Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN KEGIATAN F1

Upaya Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat

PENYULUHAN PENCEGAHAN DIARE DAN TATALAKSANA NUTRISINYA

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas Program Internship

USAHA KESEHATAN MASYARAKAT

DOKTER INTERNSHIP INDONESIA

Disusun oleh :

dr. Rofiqo Umania Rachmawati

Pusat Kesehatan Masyarakat Kapuan Kecamatan Cepu

Kabupaten Blora - Jawa Tengah

Periode November 2016 - Maret 2017


LATAR
BELAKANG Akses masyarakat terhadap sanitasi dan air minum yang
layak merupakan bagian dari upaya promotif-preventif yang harus
diutamakan. Upaya promotif-preventif yang efektif akan
menekan kejadian penyakit, menurunkan jumlah orang yang sakit
dan orang yang berobat sehingga berdampak pada efisiensi biaya
kesehatan yang menjadi beban pemerintah dan masyarakat.

Sanitasi dan air minum yang layak memberi kontribusi


langsung terhadap kualitas kehidupan manusia di seluruh siklus
kehidupannya, mulai dari bayi, Balita, anak sekolah, remaja,
kelompok usia kerja, ibu hamil dan kelompok lanjut usia.
Perwujudan manusia Indonesia yang berkualitas merupakan cita-
cita bangsa Indonesia, sebagaimana tercantum dalam Nawacita ke
lima.

WHO memperkirakan bahwa sanitasi dan air minum yang


layak dapat mengurangi resiko terjadinya diare hingga 94%. Bank
Dunia pada 2007 memperkirakan bahwa bangsa Indonesia dapat
mengalami kerugian negara mencapai 56 triliyun rupiah apabila
kondisi sanitasi yang baik tidak terwujud.

Kebijakan pengendalian penyakit diare di Indonesia


bertujuan untuk menurunkan angka kesakitan dan angka
kematian karena diare bersama lintas program dan lintas
sektor terkait.

Kebijakan yang ditetapkan pemerintah dalam menurunkan


angka kesakitan dan kematian karena diare adalah sebagai
berikut :

1. Melaksanakan tata laksana penderita diare yang


sesuai standar, baik di sarana kesehatan maupun di
rumah tangga

2. Melaksanakan surveilans epidemiologi &


Penanggulan Kejadian Luar Biasa

3. Mengembangkan Pedoman Pengendalian Penyakit


Diare

4. Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan petugas


dalam pengelolaan program yang meliputi aspek
manejerial dan teknis medis.

5. Mengembangkan jejaring lintas sektor dan lintas


program

6. Pembinaan teknis dan monitoring pelaksanaan


pengendalian penyakit diare.

7. Melaksanakan evaluasi sabagai dasar perencanaan


selanjutnya.

Strategi pengendalian penyakit diare yang dilaksanakan


pemerintah adalah :

1. Melaksanakan tatalaksana penderita diare yang


standar di sarana kesehatan melalui lima langkah
tuntaskan diare ( LINTAS Diare).

2. Meningkatkan tata laksana penderita diare di rumah


tangga yang tepat dan benar.

3. Meningkatkan SKD dan penanggulangan KLB diare.

4. Melaksanakan upaya kegiatan pencegahan yang


efektif.

5. Melaksanakan monitoring dan evaluas

PERMASALAHAN Tidak tersedianya sanitasi memadai seperti jamban


keluarga bagi penduduk desa merupakan masalah utama di era
modern ini. Akibat tidak tersedianya jamban dalam rumah
menyebabkan penduduk desa tersebut mudah terserang penyakit
infeksi, salah satunya diare. Diare pada anak masih menjadi
problem kesehatan sampai dengan saat ini. Dengan angka
kematian yang masih tinggi terutama pada anak usia 1-4 tahun,
menunjukkan bahwa diare memerlukan penanganan yang tepat
dan memadai untuk mengatasinya. Diare dapat menyerang anak-
anak maupun orang dewasa, tapi balita cenderung lebih rentan
terserang penyakit ini. Umumnya, diare lebih sering ditemukan
pada lingkungan yang kurang bersih dan populasi penduduk yang
relatif padat. Karena, pada lingkungan seperti itu biasanya sumber
air tidak bersih dan organisme yang terkandung dalam udara
sekitar pun mengandung penyakit.
Berdasarkan data Riset Kesehatan (Riskesdas) tahun 2007,
diare menempati urutan teratas sebagai penyebab kematian bayi
dan balita. Insiden penyakit diare cenderung meningkat dari tahun
ke tahun. Tahun 2003 tercatat kejadian diare sebesar 374/1000
penduduk dan tahun 2010 menjadi 411/1000 penduduk. Di dunia,
diare merupakan penyebab kematian paling umum pada balita dan
menyebabkan kematian lebih dari 2,6 juta setiap tahunnya.
Adapun tujuan kami mengangkat masalah diare untuk
memberikan informasi kepada masyarakat mengenai perlunya
hidup bersih, sehat serta bahaya dari sakit diare dan penanganan
gizinya di rumah. Yang dikhawatirkan dari diare adalah terjadinya
dehidrasi. Segera ke fasilitas pelayanan kesehatan atau ke dokter
jika kondisinya tidak membaik dalam 3 hari atau buang air besar
cair bertambah sering, muntah berulang-ulang, air kencingnya
sedikit atau tidak ada, makan atau minum sangat sedikit, timbul
demam dan BAB berdarah.
PERENCANAAN Kegiatan penyuluhan dilakukan dengan menggunakan
DAN PEMILIHAN
INTERVENSI metode ceramah yang dilengkapi dengan media berupa leaflet dan

metode tanya jawab. Kegiatan penyuluhan ini diawali dengan sesi

perkenalan selama 15 menit, kemudian pemateri menjelaskan

materi mengenai pencegahan diare dan tatalaksana gizinya kepada

peserta penyuluhan selama 20 menit. Setelah itu, dilakukan sesi

tanya jawab mengenai materi penyuluhan selama 20 menit dan

terakhir dilakukan penutupan kegiatan selama 5 menit.


PELAKASANAAN Penyuluhan dilakukan di salah satu posyandu balita desa
kedungtuban. Adapun materi yang diberikan adalah
1. Apa itu diare
2. Bahaya diare
3. Tanda dan Gejala diare
4. Penyebab diare
5. Cara pencegahan
6. Cara mengatasi diare di rumah
7. Makanan yang boleh dan tidak boleh diberikam
8. Mengetahui kapan harus mencari pengobatan lanjut
MONITORING 1. Penyampaian materi dapat diterima secara menyeluruh oleh
DAN EVALUASI
peserta.
2. Umpan balik dari peserta baik, hal ini dilihat dari banyaknya
pertanyaan yang diajukan, diharapkan peserta memahami
semua yang telah disampaikan.

Komentar / Umpan Balik :

Kapuan, Februari 2017


Peserta, Dokter Pendamping,

dr. Rofiqo Umania R dr. Budy Cahayany H.N.

DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai