Anda di halaman 1dari 35

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN

PADA ANAK DENGAN PENYAKIT DOWN SYNDROME

Oleh :
I GUSTI AYU DEWI PUSPITA RAHAYU P07120014086
NI WAYAN WIDIASTUTI P07120014097

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN 2015/2016
ISI LAPORAN PENDAHULUAN

A.Konsep Dasar Penyakit


1. Definisi Pengertian
Syndrom Down adalah suatu kondisi keterbelakangan perkembangan fisik dan
mental anak yang diakibatkan adanya abnormalitas perkembangan kromosom.
Kromosom ini terbentuk akibat kegagalan sepasang kromosom untuk saling
memisahkan diri saat terjadi pembelahan (Saharso, 2008).
Sindroma Down adalah individu yang dapat dikenali fenotifnya dan
mempunyai kecerdasan terbatas, yang terjadi akibat adanya jumlah kromosom 21
yang berlebih (Soetjiningsih, 2000).
Sindroma Down (Trisomi 21, Mongolisme) adalah suatu kelainan kromosom
yang menyebabkan keterbelakangan mental (retardasi mental) dan kelainan fisik
(medicastore) (Rezki, 2010).
Sindrom Down adalah suatu kumpulan gejala akibat dari abnormalitas
kromosom, biasanya kromosom 21, yang tidak berhasil memisahkan diri selama
meiosis sehingga terjadi individu dengan 47 kromosom (Cahyono, 2009).

2. Penyebab/factor predisposisi
Penyebab dari Sindrom Down adalah adanya kelainan kromosom yaitu
terletak pada kromosom 21, dengan kemungkinan-kemungkinan :
1. Non disjungtion (pembentukan gametosit)
a.) Genetik
Bersifat menurun hal ini dibuktikan dengan penelitian epidemiologi pada kelurga
yang memiliki riwayat sindrom down akan terjadi peningkatan resiko pada
keturunannya.
b.) Radiasi
Menurut Uchida (dikutip dari Puechel dkk, dalam buku tumbuh kembang anak
karangan Soetjiningsih) menyatakan bahwa sekitar 30% ibu yang melahirkan anak
dengan sindrom down adalah ibu yang pernah mengalami radiasi pada daerah perut.
Sehingga dapat terjadi mutasi gen.
c.) Infeksi
Infeksi juga dikaitkan dengan sindrom down, tetapi sampai saat ini belum ada ahli
yang mampu menemukan virus yang menyebabkan sindrom down ini.
d.) Autoimun
Penelitian Fial kow (dikutip dari Puechel dkk, dalam buku tumbuh kembang anak
karangan Soetjiningsih) secara konsisten mendapatkan adanya perbedaan antibodi ibu
yang melahirkan anak dengan sindrom down dengan anak yang normal.
e.) Usia ibu
Usia ibu diatas 35 tahun juga mengakibatkan sindrom down. Hal ini disebabkan karena
penurunan beberapa hormon yang berperan dalam pembentukan janin, termasuk hormon
LH dan FSH.
f.) Umur Ayah
Penelitian sitogenetik mendapatkan bahwa 20 30% kasus penambahan kromosom 21
bersumber dari ayah, tetapi korelasi tidak setinggi dengan faktor dari ibu.
2. Gangguan intragametik yaitu gangguan pada gamet, kemungkinan terjadi translokasi
kromosom 21 dan 15.
3. Organisasi nukleus yaitu sintesis protein yang abnormal sehingga menyebabkan
kesalahan DNA menuju ke RNA.
4. Bahan kimia juga dapat menyebabkan mutasi gen janin pada saat dalam kandungan.
5.Frekuensi koitus akan merangsang kontraksi uterus, sehingga dapat berdampak pada
janin.
3. Patofisiologi

Faktor penyebab :
Abnormalitas kromosom
Genetik, umur , radiasi,
(kelebihan kromosom X )
Infeksi, Toksik

Non disjungtional Post zigotik non


Translokasi disjunctional
kromosom 21 dan
15

Pembentukan organ yang


kurang sempurna

Peningkatan Keterlambatan
konsentrasi Penyakit jantung pertumbuhan dan
terhadap infeksi konginetal perkembangan

