Anda di halaman 1dari 39

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Masalah

Seiring dengan berkembangnya media massa di Indonesia, televisilah

yang paling berpengaruh pada kehidupan manusia. Hampir semua orang

memiliki televisi di rumahnya. Tayang-tayangan di televisi menyuguhkan

hiburan, berita dan iklan. Mereka menghabiskan waktu menonton televisi

menyuguhkan hiburan, berita dan iklan. Mereka bisa menghabiskan waktu

menonton televisi sekitar lima sampai tujuh jam dalam sehari.

Media massa lahir di tengah massanya dengan menyajikan berbagai

macam pesan, namun bukan berarti pesan itu diterima begitu saja oleh

khalayak. Siaran televisi di Indonesia dimulai tahun 1962 saat TVRI

menayangkan langsung upacara hari ulang tahun kemerdekaan Republik

Indonesia. Siaran langsung itu masih terhitung percobaan, siaran resmi TVRI

baru dimulai 24 Agustus 1962 pada jam 14:30 WIB yang menyiarkan secara

langsung upacara pembukaan Asian Games ke-4 dari stadion utama Gelora

Bung Karno.1

Hadirnya televisi memberikan berbagai macam acara yang disajikan

bagi masyarakat ditandai dengan bermunculan stasiun televisi swasta, yang

dipelopori oleh RCTI dan diikuti TPI sekarang menjadi MNC TV, Anteve,

1
Mila Day, Buku Pinter Televisi, Jakarta: Penerbit Trilogos Library. 2004 Hal 16.

1
Indoesiar, Trans TV, Trans 7, Metro TV, Global TV, dan Lativi sekarang

menjadi TV One.

Media massa sebagai objek bukan tema yang sederhana, bukan juga

tema yang baru, karena media massa sejak dulu sudah menjadi sorotan public,

sehingga banyak ahli yang sudah melakukan berbagai penelitian berkaitan

dengan media massa. Gejala ini seiring dengan kian meningkatkan dengan

media massa itu sendiri sebagai salah satu institusi penting dalam masyarakat.

Munculnya era komunikasi massa adalah hal yang tidak bisa dihindari, karena

semakin cerdas manusia, semakin kompleks dan rumit komunikasi dilakukan.2

Televisi memang menyediakan berbagai macam hiburan, dari musik,

sinetron, talkshow, infotainment, hingga berbagai macam macam komedi.

Jenis acara komedi selalu memiliki tempat di hati penonton Indonesia, komedi

yang sudah sukses di Indonesia seperti Srimulat, Bakso, Patrio, Bajaj Bajuri,

Office Boy, Suami-Suami Takut Istri, Extravagansa.

Sejak dahulu telah banyak tayangan komedi favorit masyarakat yang

muncul di televisi. Pada tahun 1990-an, tayangan Warkop DKI dan Srimulat

banyak ditonton masyarakat di televisi. Pada awal tahun 2000-an, semakin

banyak tayangan komedi yang muncul di televisi seperti Ketoprak Humor,

Ngelaba, Spontan dan komedi lainnya.

Komedi merupakan salah satu program yang dapat menjadi tontonan

di semua segmen usia, penonton program di stasiun TV nasional yang paling

menonjol adalah segmen perempuan, usia 10-14 tahun dan dari status sosial

2
Dennis Mc Quail, Teori Komunikasi Massa, Erlangga, Jakarta , 1991, Hal 4

2
ekonomi menengah kebawah. Segmen program acara ini menghabiskan waktu

untuk menonton hiburan tiga jam lebih lama daripada pemirsa pada umumnya,

yaitu hampir 22 jam.

Trans TV selalu membuat program acara komedi dan variety show

yang paling banyak dibandingkan dengan stasiun tv swasta lainnya, Trans TV

memang paling kreatif dalam membuat sebuah program acara komedi, setelah

sukses program acara komedinya seperti Bajaj Bajuri dan Extravaganza. Trans

TV pun membuat program acara bernama Sketsa dan Tahan Tawa.

Program sketsa yang tayang perdana di Trans TV setiap hari senin

sampai jumat sehabis Maghrib pada pukul 18:00 dan sekarang telah berganti

jam pukul 14:30 - 15:45 WIB dan sabtu minggu pada pukul 14:00 15:00

WIB. Sketsa terinspirasi dari sitkom Kelsey Grammer: the Sketch Show, yang

menyajikan komedi komedi singkat yang membuat para penonton tertawa

terbahak bahak.

Program komedi di Trans TV selalu mendapatkan rating dan share

yang cukup tinggi dan dapat bersaing dengan acara acara sinetron pada jam

jam primetime. Sketsa pada tahun 2010 mendapatkan rating di tempat ketiga

dengan rating 3,4 % dan share 22,3%, untuk di tahun 2012 Sketsa berada di

urutan 35 dengan rating 1,6 % dan share 15.7.

Format sketsa menghapus format acara-acara komedi yang sering

berisi tentang ejekan antara para komedian yang beraksi dipanggung. Acara

sketsa menampilkan kejadian sehari - hari di masyarakat dengan sajian yang

segar para pemain - pemainnya pun dipilih bukan dari komedian. Mereka yang

3
bermain di Sketsa adalah pemain - pemain yang memiliki kemampuan

teaterikal, karena untuk membuat penontonnya tertawa lepas hanya dengan

ekspresi muka dan gaya para pemainnya, Sketsa selalu mengambil naskah-

naskahnya dari cerita cerita sederhana.

Para pemain pemainnya dalam sketsa kebanyakan artis-artis muda

berbakat dan mampu membentuk peran sebagai penghibur yang lucu disetiap

adegannya, seperti Ricky Komo, Aditya Fadilla, Gita Sucia, Ozan Siregar,

Oding Siregar, Surya Dini, Thifal Fadhil Haris, Tiffany Orie, Kiky Rizky,

Zolfy Melza Ibrahim, Edo Borne, Lolita Putri, Deasy Bouman, Allesia

Cestaro, Eza Yayang, Dian Ayu, Gilang Dirgahari, dan Irfan farhad. Adapun

mantan pemain-pemain sketsa seperti Natalie Sarah, Chika Jessicca dan Dj

Mike.

Format acara sketsa adalah menayangkan komedi 60 detik yang berisi

logika berpikir dengan dialog antara dua orang atau lebih pemain pemain

tersebut, sketsa pun memberikan kejutan - kejutan di akhir setiap cerita.

