Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH BAHASA INDONESIA

PANTUN
Dalam rangka memenuhi tugas kelompok pada mata Pelajaran
Bahasa Indonesia dengan guru pembimbing: Riyadi, S.Pd

Disusun oleh:

Kelompok 2

Asral Denaz (5) Ayudyah Sekar P (7)


Aththariq Hariyadi (6) Azzatul Ghinaa G (8)

Kelas: XI MIPA 2

SMAN 33 JAKARTA
TAHUN AJARAN 2016/2017

i
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT. Berkat rahmat dan ridho-Nya
penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul Pantun.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak terdapat
kekurangan dan kesalahan. Untuk itu diharapkan kritikan dan saran yang bersifat membangun
untuk kesempurnaan makalah ini. Demikian kiranya semoga makalah yang telah dibuat ini
dapat memberikan manfaat bagi pengembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan penulis.

Akhir kata, kami sampaikan Terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan
serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa
meridhai segala usaha kita.Aamiin.

Jakarta, 11 September 2017

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................................ i


DAFTAR ISI........................................................................................................................................... ii
BAB 1 PENDAHULUAN
A. RUMUSAN MASALAH ......................................................................................................... 1
B. TUJUAN .................................................................................................................................. 1
BAB 2 PEMBAHASAN
1. PENGERTIAN ......................................................................................................................... 2
2. KARAKTERISTIK PANTUN ................................................................................................. 2
3. JENIS PANTUN ...................................................................................................................... 2
4. SEJARAH PANTUN ............................................................................................................... 5
5. SYARAT SYARAT PANTUN ............................................................................................. 5
6. STRUKTUR TEKS PANTUN ................................................................................................. 6
7. KAIDAH KEBAHASAAN ...................................................................................................... 6

BAB 3 PENUTUP

KESIMPULAN ............................................................................................................................... 7
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................................... 8

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Rumusan Masalah
1. Apakah pantun itu?
2. Bagaimana karakteristik pantun?
3. Apakah ada jenis jenis pantun?
4. Bagaimana sejarah pantun?
5. Apa sajakah syarat syarat pantun
6. Bagaimana struktur teks pantun?
7. Bagaimana kaidah kebahasaan teks pantun

B. Tujuan
1. Mengetahui pengertian dari pantun
2. Memahami karakteristik pantun
3. Mengetahui jenis jenis pantun
4. Mengetahui sejarah pantun
5. Mengetahui syarat-syarat pantun
6. Memahami struktur teks pantun
7. Memahami kaidah kebahasaan teks pantun

1
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertiam Pantun

Pantun adalah jenis puisi lama yang luas dikenal dalam bahasa-bahasa
Nusantara. Pantun ini memiliki ciri khas yakni bersajak 4 larik/baris dan
memiliki rima a-b-a-b atau a-a-a-a. Untuk setiap barisnya, pantun mencakup
antara 8-12 suku kata.

2. Karakteristik Pantun

1 bait terdiri 4 baris


2 Baris 1 dan 2 disebut sebagai sampiran
3 Baris 3 dan 4 disebut sebagai isi
4 Bersajak a-b-a-b atau a-a-a-a
5 Berjumlah 8-12 suku kata dalam setiap baris

3. Jenis Pantun:

I. Pantun Adat

Pantun adat merupakan pantun yang berangkat dari budaya daerah yang ada
di Indonesia, isinya berupa nasihat, himbauan, cerita, dan lain sebagainya.
Pantun adat ini juga mencerminkan suatu adat dan karakter dari budaya daerah
tertentu.

Menanam kelapa di Pulau Bukum


Tinggi sedepa sudah berbuah
Adat bermula dengan hukum
Hukum bersandar di Kitabullah

2
II. Pantun Agama

Pantun agama merupakan pantun yang di dalamnya terkandung kata-kata


nasihat atau petuah yang memiliki makna mendalam sebagai sebuah pedoman
manusia dalam menjalankan hidupnya, yang biasanya berisi dengan kata-kata
yang mendorong untuk berbuat baik sesuai dengan agama, baik itu untuk
kepentingan pribadi ataupun orang lain.

Banyak bulan perkara bulan


Tidak semulia bulan puasa
Banyak Tuhan perkara Tuhan
Tidak semulia Tuhan Yang Esa

III. Pantun Jenaka

Pantun jenaka merupakan pantun yang bertujuan untuk menghibur orang


yang mendengar, dan terkadang dijadikan sebagai media untuk bahan saling
menyindir di dalam suasana yang penuh dengan keakraban, sehingga tidak
akan timbul rasa yang tersinggung, berharap dengan pantun jenaka akan
menjadi suasana yang semakin riang.

Jalan-jalan ke rawa-rawa
Jika capai duduk di pohon palem
Geli hati menahan tawa
Melihat katak memakai helm

IV. Pantun Kepahlawanan

Pantun kepahlawanan merupakan pantun yang isinya berhubungan dengan


semangat penuh kepahlawanan.

