DISUSUN OLEH :
DWI SAMBUNG WIRANTRI
NIM. P.09015
DISUSUN OLEH :
i
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Nim : P. 09015
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas Akhir yang saya tulis ini
benar - benar hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan tulisan
atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.
Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa Tugas Akhir ini adalah
hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut sesuai
Penulis
ii
LEMBAR PERSETUJUAN
Nim : P. 09015
SUKOHARJO
Ditetapkan di :
Hari/Tanggal :
iii
HALAMAN PENGESAHAN
Telah diujikan dan dipertahankan dihadapan Dewan Penguji Karya Tulis Ilmiah
Prodi DIII Keperewatan Stikes Kusuma Husada Surakarta
Ditetapkan di :
Hari/Tanggal :
DEWAN PENGUJI
Mengetahui,
Ketua Program Studi DIII Keperawatan
STIKES Kusuma Husada Surakarta
Setiyawan, S. Kep.,Ns
NIK. 201084050
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena
berkat, rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis
bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini
Husada Surakarta.
v
4. Nurma Rahmawati, S.Kep.,Ns, selaku penguji yang telah membimbing
Husada Surakarta dan berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satu-
mendapat balasan dari Allah SWT. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa karya
tulis ilmiah ini jauh dari sempurnanya karya tulis ini dan semoga dengan segala
keterbatasan penulis dalam menyusun karya tulis ini, bermanfaat bagi semua
Penulis
vi
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN..................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.................................................................. 1
A. Pengkajian ........................................................................ 5
C. Intervensi .......................................................................... 8
E. Evaluasi Keperawatan....................................................... 12
A. Pembahasan ...................................................................... 14
vii
B. Simpulan .......................................................................... 25
Daftar Pustaka
Lampiran
viii
DAFTAR TABEL
Halaman
ix
DAFTAR LAMPIRAN
x
BAB I
PENDAHULUAN
oleh karena itu ketuban pecah dini merupakan masalah penting dalam bidang
hubungan antara ketuban pecah dini (KPD) dengan persalinan sectio sesaria.
mengalami ketuban pecah dini akan memiliki resiko baik pada ibu maupun
janin untuk terkena infeksi dan salah satu jalan yang dipilih untuk pertolongan
melalui suatu insisi pada dinding perut dan dinding rahim dengan sayatan
rahim dalam keadaan utuh serta berat janin diatas 500 gram. Indikasi kenapa
bisa dilakukan sectio caesaria dapat dikarenakan oleh faktor ibu atau faktor
janin. (Wiknjosastro, Hanifa 2010). Infeksi yang banyak dialami oleh ibu
1
2
adalah karena ketuban pecah dini (KPD) yang banyak menimbulkan infeksi
pada ibu dan bayi (Prawirohardjo, 2002). Di Indonesia angka sectio caesaria
Pada tindakan sectio caesaria dilakukan Insisi pada dinding perut atau
dinding bawah rahim sampai dengan sayatan bawah uterus. Tindakan ini
selain menguntungkan juga memiliki efek samping terhadap pasien yaitu efek
sesar akan menyebabkan nyeri yang hebat pada pasca pembiusan, hal ini
terjadi karena adanya pelepasan zat zat stimulus kimia nyeri, dimana
stimulus kimia nyeri tersebut dtyilepas oleh sel atau jaringaan anoksia yang
seseorang dipengaruhi oleh beberapa hal, yakni arti nyeri bagi individu,
persepsi nyeri individu, toleransi nyeri, dan reaksi individu terhadap nyeri.
Secara umum, bentuk nyeri terbagi atas nyeri akut dan nyeri kronis. Gangguan
rasa nyaman atau nyeri yang biasa terjadi pada pasien post sectio caesaria
adalah nyeri akut yang terjadi kurang dari enam bulan, awitannya mendadak
dan biasanya penyebab serta lokasi nyeri sudah diketahui (Wahit Iqbal, 2008 ).