Pertumbuhan palatum
Resiko Infeksi abnormal

Defisiensi Pengetahuan Ketidakseimbangan


nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
4. Gejala klinis
Berat pada bayi yang baru lahir dengan penyakit sindrom down pada
umumnya kurang dari normal, diperkirakan 20% kasus dengan sindrom down ini lahir
dengan berat badan kurang dari 2500 gram. Anak-anak yang menderita sindrom down
memiliki penampilan yang khas:
1.Bentuk tulang tengkoraknya asimetris atau ganjil dengan bagian belakang kepalanya
mendatar (sutura sagitalis terpisah).
2.Lesi pada iris mata (bintik Brushfield), matanya sipit ke atas dan kelopak mata
berlipat-lipat (lipatan epikantus) serta jarak pupil yang lebar.
3.Kepalanya lebih kecil daripada normal (mikrosefalus) dan bentuknya abnormal serta
leher pendek dan besar.
4. Pada bayi baru lahir kelainan dapat berupa Congenital Heart Failure (kelainan
jantung bawaan), kelainan ini yang biasanya berakibat fatal di mana bayi dapat
meninggal dengan cepat.
5. Hidungnya datar (Hidung kemek/Hipoplastik), lidahnya menonjol, tebal dan kerap
terjulur serta mulut yang selalu terbuka.
6. Tangannya pendek dan lebar dengan jari-jari tangan yang pendek dan seringkali
hanya memiliki satu garis tangan pada telapak tangannya. Telapak tangan ada hanya
satu lipatan
7. Jarak ibu jari kaki dengan jari kedua lebar.
8. Jari kelingking hanya terdiri dari dua buku dan melengkung ke dalam (Plantar
Crease).
9. Telinganya kecil dan terletak lebih rendah
10.Gangguan pertumbuhan dan perkembangan (hampir semua penderita Sindrom
Down tidak pernah mencapai tinggi rata-rata orang dewasa)
11. Keterbelakangan mental
12. Hiper fleksibilitas
13. Bentuk palatum yang tidak normal
14. Kelemahan otot
5. Pemeriksaan fisik
Keadaan umum meliputi : tanda-tanda vital, perubahan fisik/perilaku klien,
tingkat kesadaran dan BB sebelum dan sesudah sakit
Pemeriksaan fisik Meliputi pengkajian pada bagian kulit, kepala (rambut, kulit
kepala, tulang tengkorak, dan muka/wajah), mata (sclera, pupil, kornea, konjungtiva ),
telinga (bentuk, ukuran, lubang telinga dan ketajaman pendengaran), hidung (mukosa,
sinus, dan bentuk hidung), mulut dan tenggorokan (bibir, lidah, mukosa mulut, gigi),
leher (kelenjar tiroid, trakea, vena jugularis dan nodus limfe), dada (bentuk dada,
frekuensi pernapasan, ekspansi paru, dan bunyi napas), payudara (bentuk, ukuran,
nyeri tekan/ada benjolan), jantung (iktus kordis, bunyi jantung), abdomen (bising
usus, nyeri tekan), dan ektremitas (tonus otot dan ROM).
Obsevasi adanya manifestasi sindrom down:
1.Karakteristik fisik ( paling sering dilihat)
- Tengkorak bulat kecil dengan oksiput datar
- Lipatan epikantus bagian dalam dan fisura palpebraserong (mata miring
keatas, ke luar)
- Hidung kecil dengan batang hidung tertekan ke bawah (hidung sadel)
- Lidah menjulur kadang berfisura
- Mandibula hipoplastik (membuat lidah tampak besar)
- Palatum berlengkung tinggi
- Leher pendek tebal
- Muskulatur hipotonik (abdomen buncit, hernia umbilikus)
- Sendi hiperfleksibel dan lemas
- Garis simian (puncak transversal pada sisi telapak tangan)
- Tangan dan kaki lebar, pendek dan tumpul
2.Intelegensia
-Bervariasi dan retardasi hebat sampai intelegensia normal rendah
-Umumnya dalam rentang ringan sampai sedang
-Kelambatan bahasa lebih berat daripada kelambatan kognitif
3. Anomaly congenital (peningkatan insiden)
-Penyakit jantung congenital (paling umum)
-Defek lain meliputi:
Agenesis renal, atresia duodenum, penyakit hiscprung, fistula esophagus,
subluksasi pinggul. Ketidakstabilan vertebra servikal pertama dan kedua
(ketidakstabilan atlantoaksial)
4.Masalah Sensori (seringkali berhubungan)
-Kehilangan pendengaran konduktif (sangat umum)
-Strabismus
-Myopia
-Nistagmus
-Katarak
-Konjungtivitis
5.Pertumbuhan dan perkembangan seksual
-Pertumbuhan tinggi badan dan BB menurun, umumnya obesitas
-Perkembangan seksual terhambat, tidak lengkap atau keduanya
-Infertile pada pria, wanita dapat fertile
-Penuaan premature umum terjadi, harapan hidup rendah

6. Pemeriksaan diagnostic / penunjang


Pemeriksaan diagnostik digunakan ntuk mendeteksi adanya kelainan sindrom
down, ada beberapa pemeriksaan yang dapat membantu menegakkan diagnosa ini,
antara lain:
1.) Pemeriksaan fisik penderita
2.) Pemeriksaan kromosom (Kariotip manusia biasa hadir sebagai 46 autosom+XX
atau 46 autosom+XY, menunjukkan 46 kromosom dengan aturan XX bagi betina dan
46 kromosom dengan aturan XY bagi jantan, tetapi pada sindrom down terjadi
kelainan pada kromosom ke 21 dengan bentuk trisomi atau translokasi kromosom 14
dan 22). Kemungkinan terulang pada kasus (trisomi adalah sekitar 1%, sedangkan
translokasi kromosom 5-15%)
3.) Ultrasonograpgy (didapatkan brachycephalic, sutura dan fontela terlambat
menutup, tulang ileum dan sayapnya melebar)
4. ) Echocardiogram untuk mengetahui ada tidaknya kelainan jantung bawaan
mungkin terdapat ASD atau VSD.
5. ) Pemeriksaan darah (percutaneus umbilical blood sampling) salah satunya adalah
dengan adanya leukemia akut menyebabkan penderita semakin rentan terkena infeksi,
sehingga penderita ini memerlukan monitoring serta pemberian terapi pencegah
infeksi yang adekuat.
6.) Penentuan aspek keturunan
Dapat ditegakkan melalui pemeriksaan cairan amnion atau korion pada kehamilan
minimal 3 bulan, terutama kehamilan diusia diatas 35 tahun keatas
7.) Pemeriksaan dermatoglifik yaitu lapisan kulit biasanya tampak keriput.
7. Diagnose/ criteria diagnosis
1.Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d penumpukan secret
2.Risiko tinggi infeksi b/d hipotonia, peningkatan kerentanan terhadap infeksi pernapasan
3.Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
penurunan status mental/tingkat kesadaran
4. Risiko tinggi cedera b/d hiperekstensibilitas sendi, instabilitas atlantoaksial

