Anda di halaman 1dari 12

Presentasi Kasus

SEORANG LAKI-LAKI 34 TAHUN DENGAN VERTIGO PERIFER

OLEH :
dr. Dini Nurul Annisa

PENDAMPING:
dr. Ike Indrayani
dr. Dyah Ayu Retnaningtyas

PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA


RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH CEPU
2016

1
BAB I
STATUS PASIEN

I. IDENTITAS PASIEN
Nama pasien : Sdr. AF
Umur : 34 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Alamat : Randublatung 01/03 Blora
Pekerjaan : Pekerja Swasta
Status perkawinan : Belum Kawin
Agama : Islam
Suku : Jawa
Tanggal rawat di RS : 30 September 2016
Tanggal pemeriksaan : 30 September 2016

II. ANAMNESIS
Riwayat penyakit pasien diperoleh secara autoanamnesis
A. Keluhan Utama : Pusing berputar
B. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke IGD RS PKU Muhammadiyah Cepu dengan keluhan
pusing berputar yang bertambah parah sejak 2 hari sebelum masuk rumah
sakit. Keluhan pasien muncul pertama kali sekitar 2 minggu yang lalu
yaitu, pusing berputar yang muncul secara tiba-tiba, terutama pada pagi dan
malam hari saat pasien bangun dari tempat tidur. Menurut pasien, keluhan
dirasakan hilang timbul, setiap serangan hilang dengan sendiri setelah
kurang lebih 10 sampai 15 detik dan yang berputar adalah ruangan sekitar
pasien. Keluhan dirasakan lebih parah dengan perubahan posisi terutama
saat bangun dari tidur, tidur menyamping, dan saat membungkuk pada

2
waktu shalat. Berkurang saat memejamkan mata dan istirahat. Pasien tidak
mengalami nyeri kepala ataupun pingsan.

C. Riwayat Penyakit Dahulu


1. Riwayat Hipertensi : disangkal
2. Riwayat Diabetes Melitus : disangkal
3. Riwayat Penyakit Ginjal : disangkal
4. Riwayat Penyakit Liver : disangkal
5. Riwayat Penyakit Jantung : disangkal
6. Riwayat Atopi : disangkal
7. Riwayat maag : disangkal
8. Riwayat Operasi : disangkal
9. Riwayat Trauma : disangkal
D. Riwayat penyakit keluarga
1. Riwayat sakit seperti pasien : disangkal
2. Riwayat alergi : disangkal
3. Riwayat DM : disangkal
4. Riwayat hipertensi : disangkal
5. Riwayat penyakit jantung : disangkal
6. Riwayat penyakit paru : disangkal
E. Riwayat pribadi
1. Merokok : disangkal
2. Konsumsi jamu : disangkal
3. Konsumsi minuman berenergi : disangkal
4. Konsumsi alkohol : disangkal
5. Makan tidak teratur : disangkal
6. Konsumsi makanan pedas : disangkal
7. Minum kopi : disangkal
8. Batuk lama : disangkal

3
III. PEMERIKSAAN FISIK
A. Keadaan umum : sedang
B. Kesadaran : compos mentis, GCS E4V5M6
C. Vital Sign
Tekanan darah : 110/90 mmHg
Nadi : 86 x/menit
RR : 22 x/menit
Suhu : 36, 6 0C
D. Kulit
Ikterik (-), purpura (-), acne (-), turgor cukup, hiperpigmentasi (-), bekas
garukan (-), kulit kering (-), kulit hiperemis (-)
E. Kepala
Bentuk mesocephal, rambut warna hitam, mudah rontok (-), luka (-)
F. Mata
Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), perdarahan subkonjungtiva
(-/-), pupil isokor dengan diameter 4 mm/4 mm, reflek cahaya (+/+)
normal, oedem palpebra (-/-), strabismus (-/-).
G. Hidung
Nafas cuping hidung (-), deformitas (-), darah (-/-), sekret (-/-)
H. Telinga
Deformitas (-/-), darah (-/-), sekret (-/-)
I. Mulut
Sianosis (-), gusi berdarah (-), kering (-), stomatitis (-), mukosa pucat (-),
lidah tifoid (-), papil lidah atropi (-), luka pada tengah bibir (-), luka pada
sudut bibir (-).
J. Leher
Leher simetris, deviasi trakea (-), JVP R0, pembesaran kelenjar limfe (-)
K. Thorax :

