Anda di halaman 1dari 7

Parameter Sifat Kimia dan Fisika Dalam HKSA

2.3.1. Parameter hidrofobik


Koefisien partisi oktanol/air yang dinyatakan dalam log P merupakan standar
kuantitas untuk menentukan sifat hidrofobik/hidrofilik suatu molekul. Parameter
hidrofobik/hidrofilik adalah sifat yang sangat penting dalam aplikasi biomedis (Katritzky et
al., 1996). Sebagai contoh aplikasinya adalah untuk memperkirakan distribusi obat dalam
tubuh. Obat-obat yang bersifat hidrofobik dengan koefisien partisi tinggi akan terdistribusi
pada kompartemen yang bersifat hidrofobik pula, misalnya lapisan lemak, sedangkan obat-
obat yang bersifat hidrofilik dengan koefisien partisi rendah akan terdistribusi pada
kompartemen hidrofilik, misalnya serum darah. Nilai log P dalam oktanol/air merupakan
rasio logaritma konsentrasi zat terlarut dalam oktanol dengan konsentrasi zat terlarut dalam
air. Secara matematis dituliskan dalam persamaan (5).
2.3.2. Parameter elektronik
Penggunaan struktur elektronik sebagai prediktor dalam studi HKSA cenderung
disukai karena dapat ditentukan secara teoritik dan hasil yang diperoleh cukup memuaskan.
Dalam hal ini, metode kimia kuatum dapat digunakan untuk meminimalkan energi potensial
dalam struktur molekul serta memperkirakan muatan atom, energi molekular orbital, dan
deskriptor elektronik lainnya yang dapat menunjang studi HKSA.
Postulat mekanika kuantum menjadi dasar perhitungan dalam kimia kuantum. Dalam
kimia kuantum, sistem digambarkan sebagai fungsi gelombang yang dapat diperoleh dengan
menyelesaikan persamaan Schrdinger. Persamaan ini terkait dengan sistem dalam keadaan
stasioner dan energi sistem dinyatakan dalam operator Hamiltonian. Operator Hamiltonian
dapat dilihat sebagai aturan untuk mendapatkan energi terasosiasi dengan sebuah fungsi
gelombang yang menggambarkan posisi dari inti atom dan elektron dalam sistem.
Energi dan fungsi gelombang sistem dalam keadaan stasioner diberikan dengan
penyelesaian persamaan Schrdinger yang ada pada persamaan (6).

EH= (6)

dengan H adalah operator Hamiltonian yang menyatakan energi kinetik dan energi potensial
dari suatu sistem yang mengandung elektron dan inti atom, adalah fungsi gelombang yang
merupakan fungsi koordinat inti dan elektron yang berisikan semua informasi mengenai
koordinat sistem, dan E adalah energi total dari sistem. Sifat molekul yang dapat dihitung
melalui penyelesaian persamaan di atas adalah geometri molekul, stabilitas relatif, dipol, dan
muatan atomik.
Metode yang berdasarkan medan gaya molekular klasik dan metode kimia kuantum,
masing-masing dapat digunakan untuk meminimalkan energi potensial struktur molekul.
Kedua pendekatan tersebut dapat digunakan untuk perhitungan secara termodinamik dan
momen dwi kutub tetapi hanya metode kimia kuantum yang dapat memperkirakan muatan-
muatan atom, energi orbital molekul, dan beberapa deskriptor elektronik lainnya dalam studi
HKSA. Metode kimia kuantum dapat diaplikasikan dalam HKSA dengan menurunkan
deskriptor elektronik secara langsung dari fungsi gelombang molekular (Katritzky et al,
1996).

