Anda di halaman 1dari 15

REVISI

MATERI SEBAGAI FAKTOR PENDIDIKAN

a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.

TUGAS MAKALAH

PENGANTAR PENDIDIKAN

DOSEN PEMBIMBING

Dr. H. Sudarman, M.Pd.


Drs. Marinus B. Tandiayuk, M.Si.
Dra. Evie Awuy, M.Si.

KELOMPOK VIII

1. I Made Rai Adnyana ( A 231 12 039 )


2. Anita ( A 231 12 016 )
3. Sunarti ( A 231 12 061 )

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MIPA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TADULAKO

2013
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
izin-Nyalah kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat pada
waktunya. Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
Mata Kuliah Pengantar Pendidikan Kelas A pada semester II, di tahun ajaran 2013
dengan judul Materi Sebagai Faktor Pendidikan.

Kami mengucapkan terimakasih kepada bapak (Dr. H. Sudarman, M.Pd)


atas bimbingan yang telah diberikan kepada kami dan semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga
makalah ini bermanfaat bagi kita semua.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari
sempurna baik dari segi penyajian maupun materi. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun dari semua pihak sangat kami perlukan, demi
kesempurnaan makalah ini.

PENYUSUN

KELOMPOK VIII

ii
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL i

KATA PENGANTAR ii

DAFTAR ISI iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ........................................................... 1


1.2 Rumusan Masalah ..................................................... 2
1.3 Tujuan ........................................................................ 2
1.4 Manfaat 2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Materi Pendidikan ..................................... 3

2.2 Jenis-jenis Materi Pendidikan .................................... 4

2.3 Cakupan Materi Pendidikan ......................................... 5

2.4 Urutan Materi Pendidikan ........................................... 6

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan ................................................................. 9


3.2 Saran ............................................................................ 10

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Pada dasarnya,setiap individu mempunyai kemampuan untuk belajar.
Proses semacam ini di alaminya semenjak lahir sampai tumbuh dewasa.
Adanya suatu kegiatan belajar tidak lepas dari pada tujuan yamg hendak
dicapai yakni agar mampu mengadakan perubahan-perubahan yang dalam
setiap perkembangannya yang ada.

Adapun tantangan yang dihadapi dalam kegiatan belajar mengajar amat


banyak sekali,khususnya pada lembaga pendidikan. Karena diharuskan dan
dituntut agar siswa berhasil dalam studinya tersebut.

Kalau dilihat lebih jauh tentang berbagai upaya yang dilakukan dalam
mengatasi masalah tersebut,seolah-olah masih terjadi ketidakpuasan terhadap
siswa dikarnakan tidak sesuia dengan tujuan belajar itu sendiri. Hal ini
merupakan tanggung jawab kita bersama agarnantinya siswa dapat
mengetahui serta memahami tentang terbagi metode yang harus dijalani
sehingga nantinya akan membuahkan hasil yang sangat memuaskan.

Dalam proses belajar mengajar sangatlah diperlukan suatu metode yang


pas yang harus diterapkan dalam kegiatan belajar agar siswa dapat mencapai
suatu keberhasilan.

1
1.2 Rumusan Masalah
Bertolak dari permasalahan diatas,maka dalam makalah ini ada beberapa
rumusan masalah yang perlu diangkat :
a. Apa pengertian pendidikan?
b. Apa Jenis-jenis materi pendidikan?
c. Apa Cakupan materi pendidikan?
d. Apa Uraian materi pendidikan?

