MUJAYANAH
PRODI PENDIDIKAN GURU PENDIDIK ANAK USIA DINI
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang di gunakan oleh peneliti adalah Penelitian Tindakan
Kelas, model teori Kemis danMC. Taggart (2009:16).Pengumpulan data berupa
data kuantitatif dan data kualitatif digunakan untuk menggambarkan perubahan
yang terjadi baik perubahan aktivitas anak, kinerja guru, dan perubahan suasana
kinerja kelas. Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini
dengan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi.
Teknik observasi juga dilakukan untuk mengamati dan merekam ucapan-
ucapan anak ketika berimajinasi, menjawab, menanggapi, dan berargumentasi
dalam bermain peran. Observasi dilakukan peneliti dan teman sejawat untuk
membantu peneliti dalam pelaksanaan tindakan sebagai observer dalam
penelitian.Wawancara dilakukan untuk mengetahui kendala yang dihadapi guru
selama proses pembelajaran. Wawancara juga dilakukan untuk mengungkapkan
pendapat anak tentang pembelajaran. Agar wawancara dapat berlangsung efektif,
4
Anak mampu
(Depdiknas,2004)
Penilaian menggunakan tehnik skor yang diperoleh dari masing-masing
aspek dijumlahkan dan hasilnya disebut jumlah skor . Pada penilaian sikap ini
skor maksimal adalah 4. Selanjutnya dilakukan analisis nilai akhir (NA) dengan
rumus :
F
P 100%
N
Keterangan :
P : Angka prosentase anak yang dapat menyelesaikan tugas.
F : Frekuensi anak yang dapat menyelesaikan tugas.
N : Banyaknya individu / populasi. (Arikunto, 2006)
HASIL PENELITIAN
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa aktivitas pembelajaran
keterampilan berbicara yang paling dominan adalah keberanian berimajinasi (
63.75%) berani ekspresi di depan kelas untuk berbicara mencapai ( 62.50%)
5
Keterampilan Berbicara
Nilai
Berimajinasi Ekspresi Bercerita Jumlah
3.10 4.00 0 0 0 0
2.10 3.00 10 9 7 26
1.10 2.00 10 11 13 34
0.00- 1.00 0 0 0 0
Dari hasil di atas dapat disimpulkan bahwa pengamatan skala sikap keterampilan
anak dalam berbicara pada siklus I keberanian anak dalam Berimajinasi , Ekspresi
di depan kelas dan berbicara belum mencapai kriteria yang diharapkan .
Tabel 4.7 Lembar Penilaian Siklus 2
Keterampilan Berbicara
Nilai
Berimajinasi Ekspresi Bercerita Jumlah
3.10 4.00 4 2 3 0
2.10 3.00 10 14 15 39
1.10 2.00 6 5 3 14
0.00- 1.00 0 0 0 0
6
PEMBAHASAN
Bercerita merupakan kebutuhan universal manusia, dari anak-anak hingga
orang dewasa. Bagi anak-anak, cerita tidak sekedar memberi manfaat emotif tetapi
juga membantu pertumbuhan mereka dalam berbagai aspek. Oleh karena itu perlu
diyakini bahwa berbicara merupakan aktifitas penting dan tidak terpisahkan
dalam program pendidikan untuk anak usia dini. Menurut M. Nur Mustakim
(2005:20) berbicara adalah upaya untuk mengembangkan potensi keterampilan
berbahasa anak melalui pendengaran dan kemudian menuturkannya kembali
dengan tujuan melatih keterampilan anak dalam bercakap-cakap untuk
menyampaikan ide dalam bentuk lisan.
Proses pembelajaran berbicara dengan menggunakan metode bermain
peran berjalan dengan lancar. Pada siklus I pertemuan I keberanian anak belum
muncul. Mereka masih kebingunan ketika diajak untuk berbicara tentang
pengalamannya. Cerita anak juga masih monoton tentang berangkat sekolah.
Dapat disimpulkan bahwa keterampilan berbicara anak pada siklus I mencapai
skor rata-rata sebesar 5.75 dan mengalami peningkatan pada siklus II yang
mencapai 74.80. Sedangkan rata-rata prosentase mencapai 59.37%. pada siklus 1
dan pada siklus II meningkat menjadi 91.22%.
Dari hasil di atas dapat disimpulkan bahwa keterampilan anak dalam
berimajinasi pada siklus I (63.75%) dan siklus II (73.17%) mengalami
peningkatan pada tiap siklus Sedangkan rata-rata prosentase peningkatan
mencapai 6,4%. Keterampilan anak dalam berkespresi pada siklus I (62.50%) dan
siklus II (73.17%) mengalami peningkatan pada tiap siklus Sedangkan rata-rata
prosentase peningkatan mencapai 4,7%.Keterampilan anak dalam berbicara siklus
7
I (60) dan siklus II (78.05%) mengalami peningkatan pada tiap siklus Sedangkan
rata-rata prosentase peningkatan mencapai 11. 4%.
Kelancaran anak juga masih kurang. Pada siklus I pertemuan II keberanian
anak sudah mulai muncul hanya kelancaran dan kevariatifan anak masih perlu
pembenahan. Maka dapat disimpulkan keberhasilan berbicara melalui metode
bermain peran pada siklus satu mencapai skor 59.37%.Sedangkan pada siklus II
pertemuan I anak tampak antusias mengikuti metode tersebut. Mereka berbicara
dengan lancar dan lebih variatif daripada siklus II. Begitu pula pada pertemuan II
anak-anak berbicara dengan lebih variatif lagi dan lancar. Dan berdasarkan hasil
observasi keberhasilan anak pada siklus II mencapai skor 91.22 %.
SIMPULAN
Proses pembelajaran berbicara dengan menggunakan metode bermain peran
berjalan dengan lancar. Anak-anak berbicara dengan lancar dan lebih variatif,
hasil observasi keberhasilan anak pada mencapai 93 %.
SARAN
Berdasarkan temuan-temuan dalam penelitian tindakan kelas ini, penulis
mengajukan saran sebagai berikut :
1. Bagi guru TK hendaknya selalu kreatif dan inovatif dalam membantu
mengembangkan keterampilan bahasa terutama keterampilan berbicara anak
melalui berbagai inovasi pembelajaran.
2. Proses pembelajaran hendaknya semua komponen dapat terlibat secara aktif
baik itu siswa maupun guru dalam meningkatkan keterampilan berbicara
anak.
3. Bagi sekolah, selalu mendukung program guru dalam meningkatkan
keterampilan berbicara anak.
DAFTAR PUSTAKA
Kemmis, Stephen. & Mc. Taggart, Robin. (1992). The Action Research Planner.
Victoria: Deakin University Press.