Keunikan acara ini adalah karakter yang khas dari pemainnya Ojan,

dimana Ojan ini adalah anak yang sering membuat masalah dalam setiap cerita

dan para pemain pemain lainnya selalu mengatakan Aduh Ojannnnn!.

Tidak hanya itu yang menarik dalam acara tersebut menampilkan penutup

acara tersebut selalu ada kalimat waduhhh..! dari para pengisi acara tersebut,

kalimat yang lain adalah ngga gitu juga kali! atau pada saat pemain

berubah menjadi seorang pesulap seperti Dedy Corbuzier . Bahasa

Waduuuhhh! dalam isi cerita tersebut selalu dipakai dalam kehidupan

4
sehari - hari, dan stasiun tv lainnya pun ikut ikutan dalam pemakaian kata

tersebut. 3

Penelitian ini sangat penting bagi kehidupan di Indonesia, karena

banyak sekali program - program acara komedi yang suka keluar dari candaan.

Semisalkan seperti memukul dan berbahasa yang kurang baik untuk dilihat

maupun diikuti, di acara prime time seharusnya semua stasiun tv harus

memberikan program yang bermanfaat bagi penontonnya agar mendapatkan

tempat di hati masyarakat. Penulis ingin mengangkat program acara komedi,

dikarenakan stasiun tv selalu membuat program acara komedi yang sudah

menjadi sehari hari untuk ditonton. Karena di dalam program komedi masih

saja banyak teguran dari Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) terkait dengan

tingkah laku dari pelawak tersebut.

Alasan penulis mengambil program komedi Sketsa karena program

komedi ini tingkat kekerasannya sangat sedikit, dan juga dapat memberikan

hiburan yang tidak membosankan pada tiap adegannya.

Dalam penelitian ini yang menjadi samplenya adalah siswa siswi SMP

Negeri 6 Tangerang, karena sekolah ini juga memiliki prestasi yang terbilang

banyak dalam hal bidang pendidikan di tingkat nasional maupun di tingkat

Kota Tangerang dan di bidang olahraga pun juga memiliki prestasi yang

sama.

3
http://www.anneahira.com/sketsa-transtv.htm

5
oleh karena itu skripsi ini mengambil judul EFEK KOGNITIF DAN

AFEKTIF TAYANGAN SKETSA PADA SISWA - SISWI SMP NEGERI 6

TANGERANG

1.2.Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka perumusan masalah

dalam penelitian kali ini, yaitu Bagaimana Efek Kognitif dan Afektif

Tayangan Sketsa Pada Siswa Siswi SMP Negeri 6 Tangerang.

1.3.TujuanPenelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang ada, maka tujuan penelitian ini diarahkan

untuk mendapat jawaban mengenai sifat dan perilaku anak - anak SMP

dalam menonton tayangan Sketsa di Trans TV.

1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1. Manfaat Akademis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan ilmu komunikasi bagi

jurusan Broacasting. Mengenai program acara komedi, serta dijadikan

sebagai bahan refensi dan perbandingan untuk penelitian berikutnya.

1.4.2. Manfaat Praktisi

Dapat memberikan masukkan kepada para guru-guru dan memberikan

kontribusi kepada murid - murid sekolah, baik langsung maupun tidak

langsung tentang efek dari sebuah tayangan televisi sebagai salah satu media

massa.

6
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Komunikasi Massa

2.1.1. Pengertian Komunikasi Massa

Komunikasi massa menurut Wright, merupakan bentuk komunikasi yang

menggunakan saluran (media) dalam menghubungkan komunikator dan

komunikan secara massal, berjumlah yang banyak, bertempat tinggal yang jauh

(terpencar), heterogen dan menimbulkan efek tertentu komunikasinya satu arah.

Media komunikasi yang termasuk dalam media massa ialah radio siaran,

keduanya disebut media elektronik, surat kabar dan majalah disebut sebagai media

cetak.

Menurut Josep A. Devito lebih detail tentang komunikasi massa First,

mass communication is communication addressed to masses, to an extremely

large society. This does not mean that te audience include all people or everyone

who reads or everyone who watches television; rather it means an audience that

is large and generally rather poorly defined. Second, mass communication is

communication mediated by audio or visual transmitter. Mass communications it

perhaps most easily and most logically defined by its; television, radio,

newspaper, magazines, films, books, tapes. (Nurudin, 2007: 11-12)

Komunikasi massa juga merupakan suatu pertukaran, yaitu tindakan

menyampaikan dan menerima pessan secara timbal balik. Dengan demikian,

7
komunikasi massa juga bersifat transaksional yaitu tindakan pihak-pihak yang

berkomunikasi secara serempak menyampaikan dan menerima pesan.

Definisi komunikasi massa menurut Gebner (1967) Mass communication

is the tehnologically and institutionally based production and distribution of the

most broadly shared continuous flow of message in industrial

societies(komunikasi massa adalah produksi dan distribusi yang berlandaskan

teknologi dan lembaga dari arus pesan kontinyu serta paling luas dimiliki orang

dalam masyarakat industri.4

Dari definisi Gebner tergambar bahwa komunikasi massa itu

menghasilkan suatu produk berupa pesan-pesan komunikasi. Produk tersebut

disebarkan, didistribusikan kepada khalayak luas secara terus menerus dalam

jarak waktu yang tetap, misalnya harian, mingguan, dwimingguan, atau bulanan.5

Komunikasi massa cenderung dipahami sebagai komunikasi satu arah

artinya tidak ada interaksi antara para peserta komunikasi sehingga terjadi

pengendalian arus informasi oleh pihak pengirim pesan (komunikator).

Mengendalikan arus informasi berarti mengatur jalannya pembicaraan yang

disampaikan dan diterima. Audien yang sedang menonton berita televisi atau

mendengarkan radio tentu saja tidak bisa meminta pembaca berita atau penyiar

radio untuk mengulang kembali ucapannya yang mungkin didengar kembali

2.1.2. Karakteristik Komunikasi Massa

4
Ardianto, komala, karlinah, teori komunikasi, simbiosa rekatama media: Bandung, 2007 Hal: 3
5
Ibid Ardianto hal: 3

8
Definisi definisi komunikasi massa selalu mengandung arti yang sama

bahkan semua definisi definisi yang lain pun saling melengkapi. Karakteristik

komunikasi massabisa dibandingkan dengan komunikasi intrapersona, berikut ini

karakteristik dari komunikasi massa:

1. Komunikator melembaga

Ciri komunikasi massa yang pertama adalah komunikatornya, menurut

Wright komunikatornya bergerak dalam organisasi yang kompleks. Secara

kronologis proses penyusunan pesan oleh komunikatornya sampai pesan

itu diterima oleh komunikan

2. Pesan bersifat umum

Komunikasi massa itu bersifat terbuka, artinya komunikasi massa itu

ditujukan untuk semua orang dan tidak ditujukan untuk sekelompok

tertentu. Oleh karenanya, pesan komunikasi massa bersifat umum. Pesan

komunikasi massa dapat berupa fakta, peristiwa atau opini.

