Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PENDAHULUAN PRAKTIK KEPERAWATAN

MATERNITAS DENGAN SEPSIS NEONATORUM


PADA BAYI BARU LAHIR

Fasilitator :
Nurul Kamariyah, S.Kep.Ns., M.Kes.

Disusun Oleh:
Riski Amelia (1130017065)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA
2021
LAPORAN PENDAHULUAN

1. Konsep Dasar Sepsis Neonatorum


1.1 Definisi
Sepsis neonatorum adalah infeksi bakteri pada aliran darah neonatus
selama bulan pertama kehidupan (Stoll, 2007).
Sepsis neonatorum atau septicemia neonatorum merupakan keadaan
dimana terdapat infeksi oleh bakteri dalam darah di seluruh tubuh yang
terjadi pada bayi baru lahir 0 – 28 hari pertama (Maryunani dan
Nurhayati,2009).
Sepsis neonatorum yaitu infeksi sistemik pada neonatus yang
disebabkan oleh bakteri, jamur dan virus (Fauziah dan Sudarti, 2013).
1.2 Etiologi
Sepsis pada bayi baru lahir hamper selalu disebabkan oleh bakteri,
seperti E.Coli, Listeria monocytogene, Neisseria meningitidis,
Streptokokus pneumonia, Haemophilus influenza tipe b, Salmonella,
Strepkokus group B (Putra, 2012). Selain itu juga disebabkan oleh
bakteri Acinetobactersp, Enterobactersp, pseudomonassp, Serratiasp
(Maryunani dan Nurhayati,2009).
1.3 Pathway

1.4 Tanda dan Gejala


Gejala umum yakni tampak sakit, tidak mau minum, suhu naik turun, dan
sklerema; gejala gastrointestinal yaitu muntah, diare, hepatomegali, perut
kembung; gejala saluran nafas yaitu dispneu, takipneu, dan sianosis; gejala
kardiovaskuler yaitu takikardi, edema, dan dehidrasi; gejala syaraf pusat
yaitu letargi, iritabel, kejang; gejala hematomegali yaitu ikterus, spleno-
megali, pteki atau perdarahan, dan lekpenia.
1.5 Faktor Risiko atau Pemicu
Yaitu prematuritas dan berat lahir rendah, ketuban pecah dini, ibu demam
pada masa peripartum atau ibu dengan infeksi misal saluran kencing,
cairan ketuban hijau keruh dan berbau, tindakan resusitasi pada bayi baru
lahir, terapi zat besi, perawatan di NICU, pemberian nutrisi parenteral, dan
pemakaian antibiotik sebelumnya.
1.6 Penatalaksanaan
Pencegahan yaitu memperhatikan pemakaian jarum atau alat tajam sekali
pakai. Pemakaian proteksi di setiap tindakan dan tangan serta kulit yang
terkena darah atau cairan tubuh lainnya segera dicuciPrinsip pengobatan
pada sepsis neonatorum adalah mempertahankan metabolisme tubuh dan
memperbaiki keadaan umum dengan pemberian c. airan intravena
termasuk kebutuhan nutrisi. Pengobatan diberi Penisilin atau derivate
biasanya ampisilin 100mg/ kg/24 jam intravena tiap 12 jam,
2. Asuhan Keperawatan
2.1 Pengkajian
a. Identitas klien
b. Status sosial-ekonomi, riwayat perawatan antenatal, ada/tidaknya
ketuban pecah dini, partus lama atau sangat cepat (partus presipitatus).
c. Riwayat persalinan di kamar bersalin, ruang operasi, atau tempatlain.
d. Ada atau tidaknya riwayat penyakit menular seksual (sifilis, herpes
klamidia, gonorea, dll).
e. Apakah selama kehamilan dan saat persalinan pernah menderita
penyakit infeksi (misal toksoplasmosis, rubella, toksemia gravidarum,
danamnionitis).
2.2 Pemeriksaan Fisik data yang akan ditemukan meliputi
a. Letargi (khususnya setelah 24 jampertama), Tidak mau minum atau
refleks mengisaplemah, pucat, hipoteri dan hiporefleksi, berat badan
berkurang melebihi penurunan berat badan secarafisiologis, hipotermi,
tampakikterus
b. Data lain yang mungkin ditemukan adalah hipertermia, pernapasan
mendengkur, bradipnea atauapnea,kulit lembab dandingin , Pucat,
Hipotensi, dehidrasi, Sianosis, gejala traktus gastrointestinal meliputi
muntah, distensi abdomen ataudiare, Pada kulit terdapat ruam,
petekiae.
2.3 Diagnosa
a. Defisit Nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan menelan
makanan (ASI)
b. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan dispnea.
2.4 Intervensi
1. Defisit Nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan menelan makanan
(ASI)
a. Identifikasi kemampuan menelan
b. Monitor mual dan muntah
c. Timbang berat badan setiap hari
d. Hitung perubahan berat badan
2. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan apnea
a. Monitor pola napas (frekuensi, kedalaman)
b. Monitor bunyi napas tambahan ( gurgling, mengi, wheezing, ronkhi
kering)
c. Lakukan penghisapan lendir kurang dari 15 detik
d. Berikan oksigen
e. Monitor nilai AGD
2.5 Implementasi
1. Defisit Nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan menelan makana
(ASI)
a. Mengidentifikasi Kemampuan Menelan
b. Memonitor mual dan muntah
c. Menimbang berat badan setiap harinya
d. Menghitung perubahan berat badan
i. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan apnea
a. Memonitor pola napas (frekuensi, kedalaman)
f. Memonitor bunyi napas tambahan ( gurgling, mengi, wheezing, ronkhi
kering)
b. Melakukan penghisapan lendir kurang dari 15 detik
c. Meberikan oksigen
d. Memonitor nilai AGD
3.5 Evaluasi
Kriteria hasil yg didapatkan pada hari pertama dengan dx gangguan nutrisi
S : ibu mengatakan anak masih susah menelan dan masih mual dan
muntah
O : bayi tampak lemah, saat diukur berat badan masih rendah
A : maslaah belum teratasi
P : intervensi dilanjutkan

Anda mungkin juga menyukai