Anda di halaman 1dari 13

The Begininig

Pada tahun 2010 terjadi sebuah bencana yang menimpa

keluargaku, dimana terjadi kecelakaan lalu lintas yang menimpa

keluargaku, dan satu satunya yang selamat adalah aku, yang pada

waktu itu aku masih berumur 10 tahun. Pada saat itu aku melihat

keluargaku yang meninggal yang membuatku merasa trauma akan

kejadian yang meinmpaku 8 tahun silam itu. Kini aku yang sudah

duduk di bangku SMA masih saja dihantui mimpi buruk itu setiap

malam setiap aku mencoba memejamkan mataku selalu teringat

olehku orang orang yang kucintai dan kusayangi sudah tak

bernyawa lagi. Sejak saat berhasil diselamatkan itulah aku selalu

berkata kepada orang yang telah menyelamatkanku sekaligus menjadi

ayah angkat bagiku bahwa aku akan menghargai kehidupanku dan

tak akan menyianyiakan, tetapi ayah angkatku selalu tersenyum

ketika aku mengatakan hal itu sambil mengelus kepalaku. Itulah yang

selalu kuingat selama beliau masih hidup. Sekarang aku hanya tinggal

sendiri, tapi terkadang adik dari ayah datang untuk menjengukku,

meskipun aku berpikir bahwa dia merepotkan sekali ketika berada di

rumahku, tapi itu bukan masalah yang berarti bagiku, karena selama

dia masih punya hubungan sama ayah angkatku, aku harus

menghargainya.

Disekolah aku bisa dibilang anak yang biasa biasa saja, karena

kebiasaan yang diajarkan oleh ayah angkatku untuk tetap rendah

hati dan bersikap wajar apapun yang terjadi, tetapi aku memiliki
keahlian dalam hal memanah sekaligus bela diri. Aku pernah meraih

gelar juara ke-2 tingkat nasional yang membutku terkenal dikalangan

guru, tetapi itu tidak membuatku lupa siapa aku sebenarnya, yaitu

anak yatim piatu yang tidak memiliki tujuan hidup yang pasti kecuali

hanya untuk menyelamatkan orang lain dan membuat orang itu

bahagia. Aku memiliki seorang sahabat yang merupakan seorang ketua

osis. Kami sering bersama ketika di sekolah karena kami berada di

kelas yang sama danTomi nama sahabatku, ia selalu meminta

bantuanku untuk memperbaiki peralatan elektronik, dikarenakan aku

bisa sedikit sedikit dalam memperbaiki hal seperti itu, maklum

karena aku timggal sendiri, jadi terbiasa memperbaiki hal hal

seperti itu.

Di suatu pagi ketika kami kebetulan bertemu di gerbang

sekolah, kami berjalan menuju ke ruangan kelas kami, tetapi kami

bertemu dengan salah seorang gadis yang cukup populer di tingkatan

kami bahkan sampai di sekolah kami, banyak laki laki yang sudah

pernah mencoba untuk mendekatinya, tetapi semua di tolaknya.

Tetapi menurutku dia cukup menarik, meskipun emang cantik, tetapi

sifatnya yang cukup aneh ataupun lebih kasar, karena aku

memperhatikan bagaimana Tomi bersikap ketika bertemu dengan dia,

Tomi mencoba untuk menghindar tatap mata dan ogah ogahan

menyapa balik. Sepertinya Tomi sudah tau bagaimana sifat asli dari

gadis itu. Aku yang melihat sikap Tomi tersebut tersenyum kecil.

Siapa kau ? kata gadis itu dengan tersenyum.

Oh, aku Jimmy dan kamu siapa ? jawabku spontan dengan sopan

Ohh, jadi kamu yang namanya Jimmy, salam kenal aku Siska, tapi

aneh sekali kamu tidak mengenal aku katanya sambil terheran


Apakahkah kamu mengetaui tentang saya ? tanyaku balik

padanya

Tentulah, bagaimana aku tidak tau, kamukan yang juara ke-2

memanah tingkat nasional tahun kemarin jawabnya dengan santai

seperti semua orang dikelas sudah tau tentang prestasiku dalam

memanah

Hentikan Jimmy, jangan berbicara terus dengan dia, nanti kamu

akan dipengaruhi olehnya sela Tomi ketika kami sedang dalam

perbincangan

Apa maksudmu dengan mempengaruhinya ? tanya Siska kepada

Tomi dengan nada agak marah

Kamu telah menggunakan sihir bukan, sehingga membuat hampir

semua laki laki di sekolah ini menjadi suka padamu jawab Tomi

dengan ketusnya

Tentu saja tidak dengan marah, Siska akhirnya berkelahi dengan

Tomi.