3. Komunikan anonim dan heterogen

Komunikasi massa komunikatornya tidak mengenal komunikan (anonim,

karena komunikasinya menggunakan media dan tidak tatap muka.

Komunikannya heterogen, karena terdiri dari berbagai lapisan masyaakat

yang berbeda, yang dapat dikelompokan seperti jenis kelamin, pendidikan,

pekerjaan, latarbelakang budaya, agama dan tingkat ekonomi

4. Pesan yang sama.

Kelebihan komunikasi massa dibandingkan komunikasi lainnya adalah

julah sasaran khalayak atau komunikan yang dicapai relatic banyak dan

9
tidak terbatas. Kesamaan media massa itu itulah kesamaan kontak dengan

jumlah besar penduduk dalam jarak yang jauh dari komunikator, dan

masyarakat satu sama lainnya berada.

5. Mengutamakan isi ketimbang hubungan

Dalam komunikasi massa pesan yang disusun sedemikian rupa

berdasarkan sistem tertentu dan disesuaikan dengan karakteristik media

massa yang akan digunakan.

6. Bersifat satu arah

Komunikasi yang digunakan ialah media massa, maka komunikator dan

komunikannya tidak dapat melakukan kontak langsung.

7. Stimulasi Alat Indera yang Terbatas

Dalam komunikasi massa, stimulasi alat indera bergantung pada jenis

media massa. Pada surat kabar dan majalah pembaca hanya melihat. Pada

siaran radio khlayak hanya mendengar, sedangkan pada media televisi dan

film kita mendengarkan denga indera penglihatan dan pendengaran.

8. Umpan Balik Tertunda

Umpan balik merupakan faktor terpenting dalam bentuk komunikasi

apapun.Efektifitas komunikasi seringkali dapat dilihat dari feedback yang

disampaikan oleh komunikan.6

Komunikasi massa juga dapat didefinisikan dengan memusatkan perhatian

pada lima variable dalam setiap tindak komunikasi dan memperlihatkan

bagaimana variable-variabel ini bekerja pada media massa. Variabelnya adalah:

6
Ibid Ardianto hal: 6

10
1. Sumber

Komunikator massa adalah organiasasi besar (seperti: stasiun televisi,

pemilik surat kabar dan radio) yang mengeluarkan biaya besar dalam

menyusun dan mengirimkan pesan kepada khalayak.

2. Khalayak

Komunikasi massa ditujukan kepada massa dengan jumlah yang sangat

besar. Karena banyaknya jumlah khalayak dan arena sangat pentig bagi

media untuk memberikan apa yang diinginkan khalayak, pesan dari

komunikasi massa harus difokuskan pemirsa.

3. Pesan

Komunikasi massa merupakan milik umum. Setiap orang dapat

mengetahui pesan-pesan komunikasi massa di media media massa.

Komunikasi juga berjalan cepat sehingga pesan sampai pada khalayak

penerima hampir tanpa selisih waktu.

4. Proses

Ada dua proses dalam komunikasi massa. Pertama, proses mengalirnya

pesan, yang pada dasarnya satu arah. Komunikasi ini berjalan dari sumber

kepenerima dalam komunikasi massa, pesan mengalir dari media

kepenerima tetapi tidak dikembalikan lagi, kecuali berupa umpan balik.

5. Konteks

Komunikasi massa berlangsung dalam suatu konteks sosial. Dimana media

mempengaruhi konteks sosial dan begitu juga sebaliknya. Dengan kata

lain terjadi hubungan transaksional antara media dan masyarakat.

11
Secara teknis, kita dapat menunjukkan empat tanda pokok atau ciri ciri

dari komunikasi bila sistem komunikasi massa diperbandingkan dengan sistem

komunikasi interpersonal (Noeelle-Neumann, 1973).

a. Bersifat tidak langsung, artinya harus dilewati media teknis.

b. Besifat satu arah, artinya tidak ada interaksi antara para peserta

komunikasi.

c. Bersifat terbuka, artinya ditujukan kepada public yang tidak terbatas dan

anonim.

d. Mempunyai publik yang secara geografis tersebar.7

2.1.3. Bentuk-Bentuk Media Massa

Media massa memiliki memang di bagi dua kategori yaitu media massa cetak dan

media massa elektronik, tetapi media massa memiliki6 (enam) bentuk media

massa yang terdiri dari:

1. Surat Kabar

Merupakan bentuk media massa yang paling tua dari media massa lainnya,

yang berupa kertas yang dicetak dan berisi berita-berita aktual.

2. Majalah

Merupakan media cetak dengan cetakannya lebih elegan dan menarik dari

surat kabar. Biasanya target dari majalah yaitu ibu-ibu rumah tangga,

penyuka fashion,remaja, dan pelaku bisnis.

3. Radio

7
Morissan, Manajemen Media Penyiaran: Jakarta, Kencana, 2011 hal 21

12
Merupakan media elektronik audio tertua, radio telah beradaptasi dengan

perubahan dunia.Radio memiliki keunggulan saat berada dimana saja, dan

memiliki kemampuan menjual pengiklan yang produknya dirancang untuk

khalayak tertentu.

4. Televisi

Media komunikasi yang paling berkembang pesat ialah televisi.Sangat

berpengaruh kepada kehidupan masyarakat.

5. Film

Gambar bergerak adalah bentuk dominan dari komunikasi massa visual di

belahan dunia ini. Lebih dari ratusan juta orang menonton film di bioskop.