1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah, adapun tujuan dari pembahasan makalah ini
adalah :
a. Untuk mengetahui pengertian materi pendidikan
b. Untuk mengaetahui jenis-jenis materi pendidikan
c. Untuk mengetahui cakupan materi pendidikan
d. Untuk mengetahui uraian materi pendidikan

1.4 Manfaat
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini adalah, sebagai berikut :
a. Bagi Penulis
Sebagai bahan latihan untuk menulis karya ilmiah
b. Bagi Pembaca
Sebagai bahan referensi mengenai faktor tujuan pendidikan

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Materi Pendidikan


Salah satu faktor penting yang sangat berpengaruh terhadap keberhasilan
pendidikan keseluruhan adalah kemampuan dan keberhasilan guru merancang
materi pembelajaran. Materi Pembelajaran pada hakekatnya merupakan
bagian tidak terpisahkan dari Silabus, yakni perencanaan, prediksi dan
proyeksi tentang apa yang akan dilakukan pada saat kegiatan pembelajaran.

Secara garis besar dapat dikemukakan bahwa Materi pembelajaran


(instructional materials) adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang
harus dikuasai peserta didik dalam rangka memenuhi standar kompetensi yang
ditetapkan. Materi pembelajaran menempati posisi yang sangat penting dari
keseluruhan kurikulum, yang harus dipersiapkan agar pelaksanaan
pembelajaran dapat mencapai sasaran. Sasaran tersebut harus sesuai dengan
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang harus dicapai oleh peserta
didik. Artinya, materi yang ditentukan untuk kegiatan pembelajaran
hendaknya materi yang benar-benar menunjang tercapainya standar
kompetensi dan kompetensi dasar,serta tercapainya indicator (Zahara, 1995).

Materi pembelajaran dipilih seoptimal mungkin untuk membantu peserta


didik dalam mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar. Hal-hal yang
perlu diperhatikan berkenaan dengan pemilihan materi pembelajaran adalah
jenis, cakupan, urutan, dan perlakuan (treatment) terhadap materi
pembelajaran.

3
Agar guru dapat membuat persiapan yang berdaya guna dan berhasil guna,
dituntut memahami berbagai aspek yang berkaitan dengan pengembangan
materi pembelajaran, baik berkaitan dengan hakikat, fungsi, prinsip, maupun
prosedur pengembangan materi serta mengukur efektivitas persiapan tersebut.

2.2 Jenis-Jenis Materi Pendidikan / Pembelajaran


Jenis-jenis materi pembelajaran dapat diklasifikasi sebagai berikut.
1. Fakta
Fakta adalah segala hal yang bewujud kenyataan dan kebenaran,
meliputi nama-nama objek, peristiwa sejarah, lambang, nama tempat,
nama orang, nama bagian atau komponen suatu benda, dan sebagainya.
Contoh: Dalam mata pelajaran Sejarah: Peristiwa sekitar Proklamasi 17
Agustus 1945 dan pembentukan Pemerintahan Panduan Pengembangan
Materi Pembelajaran Indonesia.
2. Konsep
Konsep adalah segala yang berwujud pengertian-pengertian baru
yang bisa timbul sebagai hasil pemikiran, meliputi definisi, pengertian, ciri
khusus, hakikat, inti /isi dan sebagainya. Contoh: penyimpangan sosial
adalah suatu pelanggaran terhadap norma-norma kelompok atau
masyarakat (Horton & Hunt 1987: 191), dsb.
3. Prinsip
Prinsip adalah berupa hal-hal utama, pokok, dan memiliki posisi
terpenting, meliputi dalil, rumus, adagium, postulat, paradigma, teorema,
serta hubungan antarkonsep yang menggambarkan implikasi sebab akibat.
Contoh: Perilaku menyimpang timbul karena tidak adanya nilai atau
norma yang dapat ditaati secara teguh, diterima secara luas, dan mampu
mengikat serta mengendalikan masyarakat (Durkhaim, 1897), dsb.

4
4. Prosedur
Prosedur merupakan langkah-langkah sistematis atau berurutan
dalam mengerjakan suatu aktivitas dan kronologi suatu sistem. Contoh:
praktik penelitian sosial, dsb.
5. Sikap atau Nilai
Sikap atau Nilai merupakan hasil belajar aspek sikap, misalnya
nilai kejujuran, kasih sayang, tolong-menolong, semangat dan minat
belajar, dan bekerja, dsb. Contoh: aplikasi sosiologi dalam kehidupan
sehari-hari dalam bentuk sikap toleransi dalam menghadapi fenomena
sosial yang bervariasi.