Sementara aku hanya tertawa melihat mereka berkelahi seperti

layaknya anak kecil, untungnya sekolah dalam keadaan sepi, karena

kami datang terlalu pagi. Aku selalu dantang awal, karena aku tidak

ada kegiatan dirumah, sedangkan Tomi, dia selalu beralasan kalau

seseorang ketua harus lebih awal datangnya dari pada yang lain.

Sementara Siska aku baru bertemu dengannya, jdi aku tidak tau

bagaimana kebiasaanya.

Saat makan siang, aku bertanya kepada Tomi tentang masalah

dia dengan Siska.


Sepertinya kau sudah sangat akrab dengan Siska ? tanyaku

sembari menggodanya

Kami memang sudah mengenal satu sama lain sejak kami kecil

karena hubungan antara kedua orang tua kami cukup dekat, tapi

sikapnya itu yang membuatku tidak suka dengan dia, dia selalu

mendapatkan nilai lebih baik dariku, padahal aku sudah belajar

dengan serius, dan dia hanya bercanda tapi nilainya lebih bagus

dariku. jawabnya dengan biasa saja

Hmmm, jadi pada dasarnya kamu iri dengan dia ? kembali aku

menggodanya

Jangan bertanya yang tidak tidak, mana mungkin aku iri kepada

penyihir seperti dia. Jangan jangan kau sudah terkena sihirnya

sehingga kau suka dengan dia. jawabnya kesal.

Tentu saja tidak, mana mungkin ada sihir di jaman sekarang ini.

Coabalah terima kenyataan bahwa dia selalu lebih unggul dari pada

kamu. jawabku sambil tertawa.

Sudahlah terserah apa katamu. Habis ini aku ada pertemuan Osis,

jadi pulanglah lebih dulu jawabnya dengan wajah kesal

Baiklah kalau gitu. jawabku biasa saja

Kami memang sering pulang bersama, karena rumah kami

yang searah, dan keluarga ayah angkatku, dengan keluarganya cukup

dekat.

Ketika aku sudah pulang, ternyata sudah ada kakak angkatku

di rumah, yang aku herankan adalah, bagaimana ia bisa sampek

rumahku terlebih dahulu, padahal dia merupakan guruku sendiri

waktu di sekolah.
Apa yang kamu lakukan, bukannya tadi para guru sedang sibuk

buat ujian akhir semester, knapa kamu bisa keluar dari sekolahan ?

tanyaku heran, meskipun sudah terbiasa dengan sikapnya yang tidak

bertanggung jawab.

Aku sedang bosan dengan orang orang tua itu, aku ingin mencari

orang yang bisa diajak ngomong santai jawabnya dengan santai

saja.

Sikapmu benar benar seperti seorang guru yang ber prsetasi

saja balasku mengejeknya, karena memang dia mendapatkan gelar

guru berprestasi dari sekolah, meskipun bisa dibilang ia masih muda.

Apa yang kamu bicarakan sebenarnya ? tanyaku kembali.

Aku hanya ingin tau kamu nanti memilih kuliah atau bagaiamana ?

tanyanya serius.

Jadi ini yang kamu inginkan, perbincangan yang santai itu. Aku

masih tidak tau akan masa depanku nanti, tapi sebenarnya aku ingin

kuliah di luar negri jawabku bingung.

WAW!!!! Apa kau benar benar mau kuliah di luar negri

jawabnya terkejut

Ya aku ingin belajar di luar negri, lagian aku juga sudah pernah

bilang ke almarhum ayah, bahwa aku tidak ingin menyianyiakan

hidupku, karena aku sudah diselamatkannya jawabku tenang.

Lah terus, siapa nanti yang akan merawatku, siapa yang akan

membuatkanku makan jika kamu keluar negri jawabnya bingung.

Carilah seorang suami sebelum aku lulus sekolah, itulah pilihan yang

paling gampang menurutku jawabku sambil menggodanya

Aku masih belum siap untuk menikah jawabnya dengan memelas.


Baiklah kalo gitu, tekadku semakin bulat, aku akan mencari

beasiswa untuk kuliah di luar negri. Oleh karena itu segeralah mencari

suami kamu sudah 25 tahun, lagian aku tidak berminat buat

merawatmu sampai kau meninggal nanti jawabku sambil tertawa.

Jangan tinglakan aku jawabnya sambil sedih

Aku tidak meninggalkanmu sepenuhnya kok, aku bakal pulang. Tapi

setaun sekali jawabku tertawa

Baiklah kalo gitu aku akan mencari calon suami jawabnya sambil

menghapus air matanya yang menetes sedikit.