Redup bintang haripun subuh


Subuh tiba bintang tak nampak
Hidup pantang mencari musuh
Musuh tiba pantang ditolak

3
V. Pantun Nasihat

Pantun nasihat merupakan pantun yang isinya penuntun, berisi mengenai


penyampaian pesan moral (moral value) yang sarat akan nilai-nilai luhur
agama, budaya serta norma sosial di masyarakat.

Jalan-jalan ke kota Blitar


Jangan lupa beli sukun
Jika kamu ingin pintar
Belajarlah dengan tekun

VI. Pantun Percintaan

Pantun percintaan merupakan pantun yang berisi mengenai kasih sayang


ditujukan kepada orang yang dikasihi.

Coba-coba menanam mumbang


Moga-moga tumbuh kelapa
Coba-coba bertanam sayang
Moga-moga menjadi cinta

VII. Pantun Teka-teki

Pantun teka-teki merupakan pantun yang berisikan pertanyaan pada bagian


isi yang berfungi meminta orang lain untuk berpikir dan menjawab teka-teki
tersebut.

Kalau tuan bawa keladi


Bawakan juga si pucuk rebung
Kalau tuan bijak bestari
Binatang apa tanduk di hidung?

4
4. Sejarah Pantun

Pada mulanya pantun merupakan senandung atau puisi rakyat yang


dinyanyikan (Fang, 1993: 195). Pantun pertama kali muncul dalam Sejarah
Melayu dan hikayat-hikayat popular yang sezaman dan disisipkan dalam syair-syair
seperti Syair Ken Tambuhan. Pantun dianggap sebagai bentuk karma dari kata
Jawa Parikyang berarti pari, artinya paribahasa atau peribahasa dalam bahasa Melayu.
Arti ini juga berdekatan dengan umpama atau seloka yang berasal dari India. Dr. R.
Brandstetter mengatakan bahwa kata pantun berasal dari akar kata tun, yang terdapat
dalam berbagai bahasa Nusantara, misalnya dalam bahasa Pampanga, tuntun yang
berarti teratur, dalam bahasa Tagalog ada tonton yang berarti bercakap menurut aturan
tertentu; dalam bahasa Jawa kuno, tuntun yang berarti benang atau atuntunyang
berarti teratur dan matuntun yang berarti memimpin; dalam bahasa Toba pula ada kata
pantun yang berarti kesopanan, kehormatan.

Van Ophuysen dalam Hamidy (1983: 69) menduga pantun itu berasal dari
bahasa daun-daun, setelah dia melihat ende-ende Mandailing dengan mempergunakan
daun-daun untuk menulis surat-menyurat dalam percintaan. Menurut kebiasaan orang
Melayu di Sibolga dijumpainya kebiasaan seorang suami memberikan ikan belanak
kepada istrinya, dengan harapan agar istrinya itu beranak. Sedangkan R. J. Wilkinson
dan R. O. Winsted dalam Hamidy (1983:69) menyatakan keberatan mengenai asal
mula pantun seperti dugaan Ophuysen itu. Dalam bukunya Malay Literature
pertama terbit tahun 1907, Wilkinson malah balik bertanya, tidakkah hal itu harus
dianggap sebaliknya?. Jadi bukan pantun yang berasal dari bahasa daun-daun, tetapi
bahasa daun-daunlah yang berasal dari pantun.

5. Syarat-syarat Pantun

a. Satu bait pantun terdiri dari 4 baris


b. Baris ke-1 dan ke-2 adalah sampiran dan baris ke-3 dan ke-4 adalah isi pantun
c. Satu baris pantun terdiri dari 8 - 12 suku kata
d. Pantun bersajak a-b-a-b

5
6. Struktur teks pantun

Struktur Teks Pantun Biasa


Pantun biasa adalah pantun yang sering kita jumpai bahkan kita baca.

1. Sampiran, adalah bagian awal yang letaknya pada baris 1 dan 2 yang fungsinya
untuk membentuk rima. Umumnya bagian sampiran ini tidak memiliki hubungan
dengan isi dari pantun tersebut, tapi juga ada beberapa pantun yang bagian
sampirannya memiliki hubungan dengan bagian isinya.
2. Isi, adalah bagian yang merupakan tujuan dari pantun tersebut. Letaknya pada 2
baris terakhir yaitu 3 dan 4.

Struktur Teks Pantun Karmina


Pantun karmina adalah pantun yang hanya terdiri dari 2 baris yaitu sampiran
dan isi. Pola dari teks pantun tersebut adalah a-a.

