Pengadaan merupakan kegiatan untuk merealisasikan kebutuhan yang direncanakan dan disetujui, dapat melalui pembelian, produksi/pengemasan kembali, sumbangan. Diharapkan memperoleh pembekalan yang efisien (tak terjadi stock out). Pengadaan obat merupakan kegiatan untuk merealisasikan kebutuhan yang telah direncanakan dan dibutuhkan melalui: a. Pembelian/pemesanan 1) Terbatas (Hand to mouth buying), pembelian/pemesanan (order) dilakukan sesuai dengan kebutuhan dalam jangka waktu yang pendek, misalnya satu minggu. Pembelian ini dilakukan bila modal terbatas, ED cepat, dan PBF berada tidak jauh dari apotek, misalnya berada dalam satu kota/wilayah sehingga lead time cepat dan selalu siap melayani kebutuhan obat sehingga obat dapat segera dikirim. 2) Terencana, berkaitan dengan pengendalian persediaan barangyang dilakukan dengan cara membandingkan jumlah pengadaan dengan penjualan tiap kurun waktu. Pembelian/pemesanan dalam jumlah yang direncanakan untuk waktu tertentu. Biasanya dilakukan oleh apotek yang mempunyai pelanggan tetap, barang laku/fast moving, mempertimbangkan waktu/musim tertentu, jarak apotek jauh dari PBF/PBF di luar kota sehingga lead time panjang, PBF berkunjung tidak tiap hari, dan pengiriman tidak setiap hari. Cara pembelian ini erat hubungan dengan pengendalian persediaan barang. Pengawasan stok obat/barang sangat penting untuk mengetahui obat/barang mana yang laku keras dan mana yang kurang laku. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan kartu stok. Selanjutnya dilakukan perencanaan pembelian sesuai dengan kebutuhan per item. Pengadaan secara intuisi, dilakukan pada sediaan farmasi yangdiperkirakan akan mengalami peningkatan permintaan dalam kurun waktutertentu, misalnya karena adanya pengaruh wabah suatu penyakit. 3) Spekulasi, dilakukan dalam jumlah yang lebih besar dari kebutuhan untuk mengantisipasi akan adanya kenaikan harga dalam waktu dekat atau karena ada diskon atau bonus untuk pembelian jumlah besar. Pembelian/pemesanan dilakukan dengan pertimbangan diskon, adanya penawaran bonus barang dan ada kemungkinan kenaikan harga. Metode spekulasi harus dipertimbangkan kecepatan aliran barang karena bisa jadi apotek rugi karena harus membeli dalam jumlah besar akibat mengejar diskon, bonus atau ada kemungkinan kenaikan harga sehingga barang menumpuk. Apotek bisa untung jika barang tersebut fast moving cepat laku atau solusi lain beli dalam jumlah besar namun bonusnya bagi dengan apotek lain jadi kerja sama dengan apotek lain. (Kekurangan: obat menumpuk. Jadi, solusinya Spekulasi terencana yiatu boleh spekulasi tapi untuk obat fast moving). Cara pembelian ini dilakukan dalam jumlah yang lebih besar dari kebutuhan, dengan harapan ada kenaikan harga dalam waktu dekat atau dikarenakan adanya diskon atau bonus. Meskipun pembelian secara spekulasi memungkinkan mendapatkan keuntungan yang lebih besar tetapi cara ini mengandung resiko yang besar untuk obat-obat dengan waktu kadaluarsa yang relative pendek dan yang bersifat slow moving. 4) Konsinyasi, pemilik barang menitipkan barang kepada apotek.Apotek hanya membayar barang yang terjual, sedangkan sisanya dapat diperpanjang masa konsinyasinya. Cara seperti ini biasanya dilakukan pada produk baru. Pembayaran dilakukan jika barang terjual. PBF menitipkan barang baru (produk baru) ke apotek, jika sudah laku terjual baru kemudian dibayar ke PBF dan jika tidak laku dalam jangka waktu tertentu yang telah disepakati maka barang dapat dikembalikan. 5) JIT (just in time), pembelian dalam jumlah kecil/terbatas, jika sedang butuh, baru memesan atau membeli, biasanya meode ini dipilih untuk barang yang mahal, lama laku, dan keluarnya sedikit. (Kekurangan: barang kosong).