Anda di halaman 1dari 8

AYUNAN BANDUL SEDERHANA

Bandul adalah benda yang terikat pada sebuah tali dan dapat berayun secara bebas
dan periodik yang menjadi dasar kerja dari sebuah jam dinding kuno yang mempunyai ayunan.
Dalam bidang fisika, prinsip ini pertama kali ditemukan pada tahun 1602 oleh Galileo Galilei,
bahwa perioda (lama gerakosilasi satu ayunan, T) dipengaruhi oleh panjang tali dan
percepatan gravitasi

Gerak Harmonik Sederhana (GHS) adalah gerak periodik dengan lintasan yang ditempuh selalu
sama (tetap). Gerak Harmonik Sederhana mempunyai persamaan gerak dalam bentuk sinusoidal
dan digunakan untuk menganalisis suatu gerak periodik tertentu. Gerak periodik adalah gerak
berulang atau berosilasi melalui titik setimbang dalam interval waktu tetap. Gerak Harmonik
Sederhana dapat dibedakan menjadi 2 bagian, yaitu :
Gerak Harmonik Sederhana (GHS) Linier, misalnya penghisap dalam silinder gas, gerak
osilasi air raksa / air dalam pipa U, gerak horizontal / vertikal dari pegas, dan sebagainya.
Gerak Harmonik Sederhana (GHS) Angular, misalnya gerak bandul/ bandul fisis, osilasi
ayunan torsi, dan sebagainya.

Beberapa Contoh Gerak Harmonik:


Gerak harmonik pada bandul: Sebuah bandul adalah massa (m) yang digantungkan pada salah
satu ujung tali dengan panjang l dan membuat simpangan dengan sudut kecil. Gaya yang
menyebabkan bandul ke posisi kesetimbangan dinamakan gaya pemulih yaitu dan panjang busur
adalah Kesetimbangan gayanya. Bila amplitudo getaran tidak kecil namun tidak harmonik
sederhana sehingga periode mengalami ketergantungan pada amplitudo dan dinyatakan dalam
amplitudo sudut.
Gerak harmonik pada
pegas: Sistem pegas adalah sebuah pegas dengan konstanta pegas (k) dan diberi massa pada
ujungnya dan diberi simpangan sehingga membentuk gerak harmonik. Gaya yang berpengaruh
pada sistem pegas adalah gaya Hooke.
Gerak Harmonik Teredam
Secara umum gerak osilasi sebenarnya teredam. Energi mekanik terdisipasi (berkurang) karena
adanya gaya gesek. Maka jika dibiarkan, osilasi akan berhenti, yang artinya GHS-nya teredam.
Gaya gesekan biasanya dinyatakan sebagai arah berlawanan dan b adalah konstanta menyatakan
besarnya redaman. dimana = amplitudo dan = frekuensi angular pada GHS teredam.
Kesimpulan
Dari percobaan yang telah kami lakukan dapat disimpulkan bahwa periode di pengaruhi oleh
panjang tali dan tidak di pengaruhi massa benda. Pada panjang tali yang sama semakin banyak
ayunan waktu yang di perlukan juga semakin lama dan percepatan gravitasinya tergantung pada
periode dan panjang tali. Gerakan harmonis juga akan membentuk waktu yang tetap dengan
gerakan bolak balik karena di lakukan di dalam ruangan gerakan harmonis akan udah untuk
diamatiselain itu, gerakannya pun akan konstan.

II.

DASAR TEORI
Dalam kehidupan sehari-hari sering kali kita melihat atau membuatbenda bergetar. Semua benda
akan bergetar apabila kita berikan simpangan.Benda yang bergetar ada yang dapat dilihat dengan
kasat mata karena simpanganyang diberikan sangat besar. Contoh :
Gambar 2.1
Bandul Sederhana.
2.1 Ayunan sederhana
Sebuah sistem bandul matematik atau bandul sederhana terdiri atassebuah benda bermassa
m
yang dimensinya kecil, sehingga dapat dianggapsebagai partikel berupa titik, digantungkan pada
seutas tali (yang tidakmulur dan massanya dapat diabaikan) membentuk sistem ayunan seperti

pada gambar.
IV. DASAR TEORI

Bandul adalah benda yang terikat pada sebuah tali dan dapat
berayun secara bebas dan periodik yang menjadi dasar kerja dari
sebuah jam dinding kuno yang mempunyai ayunan. Dalam
bidang fisika, prinsip ini pertama kali ditemukan pada tahun 1602
oleh Galileo Galilei, bahwa perioda (lama gerak osilasi satu ayunan, T)
dipengaruhi oleh panjang tali dan percepatangravitasi mengikuti
rumus:

di mana adalah panjang tali dan adalah percepatan gravitasi.


Pada mulanya, dibuat tiga asumsi tentang bandul sederhana.
Pertama, tali di mana massa beban berayun adalah tidak bermassa,
tidak meregang, dan selalu tetap tegang. Kedua, massa beban adalah
massa titik. Ketiga, gerak terjadi dalam bidang dua dimensi, yaitu
pendulum tidak berayun masuk dan keluar dari bidang.
Gambar 1. Diagram gaya bandul sederhana

Gambar 1 menunjukkan komponen gaya yang bekerja pada


sebuah bandul sederhana. Perlu diketahui bahwa lintasan bandul
membentuk sebuah lingkaran dan sudut diukur dalam radian.
Pertimbangkan hukum kedua Newton, F = ma, di mana Fadalah
jumlah gaya-gaya pada benda, m adalah massa, dan aadalah
percepatan sesaat. Karena hanya berkepentingan dengan perubahan
kecepatan dan karena massa beban dalam lintasan melingkar, maka
diterapkan persamaan Newton untuk sumbu tangensial saja.
Sehingga,

F = -mg sin = ma

a = -g sin
dimana g adalah percepatan gravitasi di dekat permukaan bumi.
Tanda negatif pada sisi kanan menunjukkan bahwa dan aselalu
dalam arah yang berlawanan. Ini masuk akal karena ketika bandul
berayun lebih jauh ke kiri, diharapkan untuk kembali lebih cepat ke
kanan.