3
Maslow, 2008). Oleh karena itu penulis tertarik untuk mempelajari lebih
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum
Melaporkan kasus nyeri pada Ny.I dengan post sectio caesaria indikasi
2. Tujuan khusus
e. Penulis mampu melakukan evaluasi pada Ny.I dengan nyeri post sectio
C. Manfaat Penulisan
1. Bagi penulis
dengan gangguan rasa nyaman nyeri pada pasien post sectio caesaria
2. Institusi Pendidikan
gangguan rasa nyaman nyeri pada pasien post sectio caesaria dengan
gangguan rasa nyaman nyeri pada post section caesaria indikasi ketuban
LAPORAN KASUS
Klien dengan nama Ny.I (27 tahun), berjenis kelamin perempuan yang
wiraswasta. Tanggal 02/04/2012 klien dibawa ke poli kandungan atas rujukan dari
29 tahun, dan status sebagai Suami klien. Pengkajian dilakukan pada tanggal
03/04/2012.
A. PENGKAJIAN
Tanggal 02/04/2012 pukul 09.30 WIB klien datang atas rujukan dari
mengatakan keluar rembesan cairan air ketuban dari jalan lahir sejak pukul
04.20 hingga 08.30 WIB. Oleh karena itu klien disarankan untuk mondok agar
pengkajian pasien mengatakan masih keluar rembesan cairan ketuban dari jalan
minggu. Karena tidak adanya perubahan yang baik maka dokter menyarankan
5
6
janin. Tanggal 03-04-2012 pukul 09.55 WIB selesai dilakukan operasi sectio
baik, warna kemerahan, tidak ada tanda tanda infeksi. Bayi lahir kembar
dengan jenis kelamin satu laki laki dengan BB 3100 gram dan satu
pada hari kedua klien mampu melakukan latihan gerak miring kanan dan kiri 4-
5 x/hari. Pola istirahat tidur klien mengatakan sebelum sakit dapat tidur tapi
sering terbangun karena ingin BAK, dan dapat kembali tidur setelah BAK.
Selama sakit setelah post op sectio caesaria hari kedua klien mengatakan tidak
dapat tidur karena nyeri. Pola kognitif perseptual klien mengatakan sebelum
sakit dan selama sakit klien dapat berbicara bengan baik. Melihat dengan baik
dapat membedakan warna merah, hijau, atau kuning. Klien mampu mendengar
intruksi dengan baik. Penciuman baik, mampu membedakan bau makanan atau
obat. Perabaan baik dapat membedakan benda halus dan kasar. Dan indra
perasa juga baik dapat membedakan rasa manis, pahit, atau asin. Klien
mengatakan P : Luka bekas operasi sectio caesaria terasa panas dan Nyeri, Q :
sectio caesaria sepanjang 15 cm, luka tertutup kassa, bising usus 3 x/menit,
klien mengatakan Luka bekas post sectio caesaria terasa panas dan nyeri.
berwarna merah tua dan cair. Tanda tanda vital meliputi TD 100/80 mmHg,
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
dan nyeri, Q : nyeri seperti ditusuk tusuk, R : Luka bekas op sectio caesaria
bergerak. Dari data objektif ekspresi wajah klien tampak gelisah dan seperti
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
Kriteria hasil tanda tanda vital dalam batas normal ( TD 120/90 mmHg, RR
11-24 x/menit, S 36-37 0C, N 60-70 x/menit ). Ekspresi wajah pasien rileks,
adalah observasi TTV dan keadaan umum klien yang rasionalisasinya untuk
D. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
TTV klien Tanda tanda vital didapatkan data objektif yaitu TD 100/80
pasien dan skala nyeri dan respon klien mengatakan perutnya terasa panas dan
nyeri, objektif klien tampak lemah, dan gelisah. Pukul 14.50 mengajarkan
kompres hangat dengan menggunakan waslap yang dibasahi dengan air hangat
(misalnya pada bagian kening, leher, atau dada) dan respon klien mengatakan
luka bekas operasi sectio caesaria masih terasa panas dan nyeri, objektif klien
obat (Analgetik 1 amp/12 jam, Cefotaxim 1 gram/12 jam) dan respon klien
Pukul 17.30 WIB mengkolaborasikan dalam pemberian alat bantu nafas (O2)
dan respon klien mengatakan nafasnya masih terasa sedikit seseg, objektif
klien tampak lemah dan sedikit pucat. Pukul 18.00 WIB mengobservasi pola
nafas klien dan klien mengatakan sesegnya sudah berkurang, objektifnya klien
tampak tenang dan tidak menggunakan otot bantu nafas. Pukul 18.05 WIB
memantau adanya pucat dan sianosis dan klien mengatakan badannya masih
terasa lemes, objektif klien tampak masih sedikit pucat dan tidak ada sianosis.
