Anda di halaman 1dari 15

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Puji syukur kami panjatkan kepada Alloh swt yang telah memberi kami rahmat dan
karunia-Nya sehingga Kami mampu menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta
salam semoga terlimpah kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW beserta keluarga,
sahabat, tabiin, dan segenap umatnya hingga akhir zaman.

Tak lupa pula kami ucapkan terima kasih kepada Ibu Putu Rika Veryanti, S.Farm-klin,
Apt. atas bimbingan dalam penyusunan makalah ini. Makalah yang kami susun ini berjudul
Terapi Kanker Serviks . Makalah ini kami susun dalam rangka memenuhi tugas kelompok
mata kuliah Farmakoterapi. Dalam makalah ini kami menguraikan pembahasan mengenai
Terapi Kanker Serviks.

Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari sempuna. Maka dari
itu, kritik dan saran anda sangat kami nantikan. Terima kasih atas segala partisipasi semua
pihak yang mendukung tersusunnya makalah ini. Atas segala kekurangan dan kesalahannya
kami mohon maaf.

Wassalamualaikum Wr.wb

Jakarta Kamis 28 September 2017

Tim Penyusun
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ......................................................................................................... i


Daftar isi...................................................................................................................ii
I. Pendahuluan ...................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................................ 1

1.2 Proses Pertumbuhan Kanker ....................................................................... 2

1.3 Tujuan ......................................................................................................... 2

II. Pembahasan ...................................................................................................... 3

2.1 Kanker Serviks ............................................................................................ 3

2.2 Faktor-Faktor Resiko Kanker ..................................................................... 4

2.3 Gejala Umum Kanker ................................................................................. 6

2.4 Deteksi ........................................................................................................ 7

2.5 Terapi kanker serviks .................................................................................. 8

III. Penutup ........................................................................................................... 10

3.1 Pembahasan................................................................................................11

3.2 Kesimpulan ............................................................................................... 12

IV. Daftar Pustaka ................................................................................................. 13


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kanker merupakan penyakit mematikan kedua didunia setelah penyakit jantung.

Peningkatan jumlah pasien kanker di dunia sebanyak 6,25 jt setiap tahunnya. Bahkan data

dunia menyatakan bahwa sebanyak 11 12 juta orang saat ini merupakan pengidap

berbagai jenis kanker. Terjadinya kanker disebabkan oleh sel abnormal jaringan tubuh

yang tumbuh dan berkembangdengan cepat dan tak terkendali. Sel abnormal akan

menyusup ke jaringan disekitarnya dan terus menyebar melalui jaringan ikat dan darah

serta menyerang organ organ penting dan sel saraf tulang belakang. Saat sel abnormal

tersebut menumpuk mendesak serta jaringan organ yang ditempatinya barulah proses ini

disebut tumor ganas atau kanker (Harsal dan Rachman, 2016).

Penyebab penyakit kanker bukanlah faktor tunggal. Kanker disebabkan oleh berbagai

macam faktor, dapat berupa faktor eksternal, faktor internal da sering gabungan

keduanya. Faktor eksternal dapat berupa radiasi, radikal bebas, sinar ultraviolet, vrs,

inveksi, rokok atau bahan kimia dari makanan seperti bahan pengawet dan pewarna

sintetik. Saementara itu faktor internalnya dapat berupa faktor genetic atau bawaan, faktor

hormonal, faktor kejiwaan atau emosional, pola hidup dan kekebalan tubuh (Wulandari,

2016).
1.2 Proses Pertumbuhan Kanker

Semuan kanker berawal dari sel, bagaimana dasar tubuh dari sebuah kehidupan. Badan

manusia terdir idari berbagai tipe sel, sel itu tumbuh dan membelah dalam kondisi

terkendali untuk memproduksi lebih banyak sel karena mereka dibutuh kan untuk

menjaga agar tubuh tetap sehat. Saat sel menua atau rusak mereka akan mati dan

digantikan oleh sel baru. Tetapi kadangkala, proses yang sedemikian teratur itu terganggu

material genetic (DNA) dari sebuah sel dapat rusak atau berubah, menghasilkan mutasi

yang mempengaruhi perubahan dan pembelahan sel normal. Saat hal ini terjadi, sel

tersebut tidak lah mati padasaatnya mereka mati dan sel barupun tercipta saat tubuh tidak

memerlukanya. Selekstra ini kemudian membentuk sebuah benjolan atau massa yang

disebut tumor.