Setelah itupun aku menyiapkan makan malam untuk kita

berdua, karena itu sudah menjadi kebiasaanku untuk menyiapkan

makan untuknya, karena dia lebih seTomig makan ke rumahku. Tapi

itu bukanlah masalah, karena uang yang sampai saat ini membiayaiku

adalah uang dari kakanya, atau ayah angkatku.

Ketika seminggu sebelum ujian akhir semester. Aku dan Tomi

berencana melakukan belajar kelompok, karena aku nilaiku kadang

kurang memuaskan bagiku, jadinya aku mau minta di ajari oleh Tomi,

karena nilainya selalu masuk 10 besar di sekolah, tapi dia masih tetap

saja dibawah Siska. Tapi sebuah kejutan terjadi ternyata dalam

belajar kelompok kami, Siska ikut dalam belajar kelompok kami, dan

dia mengajak temannya yang bernama Salsa. Dia adalah temanku

dalam klub memanah, kami sering menghabiskan waktu bersama,

karena kami sama sama ketua dari cowok dan cewek oleh karena

itu kami sering ngobrol bersama. Tapi aku heran kenapa Tomi

mengijinkan mereka untuk ikut padahal Tomi sendiri tidak suka

dengan sifat dari Siska.

Tomi kenapa kamu membiarkan mereka bergabung, bukannya

kamu tidak suka dengan Siska ? tanyaku pada Tomi dengan heran
Aku tidak punya pilihan, aku harus menerima mereka bergabung

dengan kita, karena dengan begitu aku bisa tau bagaimana cara Siska

belajar. Sehingga aku bisa mengalahkannya dalam ujian nanti jawab

Tomi

Baiklah kalo menurutmu begitu, aku tidak keberatan, malah kalo

lebih rame bakal lebih seru jawabku sambil tersenyum

Tapi yang kuherankan adalah bagaimana Siska tau kalo kami

akan melakukan belajar kelompok, tapi aku tidak terlalu

memikirkannya.

Jadi kapan kita akan melakukannya ? tanya siska saat kami

berkoordinasi untuk belajar kelompok.

Bagaimana kalo hari sabtu minggu aja, waktu itukan kita libur

jawabku.

Terus dimana kita akan belajar kelompoknya tanyaku

Kalo aku terserah sama Ka, ehh maksudnya Siska jawab Salsa

Baiklah kalo gitu dirumahku saja, tidak masalah kan ? jawab Siska

Aku tak keberatan jawabku

Hmm, baiklah terserah kalo aku jawab Tomi ketus.

Tumben sekali kamu, Salsa mau ikut belajar kelompok, biasanya

kamu selalu malu malu tanyaku pada Salsa

Aku di ajak sama Siska, jadinya aku tak bisa menolak ajakkannya

jawab Salsa sambil malu malu

Ohh begitu, tolong bantuannya ya nanti pintaku

Sama- sama Jimmy jawabnya


Setelah kami menentukan kapan dan dimana kami akan

melakukan belajar kelompok, kami pulang kerumah masing masing.

Dan seperti biasanya, kakak angakatku sudah menungguku dirumah

untuk makan malam dan hal hal lainnya.

Kenapa kamu baru pulang ? aku sudah lapar tanyanya kepadaku

Aku baru selesai berbicara dengan teman temanku buat belajar

bersama buat ujian nanti, akan segera kusiapkan makan malam

jawabku tenang, sambil mempersiapkan makanan

Ohh, jadi belajar sama siapa saja kamu dan dimana ? tanyanya

seperti curiga

Cuma aku, Tomi, Siska, sama Salsa. Kami akan belajar bersama di

rumah Siska, kenapa emangnya kamu kok tanya ? jawabku dengan

santai.

Hmmm, pasti nanti nilaimu bakal bagus bagus kalo belajar sama

mereka. Tapi apa kamu yakin belajar di rumah Siska ? tanyanya

balik.

Kenapa dengan rumah Siska, bukannya dia anak yang biasa biasa

saja ? tanyaku

Kamu lihat saja nanti, kamu pasti bakal terkejut. Sekarang ayo

makan dulu jawab kakakku

Baiklah kalo gitu, ayo makan jawabku

Kamipun makan, dan berbincang bincang biasa sambil

melihat tv.
The Pulse

Hari yang cerah, suara suara burung membangunkanku dari

tidur yang seperti biasanya tetap dengan mimpi mimpi yang

menghantuiku selama beberapa tahun belakangan ini. Hari ini adalah

hari kami berjanjian untuk belajar bersama di rumah Siska. Sebelum

berangkat nanti siang aku seperti biasanya bersih bersih rumahku,

dan sekarang adalah watuku untuk mengunjungi makam dari ayah

angkatku sayangnya aku tidak bisa mengunjungi makam keluargaku

sendiri, karena mereka di makamkan di kota. Pada waktu aku ke

makam dari ayahku, aku melihat seorang wanita yang masih muda,

pikirku, hampir seumuran denganku, bahkan lebih muda mungkin

dariku. Siapa dia, apa hubungannya dengan ayah tanyaku pada

diriku sendiri. Setelah wanita itu pergi, aku melihat ke makam ayah,

dan terdapat bunga yang indah., hal ini membuatku semakin bingung,

aku akan bertanya kepada kakak nanti kalo sudah pulang.

