson & Price, 2006) 17


Epidemiologi Anemia

Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007,


prevalensi anemia pada :
1. Ibu hamil 59%
2. Anak-anak 70,1%
3. Wanita usia subur (WUS) 59,9%
4. Laki-laki dewasa 33,4%.

(Riskesdas, 2007) 18
Prevalensi Anemia

(WHO) 19
Nilai Normal Menurut WHO
• Nilai Normal Hemoglobin: • Nilai Normal Eritrosit:
• Infant (neonatus) : 14 – 22 g/dl • Laki – laki : 4,5 – 5,5 juta/µl
• Perempuan : 4,0 – 5,0 juta/µl
• 6 bulan : 11 – 14 g/dl
• Anak (1 – 15 ttahun) : 11 – 15 g/dl
• Dewasa : Laki – laki : 14 – 18 g/dl
• Perempuan : 12 – 16 g/dl

• Nilai Normal Hct


• Laki – laki : 40 – 48%
• Perempuan : 37 – 43%
(WHO, 2009) 18
Klasifikasi Anemia
Berdasarkan patofisiologi:
I. Kegagalan produksi sel darah merah:
A. Gangguan sel induk hemaptosis → Anemia aplastik
B. Gangguan sintesis DNA → Anemia megaloblastik
C. Gangguan sintesis Hemoglobin (Hb) → Anemia defisiensi besi,
thalasemi
D. Ganggua sintesis eritropoetin → Anemia karena GGK
E. Gangguan karena mekanisme lain → Anemia penyakit kronis
II. Peningkatan destruksi sel darah merah → Anemia hemolitik
III. Kehilangan darah → Anemia karena perdarahan akut

(Wilson & Price, 2006) 19


Klasifikasi Anemia
Berdasarkan Morfologi
Anemia ec morfologi eritrosit, dilihat dari: ukuran dan warna di bawah mikroskop atau
indeks eritrosit (MCV, MCH, MCHC)
1. Anemia Hipokrom Mikrositik ( MCV < 80 fl, MCH < 27 pg )
Contoh: anemia def. besi, thallasemia, anemia karena penyakit kronik, anemia sideroblastik
2. Anemia Normokromik – Normositik ( MCV 80 – 95 fl, MCH 27 – 34 pg )
Contoh: Anemia pasca perdarahan akut, anemia aplastik, anemia akibat perdarahan kronik,
anemia pada GGK
3. Anemia Makrositik ( MCV > 95 fl)
Contoh: Anemia def. folat, anemia def. vit B12
(Bakta, 2009) 20
Algoritma Anemia
ANEMIA

Hapusan darah tepi dan indeks eritrosit


(MCV, MCH, MCHC)

MCV, MCH, MCHC  MCV, MCH, MCHC N MCV, MCH, MCHC 

Anemia Anemia Anemia


mikrositik normositik makrositik
hipokromik normokromik

(Lewis, 2006) 21
Anemia Mikrositik Hipokromik

(Lewis, 2006) 22
Anemia Normositik Normokromik

(Lewis, 2006) 23
Anemia Makrositik

(Lewis, 2006) 24
Anemia Defisiensi Besi
adalah anemia yang terjadi akibat kekurangan zat besi dalam darah,
artinya konsentrasi hemoglobin dalam darah berkurang karena
terganggunya pembentukan sel-sel darah merah akibat kurangnya kadar
zat besi dalam darah.

Menurut Evatt, anemia Defisiensi besi adalah anemia yang disebabkan


oleh berkurangnya cadangan besi tubuh. Keadaan ini ditandai dengan
menurunnya saturasi transferin, berkurangnya kadar feritin serum atau
hemosiderin sumsum tulang.

(Evatt, 2009) 25
Patofisiologi Anemia Def. Besi

(IJSR, 2014) 25
Etiologi

Anemia def. besi


Asupan zat besi
& Penyerapan Kebutuhan
zat besi meningkat Kehilangan zat
besi

(Nathan DG, 2007) 25


Diagnosis

Anemia def. besi


Anamnesis
Pemeriksaan Fisik
1. Riwayat faktor predisposisi
dan etiologi Pemeriksaan Penunjang
2. Pucat, lemah, lesu, gejala 1. Anemis, ikterus (-),
pika organomegali dan
limphadenopati 1. Hemoglobin, Hct dan
indeks eritrosit (MCV, MCH,
2. Stomatitis angularis, atrofi MCHC) menurun
papil lidah
2. Hapus darah tepi
3. Ditemukan takikardi menunjukkan hipokromik
,murmur sistolik dengan atau mikrositik
tanpa pembesaran jantung
3. Kadar besi serum (SI)
menurun dan TIBC meningkat
, saturasi menurun

(Nathan DG, 2007) 26


Tatalaksana
1. Meningkatkan konsumsi zat besi dari makanan
2. Suplementasi za besi

(Supandiman, 2009) 27
Indikasi Transfusi Darah
1. Transfusi sel darah merah hampir selalu diindikasikan pada kadar
Hemoglobin (Hb) <7 g/dl, terutama pada anemia akut. Transfusi dapat
ditunda jika pasien asimptomatik dan/atau penyakitnya memiliki terapi
spesifik lain, maka batas kadar Hb yang lebih rendah dapat diterima.
2. Transfusi sel darah merah dapat dilakukan pada kadar Hb 7-10 g/dl apabila
ditemukan hipoksia atau hipoksemia yang bermakna secara klinis dan
laboratorium.
3. Transfusi tidak dilakukan bila kadar Hb ≥10 g/dl, kecuali bila ada indikasi
tertentu, misalnya penyakit yang membutuhkan kapasitas transport oksigen
lebih tinggi (contoh: penyakit paru obstruktif kronik berat dan penyakit
jantung iskemik berat).
(Supandiman, 2009) 28
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai