Anda di halaman 1dari 17

BAB I

TINJAUAN PUSTAKA BBLR

A. DEFINISI

Berat lahir adalah berat bayi yang ditimbang dalam 1 jam setelah bayi lahir. Bayi
berat lahir rendah adalag bayi dengan berat kurang dari 2500 gram tanpa memandang
masa gestasi. (Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), 2004).

Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) adalah bila berat badannya kurang dari 2500
gram (sampai dengan 2499 gram).Bayi yang dilahirkan dengan BBLR umumnya kurang
mampu meredam tekanan lingkungan yang baru sehingga dapat mengakibatkan pada
terhambatnya pertumbuhan dan perkembangan, bahkan dapat menggangu kelangsungan
hidupnya (Prawirohardjo, 2007).

Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahir kurang dari 2500
gram tanpa memandang usia gestasi. BBLR dapat terjadi pada bayi kurang bulan (< 37
minggu) atau pada bayi cukup bulan (intrauterine growth restriction)(Pudjiadi, dkk.,
2010)

Bayi berat lahir rendah ( BBLR ) adalah bayi dengan berat lahir kurang dari 2500 gram (
berat lahir adalah berat bayi yang ditimbang dalam 1 jam setelah lahir ).

Ada dua macam BBLR yaitu :

1. Bayi yang kurang bulan ( KB / SMK ) : bayi yang dilahirkan dengan umur kurang
dari 37 minggu.
2. Bayi kecil masa kehamilan ( KMK ) : bayi yang dilahirkan dengan berat badan
lahir kurang dari persentie ke-10 kurva pertumbuhan janin.
3. Sedangkan Bayi dengan berat lahir kurang dari 1500 gram disebut bayi berat lahir
sangat rendah ( BBLSR ).
B. ETIOLOGI

Beberapa penyebab dari bayi dengan berat badan lahir rendah (Proverawati dan
Ismawati, 2010).

1. Faktor ibu

a. Penyakit

1) Mengalami komplikasi kehamilan, seperti anemia, perdarahan antepartum,


preekelamsi berat, eklamsia, infeksi kandung kemih.

2) Menderita penyakit seperti malaria, infeksi menular seksual, hipertensi,


HIV/AIDS, TORCH, penyakit jantung.

3) Penyalahgunaan obat, merokok, konsumsi alkohol.

b. Ibu

1) Angka kejadian prematitas tertinggi adalah kehamilan pada usia< 20 tahun


atau lebih dari 35 tahun.

2) Jarak kelahiran yang terlalu dekat atau pendek (kurang dari 1 tahun).

3) Mempunyai riwayat BBLR sebelumnya.

2. Keadaan sosial ekonomi

a. Kejadian tertinggi pada golongan sosial ekonomi rendah. Hal ini dikarenakan
keadaan gizi dan pengawasan antenatal yang kurang.

b. Aktivitas fisik yang berlebihan

c. Perkawinan yang tidak sah


3. Faktor janin

Faktor janin meliputi : kelainan kromosom, infeksi janin kronik (inklusi sitomegali,
rubella bawaan), gawat janin, dan kehamilan kembar.

4. Faktor plasenta

Faktor plasenta disebabkan oleh : hidramnion, plasenta previa, solutio plasenta,


sindrom tranfusi bayi kembar (sindrom parabiotik), ketuban pecah dini.

5. Faktor lingkungan

Lingkungan yang berpengaruh antara lain : tempat tinggal di dataran tinggi, terkena
radiasi, serta terpapar zat beracun.

C. KLASIFIKASI

Menurut Ribek dkk. (2011), ada 3 klasifikasi dari berat badan lahir rendah, yakni:
1. Berat badan lahir rendah sedang yaitu bayi lahir dengan berat badan 1501 sampai
2500 gram.
2. Berat badan lahir sangat rendah yaitu bayi lahir dengan berat badan kurang dari 1500
gram.
3. Berat badan lahir sangat rendah sekali yaitu bayi lahir dengan berat badan kurang
dari 1000 gram.

