Anda di halaman 1dari 4

Sterilisasi yang paling umum dilakukan dapat berupa: sterilisasi secara fisik

(pemanasan, penggunaan sinar gelombang pendek yang dapat dilakukan selama


senyawa kimia yang akan disterilkan tidak akan berubah atau terurai akibat
temperatur atau tekanan tinggi). Dengan udara panas, dipergunakan alat
bejana/ruang panas (oven dengan temperatur 170 180 dan waktu yang
digunakan adalah 2 jam yang umumnya untuk peralatan gelas). Sterilisasi secara
kimia (misalnya dengan penggunaan disinfektan, larutan alkohol, larutan
formalin). Sterilisasi secara makanik, digunakan untuk beberapa bahan yang
akibat pemanasan tinggi atau tekanan tinggi akan mengalami perubahan, misalnya
adalah dengan saringan/filter. Sitem kerja filter, seperti pada saringan adalah
melakukan seleksi terhadap pertikel-partikel yang lewat (dalam hal ini adalah
mikroba) (suriawiria, 2005).
Suriawiria, Unus. 2005. Pengantar Mikrobiologi Umum. Bandung:
Angkasa

Sterilisasi basah biasanya dilakukan di dalam autoclave uap yang mulai diangkat
dengan menggunakan uap air jenuh pada suhu 121 C selama 15 menit. Adapun
alasan digunakannya suhu 121 C itu disebabkan oleh tekanan 1 atm pada
ketinggian permukaan laut. Autoclave merupakan alat yang essensial dalam setiap
laboratorium mikrobiologi, ruang sterilisasi di rumah-rumah sakit serta tempat-
tempat lain yang memproduksi produk steril. Pada umumnya (tidak selalu)
autoclave dijalankan padaa tekanan kira-kira 15-16 per (5 kg/cm2) pada suhu
121 . Waktu yag diperlukan untuk sterilisasi bergantung pada sifat bahan yang
disterilkan, tipe wadah dan volume bahan. Misalnya 1000 buah tabung reaksi
yang masing-masing berisi 10 ml medium cair dapat disterilkan dalam waktu 10-
15 menit pada suhu 121 C, sedangkan jumlah medium yang sama bila
ditempatkan dalam wadah 10 wadah berukuran 1 liter akan membutuhkan 1 liter
akan membutuhkan waktu 20-30 menit paa suhuyang sama untuk menjamin
tercapainya sterilisasi. (Pelczar dan Schan, 2009)
J. Pelczar, Schan 2009. Mikrobiologi fourt edition, New York, Me Graw
Hill Book Company.

Sterilisasi alat gelas dan metal dapat dilakukan dengan pemanasan melalui oven.
Agar terbebas dari bakteri yang resisten dan partikel spora, pemanasan harus
dapat dilakukan terus menerus dalam waktu yang panjang. Perlu diketahui sumber
kontaminan juga sangat mempengaruhi hal tersebut, dalam satu genus bakteri
ketahanan terhadap panasnya pun berbeda. Seandainya kontaminasi terjadi sangat
parah dan sering terjadi maka disarankan semua peralatan dan botol kultur
disterilisasi pada suhu 160-180 oC selama 3 hari dan ruang transfer, ruang kultur
juga dibersihkan dan disterilisasi kembali. Lalu alat di autoclaf dengan suhu
121OC selama 1 jam. Sinar UV digunakan untuk sterilisasi ruangan
(Santoso, 2002).
Santoso, U 2002. Kultur Jaringan Tanaman. Umm-Press, Jakarta.

Serilisasi dengan panas adalah unit oprasi dimana bahan di panaskan dengan suhu
yang cukup tinggi dan waktu yang cukup lama untuk merusak mikrobia dan
aktifitas enzim. Sebagai hasilnya, bahan yang disterilisasikan akan memiliki daya
simpan lebih dari enam bulan pada suhu ruangan. Contoh proses sterilisasi adalah
produk olahan dalam kaleng seperti kornet, sarden dan sebagainya. Perkembangan
teknologi prosesing yang memiliki tujuan mengurangi kerusakan nutrien dan
komponen sensoris dan juga mengurangi waktu prosesing menjadi teknik
sterilisasi terus di kembangkan. Lamanya waktu sterilisasi yang dibutuhkan bahan
di pengaruhi oleh: resistensi mikroorganisme dan enzim terhadap panas, kondisi
pemanasan, Ph bahan, ukuran wadah atau kemasan yang di sterilkan, keadaan
fisik bahan (Budhiyanto, 2012)