8. Terapi/tindakan penanganan
Penatalaksanaan sampai saat ini belum ditemukan metode pengobatan yang
paling efektif untuk mengatasi kelainan ini. Pada tahap perkembangannya penderita
syndrome down juga dapat mengalami kemunduran dari sistim tubuhnya. Dengan
demikian penderita harus mendapatkan support maupun informasi yang cukup serta
kemudahan dalam menggunakan sarana atau fasilitas yang sesuai berkaitan dengan
kemunduran perkembangan baik fisik maupun mentalnya. Hal yang dapat dilakukan
antara lain :
1. Penanganan Secara Medis
a.) Pembedahan
Pembedahan biasanya dilakukan pada penderita untuk mengoreksi adanya defek pada
jantung, mengingat sebagian besar penderita lebih cepat meninggal dunia akibat
adanya kelainan pada jantung tersebut.
b. ) Pemeriksaan Dini
Pendengaran
Biasanya terdapat gangguan pada pendengaran sejak awal kelahiran, sehingga
dilakukan pemeriksaan secara dini sejak awal kehidupannya.
Penglihatan
Sering terjadi gangguan mata, sehingga perlu dilakukan pemeriksaan secara rutin oleh
dokter ahli mata
c.) Pemeriksaan Nutrisi
Pada perkembangannya anak dengan sindrom down akan mengalami gangguan
pertumbuhan baik itu kekurangan gizi pada masa bayi dan prasekolah ataupun
kegemukan pada masa sekolah dan dewasa, sehingga perlu adanya kerjasama dengan
ahli gizi.
d. ) Pemeriksaan Radiologis
Diperlukan pemeriksaan radiologis untuk memeriksa keadaan tulang yan dianggap
sangat mengganggu atau mengancam jiwa (spina servikalis)
2. Pendidikan
a. )Pendidikan khusus
Program khusus untuk menangani anak dengan sindrom down adalah membuat desain
bangunan dengan menerapkan konsep rangsangan untuk tempat pendidikan anak-anak
down's syndrome. Ada tiga jenis rangsangan, yakni fisik, akademis dan sosial.Ketiga
rangsangan itu harus disediakan di dalam ruangan maupun di luar ruangan. Hal ini
diharapkan anak akan mampu melihat dunia sebagai sesuatu yang menarik untuk
mengembangkan diri dan bekerja.
b.) Taman bermain atau taman kanak kanak
Rangsangan secara motorik diberikan melalui pengadaan ruang berkumpul dan
bermain bersama (outdoor) seperti :
Cooperative Plaza untuk mengikis perilaku pemalu dan penyendiri.
Mini Zoo dan Gardening Plaza adalah tempat bagi anak untuk bermain bersama
hewan dan tanaman
c.) Intervensi dini.
Pada akhir akhir ini terdapat sejumlah program intervensi dini yang dipakai sebagai
pedoman bagi orang tua untuk memberikan lingkungan bagi anak dengan sindrom
down.Akan mendapatkan manfaat dari stimulasi sensori dini, latihan khusus untuk
motorik halus dan kasar dan petunjuk agar anak mau berbahasa. Dengan demikian
diharapkan anak akan mampu menolong diri sendiri, seperti belajar makan, pola
eliminasi, mandi dan yang lainnya yang dapat membentuk perkembangan fisik dan
mental.
3. Penyuluhan terhadap orang tua
Diharapkan penjelasan pertama kepada orang tua singkat, karena kita memandang
bahwa perasaan orang tua sangat beragam dan kerena kebanyakan orang tua tidak
menerima diagnosa itu sementara waktu, hal ini perlu disadari bahwa orang tua
sedang mengalami kekecewaan. Setelah orang tua merasa bahwa dirinya siap
menerima keadaan anaknya, maka penyuluhan yang diberikan selanjutnya adalah
bahwa anak dengan sindrom down itu juga memiliki hak yang sama dengan anak
normal lainnya yaitu kasih sayang dan pengasuhan.
Pada pertemuan selanjutnya penyuluhan yang diberikan antra lain : Apa itu sindrom
down, karakteristik fisik dan antisipasi masalah tumbuh kembang anak. Orang tua
juga harus diberi tahu tentang fungsi motorik, perkembangan mental dan
bahasa.Demikian juga penjelasan tentang kromosom dengan istilah yang sederhana,
informasi tentang resiko kehamilan berikutnya.
9. Komplikasi
1) Defek kongenital jantung / organ lain kerap kali terjadi berkaitan dgn sindrom
Down.
2) Risiko leukimia di masa kanak-kanak bisa berkembang/berubah naik pada anak
pengidap sindrom Down. Hal ini berkaitan dgn pengamatan bahwa sebagian wujud
leukimia bisa berhubungan dgn defek pada kromosom 21. Pengidap sindrom Down
juga biasanya menderita penyakit Alzeimer selama empat / lima dekade
kehidupannya. Hal ini berkaitan dgn hasil pengamatan bahwa penyakit Alzeimer bisa
muncul sebagian karena defek pada kromosom 21 (Corwin, 2009).

B.Konsep Dasar Asuhan Keperawatan


1.Pengkajian
Anamnesa
I. IDENTITAS
A. Anak
1. Nama :
2. Anak yang ke :
3. Tanggal lahir/umur:
4. Jenis kelamin :
5. Agama :
Orang tua
1. Ayah
a. Nama :
b. Umur :
c. Pekerjaan :
d. Pendidikan :
e. Agama :
F. Alamat :
2. Ibu
a. Nama :
b. Umur :
c. Pekerjaan :
d. Pendidikan :
e. Agama :
f. Alamat :
II. Keluhan utama

Anak masuk rumah sakit biasanya dengan keluhan pertumbuhan dan perkembangan
anaknya tidak seperti anak normal lainnya, terjadi pengecilan kepala, anak mengalami
gangguan pendengaran dan bicara.

