Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia dalam hidupnya akan mengalami perkembangan dalam


serangkaian periode yang berurutan, mulai dari periode prenatal hingga lansia.
Setiap masa yang di lalui merupakan tahap-tahap yang saling berkaitan dan tidak
di ulang kembali. Tiap-tiap apa saja yang di lakukan pada masa awal
perkembangan akan memberikan pengaruh terhadap tahap-tahap selanjutnya.
Salah satu tahap yang akan dilalui adalah masa lanjut usia atau lansia (Azizah,
2011).
Penuaan (proses terjadinya tua) adalah proses menghilangnya secara
perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti da
mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahanterhadap infeksi
dan memperbaiki kerusakan yang diderita. Seiring dengan proses menua tersebut,
tubuh akan mengalami berbagai masalah kesehatan atau yang biasa disebut
sebagai penyakit degeneratif. Usia lanjut dikatakan sebagai tahap akhir
perkembangan pada daur kehidupan manusia
Menurut World Health Organization (WHO) ada beberapa batasan umur
Lansia usia pertengahan (middle age) : 45 59 tahun ,usia lanjut (fiderly) : 60
74 tahun, lansia tua (old) : 75 90 tahun, lansia sangat tua(very old) : > 90 tahun
Karsinoma prostat merupakan keganasan yang terbanyak diantara
keganasan sistem urogenitalia pria. Tumor ini menyerang pasien yang berusia di
atas 50 tahun, diantaranya 30% menyerang pria berusia 70-80 tahun dan 75%
pada usia lebih dari 80 tahun. Kanker ini jarang menyerang pria berusia sebelum
usia 45 tahun (Purnomo, 2011)
Kehidupan seksual merupakan bagian dari kehidupan manusia, sehingga
kualitas kehidupan seksual ikut menentukan kualitas hidup. Hubungan seksual
yang sehat adalah hubungan seksual yang dikehendaki, dapat dinikmati bersama

1
pasangan suami dan istri dan tidak menimbulkan akibat buruk baik fisik maupun
psikis termasuk dalam hal ini pasangan lansia.

B. Tujuan
1. Tujuan Khusus
Tujuan dibuatnya makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada Mata
Kuliah Keperawatan Gerontik

2. Tujuan Umum
- Untuk mengetahui perubahan sistem reproduksi pada laki-laki lanjut
usia
- Untuk mengetahui perubahan sistem reproduksi pada perempuan lanjut
usia
- Untuk mengetahui Asuhan Keperawatan perubahan reproduksi baik
Laku-Laki maupun Perempuan Lanjut Usia

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Perubahan Sistem Reproduksi Laki-laki Lanjut Usia


Berikut ini merupakan perubahan yang terjadi pada sistem reproduksi pria
akibat proses menua testis masih dapat memproduksi spermatozoa meskipun
adanya penurunan secara berangsur-angsur dan atrofi asini prostat otot dengan
area fokus hiperplasia. Hiperplasia noduler benigna terdapat pada 75% pria >90
tahun.
Kanker prostat merupakan tumor yang paling sering terjadi pada pria di
Amerika Serikat. Sekitar 200.000 kasus baru didiagnosis setiap tahunnya. Kanker
prostat menunjukkan morbiditas dan mortalitas yang sangat tinggi pada populasi
pria di Amerika. Secara khusus kanker prostat ternyata lebih banyak diderita oleh
bangsa Afro-Amerika yang berkulit hitam daripada bangsa kulit putih. Hal
tersebut ditunjukkan dengan perbandingan bahwa 1 dari 9 pada kulit hitam di
Amerika Utara akan menderita kanker prostate, sedangkan pada kulit putih di
Amerika Utara hanya 1 dari 11 orang akan mengidap kanker prostate. Sedangkan
di Asia sendiri masih terhitung rendah. Di Indonesia data di bagian Sub bagian
Urologi, Bagian bedah FKUI, selama periode 1995-1998 ditemukan data-data 17
kasus per tahun. Data dari 13 Fakultas Kedokteran Negeri di Indonesia kanker
prostat termasuk dalam 10 penyakit keganasan tersering pada pria dan menduduki
peringkat ke 2 setelah kanker buli-buli (Rainy, 2005).
Disfungsi seksual pada pria usia lanjut dimanisfestasikan dalam keluhaan
sebagai berikut , menurunnya dorongan seksual, memerlukan waktu lebih lama
untuk mencapai ereksi, memerlukan rangsangan langsung pada penis,
berkurangnya intensitas ejakulasi, berkurangnya rigiditas penis, periode refrakter
menjadi lebih lama.