D. PATOFISIOLOGI

Bayi berat badan lahir rendah adalah bayi dengan berat badan kurang dari 2500
gram pada waktu lahir. Secara umum penyebab dari bayi berat badan lahir rendah
dipengaruhi oleh beberapa factor antara lain gizi saat hamil yang kurang dengan umur
kurang dari 20 tahun atau diatas 35 tahun, jarak hamil dan persalinan terlalu dekat,
pekerjaan yang terlalu berat, penyakit menahun ibu : hipertensi, jantung, gangguan
pembuluh darah, perokok.
BBLR biasanya disebabkan juga oleh hamil dengan hidramnion, hamil ganda,
perdarahan, cacat bawaan, infeksi dalam rahim. Hal ini akan menyebabkan bayi lahir
dengan berat 2500 gram dengan panjang kurang dari 45 cm, lingkar dada kurang dari 30
cm kepala lebih besar, kulit tipis, transparan, rambut lanugo banyak, lemak kurang, otot
hipotonik lemah, pernapasan tak teratur dapat terjadi apnea biasanya terjadi pada umur
kehamilan kurang dari 37 minggu.
Kemungkinan yang terjadi pada bayi dengan BBLR adalah Sindrom aspirasi
mekonium, asfiksia neonatorum, sindrom distres respirasi, penyakit membran hialin,
dismatur preterm terutama bila masa gestasinya kurang dari 35 minggu,
hiperbilirubinemia, patent ductus arteriosus, perdarahan ventrikel otak, hipotermia,
hipoglikemia, hipokalsemia, anemi, gangguan pembekuan darah, infeksi, retrolental
fibroplasia, necrotizing enterocolitis (NEC), bronchopulmonary dysplasia, dan
malformasi konginetal.

E. MANIFESTASI KLINIS
Menurut Huda dan Hardhi. (2013), tanda dan gejala dari bayi berat badan lahir
rendah adalah:
1. Sebelum bayi lahir
a. Pada anamnesa sering dijumpai adanya riwayat abortus, partus prematurus, dan
lahir mati.
b. Pembesaran uterus tidak sesuai tuanya kehamilan.
c. Pergerakan janin pertama terjadi lebih lambat, gerakan janin lebih lambat walaupun
kehamilannya sudah agak lanjut
d. Pertambahan berat badan ibu lambat dan tidak sesuai menurut seharusnya. Sering
dijumpai kehamilan dengan oligradramnion gravidarum atau perdarahan
anterpartum.
2. Setelah bayi lahir
a. Bayi dengan retadasi pertumbuhan intra uterin
b. Bayi premature yang lahir sebelum kehamilan 37 minggu
c. Bayi small for date sama dengan bayi retardasi pertumbuhan intrauterine.
d. Bayi premature kurang sempurna pertumbuhan alat-alat dalam tubuhnya.

Selain itu ada gambaran klinis BBLR secara umum adalah :


1. Berat kurang dari 2500 gram.
2. Panjang kurang dari 45 cm.
3. Lingkar dada kurang dari 30 cm.
4. Lingkar kepala kurang dari 33 cm.
5. Umur kehamilan kurang dari 37 minggu.
6. Kepala lebih besar.
7. Kulit tipis, transparan, rambut lanugo banyak, lemak kurang.
8. Otot hipotonik lemah.
9. Pernapasan tak teratur dapat terjadi apnea.
10. Eksremitas : paha abduksi, sendi lutut / kaki fleksi-lurus.
11. Kepala tidak mampu tegak.
12. Pernapasan 40 50 kali / menit.
13. Nadi 100 140 kali / menit.

F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan penunjang yang di lakukan antara lain :
1. Darah rutin, glukosa darah, kalau perlu dan tersedia fasilitasnya di periksa kadar
elektrolit dan analisa gas darah
2. Foto dada ataupun baby gram diperlukan pada bayi baru lahir dengan umur kehamilan
kurang bulan di mulai umur 8 jam atau di dapat diperlukan akan terjadi sindrom
gangguan pernafasan
3. USG kepala terutama pada bayi dengan umur kehamilan kurang.
G. KOMPLIKASI
1. Sindrom aspirasi mekonium, asfiksia neonatorum, sindrom distres respirasi, penyakit
membran hialin
2. Dismatur preterm terutama bila masa gestasinya kurang dari 35 minggu
3. Hiperbilirubinemia, patent ductus arteriosus, perdarahan ventrikel otak
4. Hipotermia, Hipoglikemia, Hipokalsemia, Anemi, gangguan pembekuan darah
5. Infeksi, retrolental fibroplasia, necrotizing enterocolitis (NEC)
6. Bronchopulmonary dysplasia, malformasi konginetal