III. Riwayat Kesehatan Sekarang

Pada anak yang menderita down syndrom biasanya ditanyakan pada orang tua
tentang kapan timbulnya pertumbuhan dan perkembangan anaknya tidak seperti anak
normal lainnya, terjadi pengecilan kepala, anak mengalami pendengaran dan bicara.
Riwayat Kesehatan Dahulu

Anak sudah pernah mendapatkan imunisasi dan vaksinasi lengkap

IV. Riwayat Imunisasi


Imunisasi apa saja yang sudah didapatkan misalnya BCG, POLIO I,II, III;
DPT I, II, III; dan campak.
V. Riwayat Nutrisi
Kebutuhan kalori 4-6 tahun yaitu 90 kalori/kg/hari.Pembatasan kalori
untuk umur 1-6 tahun 900-1300 kalori/hari.Untuk pertambahan berat badan ideal
menggunakan rumus 8 + 2n.

VI. Pemeriksaan fisik


Keadaan umum meliputi : tanda-tanda vital, perubahan fisik/perilaku klien,
tingkat kesadaran dan BB sebelum dan sesudah sakit
Pemeriksaan fisik Meliputi pengkajian pada bagian kulit, kepala (rambut, kulit
kepala, tulang tengkorak, dan muka/wajah), mata (sclera, pupil, kornea, konjungtiva ),
telinga (bentuk, ukuran, lubang telinga dan ketajaman pendengaran), hidung (mukosa,
sinus, dan bentuk hidung), mulut dan tenggorokan (bibir, lidah, mukosa mulut, gigi),
leher (kelenjar tiroid, trakea, vena jugularis dan nodus limfe), dada (bentuk dada,
frekuensi pernapasan, ekspansi paru, dan bunyi napas), payudara (bentuk, ukuran,
nyeri tekan/ada benjolan), jantung (iktus kordis, bunyi jantung), abdomen (bising
usus, nyeri tekan), dan ektremitas (tonus otot dan ROM).
Obsevasi adanya manifestasi sindrom down:
1.Karakteristik fisik ( paling sering dilihat)
- Tengkorak bulat kecil dengan oksiput datar
- Lipatan epikantus bagian dalam dan fisura palpebraserong (mata miring
keatas, ke luar)
- Hidung kecil dengan batang hidung tertekan ke bawah (hidung sadel)
- Lidah menjulur kadang berfisura
- Mandibula hipoplastik (membuat lidah tampak besar)
- Palatum berlengkung tinggi
- Leher pendek tebal
- Muskulatur hipotonik (abdomen buncit, hernia umbilikus)
- Sendi hiperfleksibel dan lemas
- Garis simian (puncak transversal pada sisi telapak tangan)
- Tangan dan kaki lebar, pendek dan tumpul
2.Intelegensia
-Bervariasi dan retardasi hebat sampai intelegensia normal rendah
-Umumnya dalam rentang ringan sampai sedang
-Kelambatan bahasa lebih berat daripada kelambatan kognitif
3. Anomaly congenital (peningkatan insiden)
-Penyakit jantung congenital (paling umum)
-Defek lain meliputi:
Agenesis renal, atresia duodenum, penyakit hiscprung, fistula esophagus,
subluksasi pinggul. Ketidakstabilan vertebra servikal pertama dan kedua
(ketidakstabilan atlantoaksial)
4.Masalah Sensori (seringkali berhubungan)
-Kehilangan pendengaran konduktif (sangat umum)
-Strabismus
-Myopia
-Nistagmus
-Katarak
-Konjungtivitis
5.Pertumbuhan dan perkembangan seksual
-Pertumbuhan tinggi badan dan BB menurun, umumnya obesitas
-Perkembangan seksual terhambat, tidak lengkap atau keduanya
-Infertile pada pria, wanita dapat fertile
-Penuaan premature umum terjadi, harapan hidup rendah

2.Diagnosa Keperawatan Yang muncul


1. Keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan
2. Resiko Infeksi
3. Defisiensi pengetahuan ( orang tua) b.d perawatan anak syndrom down
3.Intervensi Keperawatan
N Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional
o
1. Keterlamba NOC: NIC: 1) Untuk
tan Setelah diberikan 1) Kaji faktor mengeta
pertumbuha asuhan keperawatan penyebab hui
n dan selama ...x 24 jam perkembangan perkemb
perkemban dengan kriteria hasil: anak angan
gan 1) Anak 2) Berikan anak
berfungsi perawatan 2) Untuk
optimal yang konsisten memper
sesuai 3) Tingkatkan cepat
dengan komunikasi proses
tingkatannya verbal dan penyem
2) Keluarga stimulasi taktil buhan
dan anak 4) Berikan 3) Agar
mampu reinforcement anak
menggunaka positif atas mampu
n koping hasil yang melatih
terhadap dicapai anak berbicar
tantangan 5) Dorong anak a
karena melakukan 4) Agar
adanya perawatan anak
ketidakmam sendiri mau
puan 6) Ciptakan melakuk
3) Keluarga lingkungan annya
mampu yang aman kembali
mendapatka 5) Untuk
n sumber- melatih
sumber kemandi
sarana rian
komunitas anak
4) Status 6) Agar
nutrisi anak
seimbang terhinda
r dari
bahaya
2. Resiko infeksi NOC: NIC:
Setelah diberikan 1) Bersihkan 1) Agar
asuhan keperawatan lingkungan pasien
...x24 jam diharapkan setelah dipakai tidak
anak mampu mencapai pasien lain tertular
tujuan dengan kriteria 2) Cuci tangan oleh
hasil: setiap sebelum penyakit
1) Klien bebas dari dan sesudah lain
tanda dan gejala melakukan 2) Untuk
infeksi tindakan menceg
2) Menunjukkan keperawatan ah
kemampuan 3) Instruksikan terjadin
untuk mencegah kepada ya
terjadinya infeksi pengunjung infeksi
3) Menunjukkan untuk mencuci nosoko
perilaku hidup tangaan saat mia
sehat. berkunjung dan 3) Untuk
selesai menceg
berkunjung ah
4) Pertahankan terjadin
lingkungan ya
aseptic selama infeksi
pemasangan alat nosoko
mia
4) Untuk
menjaga
ketserila
n alat
dan
kebersia
n pada
pasien
3. Defisiensi pengetahuan NOC: NIC:
(ortu) b.d. prawatan Setelah diberikan 1) Jelaskan 1,2,3,4: agar
anak syndrom down asuhan keperawatan patofisiologi dari orang tua pasien
selama ...x24 jam, penyakit dan memahami
diharapkan asien dan bagaimana hal tentang penyakit
keluarga dapat mini yang diderita
mengerti dengan berhubungan pasien dan
penyakit anaknya dengan anatomi mengetahui
dengan kriteria hasil: dan fisiologi bagaimana
1) Pasien dan dengan cara penyebab dari
keluarga yang tepat penyakit
mengatakan 2) Gambarkan tersebut.
pemahaman tanda dan gejala
tentang yang sering
penyakit, muncul pada
kondisi, penyakit dengan
prognosis dan cara yang tepat
program 3) Ambarkan
pengobatan proses penyakit
2) Pasien dan dengan cara
keluarga yang tepat
mampu 4) Identifikasi
melaksanakan kemungkinan
prosedur yang penyebab
dijelaskan dengan cara
secara benar yang tepat
3) Pasien dan 5) Diskusikan
keluarga pilihan terapi
mampu atau penanganan
menjelaskan 5)agar orang tua
kembali apa pasien dapat
yang mengambil
dijelaskan tindakan dan
perawat atau penanganan
tim kesehatan yang tepat untuk
lainnya anaknya