2.3 Cakupan Materi Pembelajaran / Pendidikan


Dalam menentukan cakupan atau ruang lingkup materi pembelajaran harus
memperhatikan beberapa aspek berikut:
1. Aspek kognitif (fakta, konsep, prinsip, prosedur) aspek afektif, ataukah
aspek psikomotor, karena ketika sudah diimplementasikan dalam proses
pembelajaran maka tiap-tiap jenis uraian materi tersebut memerlukan
strategi dan media pembelajaran yang berbeda-beda. Selain
memperhatikan jenis materi juga harus memperhatikan prinsip-prinsip
yang perlu digunakan dalam menentukan cakupan materi pembelajaran
yang menyangkut keluasan dan kedalaman materinya.
2. Keluasan cakupan materi berarti menggambarkan seberapa banyak
materi-materi yang dimasukkan ke dalam suatu materi pembelajaran.
Kedalaman materi menyangkut rincian konsep-konsep yang terkandung di
dalamnya yang harus dipelajari oleh peserta didik.
3. Kecukupan atau memadainya cakupan materi juga perlu diperhatikan.
Memadainya cakupan aspek materi dari suatu materi pembelajaran akan
sangat membantu tercapainya penguasaan kompetensi dasar yang telah
ditentukan. Misalnya, jika dalam pembelajaran dimaksudkan untuk
memberikan kemampuan kepada peserta didik di bidang jual beli,
5
maka uraian materinya mencakup:
a. Penguasaan atas konsep pembelian, penjualan, laba, dan rugi.
b. Rumus menghitung laba dan rugi jika diketahui pembelian dan penjualan.
c. Penerapan/aplikasi rumus menghitung laba dan rugi.

Cakupan atau ruang lingkup materi perlu ditentukan untuk mengetahui


apakah materi yang akan diajarkan terlalu banyak, terlalu sedikit, atau telah
memadai sehingga terjadi kesesuaian dengan kompetensi dasar yang ingin
dicapai. (Panduan Pengembangan Materi Pembelajaran).

2.4 Urutan Materi Pendidikan /pembelajaran


Urutan penyajian berguna untuk menentukan urutan proses
pembelajaran. Tanpa urutan yang tepat, jika di antara beberapa materi
pembelajaran mempunyai hubungan yang bersifat prasyarat (prerequisite)
akan menyulitkan peserta didik dalam mempelajarinya. Misalnya, materi
operasi bilangan penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian.
Peserta didik akan mengalami kesulitan mempelajari pengurangan jika materi
penjumlahan belum dipelajari. Peserta didik akan mengalami kesulitan
melakukan pembagian jika materi perkalian belum dipelajari.
Materi pembelajaran yang sudah ditentukan ruang lingkup serta
kedalamannya dapat diurutkan melalui dua pendekatan pokok, yaitu:
pendekatan prosedural dan hierarkis (Zahara,1995).

1. Pendekatan prosedural.
Urutan materi pembelajaran secara prosedural menggambarkan langkah-
langkah secara urut sesuai dengan langkah-langkah melaksanakan suatu tugas.
Misalnya langkah-langkah dalam melaksanakan penelitian social.
Contoh : Urutan Prosedural (tatacara)

6
Pada mata pelajaran Sosiologi, peserta didik harus mencapai standar kompetensi
Mempraktikkan metode penelitian sosial. Agar peserta didik berhasil
mencapainya, harus melakukan langkah-langkah berurutan mulai dari cara
merancang metode penelitian sosial, melakukan penelitian sosial,
mengkomunikasikan hasil penelitian sosial.

