Anda di halaman 1dari 4

No PEMERIKSAAN BUTA WARNA (UJI ISHIHARA)

.
1. Pengertian Ishihara merupakan tes yang digunakan untuk menguji adanya kelainan
mengenali warna (buta warna) pada klien.
2. Tujuan Untuk mengetahui cacat warna merah dan hijau akibat kerusakan retina
(sel bipolar-badan ganglion genikulatum lateral)
3. Petugas Perawat
4. Alat dan a. Kartu Ishihara
bahan b. Kursi periksa
c. Bulpoin
d. Catatan
5. Prosedur Persiapan klien :
a. Identifikasi klien dengan memeriksa identitas, riwayat
kesehatan, penyakit dan keluhan klien secara cermat.
b. Berikan salam, perkenalkan diri anda, dan identifikasi klien
dengan memeriksa identitas klien secara cermat.
c. Berikan penjelasan pada klien tentang prosedur tindakan yang
akan dilakukan, berikan kesempatan kepada klien untuk
bertanya.
d. Atur posisi klien sehingga merasa aman dan nyaman
Persiapan lingkungan :
a. Atur pencahayaan (tidak menyilaukan mata klien)
Prosedur tindakan :
a. Klien diminta melihat kartu dan menentukan gambar yang
dilihatnya, misal angka 25.
b. Klien diminta menyebutkan gambar tersebut dalam waktu 3-10
detik, bila lebih terdapat kelainan buta warna
c. Beritahu klien bahwa tindakan telah dilakukan
d. Dokumentasikan hasil yang didapat
6. Hasil 1. Jika tidak dapat mengikuti petunjuk atau salah menyebutkan warna
atau angka maka terjadi buta warna.
2. Jika dapat mengikuti petunjuk atau salah menyebutkan warna atau
angka maka tidak terjadi buta warna.
7. Referensi Ishihara’s Test For Colour-Blindness Kanehara & Co.,Ltd Tokyo Japan

No PEMERIKSAAN TAJAM PENGLIHATAN (VISUS)


.
1. Pengertian Prosedur ini digunakan untuk mengukur ketajaman penglihatan
individu. Prosedur pemeriksaan mata ini dilakukan dengan
menggunakan kartu Snellen.
2. Tujuan Untuk menentukan ketajaman mata.
3. Petugas Perawat
4. Alat dan a. Kartu Snellen
bahan b. Pen light
c. Ruangan (5-6 meter)
d. Bulpoin
e. Catatan
5. Prosedur Persiapan klien :
a. Identifikasi klien dengan memeriksa identitas, riwayat
kesehatan, penyakit dan keluhan klien secara cermat.
b. Berikan salam, perkenalkan diri anda, dan identifikasi klien
dengan memeriksa identitas klien secara cermat.
c. Berikan penjelasan pada klien tentang prosedur tindakan yang
akan dilakukan, berikan kesempatan kepada klien untuk
bertanya.
Persiapan lingkungan :
a. Atur pencahayaan (tidak menyilaukan mata klien)
Prosedur tindakan :
a. Kartu diletakkan pada jarak 5 atau 6 meter dari pasien dengan
posisi lebih tinggi atau sejajar dengan mata klien
b. Klien duduk atau berdiri dengan jarak 6 meter dari kartu
pemeriksaan
c. Cek bahwa semua huruf atau angka yang tertera pada kartu
snellen jelas terbaca
d. Apabila klien berkacamata, anjurkan untuk melepas kacamata
e. Lakukan pemeriksaan tajam penglihatan dengan langkah :
1) Anjurkan klien untuk menutup salah satu mata (mata kanan
diperiksa, maka mata kiri ditutup, dan secara bergantian)
2) Perintahkan klien untuk membaca huruf atau angka yang
tertera pada kartu Snellen. Mulai dari huruf/angka yang
paling besar ke huruf yang paling kecil.
f. Kaji batas huruf/angka yang masih terbaca oleh klien, kemudia
tentukan tajam penglihatan atau visus dengan cara mencocokan
dengan standart baku tajam penglihatan yang ada pada sisi
kanan kartu Snellen pada barus dimana batas huruf/angka yang
masih terbaca.
g. Apabila tidak bisa membaca huruf Snellen klien diminta
menghitung jari pemeriksa, pada jarak 5 meter sampai pada
jarak 1 meter.
h. Apabila klien tidak bisa menghitung jari, maka lakukan
pemeriksaan selanjutnya dengan menilai gerakkan tangan
pemeriksa dengan cara pemeriksan melambaikan tangan
didepan klien dengan pencahayaan cukup, pada jarak 1 meter.
i. Jika pasien tidak bisa dengan melihat lambaian tangan
pemeriksa, maka lakukan pemeriksaan dengan lampu senter
untuk mengetahui refleks cahaya.
j. Rapikan dan simpan kembali alat pada tempatnya
k. Dokumentasi
1) Bila visus 6/6 maka berarti klien dapat melihat huruf pada
jarak 6 meter.
2) Bila klien hanya dapat membaca pada huruf baris yang
menunjukkan angka 30, maka tajam penglihatan klien adalah
6/30.
3) Bila klien hanya dapat membaca pada huruf baris yang
menunjukkan angka 50, maka tajam penglihatan klien adalah
6/50.
4) Bila klien tidak dapat mengenal huruf terbesar pada kartu
Snellen maka dilakukan uji hitung jari. Dapat menghitung
jari pada jarak 6 meter maka visusnya 6/60. Bila klien hanya
dapat melihat atau menentukan jumlah jari yang
diperlihatkan pada jarak 3 meter, maka dinyatakan visusnya
3/60.
5) Dengan uji lambaian tangan, maka dapat dinyatakan visus
klien yang lebih buruk daripada 1/60. Orang normal dapat
melihat gerakan atau lambaian tangan pada jarak 1 meter,
berarti visus 1/300.
6) Penyinaran menggunakan pen light, bila dapat melihat sinar,
berarti visusnya 1/~. Bila tidak dapat melihat cahaya, maka
dikatakan visusnya 0 atau buta total.
6. Referensi Panduan Skill’s Lab Blok 3.6 FKUA

Anda mungkin juga menyukai