Anda di halaman 1dari 5

DEFINISI TEKNOLOGI PENDIDIKAN

Satuan Tugas Definisi Dan Terminologi AECT

BAB III

PERKEMBANGAN TEORI PERSPEKTIF HISTORIK

Nama Kelompok 7:

1. Faradillah Saputra (1741041022)


2. Nur Diah Anggraeni Amir (1741042025)
3. Sarah (1741042017)
4. Alvina Nurulita (1741040007)

TEKNOLOGI PENDIDIKAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

2017
BAB 3
PERKEMBANGAN TEORI PERSPEKTIF HISTORIK

1. Masa Masa Awal


Teknologi pendidikan pada hakikatnya merupakan suatu bidang studi yang
baru. Saettler (1968) menelusuri filosofi teknologi pendidikan, dan menganggap
landasan itu telah ada pada zaman keemasan Yunani, yang dilakukan oleh kaum
Sufi. Meskipun mata-rantai perkembangan itu secara historis dapat
dipertanggungjawabkan, dan memberikan bukti bahwa teknologi pendidikan
merupakan bidang garapan yang sudah mapan dan patut di hargai, namun secara
operasional hal itu tidak serasi. (Wallington, 1974, hlm. 15).

2. Pembelajaran Visual
Yang dimaksud dengan alat bantu visual yaitu gambar, model, objek, atau
alat-alat yang di pakai untuk menyajikan pengalaman konkrit melalui visualisasi
kepada siswa dengan tujuan untuk (1) memperkenalkan, menyusun, memperkaya
atau memperjelas konsep-konsep yang abstrak, (2) mengembangkan sikap yang
diinginkan, dan (3) mendorong timbulnya kegiatan siswa lebih lanjut.
Alat bantu visual umumnya diklasifikasikan mulai dari tingkat
kekonkritannya sampai dengan tingkat yang makin abstrak (Hoban, Hoban dan
Zisman, 1937, hlm. 9-10).

3. Dari Pembelajaran Visual Ke Pembelajaran Audio-Visual


Ditinjau dari segi teknis, yang dimaksud dengan pembelajaran audio visual
menunjuk pada beberapa macam perangkat keras, yang di pakai guru untuk
menyampaikan ide dan pengalaman melalui mata dan telinga.
Perbedaan utama antara pembelajaran audio-visual dengan teknik
instruksional lainnya sekedar terletak pada masalah penekanan. Pembelajaran
audiovisual memberikan tekanan pada pengalaman konkrit atau non-verbal dalam
proses belajar, sedangkan teknik instruksional lainnya pada pengalaman verbal
dan simbolis.
4. Dari Pembelajaran Audiovisual Ke Teori Komunikasi
Orientasi teknologi pendidikan pada komunikasi, mengubah kerangka teori
bidang itu. Perhatian tidak lagi dipusatkan kepada benda-benda dalam bidang
itu, melainkan kepada seluruh proses komunikasi informasi mulai dari sumber
(baik itu guru maupun bahan) sampai ke penerima atau sasaran si-belajar.

5. Dari Pembelajaran Audiovisual Ke Konsep Sistem Awal


Konsep sistem awal dari teknologi pendidikan telah memperkenalkan
beberapa konsep baru yang penting dalam bidang yang bersangkutan. Pertama,
ditegaskan bahwa unit dasar atau produk bidang tersebut bukanlah bahan yang
terpisah-pisah melainkan sistem instruksional yang lengkap. Konsep kedua yang
ada hubungannya , memandang masing-masing bahan sebagai komponen sistem,
dan bukan sesuatu alat bantu guru yang terpisah-pisah.
Ketiga, konsep ini menunjukkan bahwa sistem instruksional berlangsung
karena adanya suatu alasan.

6. Komunikasi Audiovisual: Perpaduan Komunikasi dan Konsep Sistem


Awal
Komunikasi audiovisual ialah cabang teori dan praktek pendidikan khusus
yang berkepentingan dengan rancangan dan pemanfaatan pesan yang
mengendalikan proses belajar.
Komunikasi audiovisual itu melaksanakan:
(a) penelitian tentang keunikan dan kelebihan relatif dari pesan-pesan yang
menggunakan gambar dan yang nonrepresentatif , yang dapat digunakan untuk
segala tujuan dalam proses belajar.
(b) Penyusunan dan pengaturan pesan oleh orang dan instrumen dalam lingkungan
pendidikan.

