Anda di halaman 1dari 19

SKIZOFRENIA

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :

RSUD 1/7
DR. R. SOEPRAPTO
CEPU

Tanggal Terbit : Ditetapkan oleh


STANDAR Direktur RSUD DR. R. SOEPRAPTO Cepu
PROSEDUR Kabupaten Blora
OPERASIONAL

dr. NUR MOCHAMAD PUTRA


NIP.19590530 198703 1 002

PENGERTIAN Skizofrenia berasal dari bahasa Yunani, schizein yang berarti terpisah
atau pecah dan phren yang berarti jiwa. Terjadi pecahnya/
ketidakserasian antara afek, kognitif, dan perilaku. Skizofrenia adalah
suatu psikosa fungsional dengan gangguan utama pada proses pikir
serta disharmonisasi antara proses pikir, afek atau emosi, kemauan
dan psikomotor disertai distorsi kenyataan, terutama karena waham
dan halusinasi, assosiasi terbagi-bagi sehingga muncul inkoherensi,
afek dan emosi inadekuat, serta psikomotor yang menunjukkan
penarikan diri, ambivalensi dan perilaku bizar.

TUJUAN Sebagai acuan / pedoman dalam penanganan kasus Skizorenia

KEBIJAKAN Etiologi

Etiologi belum diketahui, namun terdapat faktor-faktor yang berisiko


untuk terjadinya Skizofrenia adalah sebagai berikut :
a. Keturunan
Faktor keturunan menentukan timbulnya skizofrenia, dibuktikan
dengan penelitian tentang keluarga-keluarga penderita skizofrenia
dan terutama anak-anak kembar satu telur. Angka kesakitan bagi
saudara tiri ialah 0,9 1,8%, bagi saudara kandung 7 15%, bagi
anak dengan salah satu anggota keluarga yang menderita
SKIZOFRENIA

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


RSUD
DR. R.SOEPRAPTO 7/7
CEPU

Skizofrenia 7 16%, bila kedua orang tua menderita Skizofrenia 40


68%, bagi kembar dua telur (heterozigot) 2 15%, bagi kembar
satu telur (monozigot) 61 86%.
b. Endokrin
Skizofrenia mungkin disebabkan oleh suatu gangguan endokrin.
Teori ini dikemukakan berhubung dengan sering timbulnya
skizofrenia pada waktu pubertas, waktu kehamilan atau
peuerperium dan waktu klimakterium.
c. Metabolisme
Ada yang menyangka bahwa skizofrenia disebabkan oleh suatu
gangguan metabolisme, karena penderita dengan skizofrenia
tampak pucat dan tidak sehat.
d. Susunan saraf pusat
Ada yang berpendapat bahwa penyebab skizofrenia ke arah
kelainan susunan saraf pusat, yaitu pada diensefalon atau kortex
otak.

Patofisiologi

Patofisiologi skizofrenia melibatkan sistem dopaminergik dan


serotonergik. Skizofrenia terjadi akibat dari peningkatan aktivitas
neurotransmitter dopaminergik. Peningkatan ini mungkin merupakan
akibat dari meningkatnya pelepasan dopamine, terlalu banyaknya
reseptor dopamine, turunnya nilai ambang, atau hipersentivitas
reseptor dopamine, atau kombinasi dari faktor-faktor tersebut. Pada
pasien skizofrenia terjadi hiperaktivitas sistem dopaminergik.
Hiperdopaminegia pada sistem meso limbik akan berkaitan dengan
gejala positif sedangkan Hipodopaminergia pada sistem meso kortis
dan nigrostriatal bertanggungjawab terhadap gejala negatif dan gejala
SKIZOFRENIA

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


RSUD
DR. R.SOEPRAPTO 7/7
CEPU

ekstrapiramidal. Jalur nigrostriatal yang berasal dari substansia nigra


ke basal ganglia akan mempengaruhi fungsi gerakan, dan gejala
EPS. Jalur mesolimbik dari tegmental area menuju ke sistem limbik
mempengaruhi memori, sikap, kesadaran, proses stimulus. Jalur
mesokortikal yang berasal dari tegmental area menuju ke frontal
cortex mempengaruhi kognisi, fungsi sosial, komunikasi, respons
terhadap stress. Kemudian Jalur tuberoinfendibular dari hipotalamus
ke kelenjar pituitary mengakibatkan pelepasan prolaktin.