Setelah selesai membersihkan makam ayahku, aku pulang dan

bersiap siap untuk belajar berkelompok. Setelah menunggu beberapa

saat, akhirnya Tomi datang menjemputku.

Yo, jimmy sudah siap ?


Sudah ayo berangkat Tom, kasian nanti mereka menunggu .

Baiklah, ayo .

Meskipun sudah mendekati jam 12 an, tapi suasana disini

masih saja dingin, dikarenakan tempat tinggal kami berada di lereng

gunung, aku sungguh bersyukur bisa tinggal di daerah sini meskipun

sudah tidak dengan keluarga asliku lagi, dikarenakan orang orang

sangat ramah udara yang sejuk, berbeda jauh dari kenanganku dulu

waktu kecil yang tinggal di sebuah kota yang padat, dimana tetangga

satu ke lain seperti tak saling kenal, belum lagi udara kotor karena

polusi udara kendaraan bermotor yang membuat susah untuk

bernafas. Oleh karena itu, aku selalu menikmati setiap langkahku dan

bersyukur atas nikmat yang telah Ia berikan kepadaku setelah aku

mengalami musibah seperti itu.

Hei, apa yang sedang kau lamunkan ? tanya Tomi sembari

melihatku melamun

Apa ? tanyaku kembali

Jangan jangan kau membayangkan Siska ya ? tanyanya sambil

wajah serius

Ayolah, apa kau yakin menanyakan hal seperti itu ? tentu saja

tidak, aku hanya menikmati suasana dingin disini, ini benar benar

membuatku tenang. jawabku sambil tertawa akan pertanyaannya

Apa kau yakin, jangan jangan kau sudah terkena guna gunanya

? tanyanya masih dengan wajah serius

Ayolah jangan mengatakan hal yang tidak tidak, aku beneran

menikmati udara ini saja jawabku sambil senyum


Baiklah kalo gitu, kamu bener bener menakutkan kalo tersenyum

seperti itu, jadi hentikan jawabnya

Aku tidak merespon dan kami sempat mampir ke sebuah

swalayan untuk membeli beberapa kue buat mereka. Tidak lama

akhirnya kami sampai di sebuah rumah yang begitu megah kalo

menurutku, seperti rumah seorang juragan petani ataupun tanah

karena rumah rumah di sekitarnya tampak biasa biasa saja tidak

mencolok sama sekali, dan rumah ini berbeda jauh dari rumahku yang

bisa dibilang masih tradisional.

Jangan terkejut, ini adalah rumah Siska kata Tomi kepadaku

Tentu saja aku terkejut, bagaimana tidak, dengan wajah yang

bisa dibilang cantik, kulitnya putih bersih, dan tubuh yang langsing,

rambut hitam panjang yang indah, ditambah dengan rumah semegah

ini dia seperti seorang ratu, pantas saja apabila banyak cowok yang

jatuh cinta padanya disekolah. Kemudian Tomi menekan bel dan

keluarlah Salsa membukakan pagar. Kemudian kami pun masuk

kedalam rumah tersebut, dan sungguh kagum aku akan arsitektur

dari dalam rumah ini.

Ohh, kalian sudah datang ayo duduk kata Siska

Maaf kami sedikit terlambat kataku

Iya tidak masalah, anggap saja rumah sendiri balas Siska

Apa tidak ada orang lain dirumahmu ? tanyaku kembali

Orang tuaku baru saja meninggal beberapa tahun barusan ini dia

menjawab dengan tersenyum

Ohhh, maafkan aku jawabku

Iya tidak masalah jawabnya kembali


Setelah itu terjadi keheningan sejenak

Baiklah sekarang apa yang akan kita pelajari terlebih dahulu ?

tanya Siska

Bagaimana kalo kita membagi menjadi 2 kelompok, dengan salah

satu orangnya harus ahli dalam materi yang akan dipelajari jawab

Tomi

Iya, aku setuju dengan usulan Tomi kata Salsa

Anda mungkin juga menyukai