Anda di halaman 1dari 23

LINK BUDGET

Ref : Freeman

FAKULTAS TEKNIK ELEKTRO 1


LINK BUDGET

Yang mempengaruhi perhitungan Link Budget


adalah …
• Frekuensi operasi (operating frequency)
• Spektrum yang dialokasikan
• Keandalan (link reliability)
• Komponen-komponen fisik sistem
• Fading
• Perbedaan antara uplink dan downlink

FAKULTAS TEKNIK ELEKTRO


LINK BUDGET
 Konsep Link
Budget
“Link Budget adalah
estimasi anggaran
daya yang perlu
diperhitungkan untuk
memastikan bahwa
level penerimaan
>= level daya
threshold.”
“Level daya
threshold: level
daya minimum yang
diperlukan oleh
sistem penerima agar Gambar Fluktuasi Daya Pada Tx dan Rx
bekerja baik sesuai
dengan kualitas yang
dipersyaratkan”
FAKULTAS TEKNIK ELEKTRO
DASAR LINK BUDGET
Untuk mencapai obyektif perencanaan di atas, dapat diikuti
langkah-langkah berikut :
• Untuk memperoleh kualitas sinyal informasi yang telah
dipilih (misal sinyal informasi : suara, BER 10-6), dan
dengan memperhatikan sistem modulasi yang telah dipilih
sebelumnya, maka dihitung mundur dengan urutan
sebagai berikut :
BER  Eb/No  C/N  RSLmin_utk_BER  (System
Gain)  PTX
• Untuk menjamin path availability terhadap pengaruh
Fading, maka diterapkan cadangan daya (Fading Margin),
sehingga
RSLFM= RSLBER+Fading Margin

FAKULTAS TEKNIK ELEKTRO


LINK BUDGET
System Gain  FM + Lfs +
Latmosfer+LTx+LRx–GTx–GRX
FM adalah Fading Margin
sesuai dengan reliability/
availability objective system
Lfs adalah free space loss
Latmosfer adalah rugi-rugi hujan
+ gas + awan/kabut(optional)
LTx , LRx adalah rugi-rugi di
Tx dan Rx, meliputi
waveguide feeder loss/
trans. Line & branching loss
GTx, GRX adalah Gain antenna
di TX dan RX
Hubungan BER  Eb/No
dipengaruhi oleh sistem
Modulasi-nya 1
BER  .SER Grafik hubungan Eb/No terhadap SER
log 2 M
pada Modulator M-PSK
FAKULTAS TEKNIK ELEKTRO
DASAR LINK BUDGET
Untuk kondisi multi-hop, maka BER yang harus dicapai sistem
yang sedang dirancang adalah :
BERTOTAL =  BERHOP
Untuk multi media : 10-11  BERHOP  10-9

PRx dBm = PTx dBm+ GTx, Rx dB - (LTx dB+ LRx dB) - (LPROP dB+FMdB)
PRx dBm = PTx dBm - GSystem dB

GSystem dB = LTx dB + LRx dB – GTx, Rx dB + LPR dB + MdB

perangkat Tx-Rx jenis propagasi


Teoritis
(Eb/No)dB = PRx dBm+ 174dBm- NFdB+GTot dB–10 log BWIF+Imd dB)

FAKULTAS TEKNIK ELEKTRO


Contoh Kasus

Hitung Gain antena(Pers C-2)


EIRP
PT Hitung Loss
Loss Propagasi ( LP ) propagasi (Pers C-3)

Lft GT Hitung Loss feeder


GR Lft (Pers C-1)
Hitung FM (Tabel C-4
PR Fading Margin atau Pers. C-4)
Loss saltran
(Pers C-1) Hitung (C/N)min, C = Th
Threshold (Pers. C-5), N dari Pers.
C-6 dan C-7)
Noise Figure
Hitung dari
Effective Noise Hitung dari Pers.
Pers. C-7 Spectral Density C-6
Noise Spectral
Density