Sterilisasi adalah segala proses dimana suatu objek, material atau lingkungan di
jadikan steril. Steril adalah kondisi benda atau objek yang bebas dari segala jenis
sel hidup, spora dan virus. Metode sterilisasi dapat di kategorikan menjadi 3, yaitu
metode fisik, metode kimia, dan kombinasi fisik dan kimia. Metode fisik antara
lain mencakup pemanasan, pembakaran, penyaringan, penggunaan radiasi, dan
pengguna gelombang ultrasonik. Pemanasan adalah metode yang paling lazim
digunakan. Efek mematikan panas adalah mendenaturasi protein dan asam amino
dari suatu organisme. Pada suhu sterilisasi, membran akan menjadi labil, asam
amino akan terdeaminasi, terdepurinasi atau terdegradasi. Metode sterilisasi kimia
menggunakan disinfektan atau mikrosida untuk membunuh mikrobia. Disinfektan
tersebut antar lain alkohol, etilon oksida, klor dan formaldehid. Penggunaan dan
dosis disinfektan ini bervariasi tergantung jenis mikrobia yang akan di bunuh
(waluyo, 2008)
Waluyo, L. 2008,Teknik Metode Dasar Mikrobiologi. Malang. UMM-Press.

Hampir semua tindakan yang dilakukan dalam diagnosa mikrobiologi, sterilisasi


sangant diutamakan baik alat-alat yang di pakai mau pun medianya. Bila
penanaman spesimen dalam media,petri, ose maupun media yang digunakan tidak
steril, maka sangat tidak mungkin untuk membedakan apakah kuman yang
berhasil diisolasi tersebut berasal dari penderita atau merupakan hasil kontamisasi
dari alat-alat atau media yang di gunakan. Suatu alat atau bahan dikatakan steril
bila alat/bahan tersebut bebas dari mikroba baik dalam bentuk vegetatif maupun
spora. Tindakan untuk membebaskan alat atau media dari jasad renik disebut
sterilisasi. Ada beberapa cara sterilisasi, untuk pemilihannya tergantuung dari
bahan/alat yang akan di sterilkan. Secara garis besar sterilisasi dapat dibagi
seabagai berikut : pemanasan, filtrasi, penyinaran dengan sinar gelombang pendek
(radiasi), kimia (khemis) (indra, 2011)

Macam-macam sterilisasi (Machmud, 2008):


Pada prinsipnya sterilisasi dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu secara mekanik,
fisik dan kimiawi.
1. Sterilisai secara mekanik (filtrasi) menggunakan suatu saringan yang berpori
sangat kecil (0.22 mikron atau 0.45 mikron) sehingga mikroba tertahan pada
saringan tersebut. Proses ini ditujukan untuk sterilisasi bahan yang peka panas,
misal nya larutan enzim dan antibiotik.
2. Sterilisasi secara fisik dapat dilakukan dengan pemanasan & penyinaran.
Pemanasan
a. Pemijaran (dengan api langsung): membakar alat pada api secara langsung,
contoh alat : jarum inokulum, pinset, batang L, dll.
b. Panas kering: sterilisasi dengan oven kira-kira 60-1800C. Sterilisasi panas
kering cocok untuk alat yang terbuat dari kaca misalnya erlenmeyer, tabung reaksi
dll.
c. Uap air panas: konsep ini mirip dengan mengukus. Bahan yang mengandung air
lebih tepat menggungakan metode ini supaya tidak terjadi dehidrasi.
d. Uap air panas bertekanan : menggunalkan autoklaf
Penyinaran dengan UV
Sinar Ultra Violet juga dapat digunakan untuk proses sterilisasi, misalnya untuk
membunuh mikroba yang menempel pada permukaan interior Safety Cabinet
dengan disinari lampu UV
3. Sterilisaisi secara kimiawi biasanya menggunakan senyawa desinfektan antara
lain alkohol.
Sterilisasi dengan panas adalah unit operasi dimana bahan dipanaskan dengan
suhu yang cukup tinggi dan waktu yang cukup lama untuk merusak mikrobia dan
aktivitas enzim. Sebagai hasilnya, bahan yang disterilkan akan memiliki daya
simpan lebih dari enam bulan pada suhu ruang. Contoh proses sterilisasi adalah
produk olahan dalam kaleng seperti kornet, sarden dan sebagainya. Perkembangan
teknologi prosesing yang memiliki tujuan mengurangi kerusakan nutrien dan
konponen sensoris dan juga mengurangi waktu prosesing menjadikan teknik
serilisasi terus dikembangkan. Lamanya waktu sterilisasi yang dibutuhkan bahan
dipengaruhi oleh: resistensi mikroorganisme dan enzim terhadap panas, kondisi
pemanasan, pH bahan, ukuran wadah atau kemasan yang disterilkan, keadaan
fisik bahan (Machmud, 2008).
Machmud, 2008. Mikrobiologi Umum Edisi 6. Yogyakarta: Gadjah Mada,
University Press.

