Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perkembangan zaman dengan meningkatnya ilmu pengetahuan dan teknologi
memiliki dampak yang luar biasa terhadap kehidupan manusia. Manusia sebagai makhluk
yang memiliki potensi untuk berfikir akan selalu mengembangkan sesuatu hal agar
menjadikan kehidupannya menjadi lebih baik. Oleh karena itu, proses perubahan akan
terus berjalan.
Penggunaan alat dan mesin pertanian sudah sejak lama digunakan dan
perkembangannya mengikuti dengan perkembangan kebudayaan manusia. Pada awalnya
alat dan mesin pertanian masih sederhana dan terbuat dari batu atau kayu kemudian
berkembang menjadi bahan logam. Susunan alat ini mula-mula sederhana, kemudian
sampai ditemukannya alat mesin pertanian yang komplek. Dengan dikembangkannya
pemanfaatan sumber daya alam dengan motor secara langsung mempengaruhi
perkembangan dari alat mesin pertanian (Sukirno, 1999).
Namun, keandalan yang diperoleh berbanding lurus dengan tingkat kualitas
komponen atau produk. Kebocoran alat semprot pertanian umum terjadi dilapangan,
disebabkan adanya kerusakan atau aus karena waktu, terutama pada bagian-bagian slang,
nozzle dan kran. Hal tersebut sering dianggap sepele, padahal tetes demi tetes pestisida
yang keluar karena bocor adalah membuang uang yang tidak sedikit jumlahnya. Perlu
diingat bahwa harga pestisida tidak akan pernah turun, malah kecenderungan untuk terus
naik. Kerugian lain akibat kebocoran alat semprot adalah menurunnya daya berantas
pestisida yang digunakan karena dosis per satuan luasnya menjadi berkurang, tetesan
dapat menimbulkan kerusakan tanaman dan menambah paparan kepada anggota badan
dan mencemari lingkungan.
Kualitas komponen maupun produk bergantung pada banyak faktor seperti desain,
jenis bahan mentah yang digunakan, dan teknik pembuatannya. Kualitas terkait dengan
keberadaan cacat dan ketidaksempurnaan di dalam suatu komponen atau produk yang
dapat mengurangi kinerja. Usaha mendapatkan informasi tentang cacat penting dilakukan
untuk mencapai tingkat kualitas komponen atau produk yang meningkat atau dapat
diterima. Usaha tersebut dilakukan melalui suatu pengamatan untuk mendeteksi,
mengevaluasi, dan meminimalkan cacat tersebu. Peningkatan kualitas komponen atau
produk dapat meningkatkan keandalan dan keamanan mesin, peralatan, bahkan pabrik,
sehingga membawa keuntungan ekonomi. Oleh karena itu diperlukan suatu metode untuk
mengetahui adanya cacat dalam suatu produk atau komponen industri tanpa
mempengaruhi kinerja komponen tersebut.
Uji tak rusak atau Non-destructive Test (NDT) merupakan suatu teknik yang
berbasis pada prinsip fisika terapan. NDT digunakan untuk mengetahui 2 karakteristik
material, komponen, atau sistem tanpa merusak atau mengganggu kegunaannya. NDT
juga digunakan untuk mendeteksi dan memprediksi ketidakteraturan atau cacat yang
membahayakan pada material tersebut.
Non destrtructive testing (NDT) adalah aktivitas tes atau inspeksi terhadap suatu
benda untuk mengetahui adanya cacat, retak, atau discontinuity lain tanpa merusak benda
yang kita tes atau inspeksi. Pada dasarnya, tes ini dilakukan untuk menjamin bahwa
material yang kita gunakan masih aman dan belum melewati damage tolerance. Material
pesawat diusahakan semaksimal mungkin tidak mengalami kegagalan (failure) selama
masa penggunaannya.NDT dilakukan paling tidak sebanyak dua kali. Pertama, selama
dan diakhir proses fabrikasi, untuk menentukan suatu komponen dapat diterima setelah
melalui tahap-tahap fabrikasi. NDT ini dijadikan sebagai bagian dari kendali mutu
komponen. Kedua, NDT dilakukan setelah komponen digunakan dalam jangka waktu
tertentu. Tujuannya adalah menemukan kegagalan parsial sebelum melampaui damage
tolerance-nya. Dalam lapangan industri pengunaan NDT meliputi memonitor kualitas
produksi dari proses manufaktur dan pemeliharaan produk atau komponen serta dari
proses permesinan.
NDT biasanya digunakan pada pengujian konstruksi bangunan kapal laut, mesin
pesawat terbang dan konstruksinya, manufaktur otomotif, manufaktur logam,
pemeliharaan rel kereta apai, bangunan gedung dan lain sebagainya. NDT menggunakan
sistem teknologi tinggi, sedangkan yang lain dipakai pengujian dasar yang mudah
dikerjakan dengan operator yang tidak terampil sekalipun. NDT dalam lapangan
keteknikan dikenal secara luas ada enam metode, aitu metode visual, penetran,
magnetography, dan metode radiography. Sehingga, Metode NDT ini akan diterapkan
untuk menguji Kelayakan Alat Pertanian di STTP

B. Identifikasi Masalah
1. Penggunan metode Non destrtructive testing (NDT) apakah yang cocok untuk meguji
kelayakan alat pertanian ?
2. Apa saja alat-alat pertanian yang tepat digunakan dalam pengujian NDT ?
3. Bagaimana cara mengetahui suatu benda bisa dikatakan tidak cacat dengan
menggunakan metode NDT ?

C. Pembatasan Masalah
1. Bagaimana cara mengetahui suatu benda bisa dikatakan tidak cacat dengan
menggunakan metode NDT?

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah, pembatasan masalah, dapat


diperoleh perumusan masalah yaitu, bagaimana cara mengetahui suatu benda bisa
dikatakan tidak cacat dengan menggunakan metode NDT
E. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui apakah metode NDT cocok untuk meguji kelayakan alat
pertanian.
2. Untuk mengetahui alat-alat pertanian apa saja yang tepat dalam pengujian NDT.
3. Untuk mengetahui syarat yang digunakan untuk benda dikatan tidak cacat.

F. Hipotesis Penelitian
1. Penggunaan metode NDT cocok untuk menguji kelayakan alat pertanian dan
dapat mengetahui syarat yang digunakan untuk benda dikatakan tidak cacat.

G. Kegunaan Penelitian
1. Memberi maanfat untuk Petani agar dapat menguji kelayakan pada Alat Pertanian
2. Menghasilkan konsep sistem yang sesuai untuk uji kelayakan pada Alat Pertanian

Anda mungkin juga menyukai