4
a. Paru
Inspeksi : kelainan bentuk (-), gerakan pernafasan simetris
kanan kiri, retraksi intercostae (-), ketinggalan gerak (-).
Palpasi :
- Ketinggalan gerak
Depan Belakang
- - - -
- - - -
- - - -

- Fremitus
Depan Belakang
N N N N
N N N N
N N N N
Perkusi :
Depan Belakang
S S S S
S S S S
S S S S
S : sonor
Auskultasi :
- Suara dasar vesikuler
Depan Belakang
+ + + +
+ + + +
+ + + +
- Suara tambahan : wheezing (-/-), ronkhi (-/-)

5
b. Jantung
Inspeksi : ictus cordis tidak tampak
Palpasi : ictus kordis tidak kuat angkat
Perkusi : batas jantung.
- Batas kiri jantung :
Atas : SIC II linea parasternalis sinistra.
Bawah : SIC V linea midclavicula sinistra.
- Batas kanan jantung
Atas : SIC II linea parasternalis dextra
Bawah : SIC IV linea parasternalis dextra
Auskultasi : Bunyi jantung I-II murni, reguler, bising(-),
gallop (-)
L. Abdomen:
a. Inspeksi : dinding abdomen lebih tinggi dari dinding dada,
caput medusa (-), venektasi (-), distended (-).
b. Auskultasi : peristaltik (+) normal 8 x/menit, metallic sound (-).
c. Perkusi : timpani, pekak alih (-), undulasi (-), hepatomegali (-),
splenomegali (-)
d. Palpasi : hepar dan lien tidak teraba membesar, defans
muskular (-), nyeri tekan epigastrium (-), nyeri tekan suprapubik (-
)
M. Pinggang : nyeri ketok kostovertebrae (-/-)

N. Ekstremitas
a. Clubing finger tidak ditemukan, palmar eritema (-)
b. Edema dan pitting edema ekstrimitas (-), akral hangat (+)

6
IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG
A. Pemeriksaan darah rutin
Satuan Nilai Normal
Pemeriksaan
30/09/16
Leukosit 10,300 103 ul 4.0-11.0
Hemoglobin 15,7 gr/dl 11.0-16.0
Eritrosit 5.20 106 ul 3.50-5.50
Hematokrit 47 % 37-50
Indeks eritrosit
MCV 94 fl 82-95
MCH 28 pg 27-31
MCHC 33 g/dl 32-36
Trombosit 278 103 ul 100-300

V. DIAGNOSIS
Vertigo Perifer

VI. DIAGNOSIS BANDING


Penyakit meinere
Vestibular neuritis

VII. PENATALAKSANAAN
O2 3Lpm
Infus Nacl 16 tpm
Injeksi Dipenhidramin 2x 1ampul
injeksi Antrain 2x 1ampul
injeksi Mecobalamin 2x 1ampul
Betahistine mesilat tablet 2x 1
Diazepam 2x 2mg

7
VIII. PROGNOSIS
Ad Vitam : dubia ad bonam
Ad Fungsionam : dubia ad bonam
Ad sanam : dubia ad bonam

8
BAB II

PEMBAHASAN

Diagnosis vertigo dibuat atas dasar keluhan pasien merupakan keluhan


pusing berputar. Pasien tidak merasakan adanya nyeri kepala ataupun pingsan.
Vertigo yang dirasakan pasien merupakan vertigo perifer karena keluhan
muncul secara tiba-tiba, dipengaruhi oleh posisi, terdapat mual muntah yang
cukup hebat, terdapat tinitus, pasien masih dapat jalan dan beraktivitas, pasien
merasakan lingkungan sekitar pasien yang berputar. Tidak ditemukan adanya
gejala-gejala sentral seperti gangguan penglihatan, penglihatan ganda, ataupun
kesulitan berbicara. Sehingga dapat dikatakan bahwa keluhan vertigo pasien
adalah vertigo perifer.
Kecenderungan terhadap BPPV didapatkan karena sifat dari vertigo
pasien yang dipengaruhi posisi, yaitu saat bangun dari tempat tidur dan
menghilang sendiri setelah 10-15 detik. Pasien juga memiliki keluhan tinitus
sekitar 1 tahun yang lalu. Menurut pasien keluhan ini tidak muncul lagi.
Penyakit Meniere juga dapat dicurigai, yaitu triase dari vertigo, tinitus, dan
gangguan pendengaran. Pasien tidak memiliki gangguan pendengaran namun,
diagnosis penyakit meniere belum dapat disingkirkan karena belum dilakukan
pemeriksaan terhadap pendengaran pasien secara lebih lanjut. Selain itu,
gangguan pendengaran pada penyakit meniere biasanya bersifat progresif
sehingga tidak terlalu terlihat pada fase-fase awal dan biasanya mengenai
gelombang suara dengan frekuensi lebih rendah. Untuk itu diperlukan
pemeriksaan lebih lanjut untuk menyingkirkan diagnosis penyakit meniere.
Mual muntah yang dirasakan pasien dapat disebabkan oleh gangguan
motion sickness karena pusing berputar yang dirasakan pasien. Akan tetapi, hal
ini dapat juga menimbulkan kecurigaan terhadap neuritis vestibularis, yaitu
keluhan vertigo yang disertai dengan mual muntah yang biasanya didahului
oleh suatu infeksi virus pada sistem pernapasan atas. Infeksi pada neuritis