Hasil Anamnesis (Subjective)

Pasien datang ke dokter dengan keluhan:

1. 1. Gangguan tidur

2. 2. Cemas

3. 3. Konsentrasi berkurang

4. 4. Defisit Prilaku

5. 5. Waham

6. 6. Halusinasi

7. 7. Gangguan Proses Pikir

8. 8. Tidak dapat mengurus diri

Hasil Pemeriksaan Fisik dan Penunjang Sederhana (Objective)


SKIZOFRENIA

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


RSUD
DR. R.SOEPRAPTO 7/7
CEPU

Berdasarkan Alloanamnesis dan Autoanamnesis dapat ditemukan 2


gejala utama berikut :
Gejala positif atau gejala nyata:

Halusinasi : persepsi sensori yang salah atau pengalaman


persepsi yang tidak terjadi di dalam realitas.
Waham : keyakinan yang salah dan dipertahankan yang tidak
memiliki dasar di dalam realitas.
Ekopraksia : peniruan gerakan dan gestur orang lain yang
diamati klien.
Flight of ideas : aliran verbalisasi yang terus menerus saat
individu melompat dari satu topik ke topik laindengan cepat.
Perseverasi : terus menerus membicarakan satu topik atau
gagasan, pengulangan kalimat,kata atau frasa secara verbal
dan menolak untuk mengubah topik tersebut.
Asosiasi longgar : pikiran atau gagsan yang terpecah-pecah
atau buruk.
Gagasan rujukan : kesan yang salah bahwa peristiwa eksternal
memiliki makna yang khusus dalam individu.
Ambivalensi : mempertahanan keyakinan dan perasaan yang
tampak kontradiktif tentang individu,peristiwa atau situasi yang
sama.

Gejala negatif atau gejala samar :

Apati : perasaan tidak peduli terhaap individu, aktivitas atau


peristiwa.
Alogia : kecendrungan berbicara sangat sedikit atau
menyampaikan sedikit subtansi makna (miskin isi).
Afek datar : tidak adanya ekspresi wajah yang akan
SKIZOFRENIA

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


RSUD
DR. R.SOEPRAPTO 7/7
CEPU

menunjukkan emosi atau mood.


Anhedonia : merasa tidak senang atau tidak gembira dalam
menjalani hidup, aktifitas atau hubungan.
Katattonia : imobilitas karna faktor psikologis, kadang kala
ditandai oleh periode agitasi gembira, klien tampak tidak
bergerak, seolah-olah dalam keadaan setengah sadar
Tidak memiliki kemauan : tidak adanya keinginan. Ambisi atau
dorongan untuk bertindak atau melakukan tugas-tugas.

Diagnosis

Pedoman Diagnostik Berdasarkan PPDGJ III

Harus ada sedikitnya satu gejala berikut ini yang amat jelas (dan
biasanya dua gejala atau lebih bila gejala-gejala itu kurang tajam
atau kurang jelas):

a) - Thought echo = isi pikiran dirinya sendiri yang berulang


atau bergema dalam kepalanya (tidak keras) dan isi pikiran
ulangan, walaupun isinya sama, namun kualitasnya berbeda,
atau