mengerti dengan intruksi perawat. Objektifnya hanya tampak suami dan ibu
klien yang menemani klien. Pukul 18.30 WIB mengganti cairan infuse dan
respon klien mengatakan sudah merasa lebih baik, objektifnya infuse telah
diganti RL 20 tts/menit. Pukul 18.35 WIB mengkaji skala nyeri klien dan
respon klien mengatakan luka bekas op sectio caesaria masih terasa sangat
nyeri, objektif klien tampak masih lemas. Pukul 18.40 WIB mengkaji
pernafasan klien dan respon klien mengatakan seseg nafas sudah berkurang
setelah dipasang alat bantu nafas ( O2 ), Objektif klien tampak tenang, tidak
klien mengatakan tadi malam tidak dapat tidur karena luka bekas post sectio
skala nyeri klien dan respon klien mengatakan luka bekas post sectio caesaria
masih sangat nyeri apalagi ketika bergerak, objektifnya skala nyeri 7, ekpresi
wajah klien gelisah dan klien tampak lemah. Pukul 08.15 WIB
menggunakan waslap yang dibasahi dengan air hangat (misalnya pada bagian
sudah tidak merasa sesag nafas lagi, objektifnya klien sudah tidak
11
respon klien mengatakan bersedia untuk disuntik dan objektifnya klien tampak
kooperatif. Pukul 12.00 WIB mengkaji skala nyeri klien, klien mengatakan
luka bekas post sectio caesaria masih terasa nyeri, terutama ketika bergerak,
dan klien tampak masih lemah. Pukul 12.05 WIB mengintruksikan kepada
klien untuk latihan gerak miring kanan kiri, klien mengatakan mengerti
intruksi perawat, klien tampak masih takut untuk bergerak karena masih
merasa nyeri. Pukul 12.10 WIB membantu klien untuk latihan gerak miring
kanan kiri, klien mengatakan luka bekas post sectio caesaria nyeri ketika
bergerak, klien tampak kesakitan dan ekspresi gelisah, posisi klien miring kiri.
Pukul 13.00 WIB mengobservasi nyeri dan TTV pasien, klien mengatakan
masih merasa nyeri sekali, klien tampak masih lemah, TTV klien TD 110/80
klien untuk latihan miring kiri, kanan, atau duduk, klien tampak belum mampu
duduk, klien baru bisa posisi miring, klien mengatakan sudah bisa miring
kanan / kiri tapi belum bisa latihan duduk karena masih merasa nyeri. Pukul
jam), ekspresi wajah klien tampak rileks, klien mengatakan nyeri sudah
berkurang. Pukul 20.30 WIB mengevaluasi keadaan klien, klien tampak tenang
12
dan ekspresi wajah rileks, klien mengatakan nyeri sudah berkurang dari sekala
7 menjadi 3.
E. EVALUASI KEPERAW
luka bekas operasi sectio caesaria diperut terasa panas dan nyeri, Q : nyeri
seperti ditusuk tusuk, R : nyeri diluka bekas operasi sectio caesaria diperut,
S: skala nyeri 8, T : nyeri terasa setiap saat terutama ketika bergerak. O : Klien
tampak masih lemas, ekpresi wajah gelisah dan seperti menahan sakit, Tanda
klien, intruksikan kepada klien untuk melakukan kompres hangat ketika nyeri
luka bekas operasi sectio caesaria diperut terasa panas dan nyeri, Q : nyeri
seperti ditusuk tusuk, R : nyeri diluka bekas operasi sectio caesaria diperut,
S: skala nyeri 7, T : nyeri terasa setiap saat terutama ketika bergerak. O : Klien
dilanjutkan, observasi nyeri dan TTV klien, intruksikan kepada klien untuk
pemberian obat.
bekas operasi sectio caesaria sudah tidak terasa panas dan nyeri berkurang, Q :
13
nyeri tidak lagi seperti ditusuk tusuk, R : nyeri diluka bekas operasi sectio
A. PEMBAHASAN
Ny.I selama 3 hari di Ruang Bougenvile RSUD Sukoharjo dengan kasus post
operasi sectio caesaria indikasi KPD ( Ketuban Pecah Dini ). Pada bab ini
penulis akan membahas lebih dalam mengenai kasus diatas mulai dari
1. Pengkajian
data diperoleh dari klien dan keluarga yang mendampingi klien selama
dirawat.
dan pendular abdomen (perut gantung) Manuaba (2011). Pada kasus Ny.I
terjadinya rembesan air ketuban dari jalan lahir atau keluarnya air ketuban
14
15
dengan syarat bayi tidak besar dan letak salah satu janin tidak lintang.
