Anda di halaman 1dari 14

Asuhan Keperawatan Pada Tn.

S Dengan Gagal Ginjal Kronik yang Mengalami 1


Hioglikemia di Ruang Hemodialisa Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi
Surakarta (Tri Handayani)

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. S DENGAN GAGAL


GINJAL KRONIK YANG MENGALAMI HIPOGLIKEMIA
DI RUANG HEMODIALISA RSUD Dr. MOEWARDI
SURAKARTA

Oleh :

TRI HANDAYANI
J 230 113 036

PROGRAM PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2012
Asuhan Keperawatan Pada Tn. S Dengan Gagal Ginjal Kronik yang Mengalami 2
Hioglikemia di Ruang Hemodialisa Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi
Surakarta (Tri Handayani)

LEMBAR PERSETUJUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. S DENGAN GAGAL


GINJAL KRONIK YANG MENGALAMI HIPOGLIKEMIA
DI RUANG HEMODIALISA RSUD Dr. MOEWARDI
SURAKARTA

Disusun oleh :

TRI HANDAYANI
J 230 113 036

Pembimbing I Pembimbing II

Siti Arifah, S.kp., M. Kes Bagyo Rachmanto, S.Kep., Ners

NIK: 902 NIP : 19720621992031004

Mengetahui,
Ketua Jurusan Keperawatan

Winarsih Nur A, S.Kep., Ns., ETN., M.Kep.,


NIK: 100 1012
Asuhan Keperawatan Pada Tn. S Dengan Gagal Ginjal Kronik yang Mengalami 1
Hioglikemia di Ruang Hemodialisa Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi
Surakarta (Tri Handayani)

PENELITIAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. S DENGAN GAGAL GINJAL


KRONIK YANG MENGALAMI HIPOGLIKEMIA DI RUANG
HEMODIALISA RSUD Dr. MOEWARDI
SURAKARTA

Tri Handayani*
Siti Arifah, S.Kp., M.Kes. **
Bagyo Rachmanto, S.Kep., Ns.***

ABSTRAK

Gagal Ginjal Kronik adalah suatu penurunan fungsi ginjal yang cukup
berat dan terjadi secara perlahan dalam waktu yang lama (menahun) yang di
sebabkan oleh berbagai penyakit ginjal, bersifat progesif dan umumnya tidak
dapat pulih. salah satu penatalaksanaan pada penderita gagal ginjal kronik
adalah hemodialisa. Hal ini karena hemodialisa merupakan terapi pengganti
ginjal yang bertujuan untuk mengeluarkan sisa-sisa metabolisme protein atau
mengoreksi gangguan keseimbangan air dan elektrolit. Komplikasi atau dampak
dilakukan hemodialisa pada pasien gagal ginjal kronik adalah hipoglikemia.
Tujuan umum dari karya tulis ilmiah ini adalah untuk mengetahui asuhan
keperawatan pada pasien dengan gagal ginjal kronik yang mengalami
hipoglikemia di ruang hemodialisa. Metode yang digunakan adalah metode
deskriptif dengan pendekatan studi kasus. Kesimpulan dari karya ilmiah ini
adalah pada pasien tn. s mengalami masalah hipoglikemia saat menjalani
hemodialisa sehingga perlu tindakan yang diperlukan agar kadar gula darah
tubuh tetap stabil, meskipun dilakukan hemodialisa yaitu dengan memberikan
minuman yang mengandung glukosa, seperti teh manis atau makan
makanan yang mengandung karbohidrat dan dektrosa 40% apabila kadar
gula darah belum naik.

Kata Kunci : Gagal Ginjal Kronik, Hipoglikemia, Hemodialisa


Asuhan Keperawatan Pada Tn. S Dengan Gagal Ginjal Kronik yang Mengalami 2
Hioglikemia di Ruang Hemodialisa Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi
Surakarta (Tri Handayani)

NURSE CARE OF Mr. S WITH CHRONICAL KIDNEY DISEASE WHO


EXPERIENCED HYPOGLICEMIA IN THE HEMODIALYSIS ROOM
AT RSUD Dr. MOEWARDI OF SURAKARTA

ABSTRACT

Chronic Kidney Disease (CKD) is a severe destruction of kidneys function


and occurs slowly (yearly) caused by some kidneys diseases, progressive and
commonly couldnt be completely recovered. One of management in chronics
kidney failure patient is hemodialysis. This is caused by hemodialysis is kidney
replacing therapy by the purpose of removing protein metabolism remains or
correcting the balance of water and electrolyte disease. Complication or impact of
hemodialysis in chronic kidney disease (CKD) patients is hypoglycemic. The
general purpose of this paper is to study about caring management in patient with
chronics kidney failure experienced hypoglichemic in hemodialysis room.
methods used in this research are descriptive with case study approach. As
conclusion in this paper is Mr. S patient has experienced hypoglycemic when
carried on hemodialysis, therefore, it need the necessary action in order to
make stable about blood sugar in the body, although carried out applied
hemodialysis, that is by giving drink water containing glucose, as sweet tea,
or even snacks containing carbohydrate and dextrose 40% if blood sugar
levels do not rise.

