TINJAUAN PUSTAKA
4.
5.
6.
7.
8.
9.
E. Stress Ulcer
in Gastroenterology
bagaimana terjadinya
daripada asam pada
gastric.(Jutabha, R., et
Medication-Induced Ulcer
Berbagai macam pengobatan berperan penting dalam perkembangan
daripada penyakit peptic ulcerdan perdarahan saluran cerna bahagian atas akut.
Paling sering, aspirindan NSAIDsdapat menyebabkan erosi gastroduodenalatau
ulcers, khususnya pada pasien lanjut usia. (Jutabha, R., et al. 2003)
F. Mallory-Weiss Tear
Mallory- Weiss Tear muncul pada bagian distal esophagus di bagian
gastroesophageal junction. Perdarahan muncul ketika luka sobekan telah
melibatkan esophageal venous atau arterial plexus. Pasien dengan hipertensi
portal dapat meningkatkan resiko daripada perdarahan oleh Mallory-Weiss Tear
dibandingkan dengan pasien hipertensi non-portal.Sekitar 1000 pasien di University
of California Los Angelesdatang ke ICU dengan perdarahan saluran cerna
bahagian atas yang berat, Mallory-Weiss Tear adalah diagnosis keempat yang
menyebabkan perdarahan saluran cerna bahagian atas, terhitung sekitar 5 % dari
seluruh kasus. (Jutabha, R., et al. 2003)
G. Gastroesophageal Varices
Esophageal varices dan gastric varices adalah vena collateral yang
berkembang sebagai hasil dari hipertensi sistemik ataupun hipertensi segmental
portal. Beberapa penyebab dari hipertensi portaltermasuk prehepatic thrombosis,
penyakit hati, dan penyakit postsinusoidal. Hepatitis B dan C serta penyakit
alkoholic liver adalah penyakit yang paling sering menimbulkan penyakit
hipertensi portal intrahepatic di Amerika Serikat. (Jutabha, R., et al. 2003)
H. Pengaruh Obat NSAIDs
Penggunaan NSAIDsmerupakan penyebab umum terjadi tukak gaster.
Penggunaan obat ini dapat mengganggu proses peresapan mukosa, proses
penghancuran mukosa, dan dapat menyebabkan cedera. Sebanyak 30% orang
dewasa yang menggunakan NSAIDs mempunyai GI yang kurang baik. Faktor
yang menyebabkan peningkatan penyakit tukak gaster dari penggunaan NSAIDs
adalah usia, jenis kelamin, pengambilan dosis yang tinggi atau kombinasi dari
NSAIDs, penggunaan NSAIDs dalam jangka waktu yang lama, penggunaan
disertai antikoagulan, dan severe comorbid illness. (Anand, B.S., 2011B.S.
Anand, 2011)
Sebuah studi prospektif jangka panjang didapatkan pasien dengan arthritis
dengan usia diatas 65 tahun, yang secara teratur menggunakan aspirinpada
dosis rendah beresiko menderita dyspepsia apabila berhenti menggunakan
NSAIDs. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan NSAIDs harus dikurangi.
(Anand, B.S., 2011)
Walaupun prevalensi penggunaan NSAIDs pada anak tidak diketahui,
tetapi sudah tampak adanya peningkatan, terutama pada anak dengan arthritis
10%, Dysphagia- 5%, Berat badan turun - 12%, dan Jaundice - 5.2% (Caestecker,
J.d., 2011)
K. Diagnosis
Diagnosis dapat dibuat berdasarkan inspeksi muntahan pasien atau
pemasangan selang nasogastric(NGT, nasogastric tube) dan deteksi darah yang jelas
terlihat; cairan bercampur darah, atau ampas kopi Namun, aspirat perdarahan
telah berhenti, intermiten, atau tidak dapat dideteksi akibat spasme pilorik.
(Dubey S., 2008) Pada semua pasien dengan perdarahan saluran gastrointestinal
(GIT) perlu dimasukkan pipa nasogastrik dengan melakukan aspirasi isi lambung.
Hal ini terutama penting apabila perdarahan tidak jelas.
Tujuan dari tindakan ini adalah:
1. Menentukan tempat perdarahan.
2. Memperkirakan jumlah perdarahan dan apakah perdarahan telah berhenti.
(Soeprapto, P., et al., 2010).
Angiography dapat digunakan untuk mendiagnosa dan menatalaksana
perdarahan berat, khususnya ketika penyebab perdarahan tidak dapat ditentukan
dengan menggunakan endoskopi atas maupun bawah. (Savides, T.J., et al., 2010)
Conventional radiographic imaging biasanya tidak terlalu dibutuhkan pada pasien
dengan perdarahan saluran cerna tetapi adakalanya dapat memberikan beberapa
informasi penting. Misalnya pada CT scan; CT Scan dapat mengidentifikasi
adanya lesi massa, seperti tumor intra-abdominal ataupun abnormalitas pada usus
yang mungkin dapat menjadi sumber perdarahan. (Savides, T.J., et al., 2010)
L. Tata Laksana
Mempertahankan saluran nafas paten dan restorasi volume intravascular
adalah tujuan tata laksana awal. Infus kristaloid awal, sampai 30 mL/kg, dapat diikuti
transfusi darah O-negatif atau yang crossmatchedjika diperlukan. Pasien dengan
perdarahan
aktif
memerlukan
konsultasi
emergensi
untuk
esofagogastroduodenoskopi (EGD). Pasien tanpa perdarahan aktif dapat dipantau,
diobservasi, dan mungkin dijadwalkan untuk EGD. Intervensi selama EGD
meliputi injeksi epinefrin submukosa, skleroterapi, dan ligasepita. Jika tindakan ini
gagal menghentikan perdarahan, angiografi dengan embolisasi atau pembedahan
mungkin diperlukan. Untuk pasien yang diduga mengalami perdarahan varises,
tata laksana medis dapat diberikan sambil menunggu tindakan definitif.
Oktreotiddapat digunakan untuk menurunkan tekanan vena porta, dan pipa
Sengstaken-Blakmore dapat dipasang sebagai tindakan sementara untuk bertahan.
(Dubey S., 2008)
M. Endoskopi
a. Definisi Endoskopi
Endoskopi adalah suatu alat untuk melihat ke bagian dalam tubuh dengan
menggunakan suatu selang fiberoptik yang disesuaikan dengan sistem kerja
lapangan pandang manusia sehingga memungkinkan kita untuk melakukan
pemeriksaan pada organ-organ bagian dalam tubuh manusia.(Wong, L.M., et al.,
2008)
f. Gambaran Endoskopi
Peptic Ulcer
Gambar 2.1. Gambaran endoskopi pada pasien gastric ulcer akibat penggunaan
NSAIDs dan test H.Pylori negatif (Vakil, N., 2010)
Gambar 2.2. Gambaran endoskopi pada pasien duodenal ulcer dengan test H.Pylori
positif tetapi tidak ada riwayat penggunaan NSAIDs (Vakil, N., 2010)
b. Mallory-Weiss Tear
Gambar 2.3. Gambaran endoskopi pada pasien Mallory-Weiss Tear (Savides, T.J., et
al., 2010)
c. Gastroesophageal varices
Gambar 2.4. Gambaran endoskopi dari esophageal varices (Shah, V.H., et al., 2010)
Gambar 2.5. Gambaran endoskopi dari gastric varices dan esophageal variceal
ligation-related ulcers (Shah, V.H., et al., 2010)