Prosedur penelitian tersebut dapat disajikan dalam materi pembelajaran sebagai


berikut:
1. Materi pembelajaran : Menyusun rancangan penelitian
2. Urutan materi :

a. Menentukan topik penelitian


b. Perumusan masalah, judul, dan pertanyaan-pertanyaan
penelitian
c. Menetapkan tujuan penelitian
d. Merumuskan hipotesis
e. Memilih subjek penelitian (populasi dan sampel)
f. Mengenali jenis data penelitian
g. Menentukan metodologi penelitian

2. Pendekatan hierarkis
Urutan materi pembelajaran secara hierarkis menggambarkan urutan yang
bersifat berjenjang dari bawah ke atas atau dari atas ke bawah. Materi
sebelumnya harus dipelajari dahulu sebagai prasyarat untuk mempelajari
materi.
Contoh : Urutan Hierarkis (berjenjang)

7
Menyusun rancangan penelitian

Agar peserta didik mampu menyusun rancangan penelitian, peserta didik terlebih
dahulu harus mempelajari konsep-konsep dasar ilmu pengetahuan yang
mencakup:

1. Kenyataan, 8. Hipotesis,
2. Fakta, 9. Generalisasi,
3. Fenomena atau gejala 10. Proposisi
4. Masalah 11. Potsulat,
5. Data 12. Teori ,
6. Bukti/evidence 13. Konsep.
7. Asumsi,

Selanjutnya peserta didik menerapkan konsep tersebut dalam pelaksanaan


penelitian.

8
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan uraian materi di atas maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Materi pembelajaran (instructional material) adalah pengetahuan,


keterampilan dan sikap yang harus dikuasai peserta didik dalam memenuhi
standar kompetensi yang telah ditetapkan.

2. Jenis-jenis materi pembelajaran dapat diklasifikasi sebagai berikut.


a. Fakta
b. Konsep
c. Prinsip
d. Prosedur
e. Sikap atau Nilai
3. Cakupan materi dari suatu materi pembelajaran akan sangat membantu tercapainya
penguasaan kompetensi dasar yang telah ditentukan. Cakupan atau ruang lingkup materi
perlu ditentukan untuk mengetehui apakah materi yang akan diajarkan terlalu banyak,
terlalu sedikit, atau telah memadai sehingga terjadi kesesuaian dengan kompetensi dasar
yang ingin dicapai.

4. Materi pembelajaran yang sudah ditentukan ruang lingkup serta kedalamannya dapat
diurutkan melalui dua pendekatan pokok yaitu melalui pendekatan prosedural yang
menggambarkan langkah-langkah secara berurutan sesuai dengan langkah-langkah
melaksanakan suatu tugas dan pendekatan hierarkis yang menggambrkan urutan yang
bersifat berjenjang dari bawah ke atas atau dari atas ke bawah. Materi sebelumnya harus
dipelajari dahulu sebagai persyaratan untuk mempelajari materi berikutnya.
9
3.2 Saran

Agar guru dapat membuat persiapan yang berdaya guna dan berhasil guna maka dituntut
untuk memahami berbagai aspek yang berkaitan dengan pengembangan materi pendidikan.

10
DAFTAR PUSTAKA

Efendy Rusman. 2001. Panduan Pengembangan Materi Pembelajaran, Depdiknas, Dirjen,


Manajemen Dikmen. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas.

Emile Durkheim, 1897. Pendidikan Moral; Suatu studi Teori dan Aplikasi Sosiologi Pendidikan,
dialih bahasakan oleh Lukas Ginting, dari judul Moral Education (Jakarta: Erlangga,
1990).

Horton, Paul B.,dan Chester L. Hunt, 1987. Sosiologi, Edisi keenam. Penerbit Erlangga, Jakarta.

Idris Zahara.H, H. lisman Jamal. 1995. Pangantar Pendidikan. Jakarta: PT Grasindo. Cet. Ke- II.

Lita. http://www.scribd.com/doc/22960528/Prinsip-pengembangan-Materi Ajar Diakses pada


tanggal 06 April 2013.

Anda mungkin juga menyukai