Keywords: Chronics Kidney Disease, Hypoglycemic, Hemodialysis


Asuhan Keperawatan Pada Tn. S Dengan Gagal Ginjal Kronik yang Mengalami 3
Hioglikemia di Ruang Hemodialisa Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi
Surakarta (Tri Handayani)

PENDAHULUAN metabolik atau endokrin yang


Gagal Ginjal Kronik (GGK) dilaksanakan ginjal akan
atau Chronic Kidney Disease (CKD) berpengaruh terhadap kualitas hidup
adalah suatu penurunan fungsi ginjal pasien (Raharjo, 2006).
yang cukup berat dan terjadi secara Komplikasi atau dampak
perlahan dalam waktu yang lama dilakukan hemodialisa pada pasien
(menahun) yang di sebabkan oleh gagal ginjal kronik ( GGK) adalah
berbagai penyakit ginjal, bersifat hipoglikemia. Hal ini karena terlalu
progesif dan umumnya tidak dapat banyak darah yang terbuang saat
pulih (Smeltzer, 2008). sirkulasi hemodialisa, termasuk
Ginjal adalah salah satu glukosa (gula darah) yang
organ utama sistem kemih atau terkandung dalam darah juga
uriner (tractus urinarius) yang terbuang bersama sisa sisa
berfungsi menyaring dan membuang metabolisme lainnya. Sehingga
cairan sampah metabolisme dari kadar gula darah dalam tubuh
dalam tubuh. Fungsi ginjal secara mengalami penurunan, yang
umum antara lain yaitu sebagai mengakibatkan pasien mengalami
ultrafiltrasi yaitu proses ginjal dalam kelelahan atau lemas setelah
menghasilkan urine, keseimbangan dilakukan hemodialisa ( NKDEP,
elektrolit, pemeliharaan 2011).
keseimbangan asam basa, Saat ini jumlah CKD sudah
eritropoiesis yaitu fungsi ginjal dalam bertambah banyak dari tahun ke
produksi eritrosit, regulasi kalsium tahun. Di Indonesia tahun 2010
dan fosfor atau mengatur kalsium prevalensinya 12,5% atau 18 juta
serum dan fosfor, regulasi tekanan orang dewasa yang terkena PGK
darah, ekresi sisa metabolik dan (Thata, Mohani, Widodo, 2010).
toksin (Baradewo,Wilfriad & Menurut data Dinas Kesehatan Jawa
Yakobus, 2009). Tengah jumlah penderita CKD di
Sedangkan salah satu Jawa Tengah tahun 2004 sekitar
penatalaksanaan pada penderita 169 kasus (Firmansyah, 2010).
gagal ginjal kronik adalah Berdasarkan survei di ruang
hemodialisa. Hal ini karena hemodialisa di RSUD Dr. Moewardi
hemodialisa merupakan terapi Surakarta bulan Oktober 2012.
pengganti ginjal yang bertujuan Penulis memperoleh data bahwa
untuk mengeluarkan sisa-sisa RSUD Dr. Moewardi Surakarta
metabolisme protein atau memiliki pelayanan kesehatan
mengoreksi gangguan hemodialisa dan memiliki mesin
keseimbangan air dan elektrolit. hemodialisa sebanyak 25 unit yaitu
Terapi hemodialisa yang dijalani mesin prezenius ada 3 unit, mesin
penderita gagal ginjal tidak mampu brown ada 4 unit, dan mesin nipro
mengimbangi hilangnya aktivitas ada 18 unit, 2 dari 18 mesin nipro
Asuhan Keperawatan Pada Tn. S Dengan Gagal Ginjal Kronik yang Mengalami 4
Hioglikemia di Ruang Hemodialisa Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi
Surakarta (Tri Handayani)