- Thought insertion or withdrawal = isi pikiran yang asing dari


luar masuk kedalam pikirannya (insertion) atau isi pikirannya
diambil keluar oleh sesuatu

dari luar dirinya (Withdrawal) dan

- Thought broadcasting = isi pikirannya tersiar keluar sehingga


orang lain atau umumnya mengetahuinya.
SKIZOFRENIA

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


RSUD
DR. R.SOEPRAPTO 7/7
CEPU

b) - Delusion of control = waham tentang dirinya


dikendalikan oleh suatu kekuatan tertentu dari luar atau

- Delusion of influence = waham tentang dirinya dipengaruhi


oleh suatu kekuatan tertentu dari luar atau

- Delusion of passivity = waham tentang dirinya tidak berdaya


dan pasrah terhadap suatu kekuatan dari luar; (tentang
dirinya= secara jelas ,merujuk ke pergerakan tubuh/anggota
gerak atau kepikiran, tindakan atau penginderaan khusus).

- Delusion perception = pengalaman inderawi yang tidak wajar,


yang bermakna sangat khas bagi dirinya , biasanya bersifat
mistik dan mukjizat.

c) Halusional Auditorik ;

- Suara halusinasi yang berkomentar secara terus menerus


terhadap prilaku pasien .

- Mendiskusikan perihal pasien di antara mereka sendiri


(diantara berbagai suara yang berbicara atau

- Jenis suara halusinasi lain yang berasal dari salah satu bagian
tubuh.

d) Waham-waham menetap jenis lainnya, yang menurut budaya


setempat dianggap tidak wajar dan sesuatu yang mustahi,misalnya
perihal keyakinan agama atau politik tertentu atau kekuatan dan
kemampuan diatas manusia biasa (misalnya mampu mengendalikan
SKIZOFRENIA

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


RSUD
DR. R.SOEPRAPTO 7/7
CEPU

cuaca atau berkomunikasi dengan mahluk asing atau dunia lain)

Atau paling sedikitnya dua gejala dibawah ini yang harus selalu
ada secara jelas:

e) Halusinasi yang menetap dari panca indera apa saja , apabila


disertai baik oleh waham yang mengambang maupun yang
setengah berbentuk tanpa kandungan afektif yang jelas, ataupun
disertai oleh ide-ide berlebihan (over-valued ideas) yang
menetap, atau apabila terjadi setiap hari selama berminggu-
minggu atau berbulan-bulan terus menerus.

f) Arus pikiran yang terputus (break) atau yang mengalami sisipan


(interpolation) yang berakibat inkoherensia atau pembicaraan
yang tidak relevan atau neologisme.

g) Perilaku katatonik seperti keadaan gaduh gelisah (excitement),


posisi tubuh tertentu (posturing) atay fleksibilitas cerea,
negativisme, mutisme, dan stupor.

h) Gejala negatif seperti sikap apatis, bicara yang jarang dan respons
emosional yang menumpul tidak wajar, biasanya yang mengakibatkan
penarikan diri dari pergaulan sosial dan menurunya kinerja sosial,
tetapi harus jelas bahwa semua hal tersebut tidak disebabkan oleh
depresi atau medikasi neureptika.
SKIZOFRENIA

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


RSUD
DR. R.SOEPRAPTO 7/7
CEPU

Adanya gejala-gejala khas tersebut diatas telah berlangsung


selama kurun waktu satu bulan atau lebih (tidak berlaku untuk
setiap fase nonpsikotik prodromal);

Harus ada suatu perubahan yang konsisten dan bermakna dalam


mutu keseluruhan (overall quality) dari beberapa aspek perilaku
pribadi (personal behavior), bermanifestasi sebagai hilangnya
minat, hidup tak bertujuan, tidak berbuat sesuatu, sikap larut
dalam diri sendiri (self absorbed attitute), dan penarikan diri
secara sosial.

Perjalanan Gangguan Skizofrenik dapat diklasifikasi dengan


menggunakan kode lima karakter berikut: F20.X0 Berkelanjutan,
F20.X1 Episodik dengan kemunduran progresif, F20 X2 episodik
dengan kemunduran stabil, F20.X3 Episode berulang , F20. X4 remisi
tak sempurna, F20.X5 remisi sempurna, F20.X8. lainnya, F20.X9.
Periode pengamatan kurang dari satu tahun.