9
vestibuler biasanya merupakan infeksi saluran napas atas. Pada pasien tidak
terdapat gejala batuk atau pilek. Pasien juga memiliki gejala telinga
berdengung, sedangkan vestibular neuritis tidak terdapat gangguan
pendengaran. Pasien juga masih dapat berjalan dengan baik, pada neuritis
vestibuler pasien cenderung tidak dapat berjalan dengan baik.

10
DAFTAR PUSTAKA

1. Joesoef AA. Vertigo. In : Harsono, editor. Kapita Selekta Neurologi.


Yogyakarta: Gadjah Mada University Press; 2000. p.341-59
2. Bashiruddin J. Vertigo Posisi Paroksismal Jinak. Dalam : Arsyad E, Iskandar
N, Editor. Telinga, Hidung Tenggorok Kepala & Leher. Edisi Keenam.
Jakarta : Balai Penerbit FKUI. 2008. Hal. 104-9
3. Li JC & Epley J. Benign Paroxysmal Positional Vertigo. [online] 2009 [cited
2009 May 20th]. Available from:
http://emedicine.medscape.com/article/884261-overview
4. Furman JM, Cass SP. Benign Paroxysmal Positional Vertigo. NEJM [online]
2009 [cited 2009 May 30th]. Available from :
http://content.nejm.org/cgi/reprint/341/21/1590.pdf
5. Bashiruddin J., Hadjar E., Alviandi W. Gangguan Keseimbangan. Dalam :
Arsyad E, Iskandar N, Editor : Telinga, Hidung Tenggorok Kepala & Leher.
Edisi Keenam. Jakarta : Balai Penerbit FKUI. 2008. Hal. 94-101
6. Anderson JH dan Levine SC. Sistem Vestibularis. Dalam : Effendi H, Santoso
R, Editor : Buku Ajar Penyakit THT Boies. Edisi Keenam. Jakarta : EGC.
1997. h 39-45
7. Sherwood L. Telinga, Pendengaran, dan Keseimbangan. Dalam: Fisiologi
Manusia dari Sel ke Sistem. Edisi 2. Jakarta: EGC. 1996. p 176-189
8. Balasubramanian. BPPV (Benign Paroxysmal Positional Vertigo). [online]
2009 [cited 2009 May 30th]. Available from :
http://www.drtbalu.com/BPPV.html
9. Anonym. The Membranous Labyrinth Of The Vestibular. [online] 2009 [cited
2009 May 30th]. Available from : http://cache-media.britannica.com/eb-
media/86/4086-004-EA855487.gif

11
10. Mansjoer A, Triyanti K, Savitri R, Wardhani WI, Setowulan W. Pusing .
Dalam : Kapita Selekta Kedokteran. Edisi Ketiga. Jakarta : FKUI. 2001. Hal
51-53
11. Anonym. Benign Paroxysmal Positional Vertigo. [online] 2009 [cited 2009
May 20th]. Available from :
http://en.wikipedia.org/wiki/Benign_paroxysmal_positional_vertigo
12. Anonym. Labirinitis. [online] 2011 [cited 2011 December 16th]. Available
from : http://dokterspesialis.info/2011/12/16/labirinitis.html
13. Bashiruddin J., Hadjar E., Alviandi W. Penyakit Meniere. Dalam : Arsyad E,
Iskandar N, Editor : Telinga, Hidung Tenggorok Kepala & Leher. Edisi
Keenam. Jakarta : Balai Penerbit FKUI. 2008. Hal. 102-3
14. Anonym. Benign Paroxysmal Positional Vertigo (Benign Positional
Vertigo)/BPPV. [online] 2009 [cited 2009 December 20th]. Available from:
http://medicastore.com/penyakit/3327/Benign_Paroxymal_Positional

12

Anda mungkin juga menyukai