digunakan untuk pasien HBSag + bersifat ireversibel. Sementara


(ruang isolasi), dengan jumlah National Kidney Foundation (NKF)
tenaga perawat sebayak 15 orang menyatakan gagal ginjal kronik
dan jumlah pasien sebanyak 300 terjadi apabila berlaku kerusakan
orang, sedangkan pasien yang jaringan ginjal atau menurunnya
dilakukan hemodialisa karena gagal glomerulus filtration rate (GFR)
ginjal kronik yang mengalami kurang dari 60 mL/min/1.73 m2
hipoglikemia sebanyak 30%. selama 3 bulan atau lebih. Berikut
Pelayanan Hemodialisa di RSUD Dr. adalah tahap yang telah ditetapkan
Moewardi Surakarta menerusi (K/DOQI) pada tahun 2004
diselenggarakan selama 6 hari kerja, (Black and Hawks, 2005) :
tiap hari terbagi dalam 2 shift yaitu 1) Stage 1: Kidney damage with
shift pagi dan shift siang, dan normal or increased GFR (>90
apabila ada program cito atau mL/min/1.73 m2)
pasien yang perlu hemodialisa diluar 2) Stage 2: Mild reduction in GFR
jam kerja maka ada sift tambahan. (60-89 mL/min/1.73 m2)
Pasien menjalani hemodialisa antara 3) Stage 3: Moderate reduction in
1-2 kali dalam 1 minggu, adapun GFR (30-59 mL/min/1.73 m2)
lama setiap hemodialisis adalah 4-5 4) Stage 4: Severe reduction in
jam dalam setiap dilakukan GFR (15-29 mL/min/1.73 m2)
hemodialisa. Oleh karena itu penulis 5) Stage 5: Kidney failure (GFR <15
berminat untuk membuat sebuah mL/min/1.73 m2 or dialysis)
karya tulis ilmiah dengan judul Gagal Ginjal Kronik (GGK)
Asuhan Keperawatan Pada Tn. S atau Chronic Kidney Disease ( CKD)
Dengan Gagal Ginjal Kronik yang adalah suatu penurunan fungsi ginjal
mengalami Hipoglikemia di Ruang yang cukup berat dan terjadi secara
Hemodialisa RSUD Dr. Moewardi perlahan dalam waktu yang lama
Surakarta (menahun) yang di sebabkan oleh
berbagai penyakit ginjal, bersifat
LANDASAN TEORI progesif dan umumnya tidak dapat
Chronic Kidney Disease (CKD) pulih (Smeltzer, 2008).
Chronic Kidney Disease
(CKD) adalah kasus penurunan Etiologi
fungsi ginjal yang terjadi secara akut Penyebab dari gagal ginjal
(kambuhan) maupun kronis kronik ( GGK) yaitu Infeksi saluran
(menahun) (Syamsir, 2007). kemih (pielonefritis kronis), Penyakit
Penyakit ginjal kronik (Chronic peradangan (glomerulonefritis),
Kidney Disease) terjadi apabila Penyakit vaskuler hipertensif
kedua ginjal sudah tidak mampu (nefrosklerosis, stenosis arteri
mempertahankan lingkungan dalam renalis), Gangguan jaringan
yang cocok untuk kelangsungan penyambung (SLE, poliarteritis
hidup. Kerusakan pada kedua ginjal nodusa, sklerosis sitemik), Penyakit
Asuhan Keperawatan Pada Tn. S Dengan Gagal Ginjal Kronik yang Mengalami 5
Hioglikemia di Ruang Hemodialisa Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi
Surakarta (Tri Handayani)

