Ajaran kedaulatan rakyat yang berintikan pemerintahan dari, oleh, dan untuk rakyat
selanjutnya melahirkan teori Negara Demokrasi yakni suatu pemerintahan yang dijalankan
oleh wakil-wakil rakyat yang selanjutnya melahirkan konsep Representative Government
(Perwakilan Pemerintahan) dan Democratic Representative (Perwakilan Demokrasi).
perwakilan politik adalah individu atau kelompok orang yang dipercayai memiliki
kemampuan dan berkewajiban untuk bertindak dan berbicara atas nama satu kelompok orang
yang lebih besar. Dengan demikian indikator yang nisa digunakan untuk melihat apakah
seorang wakil dinilai representatif oleh orang yang mewakilinya terbagi menjadi 3 hal, yaitu:
Lembaga perwakilan rakyat ada yang disebut dengan parlemen atau legislatif.
Parlemen sendiri menurut Jimly Asshiddiqie asal katanya dari perkataan bahasa
prancis,parle yang berarti to speak (berbicara). Istilah itu menyiratkan pengertian, dalam
rangka menyuarakan aspirasi dan kepentingan rakyat yang berdaulat itu. Oleh karena itu,
wakil memiliki tanggungjawab secara individual sebagai anggota Lembaga Perwakilan
Rakyat terhadap yang diwakili.
1
Lihat, Toni Andrianus Pito, Efriza, dan Kemal Fasyah, op.cit, h. 102-103; A. Rahman H.I, Siste Politik Indonesia,
Graha Ilmu, Yogyakarta, 2007, h. 123; http://politik.kompasiana.com/2011/04/13/dilema-mekanisme-
perwakilan-fenomena-golput-dalam-pemilu-2013_05_01_archive.html; P. Anthonius Sitepu, studi Ilmu Politik,
Graha Ilmu, Yogyakarta, 2012, h. 175; dan http://eprints.undip.ac.id/ 18066/1/KUSDARMAWAN.pdf
Dinamika perkembangannya, sebutan parlemen (parliament) adalah sebuah lembaga
perwakilan rakyat dengan anggota yang dipilih untuk satu periode. Sementara itu legislatif
adalah badan deliberatif pemerintah2 dengan kuasa membuat hukum.
Istilah parlemen dan legislatif memiliki makna yang berbeda tergantung pada sistem
pemerintahan (bentuk pemerintahan)3 yang digunakan seperti sistem presidensial atau sistem
parlementer.
2
Badan deliberatif (Assembly Deliberatif) adalah sebuah organisasi yang secara bersama membuat keputusan
setelah debat dan diskusi. Contoh dari badan deliberatif termasuk legislatif, papan direktur, badan
administratif dan rapat anggota dari sebuah serikat, klub atau organisasi lainnya. Biasanyakeputusan oleh
badan ini dibuat atas dasar pemungutan suara, debat dan amandemen, dilakukan sesuai dengan kebiasaan
atau mengambil prosedur parlemen.
3
Bentuk pemerintahan (regeringsvorm) yaitu suatu sistem yang berlaku yang menentukan bagaimana
hubungan antara alat perlengkapan negara yang diatur oleh konstitusinya. Karena itu pula bentuk
pemerintahan ini sering dan lebih populer disebut sistem pemerintahan.
rakyat.
Prinsip Perwakilan
Tipe-Tipe Perwakilan
1. Mandat Imperatif
Seorang wakil yang bertindak di lembaga perwakilan harus sesuai dengan
perintah (instruksi) yang diberikan oleh yang diwakilinya.
2. Mandat Bebas
Sang wakil dapat bertindak tanpa tergantung akan perintah (instruksi dari yang
diwakilinya).5
3. Mandat Representatif
Sang wakil dianggap bergabung dalam lembaga perwakilan, hal mana yang
diwakili memilih dan memberikan mandat pada lembaga perwakilan.
2. Teori Organ
Menurut Ajaran Von Gierke (jerman)
Negara merupakan satu organisme yang mempunyai alat-alat perlengkapannya
seperti, eksekutif, parlemen, dan rakyat, yang semuanya itu mempunyai fungsinya
sendiri-sendiri namun antara satu dengan lainnya saling berkepentingan.6
4
Teori ini dipelopori oleh Rousseau dan diperkuat oleh Petion. Dalam hal mengikuti perkembangan zaman,
maka teori ini pun menyesuaikan dengan kebutuhan zaman.
5
Mandat bebas dipelopori oleh Abbe Sieyes di prancis dan Block Stone di Inggris.
Menurut Paul Laband dan G. Jellick
Hubungan antara sang wakil dan yang diwakili tidak perlu dipersoalkan dari
segi hukum. Bahwasanya rakyat dan parlemen adalah organ yang sumbernya
adalah UU dan masing-masing mempunyai fungsi sendiri-sendiri. Jadi tidak perlu
dilihat hubungan antara organ perwakilan dan organ rakyat.