6. Komputer dan Internet

Electronic Mail merupakan aktivitas mereka dalam internet.Situs juga

menjadikan sumber informasi untuk hiburan dan informasi perjalanan

wisata, pengguna internet mengakses untuk mendapatkan berita terbaru

setiap minggunya.8

2.1.4. Fungsi Komunikasi Massa

Fungsi komunikasi massa yang dikemukakan oleh Dominick dalam

bukunya Dynamics of Mass Communications adalah sebagai berikut:9

a. Pengawasan, fungsi pengawasan komunikasi massa dibagi dalam dua

bentuk utama yaitu fungsi pengawasan peringatan jenis pengawasan yang

dilakukan oleh media untuk menyampaikan informasi berupa ancaman

8
ibid Morissan hal 103
9
Op.cit ardianto hal 14

13
yang perlu diketahui oleh khalayak, fungsi pengawasaan instrumental

penyampaian atau penyebaran infomasi yang memiliki kegunaan atau

dapat membantu khalayak dalam kehidupan sehari-hari, fungsi

pengawasan instrumental adalah penyampaian atau penyebaran informasi

yang memiliki kegunaan atau dapat membantu khalayak dalam kehidupan

sehari-hari.

b. Penafsiran, media massa tidak hanya memasok fakta dan data tetapi juga

memberi penafsiran terhadap kejadian-kejadian penting, tujuannya ialah

mengajak masyarakat untuk memperluas pengetahuan.

c. Pertalian, media massa dapat menyatukan beragam masyarakat yang

terpisah secara jarak.

d. Penyebaran nilai-nilai, fungsi ini disebut dengan sosialisasi ialah mengacu

kepada cara, dimana individu mengadopsi perilaku dan nilai kelompok.

e. Hiburan, media massa adalah saran yang banyak menyita waktu luang

semua golongan usia, dengan difungsikannya sebagai alat hiburan dalam

rumah tangga, sifatnya dalam bentuk acara-acara musik, acara komedi dan

pencari bakat.

Sementara itu, Effendy (1993) mengemukakan fungsi komunikasi massa secara

umum adalah:

a. Fungsi Informasi

Media massa adalah penyebar informasi bagi pembaca, pendengar atau

pemirsa. Berbagai informasi dibutuhkan oleh khalayak media massa yang

bersangkutan sesuai dengan kepentingannya.

14
b. Fungsi Pendidikan

Media massa merupakan sarana pendidikan bagi khalayak. Karena media

massa banyak menyajikan hal-hal yang sifatnya mendidik. Salah satu cara

mendidik yang dilakukan media massa adalah melalui pengajaran nilai-

nilai etika serta aturan yang berlaku kepada khalayak.

c. Fungsi Mempengaruhi

Media massa dapat terpengaruh dengan iklan-iklan yang ditayangkan di

televisi atau pun surat kabar

2.2. Program Televisi

2.2.1. Pengertian Program Acara Televisi

Kata program acara itu sendiri berasal dari bahasa inggris programme atau

program yang berarti acara atau rencana. Undang-undang penyiaran Indonesia

tidak menggunakan kata program untuk acara tetapi menggunakan istilah siaran

yang didefinisikan sebagai pesan atau rangkaian pessan yang disajikan dalam

berbagai bentuk.

Secara teknis penyiaran televisi, program televisi diartikan sebagai

penjadwalan atau perencanaan siaran televisi dari hari ke hari dan dari jam ke jam

setiap harinya.Media televisi mengistilahkan pemprograman. Program dapat

disamakan atau dianalogikan dengan produk atau barang atau pelayanan yang

dijual kepada pihak lain, dalam hal ini audien dan pemasang iklan.

Menurut Pringle-Starr-McCavitt (1991) dalam bukunya electronic Media

Management, ada 5 (lima) fungsi utama dalam bagian program

15
1. Memproduksi dan membeli atau akuisisi program yang dapat menarik

audien yang dituju.

2. Menyusun jadwal penayangan program untuk menarik audien yang

diinginkan

3. Memproduksi layanan public dn promosi serta produksi iklan lokal

4. Produksi dan akuisisi program lainnya untuk memuaskan ketertarikan

publik.

5. Menciptakan keuntungan bagi pemilik media penyiaran.10 (morissan)

2.2.2 Karakteristik program televisi

Bagian pengelola program siaran harus dapat mempertimbangkan disetiap

acara dapat digemari atau dapat diterima dengan baik oleh audiencenya.Berikut

ini merencanakan program acara terkait dengan:

1. Product, artinya materi program yang dipilih haruslah bagus dan

diharapkan dan disukai audience yang dituju

2. Price, artinya biaya yang harus dikeluarkanuntuk memproduksi atau

membeli program sekaligus menentukan tarif bagi pemasang iklan

berminat memasang iklan pada program bersangkutan.

3. Place, artinya kapan waktu siaran yang tepat bagi program itu. Pemilihan

waktu siar yang tepat bagi suatu program akan sangat memahami

keberhasilan program bersangkutan.

10
Op.cit morrissan hal 211

16
4. Promotion, artinya bagaimana memperkenalkan dan kemudian menjual

acara itu sehingga dapat mendatangkan iklan dan sponsor.11(morissan)

Penayangan sebuah program acara televisi bukan hanya bergantung pada

konsep penyutradaraan atau kreatifitas penulisan naskah, melainkan sangat

bergantung pada kemampuan profesionalisme dari seluruh kelompok kerja di

dunia broadcasting dengan seluruh mata rantai divisinya.

2.2.3 Format Acara Televisi

Format acara televisi adalah sebuah perencanaan dasar dari suatu konsep

acara televisi yang akan menjadi landasan kreativitas dan dessain produksi yang

akan terbagi dalam berbagai kriteria utama yang disesuiakan dengan tujuan dan

target pemirsa acara tersebut.

Ada tiga bagian Format Acara televisi, yaitu drama, non-drama, dan berita

olahraga.

a. Fiksi adalah format acara televisi yang diproduksi dan dicipta melalui

proses imajinasi kreatif dari kisah-kisah drama atau fiksi yang

direkayasas dan dikreasi ulang. Format yang digunakan merupakan

interpretasi kisah kehidupan yang diwujudkan dalam suatu runtutan

cerita dalam sejumlah adegan.

b. Non Fiksi (Nondrama) sebuah format acara televisi yang diproduksi

dan dicipta melalui proses pengolahan imajinasi kreatif dari realitas

11
Ibid Morissan hal 211

17
kehidupan sehari-hari tanpa harus menginterpretasikan ulang dan tanpa

harus menjadi dunia khalayan.

c. Berita dan olahraga adalah sebuah format acara televisi yang

diproduksi berdasarkan informasi dan focus atas kejadian dan

peristiwa yang berlangsung pada kehidupan masyarakat sehari-hari.12

2.2.4 Jenis-jenis Program Acara Televisi

Stasiun televisi setiap harinya menyajikan berbagai jenis program yang

jumlahnya sangat banyak dan jenisnya sangat beragam. Pada dasarnya apa saja

bisa dijadikan program untuk ditayangkan di televisi selama program itu menarik

dan disukai audiens dan selama tidak bertentangan dengan kesusilaan hukum yang

berlaku

Berbagai jenis program itu dapat dikelompokkan menjadi dua bagian jenisnya

yaitu:

1. Program informasi, sesuai dengan namanya, memberikan banyak

informasi untuk memenuhi rasa ingin tahu penonton terhadap sesuatu hal.