Metode lain untuk sterilisasi yaitu dengan Tyndalisasi, yaitu mendidihkan


medium dengan uap untuk beberapa menit saja. Habis didiamkan satu hari selama
itu spora-spora sempat tumbuh menjadi bakteri vegetatif, maka medium tersebut
didihkan lagi selama beberapa menit akhirnya pada hari ketiga, medium tersebut
didihkan sekali lagi. Dengan jalan demikian ini diperoleh medium yang steril, dan
lagi pula, zat-zat organik yang terkandung didalamnya tidak mengalami banyak
perubahan (Dwidjoseputro, 2005).
Dwidjoseputro, D.2005. Dasar Dasar Mikrobiologi. Djambatan : Jakarta.

Sterilisasi basah biasanya dilakukan didalam autoklaf (pada hakikatnya autoklaf


adalah presure cooker berukuran besar) atau sterilisation uap yang mudah
diangkat (portable) dengan menggunakan uap jenuh bertekanan pada suhu 121C
selama 15 menit. Karena naiknya titik didih air menjadi 121C itu disebabkan
oleh tekanan 1 atmosfer (atm) pada ketinggian permukaan laut, maka daur
sterilisasi tersebut seringkali juga dinyatakan sebagai 1 atm selama 15 menit.
Namun perlu diingat bahwa pernyataan ini hanya berlaku pada tempat-tempat
yang tingginya sama dengan permukaan laut. Pada tempat-tempat yang lebih
tinggi, diperlukan tekanan yang lebih besar untuk mencapai satu suhu 121C
(lucas, 2006).
Lukas, Stefanus. 2006. Formulasi Steril. Yogyakarta : Andi.
Sterilisasi yaitu suatu proses untuk mematikan semua organisme yang dapat
menjadi kontaminan. Metode yang lazim digunakan untuk mensterilisasikan
media dan alat-alat ialah dengan pemanasan. Jika panas digunakan bersama-sama
dengan uap air disebut sterilisasi basah (menggunakan autaklaf), sedangkan jika
tanpa uap air disebut sterilisasi kering (menggunakan oven) (Manurung, 2010).

Maurung, P. 2010. Pembuatan Medium dan Sterilisasi. . Angkasa. Jakarta.

Sterilisasi dalam mikrobiologi adalah suatu proses untuk mematikan semua


mikroorganisme yang terdapat pada atau di dalam suatu benda. Ada tiga cara
utama yang umum dipakai dalam sterilisasi yaitu penggunaaan panas, penggunaan
bahan kimia, dan penyaringan (filtrasi). Apabila panas digunakan bersama-sama
dengan uap air maka disebut sterilisasi basah, bila tanpa kelembapan maka disebut
sterilisasi kering (Ahmadi, 2011).

Ahmadi.2011. Dasar-Dasar Mikrobiologi, Edisi 1. Universitas Indonesia Press.


Jakarta.

Cara-cara sterilisasi dan desinfeksi yaitu, pembersihan, sinar matahari, sinar


ultraviolet, sinar-x, dan sinar-gamma, pendinginan, dan pemanasan. Macam-
macam cara sterilisasi dengan pemanasan yaitu, pemanasan dalam nyala api,
pemanasan dengan udara panas (dry heat oven), merendam dalam air mendidih
(menggodok), pemansan dengan uap air yang mengalir, dengan uap air yang
ditekan, dan cara sterilisasi benda-benda yang tidak tahan suhu tinggi, misalnya
pasteurisasi, tyndalisasi, dengan pengeringan, dengan penyaringan (filtrasi), dan
dengan menggunakan zat kimia (desinfektan) (YusrianI, 2008).
Yusriani, dr. Kumpulan Diktat Kuliah Mikrobiologi. UIT; Makassar. 2008.

Sterilisasi dalam mikrobiologi adalah suatu proses untuk mematikan semua


organisme yang terdapat pada atau di dalam suatu benda. Ketika untuk pertama
kalinya melakukan pemindahan biakan bakteri secara aseptic, sesungguhnya hal
itu telah menggunakan salah satu cara sterilisasi, yaitu pembakaran. Namun,
kebanyakan peralatan dan media yang umum dipakai di dalam pekerjaan
mikrobiologi akan menjadi rusak bila dibakar. Untungnya tersedia berbagai
metode lain yang efektif (Riandi, 2004).
Riandi. Teknik Laboratorium. Jakarta: Erlangga. 2004.

Anda mungkin juga menyukai