Menurut Jellineck
Rakyat adalah organ primer (utama), namun demikian organ ini tidak dapat
menyatakan kehendaknya tanpa melalui organ sekunder, yakni parlemen.
3. Teori Sosiologi
Menurut Rieker
Ajaran ini menganggap bahwa lembaga perwakilan bukan merupakan suatu
bangunan politis tetapi merupakan bangunan masyarakat (sosial). Para pemilih
akan memilih wakil-wakilnya yang dianggap benar-benar ahli dalam bidang
kenegaraan dan yang akan bersungguh-sungguh membela kepentingan pemilih,
sehingga lembaga perwakilan yang terbentuk itu terdiri dari golongan-golongan
dan kepentingan-kepentingan yang ada dalam masyarakat. Artinya bahwa
lembaga perwakilan itu tercermin dari lapisan masyarakat yang ada.7
4. Teori Hukum Obyektif
menurut Leon Duguit
hubungan antara rakyat dan parlemen dasarnya adalah solidaritas. Wakil-wakil
rakyat dapat melaksanakan dan menjalankan tugas kenegaraannya hanya atas
nama rakyat. Sebaliknya rakyat tidak akan dapat melaksanakan tugas
kenegaraannya tanpa memberikan dukungan kepada wakil-wakilnya dalam
menentukan wewenang pemerintah.
5. Teori Abcarian
Ada 4 tipe hubungan antar sang wakil dengan yang diwakilinya, yakni:
1. Sang wakil bertindak sebagai wali (truste)
2. Sang wakil bertindak sebagai utusan (delegate)
3. Sang wakil bertindak sebagai politico
4. Sang wakil bertindak sebagai partisipan
6
Ajaran ini lahir di prancis sebagai rasa ketidakpuasan terhadap teori mandat. Para sarjana mencari dan
membuat jalan atau teori baru dalam hubungan antara wakil dengan terwakil.
7
Teori ini dipelopori oleh Rieker
6. teori Hoogerwerf
Menerut A. Hoogerwerf
1. Delegate Representation
Menurut konsep ini seorang wakil adalah agen atau perantara atau juru bicara
yang bertindak atas nama yang diwakilinya.
2. Microcosmic representation
Konsep ini hanya menunjukan bahwa sifat-sifat wakil itu memiliki kesamaan
dengan sifat-sifat golongan atau kelas orang-orang tertentu yang diwakilinya.
3. Simbolic representation
Konsep ini hanya menunjukan bahwa wakil melambangkan identitas dan
kualitas golongan atau kelas orang-orang tertentu yang diwakilinya.
4. Elective representation
Konsep ini dianggap belum menggambarkan kuasa atau hal-hal yang harus
dilakukan wakil tersebut.
5. Party representation
Semakin meningkatnya organisasi dan disiplin partai mendorong lahirnya
party bosses dan party caucauses.
1. Teori Mandat
2. Teori kebebasan
1. Perwakilan formal
2. Perwakilan diskriptif
3. Perwakilan simbolik
4. Perwakilan substantif
Ramlan Surbakti dalam karyanya Memahami Ilmu Politik menjelaskan bahwa ada
juga tipe perwakilan berkaitan dengan peranan parpol. Tipe perwakilan ini dibedakan
menjadi 4 macam, yaitu:
1. Pandangan yang mengatakan wakil rakyat melaksanakan fingsinya sesuai dengan
program pantai.
2. Partai merupakan penghubung antara kepentingan lokal dan kepentingan nasional
sehingga memilih partai tertentu berarti mendukung program nasional yang
diperjuangkan oleh parpol.
3. Apa yang diperjuangkan oleh suatu parpol tidak selalu menyangkut kepentingan
nasional.
4. Pandangan yang membedakan perwakilan rakyat dari segi kepentingan siapa yang
diperjuangkan oleh wakil rakyat atau yang didahulukan oleh wakil rakyat.
Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) AL Muzammil Yusuf, berdasarkan dari teori
hubungan wakil dan terwakil, ada 4 hal penting yang harus diperhatikan dalam lembaga
perwakilan, yaitu:
1. Hubungan wakil dan terwakil harus terjalin dengan baik karena keberadaan wakil
pada hakikatnya adalah representasi rakyat.
2. Keberadaan parpol merupakan mesin politik untuk menjaring aspirasi rakyat yang
akan disampaikan kepada wakil di lembaga perwakilan.
3. Wakil tetap harus diberikan kewenangan untuk menentukan pilihan
politiknyameskipun berbeda dengan aspirasi rakyat selama dapat
dipertanggungjawabkan.
4. Terwakil harus proaktif mengawasi kinerja wakilnya agar sesuai dengan harapan
terwakil.
Disisi lain, menurut Giovanni Sartori bahwa 7 kondisi yang mengindikasikan telah
terwujudnya perwakilan politik dalam mekanisme pemerintahan:
1. Turun Temurun
Dipraktikan pada sebagian anggota majelis tinggi inggris.
