PENDAHULUAN
I. Teori Penuaan
Bermacam-macam teori proses menua telah dikemukakan para ahli namun
sampai saat ini mekanisme yang pasti belum diketahui. Batas waktu yang tepat
antara terhentinya pertumbuhan fisik dan dimulainya proses menua tidak jelas,
karena kedua proses tersebut saling berkaitan.
Ada beberapa teori penuaan, antara lain :
a. Teori Biologis
Teori biologi merupakan teori yang menjelaskan mengenai proses fisik penuaan
yang meliputi perubahan fungsi dan struktur organ, pengembangan, panjang usia
dan kematian.1 Teori biologis mencoba menerangkan mengenai proses atau
tingkatan perubahan yang terjadi pada manusia mengenai perbedaan cara dalam
proses menua dari waktu ke waktu serta meliputi faktor yang mempengaruhi
usia panjang, perlawanan terhadap organisme dan kematian atau perubahan
seluler.
1. Teori Radikal Bebas
Radikal bebas adalah senyawa kimia yang berisi elektron
tidak berpasangan yang terbentuk sebagai hasil sampingan berbagai
proses seluler atau metabolisme normal yang melibatkan oksigen.
Elektron yang tidak berpasangan dari radikal bebas tersebut secara
kimiawi akan mencari pasangan elektron dengan bereaksi dengan
substansi lain terutama protein dan lemak tidak jenuh sehingga membran
sel akan mengalami perubahan sehingga menjadi lebih permeabel dan
menungkinkan berbagai substansi dapat melewati membran
secara bebas. Radikal bebas juga dapat bereaksi dengan DNA,
menyebabkan mutasi kromosom sehingga merusak sistem genetik yang
normal dari sel. Akumulasi radikal bebas akan terjadi sejalan dengan
waktu, dan bila kadarnya melebihi konsentrasi ambang maka hal itu
akan berkontribusi pada perubahan-perubahan yang seringkali dikaitkan
dengan penuaan.
2. Teori Glikasi
Dengan mengikat glukosa ke gugus protein yang bebas animo dan
seterusnya, akan terjadi reaksi amadori yang bersifat ireversibel, yakni
glikosilasi lanjut produk akhir (AGE) yang belum sepenuhnya dipahami.
Hal ini juga terjadi dalam jumlah yang meningkat pada orang tua.
Jaringan protein dapat dibentuk melalui pembentukan pentosin. AGE
berkaitan dengan reseptornya masing-masing di membrane sel sehingga
dapat meningkatkan pengendapan kolagen di membran basalis pembuluh
darah. Pembentukan jaringan ikat sebagian dirangsang melalui
transforming growth faktor (TGF ) selain itu, serabut kolagen dapat
diubah melalui glikolisasi. Kedua perubahan ini menyebabkan penebalan
membran basalis dengan penurunan permeabilitas dan penurunan lumen
(mikroangiopati).
b. Teori Sosiologis
Teori sosiologi merupakan teori yang berhubungan dengan status hubungan
sosial. Teori ini cenderung dipengaruhi oleh dampak dari luar tubuh.
1. Teori Kepribadian
Teori kepribadian menyebutkan aspek-aspek pertumbuhan psikologis tanpa
menggambarkan harapan atau tugas spesifik lansia. Teori pengembangan
kepribadian yang dikembangkan oleh Jung menyebutkan bahwa terdapat dua
tipe kepribadian yaitu introvert dan ekstrovert. Lansia akan cenderung
menjadi introvert kerenan penurunan tanggungjawab dan tuntutan dari
keluarga dan ikatan sosial.
2. Teori Penarikan Diri (Disengagement)
Teori ini menggambarkan penarikan diri ole lansia dari peran masyarakat dan
tanggung jawabnya. Lansia akan dikatakan bahagia apabila kontak sosial telah
berkurang dan tanggungjawab telah diambil oleh generasi yang lebih muda.
Manfaat dari pengurangan kontak sosial bagi lansia adalah agar dapat
menyediakan eaktu untuk mengrefleksi kembali pencapaian yang telah dialami
dan untuk menghadapi harapan yang belum dicapai.
c. Teori Psikologis
Teori psikologis merupakan teori yang luas dalam berbagai lingkup karena
penuaan psikologis dipengaruhi oleh faktor biologis dan sosial, dan juga
melibatkan penggunaan kapasitas adaptif untuk melaksanakan kontrol perilaku
atau regulasi diri.
c. Purpura
Pupura didefinisikan sebagai suatu kondisi yang ditandai dengan ekimosis
atau perdarahan kecil lainnya di kulit, selaput lendir, atau permukaan serosa
lainnya. Purpura dapat disebabkan karena penurunan dari trombosit, kelainan
pembuluh darah, trauma, dan reaksi obat. Penuan menyebabkan penurunan
secara bertahap jumlah pembulah darah dan serat elastis, sehingga terjadi
penipisan kulit dan kulit mudah mengalami trauma.
Tatalaksana purpura adalah berdasarkan etiloginya. Penggunaan
glukokortikoid oral dapat membantu mengurangi purpura. Apabila trombosit
< 10.000 pasien harus melakukan transfusi.
e. Kerutan
Kerutan merupakan hal yang pasti terjadi pada pasien usia lanjut. Hal ini
disebabkan karena berkurangnya elastisitas kulit. Kerutan tidak dapat diobati.
Pencegahan kerutan dimulai saat remaja yaitu dengan menjaga kelembaban
kulit, intake minum yang cukup, dan menghindari paparan sinar matahari
berlebih dengan cara menggunakan sun block dengan spf > 30.
V. Perawatan Dermatologi Pada Lansia
1. Kebersihan
2. Mengurangi kekeringan dan kegatalan dengan menggunakan lotion lanolin
atau sabun yang ringan saat mandi
3. Kurangi frekuensi mandi
4. Kurangi frekuensi keramas
5. Menjaga lingkungan
6. Setiap luka pada kulit harus segera dirawat
7. Pengobatan : Pelembab, antihistamin, kortikosteroid topikal, preparat hormon,
memilih bentuk komestika, pelindung terhadap sinar matahari, gizi cukup,
istirahat dan olahraga teratur
8. Perawatan kuku dan rambut
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penuaan kulit merupakan salah satu masalah yang harus dihadapi lansia.
Perubahan-perubahan histologis maupun fisiologis, akan berdampak pada penampilan
kulit, dengan gambaran yang spesifik : atrofi, kekeringan, keriput, rambut yang
menjadi jarang, kuku yang menebal dan pecah-pecah. Penyakit kulit yang timbul pada
usia muda/anak juga terjadi pada lansia. Gangguan kulit pada lansia memerlukan
penanganan yang lebih khusus, termasuk rambut dan kuku.
B. Saran
Setelah penyusun membuat referat ini, penyusun menyadari mengenai
penyakitdan perawatan dermatologi pada lansia. Sebaiknya sejak muda kita harus
melakukan gaya hidup sehat agar di masa tua dapat bermanfaat bagi tubuh.
DAFTAR PUSTAKA
Darmojo, Boedhi. 2009. Buku Ajar Boedhi-Darmojo GERIATRI : Ilmu Kesehatan Usia
Lanjut. Ed. 4. Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia : Jakarta.
Djuanda, Adhi. 2010. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Ed.6. Balai Penerbit Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia : Jakarta.
Jusuf NK. 2005. Kulit Menua. Departemen Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin FK USU :
Medan
Norman, R.A. 2003. Geriatric dermatology. Dermatologic Therapy; Vol. 16, p.260-
268.
REFERAT
Dosen Pembimbing :
Disusun Oleh :
G1A113144