Tidak semua tumor memiliki sifat kanker, tumor biSA jinak atau ganas, tumor jinak tidak

bersifatkan ke rsel-sel pada tumor jinak tidak menyebar keanggota tubuh lainnya

sedangkan tumor ganas adalah kanker yang memiliki sifat bias tumbuh ketempat lain. Sel

dalam tumor seperti ini dapat menyerang jaringan sekitar dan menyebar keseluruh tubuh.

Penyebaran kanker dari satu anggota tubuh kebagian tubuh lainnya disebut metastasis

(HarsaldanRachaman, 2016).

1.3 Tujuan

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini sebagai berikut :

1. Mengetahui definisi dari kanker

2. Mengetahui penyebab munculnya kanker serviks.

3. mengetahui proses tahapan terapi kanker serviks.


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Kanker Serviks

Kanker serviks merupakan penyakit genekologik yang memiliki tingkat keganasan

yang cukup tinggi dan menjadi penyebab kematian utama akibat kanker pada wanita

di negara-negara berkembang. Kanker serviks merupakan keganasan yang terjadi

pada leher Rahim dan disebabkan oleh infeksi Human Papilloma Virus (HPV). Pada

penyakit kanker serviks menunjukan sel-sel abnormal yang terbentuk oleh sel-sel

jaringan yang tumbuh terus menerus dan tidak terbatas pada pagian leher rahim

(Fitriana dan Ambarani, 2012).

HPV ini ditularkan melalui hubungan seksual dan fungsinnya terjadi pada 17% wanita

yg telah berhubungan seksual. Karena serviks yang diderita individu berkaitan dengan

prilaku seksual dan reproduksi, seperti berhubungan sekdual berganti-ganti pasangan

dalam berhubungan seksual, infeksi beberapa jenis virus, merokok, serta tingkat

kebersikan serta higienis sehari-hari individu terutama kebersihan organ genital. Di

Indonesia terdeteksi setiap jam wanita Indonesia meninggal dunia karena kanker

serviks. Kanker serviks cendrung terjadi pada usia pertengahan. Di Indonesia kanker

servis=ks merupakan jenis kanker yang paling banyak menyerang wanita usia

produktif pada usia 30-50 tahun perempuan yang sudah kontak seksual akan beresiko

tinggi terkena kanker serviks (Fitriana dan Ambarani, 2012).


Gejala-gejala yang ditiumbulkan akibat kanker serviks yaitu munculnya rasa sakit saat

berhubungan seksual, pendarahan pasca senggama, keputihan berlebihan, pendarahan

spontan vagina yang abnormal diluar siklus menstruasi, penurunan berat badan

drastis, nyeri atau kesulitan saat berkemih, nyeri perut bagian bawah atau kram

panggul. Pengobatan yang dilakukan penderita kanker serviks pun juga memberikan

dampak fisik secara langsung bagi penderita yakni mudah lelah, perubahan warna

kulit, maupun penurunan berat badan secara drastis. Pada penderita kenker serviks

yang menjali pengobatan dengan radioterapi akan menunjukan efek samping yang

cukup besar seperti semakin buruknya kemampuan fungsi seksual, lebih mudah

mengalami gangguan somatisasi serta timbulnya gangguan psikososial. Kondisi

psikologis yang terjadi pada penderita kenker serviks yang menjalani pengobatan

radioterapi yaitu munculnya perasaan takut, tidak berdaya, rendah diri, sedih dan

mudah mengalami kecemasan maupun depresi (Fitriana dan Ambarani, 2012).

2.2 Faktor-Faktor Resiko Kanker

1. Faktor Internal

a. Usia

Pertambahan usia menjadi faktor resiko yang paling penting bagi penderita

kanker. Menurut data statistik terbaru dari National Cancer Institutes

Survell Lance usia yang paling beresiko terkena kanker adalah 65 tahun,

factor resiko ini pu berbeda-beda antara jenis kanker satu dengan yang

lainnya.

b. Gen/Keturunan

Sebagian besar jenis kanker juga berkembang sebagian akibat gen garis

keturunan yang sama, yakni dari orangtua ke anaknya.