kongenital dan herediter (penyakit dalam kompartemen dialisat


ginjal polikistik, asidosis tubulus (proses ultrafiltrasi).
ginjal), Penyakit metabolik (DM, 3) Mempertahankan atau
gout, hiperparatiroidisme), Nefropati mengembalikan sistem buffer
toksik, Nefropati obstruktif (batu tubuh.
saluran kemih), (National Kidney 4) Mempertahankan atau
Disease Education Program, 2011) mengembalikan kadar elektrolit
Hipoglikemia adalah kadar tubuh
glukosa darah yang abnormal atau c. Cara Kerja Hemodialisa
rendah, terjadi kalau kadar glukosa Darah dikeluarkan dari tubuh
darah turun dibawah 50 hingga 60 melalui pipa-pipa plastik menuju
mg/dl (2,7 hingga 3,3 mmol/L), mesin ginjal buatan (mesin
(Smeltzer, 2008). Sedangkan hemodialisis). Setelah darah bersih
hipoglikemi merupakan salah satu dari sisa metabolisme dan racun
dari komplikasi atau efek dari proses tubuh, darah akan kembali ke tubuh.
hemodialisa, (Sukandar, 2006). Pada gagal ginjal akut dilakukan
hemodilisis sampai fungsi ginjal
Teori Tentang Hemodialisa membaik, sedangkan pada gagal
a. Pengertian ginjal kronik berat dilakukan
Hemodialisa merupakan hemodilisis 2-3 kali seminggu,
proses eleminasi sisa-sisa produk diulang seumur hidup atau sampai
metabolisme (protein) dan koreksi dilakukan cangkok ginjal. Menurut
gangguan keseimbangan cairan dan Patricia (2006) proses hemodialisis
elektrolit antara kompartemen darah dilakukan dengan menggunakan
dan dialisat melalui selaput sebuah mesin yang dilengkapi
membran semipermiabel yang dengan membran penyaring
berperan sebagai ginjal buatan semipermeabel (ginjal buatan) yang
(Sukandar, 2006). memindahkan produk limbah yang
terakumulasi dari darah ke dalam
b. Fungsi hemodialisa mesin dialisis. Pada mesin tersebut,
Fungsi hemodialisa menurut Hudak cairan dialisat dipompa melalui salah
& Gallo (2005), adalah : satu sisi membran filter, sementara
1) Membuang produk metabolisme darah klien keluar dari sisi yang lain.
protein seperti urea, kreatinin d. Prosedur Hemodialisa
dan asam urat. Prosedur hemodialisis yaitu
2) Membuang kelebihan air yang racun dalam darah klien dialihkan ke
mempengaruhi tekanan banding dialyzer, dibersihkan, dan kemudian
antara darah dan bagian cairan, kembali ke klien. sementara darah
biasanya terdiri atas tekanan berada dalam dialyzer, mesin
positif dalam arus darah dan pemompa menyebabkan cairan
tekanan negatif (penghisap) dialisis mengalir dari membran darah
ke dialyzer. Asepsis yang ketat
Asuhan Keperawatan Pada Tn. S Dengan Gagal Ginjal Kronik yang Mengalami 6
Hioglikemia di Ruang Hemodialisa Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi
Surakarta (Tri Handayani)

harus dipertahankan selama 8) Ketidakseimbangan cairan


prosedur. Salah satu aspek (Smeltzer, 2008)
terpenting dari hemodialisis adalah
pembentukan dan pemeliharaan METODOLOGI PENELITIAN
akses darah yang adekuat. Tanpa Pendekatan
itu, hemodialisis tidak dapat Karya tulis ilmiah ini penulis
dilakukan. Rute utama adalah akses susun dengan menggunakan
kateter vena sentral untuk akses metode penulisan deskriptif yaitu
jangka pendek dan fistula menggambarkan suatu keadaan
arteriovenosa internal dan yang sedang terjadi. Penulis
cangkokan untuk dialisis kronis, menggambarkan suatu proses
(Black and Hawks, 2005). keperawatan pada klien Tn. S
e. Indikasi Hemodialisa dengan Gagal Ginjal Kronik yang
Adapun indikasi dari mengalami Hipoglikemia di ruang
hemodialisis yaitu gagal ginjal yang Hemodialisa RSUD Dr. Moewardi
tidak lagi dapat dikontrol melalui Surakarta mulai dari pengkajian
penatalaksanaan konservatif, sampai evaluasi. Dengan
pemburukan sindrom uremia yang pendekatan studi kasus yaitu
berhubungan dengan EDRS (mual, metode ilmiah yang bersifat
muntah, perubahan neurologis, mengumpulkan data, menganalisis
kondisi neuropatik, perikarditis), data dan menarik kesimpulan data.
gangguan cairan atau elektrolit berat
yang tidak dapat dikontrol oleh Tempat dan Waktu
tindakan yang lebih sederhatan Penelitian dilakukan di ruang
(Patricia, 2006). Hemodialisa RSUD Dr. Moewardi
f. Komplikasi Hemodialisa Surakarta. Waktu penelitian
Komplikasi pada tindakan dilakukan pada tanggal 12 Oktober
hemodialisis adalah 2012
1) Pada gagal ginjal dilakukan HD
dapat berakibat dialyisis Teknik Pengambilan Data
disequilibrium syndrom dengan Penulisan karya tulis ilmiah ini
gejala klinis diantaranya terjadi mengambil sumber data dengan
hipoglikemia (kadar glukosa cara:
darah turun dibawah 50 hingga 1. Wawancara yaitu dengan
60 mg/dl (2,7 hingga 3,3 mmol/L)) mengajukan pertanyaan
2) Hipervolemia langsung pada
3) Ultrafiltrasi klien dan keluarga untuk
4) Rangkaian Ultrafiltrasi (Diafiltrasi) menggali permasalahan klien.
5) Hipovolemia 2. Observasi dengan cara
6) Hipotensi pengumpulan data melalui hasil
7) Hipertensi pengamatan.
3. Pemeriksaan fisik yaitu cara
Asuhan Keperawatan Pada Tn. S Dengan Gagal Ginjal Kronik yang Mengalami 7
Hioglikemia di Ruang Hemodialisa Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi
Surakarta (Tri Handayani)