2. Ditunjuk atau diangkat
Penunjukan biasanya didasarkan pada jasa tertentu pada masyarakat atau pada partai
yang berkuasa.
3. Dipilih, baik secara langsung maupun tidak langsung
Sistem penentuan atau pemilihan diatas, berlaku pada pemerintahan sosialis atau
kerajaan, sedangkan dalam negara modern pada umumnya anggota legislatif dipilih
dalam pemilu dan berdasarkan sistem kepartaian.
a. Tata Tertib
Mackenzie, secara jelas menggambarkan 4 fungsi dari aturan dan tata cara, yaitu:
1. Aturan-aturan menegaskan desentralisasi kekuasaan legislatif di lembaga
perwakilan rakyat. Aturan tersebut mengharuskan agar pembuatan UU
dipertimbangkan atas dasar sejumlah catatan sebelum adanya keputusan akhir.
2. Aturan-aturan membantu pendukung status quo atas pendukung perubahan
3. Aturan-aturan bekerja untuk memperlambat langkah pertimbangan legislatif.
4. Aturan-aturan memberikan beberapa mekanisme hal mana minoritas yang
ditentukan dapat menghalangi kehendak mayoritas dewan.
b. Struktur Organisasi
1. Pengelompokan Kepentingan di DPR
Fraksi
Strukturalisasi parlemen intinya ialah pengelompokan keseluruhan
anggotanya. Sebenarnya istilah fraksi bahkan sama sekali tidak dikenal dalam
UUD. Fraksi disebut wadah berhimpun anggota DPR untuk membedakannya
dari alat-alat kelengkapan DPR.fraksi bersifat mandiri dan dibentuk dalam rangka
optimalisasi dan keefektifan pelaksaan, tugas, wewenang, serta hak dan kewajiban
DPR.8
2. Alat Kelengkapan Dewan (AKD)
Pimpinan DPR
Pimpinan DPR berperan sebagai juru bicara parlemen dan koordinator bagi
seluruh anggota parlemen yang berkedudukan sejajar. Setiap keputusan di
parlemen selalu diambil secara bersama-sama, dengan pimpinan sebagai pengatur
rapat dan berperan pula sebagai wakil dari seluruh anggota parlemen ketika
lembaga itu berhubungan dengan lembaga lainnya.
Pemilihan pimpinan DPR pada periode 2009-2014 tidak lagi melalui
mekanisme suara terbanyak atau voting. Melainkan, pimpinan DPR terdiri atas
satu orang ketua dan empat orang wakil ketua yang berasal dari parpol
berdasarkan perolehan kursi terbanyak di DPR.9 Semangat pertarungan ini sangat
bagus, karena pimpinan itu didudukkan bukan lagi dari hasil bergaining antar
parpol. Melainkan kedudukan ini diperoleh dari hasil kerja keras partai yang
memenangkan pemilu.
8
Dalam parlemen australia misalnya, partai-partai dengan jumlah anggota parlemen di atas anggota tertentu
mendapat status resmi sebagai partai yang berarti bahwa mereka menerima dana dan fasilitas dari anggaran
nasional. Di kanada, setiap partai di parlemen yang anggotanya di atas ambang batas diakui sebagai sebuah
caucus.
9
Pasal 82 ayat (1) UU MD3.
10
Pasal 91 UU MD3.
Badan Anggaran (Banggar)
Sebelumnya periode 2009 Banggar dikenal dengan nama Panitia Anggaran
(Panggar). Panggar dibentuk oleh DPR sebagai alat kelengkapan DPR yang
bersifat tetap.
BURT dibentuk oleh DPR dan merupakan alat kelengkapan DPR yang bersifat
tetap. Sesuai dengan namanya, BURT adalah unit kerja DPR yang fungsinya
hanya berkaitan dengan hal-hal internal DPR dan hampir tidak ada kaitan
langsung dengan fungsi pokok DPR
11
Berdasarkan penjelasan dalam tatib DPR.
12
Pasal 202 ayat (1) dan (2) UU MD3.
a. Masing-masing komisi adalah suatu komisi berdiri sendiri
b. Jurisdiksi atau batas kekuasaan dari masing-masing komisi yang berdiri sendiri
menetapkan suatu subjek masalah dari dasar legislasi.
c. RUU yang ditetapkan pada komisi yang berbasis pada permasalahan subjek, tetapi
pembicaraan dari pembantu presiden memiliki suatu kebijakan dalam
mengalokasikan RUU kepada komisi
d. Batas kekuasaan komisi biasanya sejalan dengan departemen yang kuat atau
lembaga dalam cabang eksekutif
e. Masing-masing komisi memiliki kekuasaan
f. Komisi berdasarkan pada senioritas tiap tingkatan.13
13
Paimin napitupulu, op.cit, h. 55-57, thomas A. Legowo, op.cit, h.26