2. Faktor Eksternal

a) Gaya Hidup

Faktor gaya hidup yang dapat meningkatkan resiko terjadinya kanker

antara lain asupan makanan, alkohol, merokok, serta pola diet yang salah.

b) Makanan

Banyaknya asupan makana yang tidak sehat, yakni yang mengandung

kalori dan lemak tinggi, seperti konsumsi daging merah berlebih yang

tidak dioleh dengan baik (hingga matang) menjadi faktor resiko yang

cukup tinggi bagi seseorang untuk bias terkena usus besar.

c) Merokok

Mengkonsumsi tembakau atau merokok menjadi faktor resiko tertinggi

pada kanker. Tidak hanya perokok aktif, perokok pasif pun dapat terkena

kanker bila terpapar asap rokok pada intensitas dan frekuensi yang sangat

tinggi,

d) Obesitas

Orang yang mengalami obesitas, termasuk didalanya yang kurang atau

tidak berolahraga ataupun tidak melakukan diet yang sehat, juga

berkontribusi meningkatkan kanker.

e) Alkohol

Konsumsi alkohol dalam jumlah dan frekuensi yang tinggi menjadi salah

satu gaya hidup tidak sehat yang dapat meningkatkan resiko terjadinya

kanker, yaitu kanker mulut, kanker laring, kanken liver dan kanker

payudara.
2.3 Gejala Umum Kanker

Gejala penyakit kanker tegantung kepada asal organ yang dikenalnya atau bias juga

daerah tempat penyebrangan, dan sebagian kecil malah tidak mempunyai gejala yang

khas, berikut adalah gejala-gejala kanker secara umum (Harsal dan Rachman, 2016)

1) Batuk dan Suara Serak, Sakit di Area Dada sampaiterasa Sesak Napas

Waspadalah jika mengalami batuk yang terus menerus sampai tiga minggu lebih.

Priksakan segera ke dokter karena ada kemungkinan ini merupakan gejala kanker

paru atau kanker laring.

2) Terdapat Benjolan

Pada payudara atau bagian tubuh lainnya jika menemukan benjolan ataupun

penebalan pada kulit dibagian tubuh tertentu seperti payudara, getah bening,

testikel, dan benjolan tersebut tidak terasa sakit sebaiknya segera komsultasi ke

dokter, sebab bias jadi itu merupakan pertanda awal kanker.

3) Perubahan Prilaku Kebiasaan pada Buang Air Besar atau Fungsi Kandung

Kemih

Susah buang air besar, diare, atau perubahan ukuran tinja dapat mengindikasikan

terkena kanker usus besar. Rasa sakit pada saat buang air kecil, terdapat darah

dalam urin tau perubahan fungsi kandung kemih. Setiap perubahan dalam fungsi

kandung kemih atau buang air besar harus segera diperiksa ke dokter.

4) Pendarahan Abnormal

Segera periksakan ke dokter jika mengalami pendarahan seperti keluar darah dari

dalam urin, buang air besar berdarah, keluar darah berlebih dan dalam waktu yang

lama saat menstruasi, keluar darah saat batuk dan muntah, atau terjadi mimisan

yang banyak tanpa sebab yang diketahui.


5) Kesulitan Menelan

Kesulitan menelaan bias jadi gejala awal munculnya kanker esofagus, kanker

perut atau kanker tenggorokan.

6) Perubahan Pada Tahilalat

Beberapa perubahan juga pada tajilalat yang harus diwaspadai adalah apa bila

tahilalat memiliki bentuk yang tidak biasa atau asimetris, tepi tahilalat yang

bergerigi, tahilalat yang memilki warna yang lebih dari satu diameter lebih dari 7

mm dan tahilalat tersa sangat gatal, mengeras bahkan mengeluarkan darah.

7) Sariawan yang Berulang

Sariawan yang berulang dan bertambah parah pada area lidah dapat menjadi

pertanda kemungkinan adanya kanker lidah.

2.4 Deteksi

a. Tes Pap Smear

Secara umum, kanker serviks dapat dideteksi dengan mengetahui adanya perubahan

pada daerah serviks dengan cara pemeriksaan sitologi mengunakan tes Pap Smear.

Pap smear diperkenalkan oleh Dr. George Papanicolaou pada 1962 di Yunani.