PROSEDUR A. Terapi Medikamentosa

1) Penggunaan Obat Antipsikosis

Obat-obatan yang digunakan untuk mengobati Skizofrenia disebut


SKIZOFRENIA

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


RSUD
DR. R.SOEPRAPTO 7/7
CEPU

antipsikotik. Antipsikotik bekerja mengontrol halusinasi, delusi dan


perubahan pola fikir yang terjadi pada Skizofrenia. Terdapat 3 kategori
obat antipsikotik yang dikenal saat ini, yaitu antipsikotik konvensional,
newer atypical antipsycotics, dan Clozaril (Clozapine)

a. Antipsikotik Konvensional

Obat antipsikotik yang paling lama penggunannya disebut antipsikotik


konvensional. Walaupun sangat efektif, antipsikotik konvensional
sering menimbulkan efek samping yang serius. Contoh obat
antipsikotik konvensional antara lain :

1. Haldol (haloperidol)

2. Stelazine ( trifluoperazine)

3. Mellaril (thioridazine)

4. Thorazine ( chlorpromazine)

5. Navane (thiothixene)

6. Trilafon (perphenazine)

7. Prolixin (fluphenazine)

Akibat berbagai efek samping yang dapat ditimbulkan oleh


antipsikotik konvensional, banyak ahli lebih merekomendasikan
penggunaan newer atypical antipsycotic.
SKIZOFRENIA

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


RSUD
DR. R.SOEPRAPTO 7/7
CEPU

Ada 2 pengecualian (harus dengan antipsikotok konvensional).


Pertama, pada pasien yang sudah mengalami perbaikan (kemajuan)
yang pesat menggunakan antipsikotik konvensional tanpa efek
samping yang berarti. Biasanya para ahli merekomendasikan untuk
meneruskan pemakaian antipskotik konvensional. Kedua, bila pasien
mengalami kesulitan minum pil secara reguler. Prolixin dan Haldol
dapat diberikan dalam jangka waktu yang lama (long acting) dengan
interval 2-4 minggu (disebut juga depot formulations). Dengan depot
formulation, obat dapat disimpan terlebih dahulu di dalam tubuh lalu
dilepaskan secara perlahan-lahan. Sistem depot formulation ini tidak
dapat digunakan pada newer atypic antipsycotic.

b. Newer Atypcal Antipsycotic

Obat-obat yang tergolong kelompok ini disebut atipikal karena prinsip


kerjanya berbeda, serta sedikit menimbulkan efek samping bila
dibandingkan dengan antipsikotik konvensional.

Beberapa contoh newer atypical antipsycotic yang tersedia, antara


lain :

1. Risperdal (risperidone)

2. Seroquel (quetiapine)

3. Zyprexa (olanzopine)
SKIZOFRENIA

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


RSUD
DR. R.SOEPRAPTO 7/7
CEPU

c. Clozaril

Clozaril mulai diperkenalkan tahun 1990, merupakan antipsikotik


atipikal yang pertama. Clozaril dapat membantu 25-50% pasien
yang tidak merespon (berhasil) dengan antipsikotik konvensional.
Sangat disayangkan, Clozaril memiliki efek samping yang jarang tapi
sangat serius dimana pada kasus-kasus yang jarang (1%), Clozaril
dapat menurunkan jumlah sel darah putih yang berguna untuk
melawan infeksi. Ini artinya, pasien yang mendapat Clozaril harus
memeriksakan kadar sel darah putihnya secara reguler. Para ahli
merekomendaskan penggunaan Clozaril bila paling sedikit 2 dari obat
antipsikotik yang lebih aman tidak berhasil.