Kasus Ny.I didapatkan data subjektif dari klien bahwa keluar cairan
atau rembesan air ketuban dari jalan lahir sejak tanggal 02/04/2012 pukul
rembesan air ketuban dari jalan lahir. Berarti lamanya pecah selaput
ketuban sebelum operasi terbilang lebih dari 8 jam (Benson, Ralph 2009),
normal oleh dari itu pukul 09.55 diputuskan untuk operasi sectio caesaria
guna mengurangi resiko baik pada ibu maupun janin untuk terkena infeksi
(Wildayani, 2009).
pada hari tersebut. Klien mengatakan pukul 09.55 WIB telah menjalani
caesaria terasa panas dan nyeri sekali, Q : nyeri seperti ditusuk tusuk, R
Setiap saat dan nyeri bertambah ketika bergerak. Dan data objektif
ekspresi wajah klien tampak gelisah dan seperti menahan sakit, dengan TD
operasi sectio caesaria sebesar 15%, dan sekitar 90% disebabkan oleh
16
selama sakit pada hari ke 0 klien tidak dapat melakukan aktivitas ( ADL )
dibatasi untuk tetap berada ditempat tidur untuk tujuan teraupetik. Tirah
pada saraf simpatis. Pada individu normal dengan kondisi tirah baring
Pada pola istirahat tidur klien mengatakan sebelum sakit dapat tidur
tapi sering terbangun karena ingin BAK, dan dapat kembali tidur setelah
BAK. Selama sakit setelah post operasi sectio caesaria hari kedua klien
mengatakan tidak dapat tidur karena merasakan nyeri. Nyeri yang berasal
dari luka sayatan yang dilakukan pada operasi sectio caesaria terjadi
karena adanya pelepasan zat zat stimulus kimia nyeri, dimana stimulus
kimia tersebut dilepas oleh sel atau jaringan anoksia yang rusak, spasmus
2008).
17
2. Diagnosa
perasaan tidak nyaman yang sangat subjektif dan hanya orang yang
luka bekas operasi sectio caesaria terasa panas dan nyeri sekali, Q : nyeri
bergerak. Data objektif ekspresi wajah klien tampak gelisah dan seperti
37 0C.
Yang paling utama adalah ekspresi wajah. Perilaku seperti menutup mata
rapat rapat atau membukanya lebar lebar, mengigit bibir bawah, dan
3. Intervensi
gangguan rasa nyaman nyeri yang berhubungan dengan agen injuri (fisik).
kesenjangan antara teori dengan fakta di lapangan atau kasus pada Ny.I.
masalah gangguan rasa nyaman nyeri dapat teratasi dengan kriteria hasil
yaitu : Tanda tanda vital dalam batas normal (Tekanan darah 120/90
tanda tanda vital klien, hal ini penulis lakukan untuk mengetahui adanya
masing masing individu, maka perlu dikaji lebih dalam mengenai semua
dan mengendorkan otot otot yang mempengaruhi nyeri. Dalam hal ini
teknik relaksasi yang dipilih oleh penulis adalah dengan kompres hangat
kimia dengan cairan tubuh yang merupakan stimulus kimia nyeri dengan
nyeri sedang menjadi intensitas nyeri ringan pasca perlakuan sebesar 45%.
hangat.
Menurut (Handoyo, dwi 2008) hal ini penting dilakukan karena dapat
tidak tertunda.