4.Implementasi Keperawatan
Pada tahap ini untuk melaksanakan intervensi dan aktivitas yang telah
dicatat dalam rencana perawatan pasien. Agar implementasi/pelaksanaan
perencanaan ini dapat tepat waktu dan efektif maka perlu mengidentifikasi
prioritas perawatan, memantau dan mencatat respon pasien terhadap setiap
intervensi yang dilaksanakan serta mendokumentasikan pelaksanaan
perawatan. Pada pelaksanaan keperawatan diprioritaskan pada upaya untuk
mempertahankan jalan nafas, mempermudah pertukaran gas, meningkatkan
masukan nutrisi, mencegah komplikasi, memperlambat memperburuknya
kondisi, memberikan informasi tentang proses penyakit (DoengesMarilynn E,
2000, Remcana Asuhan Keperawatan)
5.Evaluasi keperawatan

Evaluasi merupakan bagian akhir dari proses keperawatan. Evaluasi dilakukan


untuk mengetahui tingkat keberhasilan tindakan yang telah dilakukan.
Disamping itu evaluasi dapat dijadikan sebagai bahan pengkajian untuk proses
berikutnya. Perawat mempunyai tiga alternative dalam menentukan sejauh
mana tujuan tercapai :
a. Berhasil
Prilaku anak sesuai pernyataan tujuan dalam waktu atau tanggal yang
ditetapkan di tujuan.
b. Tercapai sebagian
Anak menunjukkan prilaku tetapi tidak sebaik yang ditentukan dalam
pernyataan tujuan.
c. Belum tercapai
Pasien tidak mampu sama sekali menunjukkan perilaku yang diharapkan
sesuai dengan pernyataan tujuan.

DAFTAR PUSTAKA

1. Wong, Donna L. 2003. Pedoman Klinis Keperawatan Pedriatrik Edisi 4.


Jakara: EGC
2. Behrman (2000), Nelson Ilmu Kesehatan Anak, EGC, Jakarta
3. Doengoes (2000), Rencana asuhan keperawatan pedoman untuk
perencanaan dan pendokumentasian perawatan pasien, EGC, Jakarta
4. Supatini, Yupi (2004), Buku Ajar Konsep Dasar Keperawatan Anak,
EGC, Jakarta
5. Soetjiningsih, (2000),Tumbuh Kembang Anak , EGC, Jakarta

PEDOMAN PENGUMPULAN DATA ANAK DAN ASKEP


(SEHAT MAUPUN SAKIT)

VII. IDENTITAS
B. Anak
6. Nama : Ns. SA
7. Anak yang ke :1
8. Tanggal lahir/umur: 14 Februari 2012 / 4 thn
9. Jenis kelamin : Perempuan
10. Agama : Hindu
C. Orang tua
3. Ayah
f. Nama : Tn. AB (kandung)
g. Umur : 29 th
h. Pekerjaan : Swasta
i. Pendidikan : SMA
j. Agama : Hindu
k. Alamat : Jln.Pulau Moyo 5, Denpasar
4. Ibu
g. Nama : Ny.SU (kandung)
h. Umur : 25 th
i. Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
j. Pendidikan : SMA
k. Agama : Hindu
l. Alamat : Jln.Pulau Moyo 5, Denpasar

VIII. GENOGRAM ( dibuat apabila ada hubungan dengan kasus yang dibuat )
IX. ALASAN DIRAWAT
a) Keluhan Utama :
Keluarga pasien mengatakan bahwa pasien pertumbuhan dan perkembangan
anaknya tidak seperti anak normal lainnya, terjadi pengecilan kepala, anak
mengalami gangguan pendengaran dan bicara.

b) Riwayat Penyakit :
Keluarga pasien mengatakan pasien saat bayi usia 1th pernah mengalami
kejang.

X. RIWAYAT ANAK (0 6 TAHUN), tergantung penyakit


A. Perawatan dalam masa kandungan :
Dilakukan pemeriksaan kehamilan pada umur 1-6 bulan setiap sebulan sekali,
pada umur 7 dan 8 bulan setiap 2x dalam sebulan, dan pada umur 9 bulan
setiap seminggu sekali
Tempat di klinik bersalin
Kesan pemeriksaan tentang kehamilan tampak baik-baik saja.
Ibu pasien mengatakan kurang mengetahui obat-obat yang telah diminum
selama kehamilan.
Selama kehamilan ibu pasien mengatakan pernah mendapatkan imunisasi,
namun tidak tahu imunisasi apa yang diberikan
Pemeriksaan lain seperti USG hanya dilakukan sekali saat usia kehamilan 5
bulan
Ibu pasien mengatakan tidak pernah menderita sakit apapun
Keluarga pasien mengatakan tidak terdapat penyakit dalam keluarga.