Tujuan praktisnya yaitu efisiensi pemanfaatan setiap metode dan media


komunikasi yang dapat menyumbang pengembangan potensi si-belajar secara
penuh.
Definisi ini, sebagai definisi resmi oleh DAVI (Department of Audio Visual
Instruction dari The National Education Association) tahun 1963, merupakan
suatu perubahan penting dalam paradigma (Kuhn, 1962) dalam teknologi
pendidikan, yaitu dari penekanan pada bahan audiovisual sebagai alat bantu yang
memberikan pengalaman konkrit, ke arah penekanan pada proses komunikasi
yang lengkap dan pemanfaatan sistem pembelajaran yang lengkap.

Namun sebelum dilanjutkan pembahasan tentang definisi itu, perlu


diperhatikan perkembangan suatu bidang yang berlangsung bersamaan.
Perkembangan bidang ini telah menimbulkan sejumlah konsep yang pada saat itu
dapat di terapkan dalam pengembangan konseptual teknologi pendidikan. Bidang
itu adalah ilmu tentang perilaku.

7. Pengaruh Ilmu-Ilmu Perilaku


Ilmu tentang perilaku, khususnya teori belajar, merupakan landasan ilmu
yang utama, darimana dapat diperkirakan aplikasinya berupa teknologi
pembelajaran (Lumsdaine, 1974)
Teknologi Instruksional adalah aplikasi teknologi perilaku untuk
menghasilkan perilaku khusus secara sistematik dalam mencapai tujuan
instruksional (Deterline, 1965)
Masukan dari ilmu perilaku ke teknologi instruksional, meskipun asal-
usulnya dapat ditelusuri dari teori-teori belajar lama, baru dirasakan dampaknya
dengan munculnya faham Skinner tentang penguatan (reinforcement), serta
aplikasinya dalam pengajaran berprogram mesin-pengajar (teaching machines).
Perkembangan konsepsi dalam ilmu-ilmu perilaku telah memakan waktu yang
lama dan rumit seperti halnya dalam teknologi pendidikan.

8. Tujuan Perilaku
Pertama, identifikasikanlah rumusan perilaku terminal dan perincilah jenis
perilaku yang akan di jadikan kriteria keberhasilan pencapaian tujuan oleh siswa.
Kedua, perincilah perilaku itu dengan menyatakan kondisi yang memungkinkan
untuk terjadinya perilaku itu. Ketiga, perincilah kriteria perilaku yang dapat
diterima dengan cara menyatakan tingkat keberhasilan yang harus dicapai siswa.
(Mager, 1962).
Konsep penting yang dihasilkan oleh tujuan perilaku, adalah penekanan pada
perilaku si-belajar, dan kondisi-kondisi untuk terjadinya perilaku itu. Pandangan
ini lebih memperluas lagi gagasan teori komunikasi yang menganggap si-belajar
sebagai bagian dari proses, dengan cara merinci peranan si-belajar.

9. Komunikasi Audiovisual Dan Pendekatan Sistem Ke Teknologi


Pendidikan
Teknologi instruksional dalam pengertian modern, meliputi pengelolaan
gagasan, prosedur, dana, mesin, dan orang dalam proses intraksional. Dengan
demikian meliputi:
1. Perangkat fisik yang mengantarai transmisi informasi
2. Sistem pembelajaran di mana perangkat keras ini sebagai salah-satu
komponennya
3. Serangkaian pilihan mediasi yang senantiasa menghendaki
a. Adanya perubahan fisikal ruang kelas
b. Jarak yang jauh ditinjau dari segi waktu dan tempat, antara tutor-
perencana dan siswa.
c. Kecanggihan dalam merancang pertukaran informasi terprogram antara
tutor dan siswa
d. Kompleksitas biaya dan perangkat keras
e. Tingkat keterampilan teknis yang dituntut untuk konstruksi, instalasi,
menemukan kesalahan dan perbaikan-pengoperasian serta perawatan
peralatan.

Anda mungkin juga menyukai