Program informasi adalah segala jenis siaran yang tujuannya untk

memberikan tambahan pengetahuan (informasi) kepada khalayak. Program

informasi tidak hanya program berita saja tetapi segala bentuk penyajian

informasi dengan artis, orang terkenal atau dengan siapa saja.

Program informasi dibagi menjadi dua bagian, yaitu berita keras (hard

news) dan berita lunak (soft news).Berita keras (hard news), ialah segala

12
Naratama, menjadi sutradara televisi, grasindo:Bandung, 2004 hal 24

18
informasi penting atau menarik yang harus segera disiarkan oleh media penyiaran

karena sifatnya yang harus segera ditayangkan agar dapat diketahui khalayak

audien secepatnya.

Berita keras (Hard News) dibagi kedalam beberapa bentuk berita yaitu:

d. Straight news, suatu berita singkat (tidak detail) yang hanya

menyajikan informasi terpeting saja terhadap suatu peristiwa yang

diberitakan.

e. Feature, adalah yang menampilkan berita-berita ringan namun

menarik. Pada dasarnya berita-berita semacam ini dapat dikatakan

sebagai soft news karena tidak terlalu terikat dengan waktu

penayangan.

f. Infotainment, berita yang penyajiannya informasi tentang kehidupan

selebriti.

Berita lunak (soft news), ialah segala informasi yang penting dan menarik

yang disampaikan secara mendalam (indepth) namun tidak bersifat harus segera

ditayangkan.

Program yang masuk ke dalam kategori berita lunak yaitu:

a. Current affair adalah program yang menyajikan informasi yang terkait

dengan suatu berita penting yang muncul sebelumnya namun dibuat

secara lengkap dan mendalam.

19
b. Magazine adalah program yang menampilkan informasi ringan dan

mendalam. Magazine menekankan pada aspek menarik suatu informasi

ketimbang aspek pentingnya.

c. Dokumenter, adalah program informasi yang bertujuan untuk

pembelajaran dan pendidikan namun disajikan dengan menarik .

d. Talk show, adalah yang menampilkan satu beberapa orang untuk

membahas suatu topik tertentu yang dipandu oleh seorang pembawa

acara

2. Program hiburan, adalah segala dalam bentuk siaran yang bertujuan untuk

menghibur audien dalam bentuk musik, lagu, cerita dan permainan.

Program yang termasuk dalam kategori hiburan adalah drama, permainan,

musik, dan pertunjukan.

a. Drama, ialah pertunjukan (show) yang menyajikan cerita mengenai

kehidupan atau karakter seseorang atau beberapa tokoh yang

diperankan oleh pemain yang melibatkan konflik dan emosi.

b. Permainan atau game show, suatu bentuk program yang melibatkan

sejumlah orang baik secara individu atau kelompok yang saling

bersaing untuk mendapatkan sesuatu.

a. Quiz Show merupakan bentuk program permainan yang paling

sederhana dimana sejumlah peserta saling bersaing untuk

menjawab sejumlah pertanyaan.

b. Ketangkasan, peserta dalam permainan ini harus menunjukkan

kemampuan fisik atau ketangkasannya untuk melewati suatu

20
halangan atau rintangan atau melakukan suatu permainan yang

membutuhkan perhitungan dan strategi.

c. Reality Show, sesuai dengan namanya maka program ini mencoba

menyajikan suatu situasi seperti konflik, persaingan atau hubungan

berdasarkan realitas yang sebenarnya.

d. Musik, program ini merupakan pertunjukan yang menampilkan

kemampuan seseorang atau beberapa orang pada suatu lokasi baik

di studio maupun di luar studio, seperti program musik yang

menghadirkan penyanyi-penyanyi dan audien.

e. Pertunjukan, merupakan program yang menampilkan kemampuan

seseorang atau beberapa orang pada suatu lokasi baik di studio

ataupun di luar studio.13

2.2.5 Komedi

Komedi adalah drama yang menghibur, walaupun unsur komedi bukan hal

utama dalam pertunjukkannya tetapi sebagai bungkus dan brand agar

pertunjukkannya lebih bisa diterima oleh semua kalangan penonton. Karena

bukan hal yang rahasia apabila penonton lebih menyukai hal hal yang lucu

daripada yang serius. 14

13
Op.cit morissan hal 217
14
http://theater-kehidupan.blogspot.com/2011/06/apa-itu-leluconkomedi.html/ Sabtu , 23
Februari 2013, 19:34 WIB

21
2.2.6 Sketsa Komedi

Komedi Sketsa terdiri dari serangkaian adegan komedi pendek atau sketsa,

yang disebut "sketsa," biasanya antara satu dan sepuluh menit yang panjang.

Sketsa tersebut dilakukan oleh sekelompok aktor komik, baik di atas panggung

atau melalui media audio dan / atau visual seperti penyiaran. Seringkali sketsa

yang pertama improvisasi oleh aktor dan ditulis berdasarkan hasil dari sesi

improvisasi, namun, improvisasi belum tentu terlibat dalam semua komedi sketsa.

Sebuah sketsa individu atau sketsa adalah adegan singkat atau drama

komedi sebelumnya digunakan dalam vaudeville dan digunakan saat ini di variety

show, program komedi, hiburan dewasa, talk show dan beberapa televisi anak

anak program (seperti Sesame Street).

Komedian sketsa lebih serius membedakan seni mereka dari yang drama

komedi, mempertahankan bahwa sandiwara cenderung lelucon (tunggal)

didramatisasi, sedangkan sketsa komedi adalah eksplorasi dari konsep, karakter,

atau situasi.15

2.3 Efek Media Massa

Setiap aktivitas komunikasi pasti mendapatkan pengaruh atau efek, baik

itu terhadap individu maupun masyarakat, dan berhubungan erat dengan

pengetahuan, sikap dan perilaku manusia. Jadi efek ialah hasil yang didapatkan

oleh komunikasi yang dilaksanakan melalui berbagai media massa, bentuk

perubahannya ialah sebuah pendapat, sikap, dan perilaku.