Sediaan Obat Anti Psikosis dan Dosis Anjuran

No Nama Generik Sediaan Dosis

1. Klorpromazin Tablet 25 dan 100 mgInjeksi 25 mg/ml 150 600


mg/hari

2. Haloperidol Tablet 0,5 mg, 1,5 mg, 5 mg


Injeksi 5 mg/ml 5 15 mg/hari

3. Perfenazin Tablet 2, 4, 8 mg 12 24 mg/hari

4. Flufenazin Tablet 2,5 mg, 5 mg 10 15 mg/hari


SKIZOFRENIA

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


RSUD
DR. R.SOEPRAPTO 7/7
CEPU

5. Flufenazin dekanoat Inj 25 mg/ml 25 mg/2-4 minggu

6. Levomeprazin Tablet 25 mg
Injeksi 25 mg/ml 25 50 mg/hari

7. Trifluperazin Tablet 1 mg dan 5 mg 10 15 mg/hari

8. Tioridazin Tablet 50 dan 100 mg 150 600 mg/hari

9. Sulpirid Tablet 200 mg


Injeksi 50 mg/ml 300 600 mg/hari 1
4 mg/hari

10. Pimozid Tablet 1 dan 4 mg 1 4 mg/hari

11. Risperidon Tablet 1, 2, 3 mg 2 6 mg/hari

Cara penggunaan

Pada dasarnya semua obat anti psikosis mempunyai efek primer


(efek klnis) yang sama pada dosis ekivalen, perbedaan terutama
pada efek samping sekunder.

Pemilihan jenis obat anti psikosis mempertimbangkan gejala


psikosis yang dominan dan efek samping obat. Pergantian obat
disesuaikan dengan dosis ekivalen.

Apabila obat anti psikosis tertentu tidak memberikan respon klinis


SKIZOFRENIA

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


RSUD
DR. R.SOEPRAPTO 7/7
CEPU

dalam dosis yang sudah optimal setelah jangka waktu yang


memadai, dapat diganti dengan obat psikosis lain (sebaiknya dari
golongan yang tidak sama), dengan dosis ekivalennya dimana
profil efek samping belum tentu sama.

Apabila dalam riwayat penggunaan obat anti psikosis sebelumnya


jenis obat antipsikosis tertentu yang sudah terbukti efektif dan
ditolerir dengan baik efek sampingnya, dapat dipilih kembali untuk
pemakaian sekarang.

Dalam pengaturan dosis perlu mempertimbangkan:

a. Onset efek primer (efek klinis) : sekitar 2-4 minggu

b. Onset efek sekunder (efek samping) : sekitar 2-6 jam

c. Waktu paruh 12-24 jam (pemberian 1-2 kali perhari)

d. Dosis pagi dan malam dapat berbeda untuk mengurangi dampak


efek samping (dosis pagi kecil, dosis malam lebih besar) sehingga
tidak begitu mengganggu kualitas hidup pasien.

Mulai dosis awal dengan dosis anjuran, dinaikkan setiap 2-3 hari
sampai mencapai dosis efektif (mulai peredaan sindroma psikosis)
lalu dievaluasi setiap 2 minggu dan bila perlu dinaikkan. Setelah
mencapai dosis optimal dipertahankan sekitar 8-12 minggu
(stabilisasi) kemudian diturunkan setiap 2 minggu hal ini disebut
dosis maintanance, dipertahankan 6 bulan sampai 2 tahun
(diselingi drug holiday 1-2 hari/mingu), setelah itu pasien dapat
SKIZOFRENIA

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


RSUD
DR. R.SOEPRAPTO 7/7
CEPU

memulai Tapering off (dosis diturunkan tiap 2-4 minggu) hingga


stop obat.

Untuk pasien dengan serangan sndroma psikosis multi episode


terapi pemeliharaan dapat diberikan paling sedikit selama 5 tahun.