Komplikasi langsung yang dapat terjadi pada BBLR antara lain :


1. Hipotermi
2. Hipoglikemia
3. Gangguan cairan dan elektrolit
4. Hiperbilirubinemia
5. SIndrom gangguan pernafasan
6. Infeksi
7. Perdarahan intaventrikuler
8. Anemia

Masalah jangka panjang yang mungkin timbul pada BBLR antara lain :

1. Gangguan Perkembangan
2. Gangguan Pertumbuhan
3. Gangguan Penglihatan (Retinopati)
4. Gangguan Pendengaran
5. Penyakit Paru Kronis
6. Kenaikan angka kesakitan dan sering masuk rumah sakit
7. Kenaikan frekuensi kelainan bawaan
H. PENATALAKSANAAN
Penanganan dan perawatan pada bayi dengan berat badan lahir rendah dapat dilakukan
tindakan sebagai berikut:
1. Mempertahankan suhu tubuh bayi
Bayi prematur akan cepat kehilangan panas badan dan menjadi hipotermia, karena
pusat pengaturan panas badan belum berfungsi dengan baik, metabolismenya rendah,
dan permukaan badan relatif luas. Oleh karena itu, bayi prematuritas harus dirawat di
dalam inkubator sehingga panas badannya mendekati dalam rahim.Bila belum
memiliki inkubator, bayi prematuritas dapat dibungkus dengan kain dan disampingnya
ditaruh botol yang berisi air panas atau menggunakan metode kangguru yaitu
perawatan bayi baru lahir seperti bayi kanguru dalam kantung ibunya.

2. Pengawasan Nutrisi atau ASI


Alat pencernaan bayi premature masih belum sempurna, lambung kecil, enzim
pecernaan belum matang. Sedangkan kebutuhan protein 3 sampai 5 gr/ kg BB (Berat
Badan) dan kalori 110 gr/ kg BB, sehingga pertumbuhannya dapat meningkat.
Pemberian minum bayi sekitar 3 jam setelah lahir dan didahului dengan menghisap
cairan lambung. Reflek menghisap masih lemah, sehingga pemberian minum
sebaiknya sedikit demi sedikit, tetapi dengan frekuensi yang lebih sering.
ASI merupakan makanan yang paling utama, sehingga ASIlah yang paling dahulu
diberikan.Bila faktor menghisapnya kurang maka ASI dapat diperas dan diminumkan
dengan sendok perlahan-lahan atau dengan memasang sonde menuju
lambung.Permulaan cairan yang diberikan sekitar 200 cc/ kg/ BB/ hari.

3. Pencegahan Infeksi
Bayi prematuritas mudah sekali terkena infeksi, karena daya tahan tubuh yang masih
lemah, kemampuan leukosit masih kurang, dan pembentukan antibodi belum
sempurna.Oleh karena itu, upaya preventif dapat dilakukan sejak pengawasan
antenatal sehingga tidak terjadi persalinan prematuritas / BBLR.Dengan demikian
perawatan dan pengawasan bayi prematuritas secara khusus dan terisolasi dengan baik.
4. Penimbangan Ketat
Perubahan berat badan mencerminkan kondisi gizi atau nutrisi bayi dan erat kaitannya
dengan daya tahan tubuh, oleh sebab itu penimbangan berat badan harus dilakukan
dengan ketat.

5. Ikterus
Semua bayi prematur menjadi ikterus karena sistem enzim hatinya belum matur dan
bilirubin tak berkonjugasi tidak dikonjugasikan secara efisien sampai 4-5 hari berlalu .
Ikterus dapat diperberat oleh polisetemia, memar hemolisias dan infeksi karena
hperbiliirubinemia dapat menyebabkan kernikterus maka warna bayi harus sering
dicatat dan bilirubin diperiksa bila ikterus muncul dini atau lebih cepat bertambah
coklat

6. Pernapasan
Bayi prematur mungkin menderita penyakit membran hialin. Pada penyakit ini tanda-
tanda gawat pernaasan sealu ada dalam 4 jam bayi harus dirawat terlentang atau
tengkurap dalam inkubator dada abdomen harus dipaparkan untuk mengobserfasi
usaha pernapasan