15
http://www.chicago-comedy.com/what-is-sketch-comedy/ Sabtu, 23 Februari 2013, 19:56 wib

22
Menurut Steven H. Chaffee menyebut lima hal efek media massa sebagai

benda fisik, yaitu16.

a. Efek Ekonomis, bahwa kehadiran media massa menggerakkan

berbagai usaha seperti produksi, distribusi, dan konsumsi jam media

massa

b. Efek sosial, perubahan pada struktur atau interaksi sosial akibat

kehadiran media massa. Sudah diketahui bahwa kehadiran televisi

meningkatkan status sosial pemiliknya.

c. Efek pada penjadwalan kegiatan, bahwa kegiatan yang terjadi karena

masuknya televisi beberapa kegiatan dikurangi dan beberapa kegiatan

lainnya dihentikan sama sekali karena waktunya dipakai untuk

menonton televisi.

d. Efek penghilang perasaan tertentu, media yang dipergunakan tanpa

mempersoalkan isi pesan yang disampaikan.

e. Efek pada perasaan orang terhadap media, tumbuhnya perasaan senang

atau percaya pada media massa tertentu mungkin kaitannya dengan

pengalaman individu bersama media massa tersebut, boleh jadi faktor

isi pesan mula-mula amat berpengaruh, tetapi kemudian jenis media

tersebut yang diperhatikan apa pun yang disiarkan.

2.3.1. Efek Kognitif

16
Jalaludin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, PT. Remaja Rosdakarya: 2005 hal 222

23
Efek kognitif, akibat yang timbul pada diri komunikan yang sifatnya

informatif bagi dirinya. Dalam efek kognitif media massa dapat membantu

khalayak dalam mempelajari informasi yang bermanfaat mengembangkan ide

kognitifnya. Menurut Mc Luhan, media massa adalah perpanjang alat indera kita.

Dengan media massa kita memperoleh informasi tentang benda, orang

atau tempat yang belum pernah kita lihat atau belum pernah kita kunjungi secara

langsung. Realitas yang ditampilkan oleh media adalah realitas yang sudah

diseleksi, televisi memilih tokoh-tokoh tertentu untuk ditampilkan dan

mengesampingkan tokoh lainnya, surat kabar melalui proses yang disebut

gatekeeping menyaring berbagai berita tentang darah dan dada (blood and

breast). Karena kita tidak dapat, bahkan tidak sempat, mengecek peristiwa-

peristiwa yang disajikan media, kita cenderung memperoleh informasi tersebut

semata-mata bersandarkan pada apa yang dilaporkan media massa.

Pengaruh media massa terasa lebih kuat lagi pada masyarakat modern

karena mereka memperoleh banyak informasi tentang dunia dari media massa,

media massa dapat mengubah citra khalayak tentang lingkungan mereka karena

media massa memberikan rincian analisi dan tinjauan tentang berbagai peristiwa.

2.3.2. Efek Afekif

Efek afektif, tujuan dari komunikasi massa bukan sekedar memberitahu

khalayak tentang sesuatu, tetapi lebih dari informasi, khalayak pun dapat

merasakan perasaan disaat sedih, marah ataupun gembira. Adapun faktor-faktor

yang mempengaruhi intensitas rangsangan emosional pesan media massa.

24
a. Suasana emosional

Dapat disimpulkan bahwa respons kita terhadap sebuah film, sinetron

televisi, drama komedi dan sebuah novel.

b. Skema kognitif

Naskah yang ada dalam pikiran kita yang menjelaskan tentang alur

peristiwa.

c. Suasana terpaan

Reaksi orang lain saat menonton akan mempengaruhi emosi anda pada

waktu memberikan respons.

d. Predisposisi individual

Orang yang melankonis cenderung menanggapi tragedi lebih emosional

daripada orang yang periang.

e. Faktor identifikasi

Menunjukkan sejauhmana orang yang merasa terlibat dengan tokoh yang

ditonjolkan dalam media massa. Dengan identifikasi, penonton, pembaca

atau pendengar menempatkan dirinya dalam posisi tokoh.17

2.3.3. Efek Behavior

Efek behavior merupakan akibat yang timbul pada diri khalayak dalam

bentuk perilaku, tindakan, atau kegiatan.Setiap informasi dari berbagai media

tidak selalu mempunyai efek yang sama.

17
Ibid Rakhmat 234

25
Dewasa ini, media massa telah melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi

khalayak. Contohnya seperti majalah maupun surat kabar yang telah membahas

berbagai macam ketrampilan. Dengan demikian, media massa tersebut dapat

dijadikan atau digunakan sebagai media pendidikan.

Mengapa terjadi efek yang berbeda, belajar dari media massa tidak

tergantung hanya pada unsur stimulus yang ada pada media massa. Menurut

Bandura, kita belajar bukan saja dari pengalaman langsung, tetapi dari peniruan

ataupeneladanan (modeling). Perilaku merupakan hasil faktor faktor kognitif

dan lingkungannya, peristiwa yang menarik perhatian ialah yang tampak

menonjol dan sederhana, terjadi berulang ulang atau menimbulkan perasaan

positif pada pengamatannya.

2.4 Teori Uses and Effect

Pemikiran yang pertama kali dikemukakan oleh Sven Windhal (1979) ini

merupakan sintesis antara pendekatan uses and gratification dan teori tradisional

mengenai efek. Konsep use (penggunaan) merupakan bagian yang sangat penting

atau pokok dari pemikiran ini. Karena penyebabnya, akan memberikan jalan bagi

pemahaman dan perkiraan tentang hasil dari suatu proses komunikasi massa.

Sementara pada uses and effect kebutuhan hanya salah satu dari faktor faktor

yang menyebabkan terjadinya penggunaan media. Karakteristik individu, harapan

dan persepsi terhadap media dan tingkat akses kepada media, akan membawa

26
individu kepada keputusan untuk menggunakan atau tidak menggunakan isi media

massa. 18

Hasil dari proses komunikasi massa kaitannya dengan penggunaan media

akan membawa pada bagian penting berikutnya dari teori ini. Hubungan antara

penggunaan dan hasilnya, dengan memperhitungkan pula isi media, memiliki

beberapa bentuk yang berbeda, yaitu:

a. Pada kebanyakan teori efek tradisional, karakteristik isi media menentukan

sebagian besar dari hasil. Dalam hal ini, penggunaan media hanya

dianggap sebagai faktor perantara, dan hasil dari proses tersebut

dinamakan efek. Dalam pengertian ini pula, uses and gratifications hanya

akan dianggap berperan sebagai perantara, yang memperkuat atas

melemahkan efek dari isi media.

b. Dalam berbagai proses, hasil lebih merupakan akibat penggunaan daripada

karakteristik isi media. Penggunaan media dapat mengecualikan,

mencegah atau mengurangi aktivitas lainnya.

c. Proses pendidikan biasanya menyebabkan hasil yang berbentuk

conseffects (gabungan antara konsekuensi dan efek). Dimana sebagian

lain merupakan hasil dari suatu proses penggunaan media yang secara

otomatis mengakumulasikan dan menyimpan pengetahuan.