3
B. Perubahan Sistem Reproduksi Pada Perempuan Lanjut Usia
Menopause merupakan perubahan tubuh dan emosi secara umum terjadi
pada saat menopause, tetapi tidak berlaku disebabkan atau berhubungan dengan
keadaan tersebut. Berhentinya menstruasi hanya merupakan salah satu aspek dari
menopause. Sistem reproduksi menurun dan berhenti sebagai akibatnya, maka
tidak lagi memproduksi hormon ovarium dan hormon progesteron (Jahja, 2011).
Di samping itu, terjadi pengurangan pelumasan selama bangkitnya gairah seksual.
Faktor-faktor ini dapat menyebabkan ketidaknyamanan selama bersenggama
(Hawton, 1993)
a. Pengertian Menopause
Kata Menopause berasal dari bahasa Yunani, yaitu men yang berati
bulan dan peusis artinya penghentian sementara yang digunakan untuk
menggambarkan berhentinya haid. Sebenarnya secara linguistik yang lebih tepat
adalah Menocease yang berarti berhentinya masa menstruasi Menopause
diartikan sebagai suatu masa ketika secara fisiologis siklus menstruasi berhenti,
hal ini berkaitan dengan tingkat lanjut usia perempuan (Smart, 2010, p.17).
b. Etiologi
Penyebab menopause adalah matinya (burning out) ovarium. Sepanjang
kehidupan seksual seorang wanita kira kira 400 folikel primodial tubuh menjadi
folikel vesikuler dan berevulasi. Sementara beratus ratus dan ribuan ovum
berdegenerasi. Pada usia sekitar 45 tahun, hanya tinggal beberapa folikel
primodial tetap tertinggal untuk dirangsang oleh FSH dan LH, dan pembentukan
estrogen oleh ovarium berkurang bila jumlah folikel primodial mendekati nol.
Bila pembentukan estrogen turun sampai tingkat kritis, estrogen tidak dapat lagi
menghambat pembentukan FSH dan LH yang cukup untuk menyebabkan siklus
ovulasi.
c. Periode Menopause
1. Pre menopause (klimakterium)
Merupakan masa perubahan antara pramenopause dan pasca
menopause. Fase ini ditandai dengan siklus haid yang tidak teratur. Pada
kebanyakan wanita siklus haidnya >38 hari dan sisanya <18

4
hari. Sebanyak 40% wanita mengalami siklus haid yang anovulatorik.
Perubahan-perubahan yang terjadi pada alat-alat seksual wanita dan
faalnya karena proses menua, terutama disebabkan oleh menciutnya indung telur
(dengan akibat menurunnya dan kemudian hilangnya hormon kewanitaan
terutama estrogen. Perubahan-perubahan itu dapat diringkaskan sebagai berikut :
a. Menstruasi menjadi tak teratur dan semakin sedikit, lalu lama-kelamaan
berhenti sama sekali.
b. Buah dada menipis, menjadi lembek dan menggantung.
c. Rahim dan indung telur menciut dan kemudian fungsinya sangat
berkurang. Hal ini mengakibatkan vagina kehilangan elastisitasnya,
kebasahannya, sehingga seringkali meradang. Lama-kelamaan mengecil
juga dan pada persetubuhan menimbulkan rasa nyeri.
d. Rangsangan menurun, kemampuan reaksi terhadap rangsangan langsung
semakin menurun pula, oleh karena itu ada kaitannya dengan kepekaan
persyarafan alat kelamin (Marsetio, M. 1991)
Perubahan organ reproduksi yang terjadi pada wanita yaitu penurunan
estrogen yang bersikulasi. Implikasi dari hal ini adalah atrofi jaringan payudara
dan genital. peningkatan androgen yang bersirkulasi menyebababkan penurunan
massa tulang dengan risiko osteoporosis dan fraktur, dan peningkatan kecepatan
aterosklerosis.
Secara umum pengaruh penuaan fungsi seksual wanita sering dihubungkan
dengan penurunan hormon,seperti berikut ini :
1. Lubrikasi vagina memerlukan waktu lebih lama
2. Pengembangan dinding vagina berkurang pada panjang dan
lebarnya
3. Dinding vagina menjadi tipis dan mudah teriritasi
4. Selama hubungan seksual dapat terjadi iritasi pada kandung kemih
dan uretra
5. Sekresi vagina berkurang keasamannya, dapat memungkinan
terjadi infeksi.