pengumpulan data melalui A. Pengkajian


inspeksi, Pengkajian yang didapat
palpasi, perkusi, auskultasi, dan pada Tn. S yaitu mengatakan berat
dan pemeriksaan fisik lainnya. badannya meningkat, ureum
4. Studi dokumentasi 98Mg/dl, kreatinin 72Mg/dl hasil
keperawatan dengan pemeriksaan lab 3 hari yang lalu,
mempelajari dokumentasi kepala pusing, badan lemas, data
klien yang terdapat dalam status laboratorium GDS 70Mg/dl hasil
yang berisikan catatan pemeriksaan 3 hari yang lalu. Hal ini
sesuai dengan teori Nanda (2009)
keperawatan klien.
yang menyatakan kelebihan volume
5. Studi kepustakaan yaitu
cairan ditandai salah satunya
mempelajari literatur-literatur
dengan : berat badan meningkat
yang berkaitan
pada waktu yang singkat.
atau relevan dengan isi karya
Pengkajian ini juga sesuai dengan
tulis.
teori Black & Hawks (2005) yang
menyatakan hipoglikemia atau kadar
Analisa Data gula darah dalam tubuh berkurang
Dalam penelitian ini peneliti atau turun, ditandai dengan pasien
menganalisa data dengan menelah mengalami kelelahan atau lemas
seluruh data yang tersedia dari terkadang disertai pusing.
berbagai sumber, yaitu wawancara, B. Diagnosa
dan pengamatan, maka langkah Setelah dilakukan
berikutnya adalah mengadakan pengkajian kemudian penulis
reduksi data dari hasil pengkajian membuat diagnosa keperawatan.
selama diruang Hemodialisa yang Diagnosa keperawatan yang
kemudian akan dibandingkan antara muncul pada kasus Tn. S dengan
teori dengan kenyataan yang ada gagal ginjal kronik yang mengalami
pada asuhan keperawatan pada Tn. hipoglikemia adalah :
S dengan Gagal Ginjal Kronik yang 1. Kelebihan Volume cairan
mengalami Hipoglikemia di RSUD berhubungan dengan Kerusakan
Dr. Moewardi Surakarta. fungsi GFR (Glomerulous
Filtration Rate)
Diagnosa ini penulis
HASIL PENELITIAN DAN
tegakkan karena diperoleh data
PEMBAHASAN
sobyektif dan obyektif dari klien
Dalam BAB ini penulis akan
sebagai berikut :
membahas tentang diagnosa
a. Data subyektif : klien
keperawatan pada Tn. S dengan
mengatakan buang air kecil
gagal ginjal kronik yang mengalami
sedikit, bahkan kadang
hipoglikemia. Berikut ini akan
dalam sehari klien tidak bak,
dibahas diagnosa yang muncul
kira kira selama 3hari klien
dikasus dan teori yaitu :
bak +200cc.
Asuhan Keperawatan Pada Tn. S Dengan Gagal Ginjal Kronik yang Mengalami 8
Hioglikemia di Ruang Hemodialisa Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi
Surakarta (Tri Handayani)