B. Perawatan pada waktu kelahiran :


Umur kehamilan 9 bulan dilahirkan di klinik bersalin
Ditolong oleh bidan
Berlangsungnya kelahiran susah dengan tindakan obat perangsang
Lamanya proses persalinan 7 jam
Keadaan bayi setelah lahir tidak menangis
BB lahir 1,5kg PBL 30cm LK 30cm LD 28cm
XI. KEBUTUHAN BIO-PSIKO-SOSIAL-SPIRITUAL DALAM KEHIDUPAN
SEHARI-HARI
A. Bernafas
1. Kesulitan bernafas : Tidak ada
2. Kesulitan dirasakan : tidak ada
3. Keluhan yang dirasa : tidak ada
4. Suara nafas : Vesikular

B. Makan dan minum


Bayi
ASI/PASI : Asi eksklusif selama 1 th
Makanan pendamping ASI : biscuit milna, bubur tim saring
Makanan cair diberi umur 6 bulan
Bubur susu diberi umur 8 bulan
Nasi tim saring diberi umur 10 bulan
Nasi tim diberi umur 1th
Makanan tambahan sup diberi umur 1,5 th
Pola makan 3 kali dalam sehari selang-seling ASI

Anak-anak
Keadaan sebelum sakit nafsu makan pasien 3x sehari, jenis makanan pokok
nasi, jenis lauk ayam, tempe, tahu dan telur, jenis sayuran bayam, kangkung,
wortel dan sayur hijau, tidak ada makanan pantang, jenis makanan selingan
biscuit.
Keaadan saat sakit nafsu makan pasien biasa 1x sehari, jenis makanan pokok
nasi, jenis lauk ayam, jenis sayuran bayam, kangkung, wortel dan sayur hijau,
tidak ada makanan pantang, jenis makanan selingan biscuit.

C. Eliminasi (BAB/BAK)
Biasa memberitahu dan BAB/BAK dibantu oleh ayah atau ibu , tempat
BAB/BAK di toilet dengan frekuensi
BAK: 1x setiap 3jam, warna kuning kecoklatan, tidak ada kelainan.
BAB:1x setiap 3hari warna kuning , bau dipengaruhi oleh makanan yang
dimakan dan flora bakteri yang dimiliki, konsistensi lunak, tidak ada kelainan.

D. Aktifitas
Pasien suka bermain namun tidak semua jenis permainan. Dirumah pasien
memiliki permainan boneka dan alat masak-masakan. Pasien sering bermain
dirumahnya saja.

E. Rekreasi
Pasien jarang melakukan rekreasi karena sifat pasien yang tidak normal seperti
anak normal lainnya sehingga orang tua tidak melakukan rekreasi.

F. Istirahat dan tidur


Kebiasaan istirahat.
Kebiasaan tidur: Pasien tidak mencuci kaki sebelum tidur, kencing sebelum
tidur, tidak mengompol, tidak mengorok, tidak mengigau, jarang terjaga ketika
tidur, tidak ada kebiasaan tidur lainnya, tidur malam mulai jam 21.00 WITA,
bangun pagi jam 07.00 WITA, tidur ditemani oleh orang tua. Dan tidak biasa
tidur siang.

G. Kebersihan diri
Mandi :
Pasien mandi di bantu oleh orang tuanya di kamar mandi dengan memakai
sabun dikeringkan dengan handuk.
Menggosok gigi sendiri dengan menggunakan pasta gigi waktu menggosok
gigi selama 2-3 menit.

H. Pengaturan suhu tubuh


Suhu tubuh pasien 36, 5 C.

I. Rasa nyaman
Orang tua pasien mengatakan anaknya sering gelisah namun tidak dapat
mengungkapkannya
J. Rasa aman
Orang tua pasien mengatakan pasien kurang aman akibat prilaku yang tidak
terkontrol.

K. Belajar (anak dan orang tua)


Orang tua pasien mengatakan bahwa belum mengetahui tentang makanan
yang baik bagi anaknya, penyebab penyakit yang diderita oleh pasien,
kesehatan lingkungannya, personal hygiene, tumbuh kembang anaknya yang
lambat, dan pendidikan.

L. Prestasi
Keluarga pasien mengatakan pasien tidak pernah mendapatkan prestasi apapun
akibat pasien mengalami gangguan pendengaran dan bicara dan pasien
mengalami pertumbuhan dan perkembangan tidak seperti anak normal
lainnya. Sehingga orang tuanya memutuskan untuk tidak menyekolahkan
anaknya.

M. Hubungan sosial anak


Keluarga pasien mengatakan bahwa pasien tidak dapat berkomunikasi dengan
baik. Pasien hanya dekat dengan orang tuanya yang mengerti dengan
keinginannya.

N. Melaksanakan ibadah
Keluarga pasien mengatakan pasien melaksanakan ibadah 1 kali sehari dan
dibantu oleh orang tuanya

XII. PENGAWASAN KESEHATAN


Bila sehat pasien tetap diawasi. Saat sakit keluarga pasien minta pertolongan kepada
dokter.
Kunjungan ke Posyandu dilakukan setiap pasien mendapatkan jadwal imunisasi
Pengawasan anak dirumah sangat ketat dilakukan oleh orang tuanya.