FAKULTAS TEKNIK ELEKTRO


Saluran Transmisi
Atau Feeder, atau disingkat Sal-tran

Definisi: didefinisikan sebagai alat untuk menyalurkan energi


elektromagnet dari suatu titik ke titik lain. Saluran transmisi dapat berupa
kabel koaxial, kabel sejajar/twinlead, bumbung gelombang, optik, dan sebagainya
Sifat:
• Saluran transmisi ideal tidak meredam
• Umumnya saltran meredam , satuan konstanta redaman dalam (dB/m)

Lf   L = konstanta redaman (dB/m)


L = panjang saltran (m)
Pers. C.1

FAKULTAS TEKNIK ELEKTRO


Modulasi Digital

• BPSK : Rb/BW = 1/(1 + ρ) (bps/hz) ; ρ = roll of factor


filter
• QPSK : Rb/BW = 2/(1+ρ) (bps/hz)
• M-PSK : Rb/BW = 2log M/(1+ρ) (bps/hz)

• PERFORMANSI BPSK : 1  Eb   2 Eb 

Pe  BER  erfc   Q 
2  
 N0   N0 

• PERFORMANSI QPSK :

1  Eb   2 Eb   Eb 

BER  erfc   Q  Pe  SER  erfc   2Q 2 Eb
2   
 N0   N0   N0  N0

FAKULTAS TEKNIK ELEKTRO


Loss Propagasi

Lambang LP, satuan dalam dB

Definisi: rugi-rugi energi yang dialami gelombang EM


ketika melewati udara (kanal propagasi)
Line of Sight Communication:
Lfs (dB)  32,5  20 log f ( MHz )  20 log d ( km ) Pers. C.3
Lfs (dB)  92,45  20 log f ( GHz )  20 log d ( km )
Lfs (dB)  36,5  20 log f ( MHz )  20 log d ( mi ) Fungsi dari jarak
dan frekuensi
• Path loss akan berubah dari harga free space pathloss jika
clearance factor  0,6
• Clearance Factor = 0,6 sangat disukai dalam desain ,
karena Lp = Lfs untuk jenis medium pemantul apapun
FAKULTAS TEKNIK ELEKTRO
Loss Propagasi
Perubahan harga pathloss
Fresnell zone numbers
1 2 3 4 5 6
+ 10
Interference zone
From Free Space ( dB ) Obstruction zone

0 Sumber : Freeman,
if f rac
tion
Roger L, “ Radio
nife
E dg
eD Flat Earth
R = -1
System Design For
- 10 R=
0K
Telecommunications
Line Of Sight (1-100 GHz) ”, John
0.
3 Willey & Sons, 1987
n
tio

=
ac

R
- 20
D iffr
re
he
Sp
th
oo

- 30
Sm
.0
=1
R

R = Koefisien Refleksi
- 40
-1 - 0.5 0 0.5 1.0 1.5 2.0 2.5
Clearance Factor
FAKULTAS TEKNIK ELEKTRO
Loss Propagasi
Fading Margin Lambang FM, satuan dalam dB
Definisi: margin yang diberikan,
sedemikian daya terima selalu diatas
level threshold. Fading itu sendiri
berarti: fluktuasi daya di penerima

WR Fading margin
Fading margin berbanding lurus
terhadap reliability link. Semakin
besar FM, link semakin reliable
WRmin
T  t1  t 2  t 3  t 4 
Re liability  100%
t1 t2 t3 t4 T
t
0 T
FAKULTAS TEKNIK ELEKTRO
Contoh Kaitan antara Fading
Margin dan Reliability
...
Salah satu contoh FM untuk komunikasi Line Of Sight
Fading Margin Reliability Tabel C-4
10 dB 90%
20 dB 99%
30 dB 99,9%
40 dB 99,99%
Sumber : Freeman, Roger L, “ Radio System
Design For Telecommunications (1-100 GHz) ”,
John Willey & Sons, 1987