2.5. Khalayak

18
Sasa djuarsa sendjaja, teori komunikasi: Jakarta, 2007 hal 5.43

27
Istilah khalayak media berlaku universal dan secara sederhana dapat

diartikan sebagai sekumpulan orang yang menjadi pembaca, pendengar, pemirsa

berbagai media.Kumpulan ini disebut sebagai khalayak dalam bentuk yang paling

dikenali dan versi yang diterapkan dalam hampir seluruh penelitian media itu

sendiri. Cause (1968) menunjukkan beberapa kerumitan untuk membedakan

beberapa kadar keikutsertaan dan keterlibatan khalayak.

Dari karakteristik dan sifat khalayak penonton yang jumlahnya banyak,

tidak pasif tetapi bersifat reaktif di dalam menerima pesan yang disampaikan dan

beraneka ragam coraknya. Menurut K. Avery dalam tulisannya communication

and the media, menggolongkan beberapa khalayak, yaitu:

a. Selective attention, golongan ini yang termasuk mau menerima pesan

pesan tetapi yang hanya diminati saja.

b. Selective perception, yang termasuk dengan golongan yang berbeda

persepsi dalam menanggapi suatu pesan.

c. Selecticve retention, merupakan suatu golongan yang hanya mau

mengingat apa yang perlu diingat saja terutama kalau erat dengan

kepentingannya. 19

19
Darwanto Sastro Subroto, Produksi Acara Televisi. Duta Wacana University: 1994 hal 23

28
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Sifat penelitian

Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif

kuantitatif, yang bertujuan untuk melukiskan secara sistematis fakta atau populasi

tertentu atau bidang tertentu secara faktual dan cermat.

Penelitian deskriptif hanyalah memaparkan situasi atau peristiwa,

penelitian ini tidak menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesis atau membuat

prediksi.20

Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang menggambarkan atau

menjelaskan suatu masalah yang hasilnya dapat digeneralisasikan.21

20
Jalaludin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi, Remaja Rosdakarya, Bandung: 2004 hal 22-
24
21
Rachmat Kriyanto, Teknik Praktis Riset Komunikasi, Kencana Prenada media group, Jakarta,
2006, hal 54

29
Penelitian kuantitatif dengan format deskriptif bertujuan untuk

menjelaskan, meringkaskan berbagai situasi atau berbagai variable yang timbul

dimasyarakat. Kemudian, mengangkat kepermukaan karakter atau gambaran

tetntang situasi, kondisi ataupun variabel tersebut.22

3.2 Metode Penelitian

Metode penelitian yang dipergunakan dalam penelitan ini adalah survey

yang merupakan metode riset yang menggunakan kuesioner sebagai instrument

pengumpulan datanya. Tujuannya untuk memperoleh informasi tentang sejumlah

responden yang dianggap mewakili populasi tertentu.

Tujuan survey yang digunakan untuk menggambarkan populasi yang

sedang diteliti. Ini disebut survey deskriptif.

Ciri ciri survey deskriptif sebagai berikut:

a. Survey deskriptif berkaitan dengan situasi yang memerlukan teknik

pengumpulan data dan informasi melalui wawancara, pengisian kuesioner,

dan melakukan observasi secara langsung.

22
Bungin Buraan, Metodologi Penelitian Kuantitatif, Edisi Pertama, Prenada Media, Jakarta: 2005,
hal 36

30
b. Populasi penelitian harus terpilih dan selektif, definisinya harus jelas,

benar dan mampu menetapkan parameternya yang dibatasi secara tepat

agar tidak terjadi bias (penyimpangan atau kesalahan)

c. Data survey deskriptif mudah mengalami distorsi sebagai akibat terjadinya

bias dalam rancangan penelitian.

d. Walaupun metode riset survey deskriptif berdasarkan pada teknik

pengumpulan data dan data tersebut yang diperoleh harus disusun dan

dapat disajikan secara sistematik, sehingga dapat menarik kesimpulan

secara akurat dan benar untuk menghindari penelitian yang bias.

e. Tujuan dari survey tersebut adalah melakukan analisis yang disebut

metode survey analytical, biasanya data dalam survey analitik ini

merupakan data kuantitatif dan menggunakan pengujian statistik.

3.3. Populasi dan Sampel


3.3.1. Populasi
Populasi adalah jumlah keseluruhan dari unit analisis yang ciri cirinya

yang akan diduga. Dalam setiap penelitian, populasi yang dipilih erat kaitannya

dengan masalah yang ingin dipelajari.23

Populasi yang dimaksud pada penelitian ini adalah siswa siswi SDN

Cimone 5 Tangerang kelas V dan VI. Populasi ini diambil dengan asumsi

berdasarkan survey kuesioner langsung yang sudah diadakan oleh peneliti ke

seluruh siswa - siswi SD Cimone 5 kelas V dan VI karena usia mereka umur 10

12 tahun.

23
Singarimbun Masri, Effendi Sofian, Metode Penelitian Survei, LP3S, Jakarta: 1995, hal 3

31
Populasi yang dipilih dalam penelitian ini adalah siswa yang menonton

program acara komedi Sketsa, dan jumlah populasi penelitian ini berjumlah 73

Siswa di SDN Cimone V Tangerang.

TABEL 2.4

Kelas Laki laki Perempuan Jumlah Siswa

V 18 siswa 13 siswa 21 siswa

VI 18 siswa 24 siswa 42 siswa


3.3.2
TOTAL 73 Siswa Sampel

Sa

mpel didefinisikan sebagai unit observasi yang keterangan atau data yang

diperlukan oleh suatu studi.Dengan sendirinya sampel merupakan himpunan

bagian populasi.Sampel selalu mempunyai ukuran yang kecil atau sangat kecil

jika dibandingkan dengan ukuran populasi yang bersangkutan.24

Dalam penelitian ini tipe teknik sampling yang digunakan adalah total

sampling. Total sampling adalah keseluruhan atau semua sampel yang ada dalam

penelitian.