Efek obat psikosis secara relatif berlangsung lama, sampai


beberapa hari setelah dosis terakhir yang masih mempunyai efek
klinis.

Pada umumnya pemberian oabt psikosis sebaiknya dipertahankan


selama 3 bulan sampai 1 tahun setelah semua gejala psikosis
mereda sama sekali. Untuk psikosis reaktif singkat penuruna obat
secara bertahap setelah hilangnya gejala dalam kurun waktu 2
minggu 2 bulan.

Obat antipsikosis tidak menimbulkan gejala lepas obat yang hebat


walaupun diberikan dalam jangka waktu yang lama, sehingga
potensi ketergantungan obat kecil sekali.

Pada penghentian yang mendadak dapat timbul gejala Cholinergic


rebound yaitu: gangguan lambung, mual muntah, diare, pusing,
gemetar dan lain-lain. Keadaan ini akan mereda dengan
pemberian anticholinergic agent (injeksi sulfas atrofin 0,25 mg IM
dan tablet trihexypenidil 32 mg/hari)

Obat anti pikosis long acting (perenteral) sangat berguna untuk


pasien yang tidak mau atau sulit teratur makan obat ataupun yang
SKIZOFRENIA

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


RSUD
DR. R.SOEPRAPTO 7/7
CEPU

tidak efektif terhadap medikasi oral. Dosis dimulai dengan 0,5 cc


setiap 2 minggu pada bulan pertama baru ditingkatkan menjadi 1
cc setap bulan. Pemberian anti psikosis long acting hanya untuk
terapi stabilisasi dan pemeliharaan terhadap kasus skizopfrenia.

Penggunaan CPZ injeksi sering menimbulkan hipotensi ortostatik


pada waktu peubahan posisi tubuh (efek alpha adrenergik
blokade). Tindakan mengatasinya dengan injeksi nor adrenalin
(effortil IM)

Haloperidol sering menimbulkan sindroma parkinson.


Mengatasinya dengan tablet trihexyphenidyl 3-42 mg/hari, SA 0,5-
0,75 mg/hari

2) Terapi Elektrokonvulsif

Terapi Elektrokonvulsif disingkat ECT juga dikenal sebagai terapi


elektroshock. Pasien diberi obat bius ringan dan kemudian disuntik
dengan penenang otot. Aliran listrik yang sangat lemah dialirkan ke
otak melalui kedua pelipisatau pada pelipis yang mengandung
belahan otak yang tidak dominan. Hanya aliran ringan yang
dibutuhkan untuk menghasilkan serangan otak yang diberikan,
karena serangan itu sendiri yang bersifat terapis, bukan aliran
listriknya. Penenang otot mencegah terjadinya kekejangan otot tubuh
dan kemungkinan luka. Pasien bangun beberapa menit dan tidak
ingat apa-apa tentang pengobatan yang dilakukan. Kerancuan pikiran
SKIZOFRENIA

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


RSUD
DR. R.SOEPRAPTO 7/7
CEPU

dan hilang ingatan tidak terjadi, terutama bila aliran listrik hanya
diberikan kepada belahan otak yang tidak dominan (nondominan
hemisphere).

B. Psikoterapi

Psikoterapi adalah perawatan dan penyembuhan gangguan jiwa


dengan cara psikologis. beberapa pakar psikoterapi beranggapan
bahwa perubahan perilaku tergantung pada pemahaman individu atas
motif dan konflik yang tidak disadari.

1) Terapi Psikoanalisa.

Terapi Psikoanalisa adalah metode terapi berdasarkan konsep Freud.


Tujuan psikoanalisis adalah menyadarkan individu akan konflik yang
tidak disadarinya dan mekanisme pertahanan yang digunakannya
untuk mengendalikan kecemasannya . Hal yang paling penting pada
terapi ini adalah untuk mengatasi hal-hal yang direpress oleh
penderita.