• Probabilitas Outage,
Poutage = 1 - Reliability
FAKULTAS TEKNIK ELEKTRO
Contoh Lain Prediksi FM

Rumus Barnett-Vignant untuk menghitung fading margin


microwave link stasioner (LOS terrestrial) …

Pers. C.4

FAKULTAS TEKNIK ELEKTRO


Threshold Lambang Th, satuan dalam dBm / dBw

Definisi: Level daya minimum yang diperlukan agar sistem


penerima dapat bekerja dengan baik sesuai dengan QoS yang
dipersyaratkan
 Eb 
Threshold     10 logbit rate  228,6  10 log Te
 N 0  min (dBw)
Catatan:
Pers. C.5
Eb
= energi per-bit per-hertz noise thermal
N0
Te = temperatur noise efektif dari sistem penerima

FAKULTAS TEKNIK ELEKTRO


Adalah parameter kualitas transmisi sistem
 Eb 
  komunikasi digital, semakin besar Eb/No maka
 N0  kualitas transmisi semakin baik

BER Quality of Service , QoS, untuk


layanan yang diberikan , contoh :
layanan suara , BERminimum = 10-3

Modulasi A
Modulasi B
10-3 Skema modulasi yang berbeda
menghasilkan syarat (Eb/No)minimum yang
berbeda untuk mendapatkan BER yg sama

 Eb 
 
7 9 16  N0 
dB dB
FAKULTAS TEKNIK ELEKTRO
Daya Noise Receiver

N ( dBW )  204( dBW )  NF( dB )  10 log BW( Hz ) Pers. C.6

Sumber: Freeman, Roger,”Telecommunication


Transmission Handbook”, John Willey & Sons, 1991

Konversi dari dBm ke dBW…


(dBm) = (dBW) + 30
F2  1 F3  1 F4  1
NF  F1    ...dst Pers. C.7
G1 G1G2 G1G2G3

FAKULTAS TEKNIK ELEKTRO


Daya Noise Receiver
Perangkat dgn noise figure terendah dipasang paling
dekat dgn antena

Receiver
Receiver

Sensitivitas lebih baik !!


FAKULTAS TEKNIK ELEKTRO
Perhitungan Kebutuhan Daya
dengan Repeater Pasif

FAKULTAS TEKNIK ELEKTRO


Perhitungan Kebutuhan Daya
dengan Repeater Pasif
• GAIN ANTENA PADA REPEATER PASIF
Penerapan repeater pasif akan berpengaruh pada perhitungan path loss,
dimana repeater dapat terletak dalam near field atau far field.
Didefinisikan sebagai near field jika jarak jarak antenna ke suatu titik  r :
2.Dimensi _ antena 2
dimana r

• Dimensi _ antena :diameter dari circular reflector atau panjang sisi
dari square reflector.
•  :panjang gelombang dalam satuan yang sama
• dengan Dimensi _ antena

FAKULTAS TEKNIK ELEKTRO


Perhitungan Kebutuhan Daya
dengan Repeater Pasif
 4A 
2

• G reflector _ 2 parabolic  10 log10  2  dB


  
 4A 
G reflector _ 1 plane  10 log10  2 
•    dB
dimana : 
A  Ageo cos
2
A : luas _ efektif _ antena  : efisiensi
 : panjang _ gelombang Ageo  luas _ geometri _ antena
untuk _ plane : panjangxlebar
 : deflection _ angle  .Diameter 2
untuk _ parabolic :
4
FAKULTAS TEKNIK ELEKTRO
Perhitungan Kebutuhan Daya
dengan Repeater Pasif

FAKULTAS TEKNIK ELEKTRO


Perhitungan Kebutuhan Daya
dengan Repeater Pasif

FAKULTAS TEKNIK ELEKTRO

Anda mungkin juga menyukai