Anda di halaman 1dari 3

DETEKSI DINI GANGGUAN

KESEHATAN JIWA
No. :
Dokumen
No. Revisi :
SOP
Tanggal :
Terbit
Halaman :

PUSKESMAS
Bungasta S, SST, M.P.H
KOTA
NIP 196708121994032005
MANNA

Pengertian Deteksi dini gangguan kesehatan jiwa adalah upaya


penemuan kasus gangguan jiwa secara dini oleh
tenaga kesehatan yang dilaksanakan secara
terintegrasi dengan pelayanan kesehatan dasar
lainnya di puskesmas maupun jaringannya
Tujuan Sebagai acuan bagi petugas kesehatan di Puskesmas
agar mampu mendeteksi dini, menemukan kasus dan
melakukan diagnosa kasus-kasus gangguan jiwa
secara dini sesuai batas kewenangan yang dimiliki.
Kebijakan
SK Kepala Puskesmas No../.tentang Prosedur
Pendaftaran klien Program LASS

Referensi - UU No. 29 Tahun 2009 Tentang Kesehatan


- UU No. 5 Tahun 1997 Tentang Psikotropika
- UU No. 22 Tahun 1997 Tentang Narkotika
- Kemenkes RI No.1457 / Menkes / SK / X /2003
tentang Kewenangan dan SPM di Kabupaten.
- Kepmenkes RI No.128/Menkes/SK/II/2004 tentang
Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat.
Alat dan Bahan
1. Alat :
a. ATK
b.Alat Kesehatan (Tensimeter, stetoskop)
Prosedur / Langkah- 1. Gunakan kartu status yang dipakai di puskesmas
langkah 2. Pasien dipersilahkan duduk yang sudah
disediakan di samping meja petugas
3. Anamnesis dilakukan pada semua pasien
(anak/dewasa, baru/lama) oleh dokter/perawat
4. Pada pasien dewasa diatas 18 tahun dan usia
lanjut :
a. Tanyakan keluhan utama pasien, catat pada
status

1
b. Golongkan keluhan tersebut apakah termasuk
keluhan fisik(F), keluhan Psikosomatis (PS) atau
keluhan mental emosional (ME) dan berikode
c. Bila keluhan utama termasuk PS atau ME
lanjutkan dengan pertanyaan aktif.
d. Beri paraf dibawahnya dan lanjutkan dengan
pemeriksaan tanda-tanda vital lainnya.
5. Pada pasien anak dan remaja dibawah 18 tahun
a. Tanyakan keluhan utama pada anak/
pengantar, catat pada status
b. Golongkan keluhan tersebut : F, PS atau ME
beri kode disampingnya
c. SeIaIu tanyakan adanya keluhan mental
emosional dan status perkembangan anak
d. Lanjutkan dengan pertanyaan no 3 dari
pertanyaan aktif
e. Beri paraf di bawahnya.
6. Dokter memeriksa kembali hasil anamnesa dengan
melihat keadaan pasien secara menyeluruh dan
menanyakan kembali hal-hal meragukan atau
menanyakan hal-hal lainnya
7. Setelah pemeriksaan fisik dan menetapkan
diagnosis cantumkan kode diagnosisnya dengan
member tambahan kode F (jika di diagnosis
penyakit fisik) dan M (jika terdapat gangguan
kesehatan jiwa PS atau ME)
8. Pada kolom terapi cantumkan resep obat yang
diberikan dan diberi paraf
9. Pada kunjungan berikutnya, ikuti prosedur yang
sama seperti di atas

Bagan Alur
Pasien Datang

1. Sapa dan Salam


2. Persiapan Pasien
3. Beritahukan maksud dan tujuan tentang
deteksi dini tentang gangguan jiwa

Pasien dengan keluhan utama dibedakan menjadi


3 kelompok Keluhan fisik (F), Psikosometri (PS)
atau Mental Emosional (ME).

Kelompokan pasien berdasarkan gejala (keluhan) yang dirasakan penderita yang


membuat penderita datang berobat ke Puskesmas :

a. Keluhan fisik saja kelompok gangguan fisik murni (Fl), keluhan fisik dengan
keluhan mental emosional (co-morbid) dimasukan dalam kelompok gangguan fisik
ganda (F2)

b. Penderita dengan keluhan fisik yang diduga berhubungan dengan masalah kejiwaan
seperti keluhan pada jantung, perut, pernafasan, kulit, otot, endokrin, urogenital dan
cerebrovaskular dimasukan dalam kelompok gangguan Psikosomatis (PS) 2
c. Penderita dengan keluhan berhubungan dengan perasaan, pikiran dan perilaku
seperti adanya gangguan tidur, gangguan perilaku, gangguan emosi dan gangguan
pikiran dimasukan dalam kelompok gangguan Mental Emosional (ME)
Kelompokan pasien berdasarkan gejala (keluhan) yang dirasakan penderita yang
membuat penderita datang berobat ke Puskesmas :

d. Keluhan fisik saja kelompok gangguan fisik murni (Fl), keluhan fisik dengan
keluhan mental emosional (co-morbid) dimasukan dalam kelompok gangguan fisik
ganda (F2)

e. Penderita dengan keluhan fisik yang diduga berhubungan dengan masalah kejiwaan
seperti keluhan pada jantung, perut, pernafasan, kulit, otot, endokrin, urogenital dan
cerebrovaskular dimasukan dalam kelompok gangguan Psikosomatis (PS)

f. Penderita dengan keluhan berhubungan dengan perasaan, pikiran dan perilaku


seperti adanya gangguan tidur, gangguan perilaku, gangguan emosi dan gangguan
pikiran dimasukan dalam kelompok gangguan Mental Emosional (ME)

Hal-hal yang perlu - Petugas Puskesmas harus ramah dan sabar


diperhatikan - Jalin komunikasi dengan baik
- Berikan kenyamanan pada klien
Unit Terkait 1. PemeriksaanUmum
2. Pemeriksaan KIA / KB
3. Pemeriksaan Gigi
4. Puskesmas Pembatu
5. Poskesdes
6. Posyandu
7. Posbidu
8. Apotik
Dokumen terkait 1. Register Umum Penyakit
2. Laporan Tahunan

Anda mungkin juga menyukai