Struktur Teks Pantun Talibun


Pantun talibun adalah pantun yang terdiri dari 6 baris. Berikut strukturnya:
Sampiran
Sampiran
Sampiran
Isi
Isi
Isi

7. Kaidah Kebahasaan
Kaidah kebahasaan atau lebih dikenal dengan unsur kebahasaan teks pantun terdiri
dari:

1. Diksi, adalah pemilihan kata yang tepat dalam membuat sebuah pantun. Kalian bisa
menganalisis teks pantun dan melihat pemilihan kata yang ada didalamnya,
kemudian kalian bisa meniru atau membuat sebuah pantun denga lebih
memerhatikan diksinya.
2. Imaji, adalah penggambaran yang ada didalam teks pantun, sehingga pembaca atau
pendengar bisa terbawa kedalam tujuan pantun tersebut.
3. Bahasa Kiasan, adalah bahasa yang digunakan untuk menyampaikan sebuah makna
secara tidak langsung.
4. Bunyi, adalah cara kita melafalkan pantun tersebut dengan intonasi yang tepat dan
penekanan kata yang pas.

6
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Pantun termasuk ke dalam puisi lama, puisi lama merupakan latar belakang
lahirnya puisi modern dan puisi kontemporer. Puisi lama memiliki banyak aturan yang
mengikatnya berbeda dengan puisi modern yang tidak terikat oleh beberapa aturan.
Puisi lama sangat patuh terhadap konvensi yang ada, seperti jumlah bait, rima,
maupun baris.

Pantun sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari oleh orang tua, anak-
anak, maupun muda-mudi. Walaupun pantun merupakan karya sastra yang terhitung
tua karena kehadirannya telah ada sudah lama namun pantun tetap bisa bertahan
hingga abad ke-20 ini. Banyak karya sastra lain yang merambah luas di masyarakat
kini, pantun tetap menjadi pilihan sebagian orang dikarenakan sifatnya yang elastis,
bisa dipakai dalam situasi apapun. Seiring perkembangan pantun, pantun memiliki
bentukan baru yang disebut seloka, talibun, dan karmina.

7
DAFTAR PUSTAKA

-http://eci-muachpinky.blogspot.co.id/2012/11/makalah-pantun.html

-http://kikinoffitri.blogspot.co.id/2013/09/makalah-pantun.html

-http://www.studiobelajar.com/pantun-pengertian-jenis-contoh/

-http://www.habibullahurl.com/2015/11/pengertian-ciri-jenis-pantun.html

-http://eci-muachpinky.blogspot.co.id/2012/11/makalah-pantun.html

-http://www.kompasiana.com/nettik/dari-mana-pantun-berasal-bagaimana-
sejarahnya-simak-sejarah-pantun-ini_5678a858ad92737c048b4586
-http://asagenerasiku.blogspot.co.id/2012/03/syarat-syarat-pantun.html

-http://www.informasibelajar.com/2015/11/struktur-teks-pantun-pengertian---
kaidah.html
-http://www.mikirbae.com/2015/09/kaidah-kebahasaan-dalam-teks-
pantun.html

Anda mungkin juga menyukai

  • Soal USBN
    Soal USBN
    Dokumen14 halaman
    Soal USBN
    Aththariq Hariyadi
    Belum ada peringkat
  • Angket
    Angket
    Dokumen3 halaman
    Angket
    Aththariq Hariyadi
    Belum ada peringkat
  • PAKET 1 Biologi
    PAKET 1 Biologi
    Dokumen17 halaman
    PAKET 1 Biologi
    Aththariq Hariyadi
    Belum ada peringkat
  • Piso Surit
    Piso Surit
    Dokumen1 halaman
    Piso Surit
    Aththariq Hariyadi
    Belum ada peringkat
  • Pantun
    Pantun
    Dokumen13 halaman
    Pantun
    Aththariq Hariyadi
    Belum ada peringkat
  • PPT Agama Kelompok 2 (Uhuy)
    PPT Agama Kelompok 2 (Uhuy)
    Dokumen42 halaman
    PPT Agama Kelompok 2 (Uhuy)
    Aththariq Hariyadi
    Belum ada peringkat
  • Pantun
    Pantun
    Dokumen15 halaman
    Pantun
    Aththariq Hariyadi
    Belum ada peringkat
  • Perbedaan Akuntansi Sektor Publik Dan Swasta
    Perbedaan Akuntansi Sektor Publik Dan Swasta
    Dokumen2 halaman
    Perbedaan Akuntansi Sektor Publik Dan Swasta
    Aththariq Hariyadi
    100% (1)
  • Aransemen
    Aransemen
    Dokumen7 halaman
    Aransemen
    Aththariq Hariyadi
    Belum ada peringkat
  • DARAAAY
    DARAAAY
    Dokumen3 halaman
    DARAAAY
    Aththariq Hariyadi
    Belum ada peringkat
  • Pida Toku
    Pida Toku
    Dokumen2 halaman
    Pida Toku
    Aththariq Hariyadi
    Belum ada peringkat
  • Print Naskah Drama Dara
    Print Naskah Drama Dara
    Dokumen2 halaman
    Print Naskah Drama Dara
    Aththariq Hariyadi
    Belum ada peringkat
  • Print Naskah Drama Dara
    Print Naskah Drama Dara
    Dokumen2 halaman
    Print Naskah Drama Dara
    Aththariq Hariyadi
    Belum ada peringkat