7. Hipoglikemi
Mungkin paling timbul pada bayi prematur yang sakit bayi berberat badan lahir
rendah, harus diantisipasi sebelum gejala timbul dengan pemeriksaan gula darah
secara teratur
I. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Biodata
Terjadi pada bayi prematur yang dalam pertumbuhan di dalam kandungan terganggu
b. Keluhan utama
Menangis lemah,reflek menghisap lemah,bayi kedinginan atau suhu tubuh rendah
c. Riwayat penayakit sekarang
Lahir spontan,SC umur kehamilan antara 24 sampai 37 minnggu,berat badan kurang
atau sama dengan 2.500 gram,apgar pada 1 sampai 5 menit,0 sampai 3 menunjukkan
kegawatan yang parah,4 sampai 6 kegawatan sedang,dan 7-10 normal
d. Riwayat penyakit dahulu
Ibu memliki riwayat kelahiran prematur,kehamilan ganda,hidramnion
e. Riwayat penyakit keluarga
Adanya penyakit tertentu yang menyertai kehamilan seperti DM,TB Paru,Tumor
kandungan,Kista,Hipertensi
f. ADL
1) Pola Nutrisi : reflek sucking lemah, volume lambung kurang, daya absorbsi
kurang/lemah sehingga kebutuhan nutrisi terganggu
2) Pola Istirahat tidur: terganggu oleh karena hipotermia
3) Pola Personal hygiene: tahap awal tidak dimandikan
4) Pola Aktivitas : gerakan kaki dan tangan lemas
5) Pola Eliminasi: BAB yang pertama kali keluar adalah mekonium,produksi urin
rendah
g. Pemeriksaan
1) Pemeriksaan Umum
a) Kesadaran compos mentis
b) Nadi : 180X/menit pada menit I kemudian menurun sampai 120-140X/menit
c) RR : 80X/menit pada menit I kemudian menurun sampai 40X/menit
d) Suhu : kurang dari 36,5 C
2) Pemeriksaan Fisik
a) Sistem sirkulasi/kardiovaskular : Frekuensi dan irama jantung rata-rata 120
sampai 160x/menit, bunyi jantung (murmur/gallop), warna kulit bayi sianosis
atau pucat, pengisisan capilary refill (kurang dari 2-3 detik).
b) Sistem pernapasan : Bentuk dada barel atau cembung, penggunaan otot
aksesoris, cuping hidung, interkostal; frekuensi dan keteraturan pernapasan
rata-rata antara 40-60x/menit, bunyi pernapasan adalah stridor, wheezing
atau ronkhi.
c) Sistem gastrointestinal : Distensi abdomen (lingkar perut bertambah, kulit
mengkilat), peristaltik usus, muntah (jumlah, warna, konsistensi dan bau),
BAB (jumlah, warna, karakteristik, konsistensi dan bau), refleks menelan
dan megisap yang lemah.
d) Sistem genitourinaria : Abnormalitas genitalia, hipospadia, urin (jumlah,
warna, berat jenis, dan PH).
e) Sistem neurologis dan musculoskeletal : Gerakan bayi, refleks moro,
menghisap, mengenggam, plantar, posisi atau sikap bayi fleksi, ekstensi,
ukuran lingkar kepala kurang dari 33 cm, respon pupil, tulang kartilago
telinga belum tumbuh dengan sempurna, lembut dan lunak.
f) Sistem thermogulasi (suhu) :Suhu kulit dan aksila, suhu lingkungan.
g) Sistem kulit : Keadaan kulit (warna, tanda iritasi, tanda lahir, lesi,
pemasangan infus), tekstur dan turgor kulit kering, halus, terkelupas.
h) Pemeriksaan fisik : Berat badan sama dengan atau kurang dari 2500 gram,
panjang badan sama dengan atau kurang dari 46 cm, lingkar kepala sama
dengan atau kurang dari 33 cm, lingkar dada sama dengan atau kurang dari
30 cm, lingkar lengan atas, lingkar perut, keadaan rambut tipis, halus, lanugo
pada punggung dan wajah, pada wanita klitoris menonjol, sedangkan pada
laki-laki skrotum belum berkembang, tidak menggantung dan testis belum
turun., nilai APGAR pada menit 1 dan ke 5, kulit keriput.
2. Diagnosa Keperawatan Yang Mungkin Muncul

a. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan maturitas pusat pernafasan, keterbatasan
perkembangan otot, penurunan energi/kelelahan, ketidakseimbangan metabolik.
b. Thermoregulasi tidak efektif berhubungan dengan kontrol suhu yang imatur dan
penurunan lemak tubuh subkutan.
c. Gangguan kebutuhan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
ketidak mampuan mencerna nutrisi karena imaturitas.
d. Resiko infeksi berhubungan dengan pertahanan imunologis yang kurang.
e. Kecemasan orang tua berhubungan dengan kondisi penyakit bayinya ditandai dengan
orang tua klien tampak cemas dan khawatir malihat kondisi bayinya, dan berharap
agar bayinya cepat sembuh.
PERENCANAAN KEPERAWATAN