Imunisasi ( 1 5 tahun)
Imunisasi Umur Tgl diberikan Reaksi Tempat
Imunisasi
BOG 1bulan 25 Maret 2011 Puskesmas
DPT I, II, III 2bulan 25 April 2011 Puskesmas
3bulan 25 Mei 2011 Puskesmas
4bulan 25 Juni 2011 Puskesmas
HB I, II, III 2bulan 25 April 2011 Puskesmas
3bulan 25 Mei 2011 Puskesmas
4bulan 25 Juni 2011 Puskesmas
CAMPAK 24bulan 25 Februari Puskesmas
2013
Tambahan / Tidak -
anjuran ada -

XIII. PENYAKIT YANG PERNAH DIDERITA


No Jenis Akut/Kronis Umur saat Lamanya Pertolongan
Penyakit /Menular/tidak sakit
1. Demam Akut 1 thn 1 Dibawa ke
tinggi + minggu rumah sakit.
kejang

XIV. KESEHATAN LINGKUNGAN


Ibu pasien mengatakan kondisi lingkungan tempat tingganya cukup bersih dengan
udara yang sejuk dan terhindar dari polusi udara.

XV. PERKEMBANGAN ANAK (0 6 tahun)


(Motorik kasar, motorik halus, bahasa, personal sosial)
Motorik kasar :

XVI. PEMERIKSAAN FISIK


A. Kesan umum : Kebersihan baik, pergerakan lambat, postur/bentuk tubuh kurus
tegap.
B. Warna kulit : Sawo matang dan tidak terdapat kelainan.
C. Suara waktu menangis : Keras
D. Tonus otot : lemah
E. Turgor kulit : Normal
F. Udema : Tidak ada

G. Kepala
Mikrosepalus, penyebaran rambut tidak merata dan kulit kepala tampak bersih

H. Mata
Lesi pada iris mata (bintik Brushfield), matanya sipit ke atas dan kelopak mata
berlipat-lipat (lipatan epikantus) serta jarak pupil yang lebar. Bentuk bola mata
juling, pergerakannya tidak normal.

I. Hidung
Bentuk hidung datar, Tidak ada secret, tidak ada pergerakkan cuping hidung,
ada suara saat bernafas, jembatan/pungggung hidung mendatar.

J. Telinga
Kebersihan cukup, tidak ada terpasang alat pendengaran, terjadi gangguan
pendengaran.

K. Mulut
Kebersihan daerah sekitar mulut cukup, keadaan selaput lendir lembab,
keadaan tenggorokan baik, lidahnya menonjol, tebal dan kerap terjulur serta
mulut yang selalu terbuka . Keadaan gigi tidak berlubang, terdapat karang
gigi, kebersihan gigi cukup, gusi normal dan tidak terdapat kerusakan lainnya.

L. Leher:
Leher Pendek dan tebal

M. Thoraks:
Bentuk dada simetris, irama pernafasan, tidak ada tarikan otot bantu
pernafasan, adanya suara nafas Vesikuler.
N. Jantung :
Bunyi jantung normal, tidak terjadi pembesaran pada jantung

O. Persarafan :
Reflek fisiologis normal, reflek patologis normal

P. Abdomen :
Bentuk simetris, tidak terdapat pembesaran organ, tidak teraba skibala,
tidak terdapat nyeri pada perabaan, tidak terdapat disentensi, tidak ada
hernia

Q. Ekstremitas :
Tangannya pendek dan lebar dengan jari-jari tangan yang pendek dan
seringkali hanya memiliki satu garis tangan pada telapak tangannya. Tapak tangan
ada hanya satu lipatan . Jarak ibu jari kaki dengan jari kedua lebar . Jari
kelingking hanya terdiri dari dua buku dan melengkung ke dalam (Plantar Crease).

R. Alat kelamin :
Tidak terdapat lesi, tidak terdapat pembengkakan.

S. Anus :
Tidak terdapat pelebaran pada vena/hemoroid

T. Antropometri (ukuran pertumbuhan)


1. BB = 15 kg
2. TB = 80 cm
3. Lingkar kepala = 22 cm
4. Lingkar dada = 20 cm
5. Lingkar lengan = 12 cm

U. Gejala kardinal :
1. Suhu = 36,5 oC
2. Nadi = 95 x/menit
3. Pernafasan = 30 x/menit

XVII. PEMERIKSAAN PENUNJANG


1.) Pemeriksaan fisik penderita
2.) Pemeriksaan kromosom
3.) Ultrasonograpgy
4. ) Echocardiogram.
5. ) Pemeriksaan darah (percutaneus umbilical blood sampling) salah satunya adalah
dengan adanya leukemia akut menyebabkan penderita semakin rentan terkena infeksi,
sehingga penderita ini memerlukan monitoring serta pemberian terapi pencegah
infeksi yang adekuat.
6.) Penentuan aspek keturunan
7.) Pemeriksaan dermatoglifik

XVIII. HASIL OBSERVASI


1. Interaksi anak dengan orang tua
2. Bentuk/arah komunikasi
3. Ambivalensi/kontradiksi Prilaku
4. Rasa aman anak

ANALISA DATA
TGL/JAM DATA FOKUS INTERPRETASI/ MASALAH
PENYEBAB
17 Februari 2016 DS: Adanya kelainan Keterlambatan
pukul 14.00 wita Keluarga pasien mengatakan gen dan kromosom pertumbuhan dan
perkembangan dan dari salah satu perkembangan
pertumbuhan anaknya lambat orang tuanya
dan tidak seperti anak normal
lainnya.

DO:
Anak terlihat lemah, perilaku
anak sifatnya tidak terkontrol,
susah diajak berkomunikasi
17 Februari 2016 DS: Kurangnya Defisiensi
pukul : 14.30 Keluarga pasien mengatakan Pengetahuan pengetahuan (
wita belum memahami penyakit orang tua ) b.d
dan penyebab yang di derita perawtan anak
oleh anaknya down syndrom

DO:
Keluarga pasien terlihat
kurang memahami mengenai
penyakit anaknya dan belum
mengetahui tindakan apa yg
harus dia lakukan.