b. Data obyektif : BB pre e. Melakukan tindakan


hemodialisa 70 kg hemodialisa selama 5 jam,
sedangkan berat badan post dengan UFG 4000ml, UFR
HD 3hari yang lalu 68 kg, 0,80
ureum 98Mg/dl, kreatinin Sebagai salah satu
72Mg/dl hasil pemeriksaan penanganan pengeluaran sisa
lab 3 hari yang lalu, terdapat metabolism, cairan dan
oedema dikaki. elektrolit dalam tubuh yang
Data dalam diagnosa ini tidak bisa keluar lewat ginjal,
sudah sesuai dengan teori (Nanda, 2009)
Nanda (2009) bahwa kelebihan Sedangkan menurut Levin
volume cairan ditandai dengan (2008) dalam jurnalnya yang
salah satunya peningkatan berat berjudul Guidelines For
badan dalam waktu yang Management of Chronic Kidney
singkat. Disease menyatakan bahwa
Implementasi yang penatalaksanaan terhadap pasien
dilakukan oleh perawat adalah yang mengalami gagal ginjal
sebagai berikut: kronik saat dilakukan hemodialisa
a. Menimbang berat badan adalah :
sebelum dan sesudah a. Melakukan cek berat badan
dilakukan hemodialisa Untuk mengetahui adanya
Penumpukan cairan yang kelebihan cairan setelah
mempengaruhi peningkatan dialisis terakhir, (Nanda, 2009)
berat badan dengan waktu b. Monitoring tanda tanda vital
cepat, (Nanda, 2009) dan balance cairan
b. Mencatat balance cairan Bila terdapat oedema pada
Memonitor status jumlah paru maka respiratori
cairan dalam tubuh dan meningkat, bila terdapat
apabila terjadi oedema dapat oedema pada jantung akan
diketahui, (Nanda, 2009) terjadi peningkatan tekanan
c. Memonitor status hidrasi darah, dan untuk mengetahui
Mengetahui kondisi cairan keseimbangan cairan didalam
dalam tubuh, (Nanda, 2009) tubuh, (Nanda, 2009)
d. Memonitor vital sign sebelum c. Melakukan tindakan
hemodialisa, selama hemodialisa dengan
hemodialisa, dan sesudah melakukan kamulasi/fungsi
hemodialisa. untuk menghubungkan
Bila terdapat oedema pada sirkulasi, biasanya
paru maka respiratori mempergunakan satu jalan
meningkat, bila terdapat darah/blood akses, yakni
oedema pada jantung akan 1) Dengan interval A-V
terjadi peningkatan tekanan Shunt/fistula simino
darah, (Nanda, 2009). 2) Dengan eksternal A-V
Shunt/schungula.
Asuhan Keperawatan Pada Tn. S Dengan Gagal Ginjal Kronik yang Mengalami 9
Hioglikemia di Ruang Hemodialisa Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi
Surakarta (Tri Handayani)

3) Tanpa 1-2 (vena dan kreatinin merupakan salah


pulmonalis). satu indikator tentang derajat
Sebagai salah satu kesehatan pada ginjal, apabila
penanganan pengeluaran sisa keduanya meningkat, hal ini
metabolism, cairan dan menunjukkan fungsi ginjal tidak
elektrolit dalam tubuh yang baik.
tidak bisa keluar lewat ginjal, Dalam evaluasi dan tindakan
(Nanda, 2009) yang dilakukan selama 5jam
d. Cek laboratorium kadar ureum hasilnya adalah masalah kelebihan
dan kreatinin sebelum dan volume cairan berhubungan dengan
sesudah hemodialisa kerusakan fungsi GFR teratasi
Kadar ureum dan kreatinin sebagian BB klien turun setelah
untuk mengetahui fungsi ginjal, dilakukan hemodialisa, ditandai
(Nanda, 2009) dengan data subyektif : klien
Berdasarkan analisis jurnal mengatakan terasa lebih enak
diatas, maka pada sebagian dengan berat badannya yang
implementasi yang telah di lakukan sekarang setelah dilakukan
pada Tn S yang mengalami hemodialisa. Data obyektif : keadaan
hipoglikemia saat dilakukan umum baik, kesadaran
hemodialisa di ruang hemodialisa composmentis, TD : 160/90 mmHg,
RSUD Dr. Moewardi Surakarta N : 80x/mnt, RR: 22x/mnt, S: 36, 2
sudah sesuai prosedur. Namun, C, BB post HD 67,5 kg, dan
ada beberapa implementasi yang rencana tindakan tetap dilanjutkan
belum dilakukan oleh perawat yaitu catat perubahan BB, observasi
yakni : TTV, lakukan hemodialisa 3 hari lagi,
a. Perawat memonitor adanya udem (Nanda, 2009)
pada pasien 2. Resiko komplikasi berhubungan
Penumpukan cairan terjadi pada dengan penurunan kadar gula
tingkat sel secara bertahap darah plasma
sesuai dengan masuknya cairan Diagnosa kedua ini penulis
dan pengeluaran cairan, (Nanda, tegakkan karena diperoleh data
2009) sobyektif dan obyektif dari klien
b. Perawat melakukan cek sebagai berikut :
Laboratorium kadar ureum dan a. Data sobyektif : klien
kreatinin sebelum dilakukan mengatakan kepala pusing,
hemodialisa dan sesudah badan lemas.
dilakukan hemodialisa. b. Data obyektif : keadaan umum
Dengan adanya cek kadar ureum klien saat dilakukan hemodialisa
dan kreatinin, maka dapat tampak lemas, mempunyai
membandingkan kadar ureum riwayat penurunan gula darah
dan kreatinin sebelum dan pada waktu dilakukan
sesudah tindakan hemodialisa. hemodialisa +1 tahun yang lalu,
Menurut PERNEFRI (2005), TD : 120/60 mmHg, N :
dengan adanya cek kadar ureum 100x/menit, RR : 28x/menit, S :
Asuhan Keperawatan Pada Tn. S Dengan Gagal Ginjal Kronik yang Mengalami 10
Hioglikemia di Ruang Hemodialisa Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi
Surakarta (Tri Handayani)