No Diagnosa Perawatan Tujuan dan Kriteria Intervensi Rasional


1 Pola nafas tidak efektif Tujuan: 1. Letakkan bayi terlentang 1. Memberi rasa nyaman dan
berhubungan dengan Kebutuhan O2 bayi dengan alas yang data, kepala mengantisipasi flexi leher yang
maturitas pusat terpenuhi lurus, dan leher sedikit dapat mengurangi kelancaran
pernafasan, keterbatasan Kriteria: tengadah/ekstensi dengan jalan nafas.

perkembangan otot, 1. Pernafasan normal 40- meletakkan bantal atau selimut


60 kali permenit. diatas bahu bayi sehingga bahu
penurunan
2. Pernafasan teratur. terangkat 2-3 cm
energi/kelelahan,
3. Tidak cyanosis.
ketidakseimbangan
4. Wajah dan seluruh 2. Bersihkan jalan nafas, mulut, 2. Jalan nafas harus tetap
metabolik.
tubuh Berwarna hidung bila perlu. dipertahankan bebas dari
kemerahan (pink lendir untuk menjamin
variable). pertukaran gas yang sempurna.
5. Gas darah normal 3. Observasi gejala kardinal dan 3. Deteksi dini adanya kelainan.
PH = 7,35 7,45 tanda-tanda cyanosis tiap 4
PCO2 = 35 mm Hg jam
PO2 = 50 90 mmHg 4. Kolaborasi dengan team medis 4. Mencegah terjadinya
dalam pemberian O2 dan hipoglikemia
pemeriksaan kadar gas darah
arteri
2. Thermoregulasi tidak Tujuan 1. Letakkan bayi terlentang 1. Mengurangi kehilangan panas
efektif berhubungan Tidak terjadi hipotermia diatas pemancar panas (infant pada suhu lingkungan
dengan kontrol suhu yang Kriteria warmer) sehingga meletakkan bayi
imatur dan penurunan 1. Suhu tubuh 36,5 menjadi hangat