Pada teknik ini, penderita disupport untuk bisa berada dalam kondisi
relaks baik fisik maupun mental dengan cara tidur di sofa. Ketika
penderita dinyatakan sudah berada dalam keadaan relaks, maka
pasien harus mengungkapkan hal yang dipikirkan pada saat itu
secara verbal.
SKIZOFRENIA

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


RSUD
DR. R.SOEPRAPTO 7/7
CEPU

2) Terapi Perilaku (Behavioristik)

Pada dasarnya, terapi perilaku menekankan prinsip pengkondisian


klasik dan operan, karena terapi ini berkaitan dengan perilaku nyata.
Para terpist mencoba menentukan stimulus yang mengawali respon
malasuai dan kondisi lingkungan yang menguatkan atau
mempertahankan perilaku itu.

a. Social Learning Program.

Social learning program menolong penderita schizophrenia untuk


mempelajari perilaku-perilaku yang sesuai. Program ini menggunakan
token economy, yakni suatu cara untuk menguatkan perilaku dengan
memberikan tanda tertentu (token) bila penderita berhasil melakukan
suatu perilaku tertentu. Tanda tersebut dapat ditukar dengan hadiah
(reward), seperti makanan atau hak-hak tertentu.

b. Social Skills Training.

Terapi ini melatih penderita mengenai ketrampilan atau keahlian


sosial, seperti kemampuan percakapan, yang dapat membantu dalam
beradaptasi dengan masyarakat. Social Skills Training menggunakan
latihan bermainsandiwara. Para penderita diberi tugas untuk bermain
peran dalam situasi-situasi tertentu agar mereka dapat
menerapkannya dalam situasi yang sebenarnya.

3) Terapi Humanistik
SKIZOFRENIA

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


RSUD
DR. R.SOEPRAPTO 7/7
CEPU

a. Terapi Kelompok.

Pada terapi ini, beberapa klien berkumpul dan saling berkomunikasi


dan terapist berperan sebagai fasilitator dan sebagai pemberi arah di
dalamnya. Di antara peserta terapi tersebut saling memberikan
feedback tentang pikiran dan perasaan yang dialami oleh mereka.
Klien dihadapkan pada setting sosial yang mengajaknya untuk
berkomunikasi, sehingga terapi ini dapat memperkaya pengalaman
mereka dalam kemampuan berkomunikasi. Di rumah sakit jiwa, terapi
ini sering dilakukan. Melalui terapi kelompok ini iklim interpersonal
relationship yang konkrit akan tercipta, sehingga klien selalu diajak
untuk berpikir secara realistis dan menilai pikiran dan perasaannya
yang tidak realistis.

b. Terapi Keluarga.

Terapi keluarga ini merupakan suatu bentuk khusus dari terapi


kelompok. Kelompoknya terdiri atas suami istri atau orang tua serta
anaknya yang bertemu dengan satu atau dua terapist. Terapi ini
digunakan untuk penderita yang telah keluar dari rumah sakit jiwa dan
tinggal bersama keluarganya. Keluarga diberi informasi tentang cara-
cara untuk mengekspresikan perasaan-perasaan, baik yang positif
maupun yang negatif secara konstruktif dan jelas, dan untuk
memecahkan setiap persoalan secara bersama-sama. Keluarga
diberi pengetahuan tentang keadaan penderita dan cara-cara untuk
menghadapinya. Keluarga juga diberi penjelasan tentang cara untuk
mendampingi, mengajari, dan melatih penderita dengan sikap penuh
penghargaan. Perlakuan-perlakuan dan pengungkapan emosi
SKIZOFRENIA

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


RSUD
DR. R.SOEPRAPTO 7/7
CEPU

anggota keluarga diatu dan disusun sedemikian rupa serta dievaluasi.

UNIT TERKAIT 1. IRJA/ IRNA


2. Instalasi Farmasi
3. Instalasi Radiologi
4. Instalasi Laboratorium

Anda mungkin juga menyukai