Melalui tes pap smear dapat diketahui apakah terdapat infeksi, radang, atau

pertumbuhan sel-sel yang abnormal didalam serviks. American Cancer Society (ACS)

dan US Preventive Task Force (USPSTF) mengeluarkan panduan bahwa setiap wanita

seharusnya melakukan tes pap smear 3 tahun sekali setelah pertama kali memulai

aktivitas seksual atau saat berusia 21 tahun.


b. Tes IVA

Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) adalah pemeriksaan leher rahim secara

visual menggunakan asam cuka (asam asetat 3-5%) dengan mata telanjang untuk

mendeteksi abnormalitas serviks (Depkes RI, 2009). IVA positif terdapat sel

abnormal, jika ditemukan adanya area bewarna putih di sekitar zona transformasi.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Sankaranarayanan et al tentang

perbandingan pasien kanker leher rahim yang meninggal dunia pada kelompok yang

melakukan deteksi dini dengan IVA dan pada kelompok yang tidak melakukan

deteksi dini pada negara berkembang (India) di dapatkan hasil bahwa mereka yang

melakukan skrining IVA, 35% lebih sedikit yang meninggal dunia dibanding mereka

yang tidak mendapat skrining IVA.

c. Kolposkopi

Kolposkopi adalah tindakan yang bertujuan untuk memeriksa adanya sel yang

abnormal di dalam atau di sekitar vagina, vulva, atau serviks. Sel yang abnormal

biasanya dapat ditemukan diantara lubang serviks sampai lubang melahirkan dan

rahim. Sel yang abnormal harus segera di deteksi dan diobati karna dapat

meningkatkan resiko terjadinya kanker serviks. Kolposkpopi biasanya dilakukan

pada saat hasil dari pemeriksaan serviks rutin menunjukan tanda-tanda adanya

kelainan pada serviks. Pemeriksaan kolposkopi dilakukan guna konfirmasi apabila

hasil tes pap smear menunjukan adanya sel abnormal serta sebagai penentu biopsi.

d. Biopsi

Apabila hasil tes pap smear yang telah dikonfirmasi dengan pemeriksaan kolposkopi

menunjukkan adanya sel abnormal dan lesi maka tahapan selanjutnya adalah biopsi.

Biopsi adalah pengambilan sedikit jaringan serviks untuk diteliti oleh ahli patologi.
Biopsi dilakukan didaerah yang abnormal jika sambungan skuamosa-kolumnar

(SKK) yang terlihat seluruhnya oleh pemeriksaan (Ekasari, Y, 2015).

2.5 Terapi Kanker Serviks

Setelah kanker serviks didiagnosis, selanjutnya ditentukan pengobatan atau terapi yang

tepat untuk penderita kanker. Pengobatan kanker serviks tergantung pada lokasi dan

ukuran kanker, stadium kanker, usia, keadaan umum dan rencan penderita kanker untuk

hamil lagi (Ekasari, Y, 2015).

a. Pembedahan

Pembedahan adalah terapi untuk membuang sel kanker dengan bantuan pisau bedah.

Kanker bisa saja kembali muncul, oleh sebab itu setelah pembedahan dianjurkan

untuk menjalani pemeriksaan ulang dan pap smear secara rutin.

b. Terapi penyinaran (radioterapi)

Radioterapi adalah terapi untuk menghancurkan kanker dengan sinar ionisasi.

Kerusakan yang terjadi akibat radioterapi tidak hanya pada sel-sel kanker melainkan

juga pada sel-sel normal disekitarnya, tetapi kerusakan pada sel kanker umunya lebih

besar dari sel normal. Efek samping dari terapi penyinaran adalah sebagai berikut :

iritasi rektum dan vagina, kerusakan kandung kemih dan rektum dan ovarium berhenti

berfungsi.

c. Kemoterapi

Jika kanker sudah menyebar ke luar pangul dianjurkan untuk menjalani kemoterapi

(Aden Ranggiansanka, 2010:82). Kemoterapi adalah terapi untuk membunuh sel-sel

kanker dengan menggunakan obatobat antikanker yang disebut sitostatika. Terapi ini

diberikan dalam suat siklus, artinya suatu periode pengobatan diselingi dengan
periode pemulihan, lalu dilakuakn pengobatan, diselingi dengan pemulihan dan begitu

seterusnya.

d. Immunoterapi

Immunoterapi adalah terapi untuk menguatkan daya tahan tubuh dan memperbesar

kemampuan tubuh menghancurkan sel-sel kanker. Ada beberapa cara immunoterapi.

Pertama, sel darah putih diambil dari sumsum tulang belakang kemudian

dikembangkan dilaboratorium dan dimasukkan kemabali ketubuh. Cara kedua adalah

dengan memberikan obat yang dapat merangsang sel-sel tubuh untuk memproduksi

lebih banyak sel-sel darah putih untuk melawan sel kanker.