36,2 0C, GDS 70 Mg/dl hasil Pada implementasi yang telah


pemeriksaan 3 hari yang lalu di lakukan pada Tn S yang
dikarenakan untuk pemeriksaan mengalami hipoglikemia saat
gula darah sewaktu untuk hari dilakukan hemodialisa di ruang
pengkajian belum / tidak hemodialisa RSUD Dr. Moewardi
dilakukan. Surakarta sudah sesuai prosedur
Data dalam diagnosa kedua ini atau teori. Namun ada beberapa
sudah sesuai dengan teori Black & implementasi yang belum
Hawks (2005) yang menyatakan dilakukan oleh perawat yaitu :
hipoglikemia atau kadar gula darah a. Perawat melakukan cek gula
dalam tubuh berkurang atau turun, darah sewaktu sebelum dan
ditandai dengan pasien mengalami sesudah hemodialisa
kelelahan atau lemas terkadang Mengetahui peningkatan ataupun
disertai pusing. penurunan gula darah sewaktu
Implementasi yang dilakukan sebelum dan sesudah dilakukan
oleh perawat antara lain : hemodialisa, (Nanda, 2009)
a. Memantau tanda dan gejala b. Perawat melakukan cek
hipoglikemia (kadar gula darah Laboratorium darah lengkap
kurang dari 70 mg/dl,kulit dingin sebelum dan setelah dilakukan
dan pucat,takikardi, peka hemodialisa.
terhadap rangsang, tidak sadar, Adanya perubahan hasil
tidak terkoordinasi, binggung, laboratorium untuk
mudah mengantuk) mengidentifikasi defisiensi dan
Mengetahui status klien terhadap kebutuhan pengobatan atau
respon penurunan status gula respon terhadap terapi yang
darah, (Nanda, 2009) sudah diberikan, (Nanda, 2009)
b. Monitor vital sign Dalam evaluasi dan tindakan
Perubahan - perubahan tanda - yang dilakukan selama 5jam
tanda vital dapat terpantau, hasilnya adalah masalah resiko
(Nanda, 2009) komplikasi berhubungan dengan
c. Memberikan minuman teh penurunan kadar gula darah plasma
manis hangat teratasi sebagian, ditandai dengan
Pemanis atau teh manis data sobyektif : klien mengatakan
merupakan alternative dalam badan tidak lemas lagi dan pusing
meningkatkan gula darah bila sudah berkurang. Data obyektif: TD :
klien dalam kondisi sadar penuh, 160/90 mmHg, N : 80x/mnt, RR:
(Nanda, 2009) 22x/mnt, S: 36, 2 C, BB post HD
d. Kolaborasi pemberian Dektrosa 67,5 kg, klien tampak tidak lemas
40 % per IV 1 flat lagi dan memegangi kepalanya, dan
Glukosa dalam Dektrosa 40 % rencana tindakan tetap dilanjutkan
yang dimasukan lewat pembuluh yaitu anjurkan klien untuk minum
darah akan cepat terabsorbsi manis ataupun makan -makanan
oleh tubuh, (Nanda, 2009) kecil sebelum dilakukan
hemodialisa, minum obat yang
Asuhan Keperawatan Pada Tn. S Dengan Gagal Ginjal Kronik yang Mengalami 11
Hioglikemia di Ruang Hemodialisa Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi
Surakarta (Tri Handayani)

diberikan sesuai petunjuk dokter, mengandung glukosa, seperti


istirahat yang cukup, konsumsi teh manis atau makan-
makanan yang mengandung makanan yang mengandung
glukosa/karbohidrat (Nanda, 2009). karbohidrat serta dektrosa 40%
apabila kadar gula darah
SIMPULAN DAN SARAN belum naik.