kiri, atau duduk ditempat tidur. Intervensi ini dilakukan untuk mencegah
terjadinya kekakuan otot akibat dari anastesi yang telah digunakan ketika
aktif atau pasif (miring kanan atau kiri) pasca operasi sectio caesaria dapat
Pendekatan ini didasarkan pada kebutuhan dan tujuan klien secara individu
(Burner & suddarth, 2002). Dalam kasus ini dokter dan perawat
dapat direncanakan pada ksus Ny.I karena pada hari 0 pasca bedah sesar
klien diharuskan betres total untuk menurunkan kontraksi otot yang dapat
4. Implementasi
tentang gangguan rasa nyaman nyeri agen injuri (fisik). Implementasi yang
dilakukan pada tanggal 3 April 2012 mengkaji klien dan skala nyeri klien
adanya perubahan fisiologi klien pada awal awitan nyeri, mengkaji skala
22
kepada klien untuk melakukan kompres hangat ketika nyeri itu datang lagi,
April 2012 mengobervasi keadaan umum klien tanda tanda vital klien
nyeri , membantu untuk melakukan gerakan miring kanan, kiri atau duduk
5. Evaluasi
ini adalah proses penilaian pencapaian tujuan. Tujuan dari tahap ini adalah
adalah gangguan rasa nyaman dan nyeri berhubungan dengan agen injuri
mengatakan luka bekas operasi sectio caesaria diperut terasa panas dan
nyeri, Q : nyeri seperti ditusuk tusuk, R : nyeri diluka bekas operasi sectio
ketika bergerak. O : Klien tampak masih lemas, ekpresi wajah gelisah dan
diatas ialah masalah belum teratasi karena intensitas nyeri belum berkurang
atau belum bisa dikontrol oleh klien oleh karena itu tindakan lain seperti
observasi nyeri dan TTV klien, intruksikan kepada klien untuk melakukan
kompres hangat ketika nyeri itu datang, kolaborasi dalam pemberian obat
bekas operasi sectio caesaria diperut terasa panas dan nyeri, Q : nyeri
intensitas nyeri belum berkurang atau belum bisa dikontrol oleh klien oleh
karena itu tindakan lain observasi nyeri dan TTV klien, intruksikan kepada
klien untuk melakukan kompres hangat ketika nyeri itu datang, kolaborasi
Pada tanggal 5 April 2012 didapatkan hasil evaluasi akhir klien dan
tidak terasa panas dan nyeri berkurang. Q : nyeri tidak lagi seperti ditusuk
tusuk, R : nyeri diluka bekas operasi sectio caesaria diperut, S : skala nyeri
ekspresi wajah klien tampak lebih rileks dan tanda tanda vital dalam batas
B. KESIMPULAN
khususnya pada pasien yang mengalami nyeri pasca operasi sesar yang penulis
1. Kesimpulan
b. Diagnosa penulis berfokus pada apa yang dikeluhkan oleh klien dan
apa yang tampak dari klien, disertai dengan beberapa data penunjang
Ekspresi wajah pasien rileks, nyeri berkurang atau hilang, skala nyeri
umum dan TTV klien secara berkala, mengkaji skala nyeri klien,
dikarenakan begitu banyak resiko atau efek yang begitu cepat pada
cara yang lebih aman misalnya melalui teknik relaksasi atau distraksi.
f. Nyeri yang terjadi pada klien dikarenakan sayatan yang dilakukan pada
pembiusan, hal ini terjadi karena adanya pelepasan zat zat stimulus
kimia nyeri, dimana stimulus kimia nyeri tersebut dilepas oleh sel atau
2. Saran
a. Penulis
optimal.
b. Institusi pendidikan
pembuatan laporan.
28
c. Rumah sakit
d. Peneliti selanjutnya
Benson, Ralph C., dkk. (2009). Benson & Pernolls Handbook of Obstetrics and
Gynecologi. Edisi 9. Penerjemah Susini Wijaya. Penerbit Buku
Kedokteran EGC. Jakarta.
Doenges, ME. Mary Frances Moorhouse, dkk. (2000). Nursing Care Plans
Guidelines For Planning And Dokumenting Patient Care. Ed 3. I Made
kariasa, dkk. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.
Iqbal, M Wahit. Chayatin, Nasrul. (2008). Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia :
Teori & Aplikasi Dalam Praktik. Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Jakarta.
Sadiman, dkk. 2009. Jurnal Kesehatan Metro Sai Wawai. Vol 11. Edisi Des
2009. http://www.jurnal.kesehatan/pdf/metro/2009 Diakses Tanggal 07
April 2012.
Santoso, Budi. Bilal, Habil. (2005). Panduan Diagnosa Keperawatan nanda 2005
2006. Prima Medika. Jakarta.
Smeltzer, Suzanne C., dkk. (2002). Brunner & Suddarths Text Book of Medical
Surgical Nursing. Vol. 1. Edisi 8. Penerjemah Agung Waluyo, SKp.,MSc.
Dkk. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.
Boyolali
Riwayat pendidikan :