5
C. Asuhan Keperawatan pada pasien lanjut usia yang mengalami prostat
a. Pengkajian
Identitas Klien ( mis : nama, umur ,alamat , pekerjaan, penanggung jawab, no
register,status pernikahan )
Keluhan utama dan keluhan penyerta , biasanya pada pasien yang
mengidap prostat didapatkan keluhan utama sulit buang air kecil. Keadaan seperti
ini dapat terjadi karena terdapat obstruksi pada saluran kencing bagian bawah,
yang dapat disebabkan oleh batu buli buli atau uretra, serta pembesaran prostat.
Selain itu didapatkan keluhan lain, seperti harus mengedan saat ingin
berkemih (hesitancy), pancaran urin lemah, aliran kencing terputus-putus
(intermittency), rasa tidak puas setelah berkemih, dan menetes setelah berkemih
(terminal dribbling), susah menahan kencing (urgency), sering-sering berkemih
(frequency), dan sering terbangun tengah malam untuk BAK (nocturia).
Kumpulan gejala tersebut disebabkan adanya obstruksi dan iritasi pada saluran
kencing bagian bawah yang disebut Lower Urinary Tract Symptoms (LUTS), hal
ini sesuai dengan penelitian bahwa 76,7% pasien kanker prostat datang dengan
keluhan utama mengenai buang air kecil (LUTS) namun dengan gejala yang
bervariasi (Mahadi, 2009).
Riwayat penyakit sekarang Pada pasien BPH keluhan keluhan yang ada
adalah frekuensi , nokturia, urgensi, disuria, pancaran melemah, rasa tidak puas
sehabis miksi, hesistensi ( sulit memulai miksi), intermiten (kencing terputus-
putus), dan waktu miksi memanjang dan akhirnya menjadi retensi urine
Riwayat penyakit dahulu Kaji apakah memilki riwayat infeksi saluran
kemih (ISK), adakah riwayat mengalami kanker prostat. Apakah pasien pernah
menjalani pembedahan prostat / hernia sebelumnya.
Riwayat kesehatan keluarga Kaji adanya keturunan dari salah satu anggota
keluarga yang menderita penyakit BPH.
A. Keadaan umum klien
Tanda-tanda dari distress :
Penampilan dihubungkan dengan usia :
Ekspresi wajah, bicara, mood :

6
Berpakaian dan kebersihan umum :
Tinggi badan, BB, gaya berjalan :

B. Tanda-tanda vital
Suhu :
Nadi :
Pernafasan :
Tekanan darah :

C. Pemeriksaan fisik head to toe


Kepala
Inspeksi : Bentuk Kepala Normalchepal ,distribusi rambut merata ,warna rambut
hitam bercampur putih
Palpasi : terdapat benjolan apa tidak di bagian kepala , dan nyeri tekan pada
bagian kepala
Mata :
Inspeksi : kesimetrisan bentuk mata kanan dan kiri , tanyakan apakah mata kabur
atu tidak, lihat konjungtiva klien anemis atu tidak
Palpasi : terdapat atau tidak benjolan dan nyeri tekan dibagian mata
Telinga :
Inspeksi : Keadan daun telinga, apakah pernah melakukan operasi telinga
Hidung :
Inspeksi : kesimetrisan hidung ,adakah pernafasan cuping hidung, lihat adanya
sekret/polip didalam hidung
Palpasi : terdapat atau tidak benjolan dan nyeri tekan dibagian hidung
Mulut :
Inspeksi ; lihat Bibir (lembab, kering, pecah-pecah, labio skizis, stomatitis,
apakah ada palatoskizis, jumlah gigi, dan kemampuan menelan, gerakan
lidah)
Leher :