2.3.3. Parameter sterik


Parameter sterik yang sering digunakan dalam penelitian adalah berupa indeks
topologi. Pada hampir setiap kasus, para kimiawan lebih memilih untuk menggunakan indeks
topologi sebagai parameter sterik untuk melakukan evaluasi terhadap toksisitas dan untuk
memprediksi aktivitas biologi. Hal ini karena indeks topologi menawarkan cara yang mudah
dalam pengukuran cabang molekul, bentuk, ukuran, siklisitas, simetri, sentrisitas, dan
kompleksitas (Devillers, 1997).
Topologi molekul dapat digunakan sebagai pengujian molekul numerik dalam HKSA
atau HKSS. Indeks topologi menjelaskan bahwa suatu struktur kimia, disebut sebagai grafik
kimia, yaitu suatu model kimia yang digunakan untuk menjelaskan sifat interaksi antara
obyek-obyek kimia (atom, ikatan, gugusan atom, molekul, pasangan molekul, dan
sebagainya).
Suatu grafik G = G(V,E), oleh Ivanciuc dan Balaban (1998) dijelaskan sebagai
pasangan terurut yang terdiri dari dua buah himpunan V = V(G) dan E = E(G). Unsur-unsur
pada himpunan V(G) disebut vertices (puncak) dan unsur-unsur pada himpunan E(G),
termasuk hubungan biner antara puncak-puncak disebut edges (tepi). Jumlah puncak N
menggambarkan jumlah unsur-unsur pada V(G), N = |V(G)| dan jumlah tepi M
menggambarkan jumlah unsur-unsur pada E(G), M = |E(G)|. Puncak-puncak suatu grafik
diberi nama dari 1 sampai N, E(G) = (1, 2, ..., N), dan tepi yang menghubungkan puncak-

puncak i dan j disebut eij. Dua buah puncak i dan j pada grafik G disebut berdekatan atau

berbatasan bila terdapat tepi eij yang menyertainya.


2.4. Analisis Statistik dalam HKSA
Analisis statistik diperlukan dalam pengolahan data-data untuk menemukan sebuah
persamaan HKSA. Hubungan antara struktur dan aktivitas biologi suatu zat adalah linier.
Linieritas suatu fungsi dapat ditentukan dengan metode regresi linier. Bila dilihat dari jumlah
variabel bebas, analisis regresi linier terdiri dari dua macam, yaitu analisis regresi linier
tunggal dan analisis regresi multilinier atau Multilinear Regression (MLR).
Regresi terkait dengan prediksi, yang dengannya dapat digunakan untuk membuat
model statistik yang menggunakan beberapa data berupa satu set variabel bebas (prediktor)
untuk memperkirakan harga variabel tergantung prediksi (Berenson, 1983). Dalam hal ini,
analisis korelasi sangat penting untuk mengetahui hubungan antarvariabel.
Pada analisis regresi linier tunggal, dengan hanya terdapat sebuah variabel bebas, X,
hubungan fungsional dapat dituliskan pada persamaan (10).

Yi = f(Xi) + i (10)

dengan Yi adalah data yang diamati, Xi adalah model fitting, dan i adalah residu, yaitu data-

data yang menyebar di atas atau di bawah garis linier.


Untuk kasus tertentu dimana terdapat beberapa variabel bebas, digunakan analisis
regresi multilinier, dengan asumsi adanya hubungan linier antara variabel-variabel bebas
dengan variabel tergantung. Persamaan regresi multilinier dituliskan pada persamaan (11).

Yi = o + 1X1i + 2X2i + i (11)

dengan :
o = intersep Y

= slope dari Y dengan variabel X (variabel X konstan)


1 1 2

2 = slope dari Y dengan variabel X2 (variabel X1 konstan)

i = tingkat kesalahan acak pada Y untuk pengamatan i

Syarat dalam analisis dengan MLR adalah bahwa masing-masing deskriptor saling
tidak tergantung dan bebas kesalahan untuk menghindari adanya kolinieritas karena akan
menyebabkan kesalahan dalam hasil regresi (Jolles dan Wooldridge, 1984). Untuk itu,
analisis korelasi antar variabel bebas sangat penting dilakukan sebelum melakukan analisis
regresi multilinier. Analisis korelasi dilakukan untuk mengukur hubungan antara satu set
variabel. Semakin tinggi nilai korelasi, maka semakin erat hubungan antara dua variabel.
Tujuan utama analisis regresi linier adalah untuk mengetahui hubungan linier antara
variabel tergantung dan variabel bebas. Semakin linier hubungan kedua variabel, maka akan
semakin baik model persamaan HKSA yang didapat. Parameter statistik yang dapat
digunakan sebagai faktor uji adalah berupa nilai r, F, dan SE.
Koefisien korelasi, yang dinyatakan dengan r, merupakan ukuran kekuatan hubungan
antara variabel tergantung (Y) dengan variabel bebas (X). Nilai r berjarak dari -1 hingga +1.
Nilai -1 menandakan bahwa hubungan X dan Y negatif sempurna, sedangkan nilai +1
menyatakan hubungan positif sempurna. Jadi, jika r mendekati 1, maka hubungan linier
antara X dan Y semakin kuat. Jika r = 0, slope akan sama dengan nol, dan X tidak dapat
digunakan untuk memprediksi Y. Harga r dapat dihitung dengan rumus yang tertulis pada
persamaan (12).
(12)
F merupakan ukuran perbedaan tingkat signifikansi dari model regresi. Nilai F
dihitung dengan rumus yang dituliskan pada persamaan (13).
F = r2(n-k-1)
2
K(1-r ) (13)