lemak tubuh subkutan. 37,5C 2. Singkirkan kain yang sudah 2. Mencegah kehilangan tubuh
2. Akral hangat dipakai untuk mengeringkan melalui konduksi.
3. Warna seluruh tubuh tubuh, letakkan bayi diatas
kemerahan tubuh, letakkan bayi diatas
handuk / kain yang kering dan
hangat.
3. Observasi suhu bayi tiap 6 3. Perubahan suhu tubuh bayi
jam. dapat menentukan tingkat
hipotermia
4. Kolaborasi dengan team 4. Mencegah terjadinya
medis untuk pemberian Infus hipoglikemia
Glukosa 5% bila ASI tidak
mungkin diberikan.
3. Gangguan kebutuhan Tujuan:Kebutuhan nutrisi 1. Lakukan observasi BAB 1. Deteksi adanya kelainan
nutrisi : kurang dari terpenuhi dan BAK jumlah dan pada eliminasi bayi dan segera
kebutuhan tubuh Kriteria frekuensi serta konsistensi. mendapat tindakan / perawatan
berhubungan dengan 1. Bayi dapat minum yang tepat.
ketidak mampuan pespeen / personde 2. Monitor turgor dan mukosa 2. Menentukan derajat dehidrasi
mencerna nutrisi karena dengan baik. mulut. dari turgor dan mukosa mulut.
imaturitas. 2. Berat badan tidak turun
lebih dari 10%. 3. Monitor intake dan out put. 3. Mengetahui keseimbangan
3. Retensi tidak ada. cairan tubuh (balance)
4. Beri ASI/PASI sesuai 4. Kebutuhan nutrisi terpenuhi
kebutuhan. secara adekuat.
5. Lakukan control berat badan 5. Penambahan dan penurunan
setiap hari. berat badan dapat di monito
6. Lakukan control berat badan 6. Penambahan dan penurunan
setiap hari. berat badan dapat di monitor
4. Resiko infeksi Tujuan: 1. Lakukan teknik aseptik dan 1. Pada bayi baru lahir daya
berhubungan Selama perawatan tidak antiseptik dalam memberikan tahan tubuhnya kurang /
dengan pertahanan terjadi komplikasi (infeksi) asuhan keperawatan rendah.
imunologis yang kurang. Kriteria 2. Cuci tangan sebelum dan 2. Mencegah penyebaran infeksi
1. Tidak ada tanda-tanda sesudah melakukan tindakan. nosokomial.
infeksi. 3. Pakai baju khusus/ short waktu 3. Mencegah masuknya bakteri
2. Tidak ada gangguan masuk ruang isolasi (kamar dari baju petugas ke bayi
fungsi tubuh. bayi)
4. Lakukan perawatan tali pusat 4. Mencegah terjadinya infeksi
dengan triple dye 2 kali sehari. dan memper-cepat
pengeringan tali pusat
karena mengan-dung anti
biotik, anti jamur, desinfektan.
5. Jaga kebersihan (badan, 5. Mengurangi media untuk
pakaian) dan lingkungan bayi. pertumbuhan kuman.
6. Observasi tanda-tanda infeksi 6. Deteksi dini adanya kelainan
dan gejala kardinal
7. Hindarkan bayi kontak dengan 7. Mencegah terjadinya
sakit. penularan infeksi.
8. Kolaborasi dengan team medis 8. Mencegah infeksi dari
untuk pemberian antibiotik. pneumonia
9. Siapkan pemeriksaan 9. Sebagai pemeriksaan
laboratorat sesuai advis dokter penunjang
yaitu pemeriksaan DL, CRP.

5. Kecemasan orang Tujuan: keluarga mendapat 1. Kaji tingkat pemahaman 1. Belajar tergantung pada
tua berhubungan dengan informasi tentang kemajuan klien berikan instruksi emosi dan kesiapan fisik
kondisi penyakit bayinya kondisi bayinya /informasi pada klien dan diingatkan pada
ditandai dengan orang tua maupun keluarga tentang tahapan individu
Kriteria hasil: penyakitnya, baik tertulis 2. Menurunkan ansietas dan
klien tampak cemas dan
atau lisan. dapat menimbulkan
khawatir malihat kondisi - Orang tua/ keluarga
2. Jelaskan proses penyakit perbaikan partisipasi pada
bayinya, dan berharap mengekpresikan individu. Dorong orang rencana pengobatan.
agar bayinya cepat perasaan dan terdekat menanyakan 3. Meningkatkan kerjasama
sembuh. keprihatinan mengenai pertanyaan dalam program pengobatan
3. Jelaskan tentang dosis dan mencegah penghentian
bayi dan prognosis serta
obat, frekwensi, tujuan obatsesuai perbaikan
memperlihatkan
pengobatan dan alasan kondisi pasien.
pemahaman dan tentang pemberian obat
kjeterlibatan dalan kepeda keluarga
asuhan 4. Kaji potensial efek 4. Mencegah/menurunkan
samping pengobatan ketidaknyaman sehubungan
dengan terapi dan
meningkatkan kerjasama
dalam program
DAFTAR PUSTAKA

Huda, Nuratif dan Hardhi Kusuma. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa

NANDA NIC-NOC. Jakarta: Media Action.

Prawirohardjo,Sarwono.2007.Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.Yayasan Bina


Pustaka : Jakarta.

Proverawati dan Ismawati. 2010. Asuhan pada Berat Badan lahir Rendah :. Jakarta : Pustaka
Tarbiyah Baru.

Pudjiadi Antonius, H., Hegar Badriul, dkk. 2010. Pedoman Pelayanan Medis Ikatan Dokter
Anak Indonesia. Jakarta: IDAI.

Ribek, Nyoman dkk. 2011. Aplikasi Perawatan Bayi Resiko Tinggi Berdasarkan Kurikulum
Berbasis Kompetensi Program Keperawatan: Digunakan Sebagai Bahan Pembelajaran
Praktek Klinik dan Alat Uji Kompetensi. Denpasar: Poltekkes Denpasar Jurusan
Keperawatan.

Anda mungkin juga menyukai