7
Inspeksi : lihat ada atau tidak pembesaran kelenjar tiroid atau , tumor , dan lihat
tekanan vena jugularis
Palpasi : terdapat atau tidak benjolan dan nyeri tekan dibagian leher
Dada :
Inspeksi : Bentuk dada (normal,barrel,pigeon chest) , Perbandingan ukuran
anterior posterior dengan transversi , Gerakan dada (kiri dan kanan, apakah ada
retraksi)
Auskultasi : Suara nafas (trakhea, bronchial, bronchovesikular) Apakah ada suara
nafas tambahan ?
Perkusi : periksa apakah suara dada klien sonor atau hipersonor Apakah ada suara
nafas tambahan ?
Palpasi : apakah terdapat benjolan atau nyeri tekan pada bagian dada
Abdomen
Inspeksi : lihat bagian perut apakah terdpat asites atau tidak , warna dan lihat
apakah terdapat lesi atau tidak , ada edema atau tidak
Auskultasi : dengarkan bising usus klien aktif atau hiperaktif
Perkusi : periksa suara perut klien apakah tympani atau hipertympani searah jatum
jam
Palpasi : apakah terdapat benjolan atau nyeri tekan pada bagian perut dengan
searah jarum jam
Genetalia :
Inspeksi : Keadaan gland penis (urethra) , Testis (sudah turun/belum) ,
terdapat lesi atau tidak,
Palpasi : apakah terdapat benjolan atau nyeri tekan pada bagian batang penis dan
testis

Sistem integumen
Rambut ( distribusi ditiap bagian tubuh, texture, kelembaban, kebersihan ) :
Kulit (perubahan warna, temperatur, kelembaban,bulu kulit, erupsi, tahi lalat,
ruam, texture ) : Kuku ( warna, permukaan kuku, mudah patah, kebersihan ) :

8
Sistem immun
Allergi ( cuaca, debu, bulu binatang, zat kimia ) , Immunisasi , Penyakit yang
berhubungan dengan perubahan cuaca
Riwayat transfusi dan reaksinya :
A. POLA AKTIVITAS SEHARI-HARI
1. Nutrisi
Selera makan :
Menu makan dalam 24 jam :
Frekuensi makan dalam 24 jam :
Makanan yang disukai dan makanan pantangan :
Pembatasan pola makanan :
Cara makan ( bersama keluarga, alat makan yang digunakan ) :
Ritual sebelum makan :
2. Cairan
Jenis minuman yang dikonsumsi dalam 24 jam :
Frekuensi minum :
Kebutuhan cairan dalam 24 jam :
3. Eliminasi ( BAB & BAK)
Tempat pembuangan :
Frekuensi ? Kapan ? Teratur ? :
Konsistensi :
Kesulitan dan cara menanganinya :
Obat-obat untuk memperlancar BAB/BAK :
4. Istirahat Tidur
Apakah cepat tertidur :
Jam tidur (siang/malam) :
Bila tidak dapat tidur apa yang dilakukan :
Apakah tidur secara rutin :
5. Olahraga
Program olahraga tertentu :
Berapa lama melakukan dan jenisnya :

9
Perasaan setelah melakukan olahraga
6. Rokok / alkohol dan obat-obatan
Apakah merokok ? jenis ? berapa banyak ? kapan mulai merokok ?
Apakah minum minuman keras ? berapa minum /hari/minggu ? jenis
minuman ? apakah banyak minum ketika stress ? apakah minuman keras
mengganggu prestasi kerja ? :
Kecanduan kopi, alkohol, tea atau minuman ringan ? berapa banyak /hari
Apakah mengkonsumsi obat dari dokter (marihuana, pil tidur, obat
bius) :
7. Personal hygiene
Mandi (frekuensi, cara, alat mandi, kesulitan, mandiri/dibantu) :
Cuci rambut :
Gunting kuku :
Gosok gigi :
8. Aktivitas / mobilitas fisik
Kegiatan sehari-hari:
Pengaturan jadwal harian :
Penggunaan alat bantu untuk aktivitas :
Kesulitan pergerakan tubuh :
1. Analisa Data
No Data DO/DS Masalah

1. DS: Klien mengeluh nyeri saat Disfungsi seksual b.d perubahan


berhubungan struktur atau fungsi seksual
DO: -
2. DO : Nyeri sendi berhubungan dengan
Ekstremitas bawah terdapat nodul di fisik/psikologik ( contoh : spasme
setiap sendi kaki otot , usia lanjut )
DS :klien mengeluh nyeri di daerah
tumit
3. DO: - Kurang pengetahuan berhubungan

10
DS : dengan kurangnya informasi
Ny. H myakini bahwa sperma yang
masuk pada vagina tidak akan keluar
lagi sehingga menyebabkan penyakit
busung

11

Anda mungkin juga menyukai