24
Gusti Ngurah Agung, Metode Penelitian Sosial, 1992, hal 113

32
Sekedar ancang ancang apabila subyeknya kurang dari 50, sehingga

penelitian populasi selanjutnya jika subyeknya besar dapat diambil antara 25

sampai 35 %, tergantung setidak tidaknya dari:

a. Kemampuan peneliti dari waktu, tenaga, dan dana

b. Sempitnya luasnya wilayah pengamatan dari subyek karena hal itu

menyangkut banyak sedikitnya data.

c. Besar kecilnya resiko yang ditanggung peneliti. Peneliti yang

resikonya besar tentu saja sampelnya besar akan lebih baik.25

Melalui pendapat tersebut, peneliti mengambil sampel sebesar dari jumlah

populasi. Persentase tersebut diambil karena menurut peneliti jumlah

sampel tersebut sudah mewakili seluruh populasi yang ada.

Berdasarkan hasil perhitungan diatas, maka jumlah sampel penelitian ini

adalah 73 siswa.

3.3.3 Teknik Sampling

Teknik sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah salah satu

teknik non probability sampling, yaitu purposive sampling.

Dalam teknik purposive sampling ini, pengambilan sampel disesuaikan

dengan tujuan penelitian. Ukuran sampel tidak dipersoalkan sebagaimana di

dalam tujuan accidental sampling.Adapun alasan menggunakan teknik sampel

25
Arikunto Suharsimi, Prosedur Penelitian Bisnis, Rineka Jakarta: 2000, hal 120

33
purposive sampling karena peneliti lebih mengutamakan kedalam data untuk

tujuan representatif yang dapat digeneralisasikan.

Dalam waktu penentuan sampel responden penelitian, peneliti sebelumnya

akan memberikan pertanyaan saringan kepada setiap responden, yaitu dengan

memberikan pertanyaan apakah kamu pernah menyaksikan tayangan Sketsa di

Trans TV?, dikarenakan peneliti tidak boleh berasumsi semua orang sudah

menonton program acara yang akan diteliti oleh peneliti. Sehingga, yang dapat

memberikan pendapat adalah mereka yang telah menonton program acara

tersebut.

Untuk menentukan responden, dilakukan dengancara dimana seorang

individu termasuk calon responden karena ia ada di lokasi penelitian, kemudian

pertanyaan diajukan kepada responden. Pada intinya, siapa saja yang menjadi

responden telah ditentukan, yaitu ke seluruh siswa kelas V dan VI SDN Cimone 5

Tangerang, yang berusia 11 12 tahun dan pernah menyaksikan Sketsa di Trans

TV.

3.4 Definisi Konsep

Definisi konsep merupakan penjelasan yang terkait bagi penelitian

ini.Definisi berbagai konsep penelitian ini akan diperjelas sebagai berikut:

1. Efek Kognitif

Efek kognitif adalah efek yang terjadi bila ada perubahan pada apa

yang diketahui, dipahami, dipersepsikan khalayak berhubungan

34
dengan transmisi pengetahuan, ketetrampilan, kepercayaan dan

informasi.

2. Efek Afektif

Efek afektif adalah efek yang timbul bila ada perubahan yang

dirasakan, disenangi atau dibenci khalayak. Efek ini ada hubungannya

dengan emosi, suka, dan sikap

3. Tayangan Komedi

Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan tayangan komedi adalah

tayang sebuah humor yang memberikan keceriaan pada masyarakat

yang sedang disenangi oleh masyarakat Indonesia sekarang ini.

4. Khalayak

Dalam penelitian ini sikap dan perubahan para penonton setelah

menonton tayangan Sketsa.

3.4.1 Operasional konsep

Tabel 3.4.1

Efek Kognitif dan Afektif Tayangan Sketsa

Terhadap Siswa dan Siswi SDN Cimone V Tangerang

No Variabel Dimensi Indikator Skala

1 Terpaan Media Frekuensi Menonton Selalu

Jarang

35
Tidak Pernah

Durasi Menonton 1 jam

30 menit

25 menit

Intensitas Menonton Sangat tinggi

Tinggi

Kurang

2 Pengetahuan tentang Pengetahuan Pengetahuan mengenai Enam hari

tayangan Sketsa hari tayang Sketsa Lima hari

(Kognitif) Empat hari

Pengetahuan mengenai 13.00 14.00

jam Tayang Sketsa 14.30 15.45

15.30 16.30

Pengetahuan mengenai RCTI

stasiun TV program TRANS TV

Sketsa ditayangkan TRANS7

Pengetahuan Tahu

mengenai tema tema Tidak tahu

dari program selama Kurang

satu bulan

36
Apakah cukup Sangat

terkenal para pemain - Cukup

pemainya Kurang

2 Efek Afektif Sikap Menumbuhkan sikap Menumbuhkan

dan pandangan dalam Ragu ragu

perkataan pemain Tidak

pemainnya Menumbuhkan

Sikap terhadap semua Menarik

tema - tema pada Ragu ragu

program Sketsa Kurang

Sikap para pemain Lucu

sketsa kepada Cukup lucu

penonton Tidak lucu

Sikap terhadap jam Setuju

tayang Sketsa Sangat setuju

Ragu ragu

37
3.5 Teknik Pengumpulan Data

Untuk mengumpulkan data data yang dibutuhkan dan memudahkan,

penulisan melakukan penggolongan jenis data, yaitu terdiri dari data data primer

dan data data sekunder:

1. Teknik Pengumpulan Data primer

Untuk mendapatkan data yang diinginkan dalam penelitian ini, peneliti

melakukan kegiatan penyebaran kuesioner.Dimana didalamnya terdapat

susunan pertanyaan yang nantinya dapat memberikan data data yang

sesuai dengan yang dibutuhkan penelitian ini.

2. Teknik Pengumpulan Data sekunder

Adalah data data yang dijadikan pelengkap guna melancarkan proses

penelitian. Data sekunder dilakukan melalui studi kepustakaan untuk

mendapatkan informasi dari literatur literatur yang berhubungan dengan

judul seperti buku buku, catatan perkuliahan.

3.6 Teknik Analisa Data

Analisa data adalah proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang

lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan.

Proses analisa yang penulis lakukan akan melalui tahapan tahapan,

sebagai berikut:

a. Mengolah jawaban

38
b. Memberi skala jawaban jawaban kuesioner tersebut. Skala pengukuran

yang digunakan adalah skala likert.

Selanjutnya untuk mengetahui secara akumulatif data keseluruhan, maka

dilakukan perhitungan dengan menggunakan rumus interval, yaitu:

Interval: (NT x P) (NR x P)

SKALA

Catatan:

NT : Nilai Tertinggi

NR : Nilai Terendah

P : Jumlah Pertanyaan

39

Anda mungkin juga menyukai