XIV. DIAGNOSA KEPERAWATAN BERDASARKAN PRIORITAS


No Tanggal Diagnosa Keperawatan Tanggal TTD
muncul teratasi
1. 17 Februari Keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan
2016 pukul b.d. Efek ketubadayaan fisik
13.00 wita
2. 17 Februari Defisiensi pengetahuan ( orang tua ) b.d
2016 pukul perawatan anak syndrom down
13.30 wita

XV. RENCANA KEPERAWATAN


RENCANA TINDAKAN
Tujuan &
Diagnosa Nama/
No. Tgl. Kriteria Intervensi Rasional
Keperawatan Ttd
Hasil
1 17 Keterlambata Setelah 1) Kaji faktor 1)Untuk
Febru n diberikan penyebab mengetahui
ari pertumbuhan asuhan perkembanga perkembang
2016 dan keperawat n anak an anak
pukul perkembanga an selama 2) Berikan 2) Untuk
15.00 n b.d. Efek 124 jam, perawatan memperce
wita ketubadayaan di Anak yang pat proses
fisik berfungsi konsisten penyembu
optimal 3) Tingkatkan han
sesuai komunikasi 3) Agar anak
dengan verbal dan mampu
tingkatan stimulasi melatih
nya taktil berbicara
dengan 4) Berikan 4) Agar anak
kriteria reinforcemen mau
hasil : t positif atas melakuka
1) Keluarga hasil yang nnya
dan anak dicapai anak kembali
mampu 5) Dorong anak 5) Untuk
menggun melakukan melatih
akan perawatan kemandiri
koping sendiri an anak
terhadap 6)Ciptakan agar anak
tantangan lingkungan terhindar
karena yang aman dari
adanya bahaya
ketidakm
ampuan
2) Keluarga
mampu
mendapatk
an sumber-
sumber
sarana
komunitas
3) Status
nutrisi
seimbang

2 Gangguan Setelah 1. Kaji Agar


pertumbuhan diberikan kemajuan keluarga
dan asuhan perkembanga mengetahui
perkembangan keperawatan n anak seberapa
berhubungan selama x60 dengan kekurangan
dengan menit, interval dari
kelainan diharapkan regular, buat anaknya
fungsi keluarga catatan yang dan dapat
kognitif. mengetahui terperinci memberikan
tentang untuk perawatan
pertumbuhan membedakan yang sesuai
dan perubahan kebutuhan
perkembanga fungsi samar
n anak sehingga
retardasi rencana
mental usia 6 perawatan
tahun dapat
diperbaiki
sesuai Agar anak
kebutuhan. tersebut
dapat
2. Kuatkan berkembang
aktivitas diri secara
untuk normal
menfasilitasi sesuai
perkembanga dengan
n yang usianya
optimal.

3 Gangguan Setelah 1. Bantu Agar


penyesuaian diberikan keluarga keluarga
diri asuhan menyusun dapat ikut
berhubungan keperawatan tujuan yang serta dalam
dengan selama 1x60 realitas untuk mendukung
mempunyai menit, anak, untuk perkembang
anak yang diharapkan mendorong an anaknya
menderita keluarga keberhasilan dan
retardasi dapat pencapaian membantu
mental mengajarkan sasaran dan anaknya
anaknya harga diri. dalam
untuk beradaptasi
menyesuaika dengan
n diri dengan 2. Dorong lingkungan
lingkungan keluarga
sekitar sesuai untuk Dapat
dengan pada mencari tahu membantu
anak program perkembang
retardasi khusus an anaknya
mental usia 6 perawatan dalam
tahun. sehari dan belajar
kelas-kelas mengenali
pendidikan dirinya
segera. sendiri dan
belajar
menyesuaik
an diri serta
mulai
belajar bisa
merawat
dirinya
sendiri
sesuai usia
3. Tekankan dan pada
pada keluarga anak
bahwa anak retardasi
mempunyai mental
kebutuhan
yang sama Agar
dengan anak keluarga
lain. tersebut
tidak
membedaka
n kebutuhan
anaknya
yang
retardasi
mental serta
anak juga
tidak
memiliki
rasa harga
diri rendah
dan
merasakan
sama
dengan
temannya
sebaya di
dalam
lingkungann
ya

CATATAN PERKEMBANGAN

Nomor Nama/
No Tanggal Jam Implementasi Evaluasi
Diagnosa Ttd
1 1. Memberikan HE Keluarga
pada keluarga Kooperatif dan
tentang kondisi mulai paham
anaknya dan cara tentang kondisi
perawatan pada anaknya serta
anak retardasi perawatan anaknya
mental di masa yang akan
datang
2 2. Mengajak pasien Pasien Kooperatif
bermain untuk
melatih aktivitas
diri dalam proses
perkembangannya

3. Membantu Keluarga dan


keluarga dalam Pasien Kooperatif
menyusun
kegiatan untuk
mendorong
keberhasilan
pencapaian dalam
beradaptasi
dengan
lingkungannya
3 2. Memberikan HE Keluarga
pada keluarga Kooperatif dan
dalam membuat keluarga sudah
catatan membuat rencana
perkembangan yang akan
dan rencana diberikan kepada
perawatan yang anaknya
sesuai kebutuhan
3. pada anak
retardasi mental.
Keluarga
Memberikan HE Kooperatif dan
pada keluarga mulai paham
tentang tentang pentingnya
pentingnya beradapdasi dan
beradaptasi rekreasi bagi
dengan anaknya.
lingkungan dan
anjurkan keluarga
untuk
3. mencaritahu
program khusus
pendidikan pada
anak retaldasi
mental usia 6 Keluarga
tahun kooperatif dan
keluarga mengaku
Memberikan HE mengerti dengan
pada keluarga hal tersebut.
bahwa anaknya
mempunyai
kebutuhan yang
sama degan anak
lainnya

Anda mungkin juga menyukai