Signifikansi dari persamaan regresi terjadi apabila nilai Fhitung lebih besar dariapada

Ftabel untuk batas konfidensi yang ditentukan. Untuk analisis HKSA, tingkat konfidensi yang

biasa digunakan adalah 95% atau 99%.


Kadang-kadang dalam suatu set data, terdapat beberapa data di sekitar garis linier.
Untuk mengukur data yang menyebar tersebut digunakan suatu perkiraan standard error (SE)
seperti pada persamaan (14).

dengan Yi adalah nilai Y yang diteliti untuk nilai-nilai Xi dan yang diberikan dalam data.

Untuk suatu kasus tertentu dengan jumlah variabel yang banyak, misalnya dalam
analisis HKSA antitoksoplasma senyawa turunan kuinolon yang melibatkan tiga jenis
deskriptor dengan total variabel sebanyak 18 buah dapat dilakukan proses analisis
menggunakan analisis faktor atau PCA (Principal Component Analysis). PCA merupakan
suatu teknik dalam mereduksi sejumlah data dengan adanya korelasi dalam data tersebut. Jika
masing-masing variabel tidak mempunyai korelasi, maka teknik PCA tidak dapat digunakan.
Ide di balik PCA adalah untuk menemukan komponen-komponen utama, Z , Z , ..., Z
1 2 n

yang merupakan kombinasi linier dari variabel asli yang mendeskripsikan masing-masing
senyawa X1, X2, ..., Xn.

Z1 = a11X1 + a12X2 + a13X3 + ... a1nXn (15)

Z2 = a21X1 + a22X2 + a23X3 + ... a2nXn, (16)

Zn = ........ dst

(Miller dan Miller, 2000).


H
O N
S

H2 N S
O
N
N
O
acetazolamide
Boiling Point: 844,71 [K]
Log P: -0,25
MR: 48,88 [cm3/mol]
Henry's Law: 7,79
tPSA: 113.98
CLogP: -0.980864
CMR: 4.6487

NH

caprolactam
Boiling Point: 460,87 [K]
Melting Point: 274,61 [K]
Critical Temp: 779,27 [K]
Critical Pres: 44,15 [Bar]
Critical Vol: 354,5 [cm3/mol]
Gibbs Energy: 4,37 [kJ/mol]
Log P: 0,26
MR: 31,22 [cm3/mol]
Henry's Law: 5,98
Heat of Form: -145,46 [kJ/mol]
tPSA: 29.1
CLogP: 0.145
CMR: 3.1872

No. Parameter Obat 1 Obat 2


(Acetazolamide) (Caprolactam)
1. Boiling point 844,71 [K] 460,87 [K]
2. Melting point - 274,61 [K]
3. Critical temp - 779,27 [K]
4. Critical press - 44,15 [Bar]
5. Critical vol - 354,5 [cm3/mol]
6. Gibbs energy - 4,37 [kJ/mol]
7. Log P -0,25 0,26
8. MR 48,88 [cm3/mol] 31,22 [cm3/mol]
9. Henrys law 7,79 5,98
10. Heat of form - -145,46 [kJ/mol]
11. tPSA 113.98 29.1
12. CLogP -0.980864 0.145
13. CMR 4.6487 3.1872
Pembahasan

Pada praktikum kali ini mengenai

Anda mungkin juga menyukai