2.6 Kualitas Hidup

Kualitas hidup didefinisikan sebagai persepsi individu mengnai posisi individu dalam

hidup dalam konteks budaya dan sistem lain dimana individu hidup dan hubunganya

dengan tujuan, harapan, standar yang ditetapkan dan perhatian seseorang. Perubahan-

perubahan sistem dan fungsi yang terjadi pada pemderita, dimana penderita mengalami

ketergantuan pada orang lain untuk memenuhi kebutuhan dasar dan penurunan

keberfungsian anggota tubuh, dengan adanya perubahan fungsi seksual pada penderita

kanker serviks.
BAB III
PENUTUP

3.1 Pembahasan

Kanker merupakan penyakit mematikan kedua didunia setelah penyakit jantung. Peningkatan

jumlah pasien kanker di dunia sebanyak 6,25 jt setiap tahunnya. Bahkan data dunia

menyatakan bahwa sebanyak 11 12 juta orang saat ini merupakan pengidap berbagai jenis

kanker. Terjadinya kanker disebabkan oleh sel abnormal jaringan tubuh yang tumbuh dan

berkembangdengan cepat dan tak terkendali. Sel abnormal akan menyusup ke jaringan

disekitarnya dan terus menyebar melalui jaringan ikat dan darah serta menyerang organ

organ penting dan sel saraf tulang belakang. Saat sel abnormal tersebut menumpuk mendesak

serta jaringan organ yang ditempatinya barulah proses ini disebut tumor ganas atau kanker.

Penyebab penyakit kanker bukanlah faktor tunggal. Kanker disebabkan oleh berbagai macam

faktor, dapat berupa faktor eksternal, faktor internal da sering gabungan keduanya. Faktor

eksternal dapat berupa radiasi, radikal bebas, sinar ultraviolet, vrs, inveksi, rokok atau bahan

kimia dari makanan seperti bahan pengawet dan pewarna sintetik. Saementara itu faktor

internalnya dapat berupa faktor genetic atau bawaan, faktor hormonal, faktor kejiwaan atau

emosional, pola hidup dan kekebalan tubuh.

Kanker serviks merupakan penyakit genekologik yang memiliki tingkat keganasan

yang cukup tinggi dan menjadi penyebab kematian utama akibat kanker pada wanita

di negara-negara berkembang. Kanker serviks merupakan keganasan yang terjadi

pada leher Rahim dan disebabkan oleh infeksi Human Papilloma Virus (HPV).
Gejala-gejala yang ditiumbulkan akibat kanker serviks yaitu munculnya rasa sakit saat

berhubungan seksual, pendarahan pasca senggama, keputihan berlebihan, pendarahan

spontan vagina yang abnormal diluar siklus menstruasi, penurunan berat badan rastic,

nyeri atau kesulitan saat berkemih, nyeri perut bagian bawah atau kram panggul.

Pengobatan yang dilakukan penderita kanker serviks pun juga memberikan dampak

fisik secara langsung bagi penderita yakni mudah lelah, perubahan warna kulit,

maupun penurunan berat badan secara 14rastic.

3.2 kesimpulan

kesimpulan dari makalah diatas yaitu bahwa kanker merupakan salah satu faktor

utama penyebab kematian, penyebab munculnya kanker serviks yaitu faktor internal

dan faktor eksternal. Namun kanker serviks dapat dicegah dengan pola hidup yang

sehat dan dan lingkungan yang baik. Kenker serviks dapat dilakun dengan beberapa

tahap-tahap terapi yaitu : pembedahan, radioterapi, kemoterapi dan immunoterapi.


DAFTAR PUSTAKA

Ekasari, Y, 2015, Diagnostik Kanker Serviks Menggunakan Model Recurrent Neural

Network (RNN) Berbasis Graphical User Interface, Universitas Negeri Indonesia,

Yogyakarta.

Wulandari, F, 2016, pemanfaatan daun sirsak sebagai obat anti kanker. Politeknik Pertanian

Negeri Paguyuban, Indonesia.

Fitriana, N, A, Ambarani, T, K, 2012, Kualitas Hidup pada Penderita Kanker Serviks yang

Menjali Pengobatan Radioterapi, Fakultas Psikologi Airlangga Surabaya, Surabaya.

Anda mungkin juga menyukai