Simpulan Saran
1. Pengkajian pada Tn. S dengan 1. Bagi Rumah Sakit
gagal ginjal kronik yang Diharapkan mampu
mengalami hipoglikemia di ruang meningkatkan pelayanan
hemodialisa RSUD Dr. Moewardi kesehatan bagi penderita gagal
Surakarta penulis melakukan ginjal kronik yang mengalami
pengkajian sesuai dengan teori hipoglikemia di ruang
Nanda (2009) dan Black and Hemodialisa.
Hawks (2005) yang menyatakan 2. Bagi perawat
kelebihan volume cairan ditandai Semoga akan terus
salah satunya dengan : berat meningkatkan kualitas dalam
badan meningkat pada waktu memberikan asuhan
yang singkat dan hipoglikemia keperawatan pada pasien
atau kadar gula darah dalam gagal ginjal kronik yang
tubuh berkurang atau turun, mengalami hipoglikemia di
ditandai dengan pasien ruang hemodialisa sehingga
mengalami kelelahan atau lemas meminimalkan masalah
terkadang disertai pusing. keperawatan setelah dilakukan
2. Diagnosa yang di dapat pada intervensi dan sebagai bahan
kasus Tn. S yaitu Kelebihan evaluasi dalam perawatan
Volume cairan berhubungan pasien gagal ginjal kronik yang
dengan Kerusakan fungsi GFR mengalami hipoglikemia
(Glomerulous Filtration Rate) diruang hemodialisa.
dan Resiko komplikasi 3. Bagi mahasiswa
berhubungan dengan penurunan Bagi mahasiswa keperawatan
kadar gula darah plasma. agar dapat terus meningkatkan
3. Implementasi yang dilakukan wawasan tentang asuhan
oleh perawat selama keperawatan pada pasien gagal
memberikan asuhan ginjal kronik yang mengalami
keperawatan pada Tn. S dengan hipoglikemi di ruang
gagal ginjal kronik yang hemodialisa
mengalami hipoglikemia di ruang
hemodialisa adalah melakukan
tindakan hemodialisa selama 5
jam dengan UFG 4000 ml, UFR
0,80, QB : 200 ml/menit dan
memberikan minuman yang
Asuhan Keperawatan Pada Tn. S Dengan Gagal Ginjal Kronik yang Mengalami 12
Hioglikemia di Ruang Hemodialisa Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi
Surakarta (Tri Handayani)

DAFTAR PUSTAKA Fakultas Kedokteran


Universitas Indonesia.
Black, MJ & Hawk. HJ. 2005.
Medical Surgical Nursing
Smeltzer, S.C., Bare, B.G., Hinkle,
Clinical Management For
J.L & Cheever, K.H. 2008. Tex
Positive Outcomes. 7th Edition.
Book of Surgical Medical
St. Louis: Elsevier Saunders.
Nursing. Ed 12. Philadelpia:
Lippincott William & Wilkins.
Hudak & Gallo. 2005. Medical
Surgical Nursing. Alih Bahasa:
Sukandar, E. 2006. Nefrologi Klinik.
Arief. Jakarta: EGC.
Edisi III. Bandung : Pusat
Informasi Ilmiah Bagian Ilmu
Meleong, L.J. 2004. Metodologi
Penyakit Dalam FK.
Penelitian Kualitatif. Bandung :
UNPAD/RS Hasan Sadikin.
PT Remaja Rosdakaya.

Mc Laughlin, K. 2004. Nephrology


Nursing: Early Intervention In
Chronic Kidney Disease.
Victoria University of
Wellington
Nanda. 2009. Diagnosa Nanda (NIC
dan NOC). Jakarta : Media
Aesculapis.

National Kidney Foundation. 2006. Tri Handayani*: Mahasiswa


Clinical practice guidelines Program Profesi Ners FIK UMS. Jln
clinical K/DOQI practice A Yani Tromol Post 1 Kartasura
guidelines for cronic disease:
evaluation, classification and Siti Arifah, S.Kp., M.Kes. **: Dosen
stratification. New York: NKF. Keperawatan FIK UMS. Jln A Yani
Tromol Post 1 Kartasura.
Patricia, P. 2006. Fundamental
of Nursing. Alih bahasa Bagyo Rachmanto, S.Kep., Ns.***:
Dosen Keperawatan FIK UMS. Jln A
oleh Asih Y. Jakarta: EGC. Yani Tromol Post 1 Kartasura
PERNEFRI (Perhimpunan Nefrologi
Indonesia). 2006. Komnas
Perhimpunan Nefrologi
Indonesia. Bandung.

Price, S.A., dan Wilson, L.M.C.


2005. Patofisiologi : Konsep
Klinis Proses-proses Penyakit.
(Ed. 6 Vol 2). Alih bahasa oleh
Brahm U. Pandit. Jakarta:
EGC.

Rahardjo, J.P. 2006. Strategi Terapi


Gagal Ginjal Kronik. Jakarta:

Anda mungkin juga menyukai