Periode gerak, yaitu waktu untuk osilasi lengkap (bolak-balik) adalah:

T0 = 2
yang merupakan hukum Huygens untuk periode di atas. Perhatikan
bahwa di bawah pendekatan sudut kecil, periode tidak bergantung
pada amplitudo 0; ini adalah perangkatisochronism yang ditemukan
Galileo. Jika satuan SI digunakan (yaitu ukuran dalam meter dan
detik), dan dengan asumsi pengukuran adalah mengambil tempat di
permukaan bumi, maka g 9.81 m/s2, dan g/2 1 (nilainya yang
pasti 0,994 sampai 3 desimal belakang koma). Jadi atau dalam kata-
kata : di permukaan bumi, panjang bandul (dalam meter) adalah
sekitar seperempat dari kuadrat periode waktu (dalam detik).

II. TEORI KESALAHAN

Setiap pengukuran yang dilakukan oleh siapapun dan memakai alat


apapun selalu disertai dengan kesalahan (ragu-ragu) nilainya. Besar
kecil kesalahan ini bergantung pada:

1. Banyak sedikitnya sumber-sumber kesalahan yang menyertai pada saat


pengukuran berlangsung
2. Keadaan daripada alat ukur
3. Kondisi indera pengamat
Pada percobaan terdapat beberapa teori kesalahan,yaitu :
1. Kesalahan sistematis
Kesalahan Sistematis (Sistematical Error) adalah kesalahan yang
terjadi karena faktor peralatan dan kondisi alam. Peralatan yang
dibuat oleh manusia walaupun dibuat dengan tingkat akurasi tinggi
tetap masih mempunyai keterbasan pada ketelitian. Alam turut
mempengaruhi hasil pengukuran dan pemetaan karena perbedaan
suhu, temperatur, dan kondisi alam dilapangan.

1. Kesalahan Acak (Random Error)


kesalahan yang terjadi karena keterbatasan pada poanca indera
manusia. Keterbatasan tersebut dapat berupa kekeliruan, kurang hati-
hati, kelalaian, ketidakmengertian pada instrument, atau belum
terlatihnya petugas yang bersangkutan. Untuk menanggulanginya
diperlukan koreksi-koreksi dengan pendekatan ilmu-ilmu statistik,
pada fenomena pengukuran dan pemetaan suatu syarat geometrik
menjadi kontrol dan penyikat data yang tercakup pada titik-titik kontrol
pengukuran.

1. Kesalahan Besar (Blunder)


Kesalahan besar dapat terjadi apabila operator atau surveyor
melakukan kesalahan-kesalahan yang seharusnya tidak terjadi akibat
dari kesalahan pada pembacaan dan penulisan nilai-nilai yang diambil
dilapangan. Dengan demikian jika terjadi kesalahan besar maka
pengukuran harus diulang atau data tersebut harus dibuang dan
diganti dengan data yang baru, jika memang data tersebut tidak
terlalyu berpengaruh pada pada hasil pengukuran dan pemetaan.

1. Kesalahan kerangka dasar vertical


Kesalahan dapat terjadi akibat tidak berhimpitnya sumbu vertikal
theodolite dengan arah garis vertikal. Karena kesalahan sumbu
vertikal tak dapat dihilangkan dengan merata-ratakan dari observasi
dengan teleskop dalam posisi normal dan dalam posisi kebalikan,
maka pengukuran haruslah dilaksanakan dengan hati-hati, terutama
pada saat pengukuran untuk sasaran dengan elevasi yang besar.

1. Kesalahan kerangka dasar horizontal


Kesalahan ini dapat terjadi akibat sumbu horizontal tidak tegak lurus
terhadap sumbu vertikal. Untuk mengoreksi kesalahan pada
pengukuran kerangka dasar horizontal dapat dilakukan koreksi secara
sistematis pada pembacaan sudut horizontal. Kontrol koordinat
dilakukan melalui empat atau dua buah titik ikat bergantung pada
kontrol sempurna atau sebagian saja.

III. PEMBAHASAN

Pada percobaan Bandul Sederhana, statip dan klemp yang sudah


disiapkan dipasangkan tali yang kemudian pada tali digantung bola
sebagai beban penggantung. Kami melakukan 3 kali percobaan pada
setiap tali dengan panjang yang berbeda dengan menetapkan jumlah
ayunan bola yaitu 10 kali ayunan agar hasil
mudah ditentukan.Pada percobaan tersebut waktu yang didapat
berbeda-beda untuk setiap tali. Panjang tali diukur sesuai dengan
ukuran yang sudah ditetapkan oleh dosen yaitu: 30 cm, 25 cm, dan 35
cm. Tali yang sudah digantungkan beban, disimpangkan sejauh
140 (sesuai dengan ketentuan simpangan harus lebih kecil dari 15 0).
Sambil memperhatikan stopwatch, kami mulai menghitung ayunan
bola sampai 10 kali . Untuk 1 jenis panjang tali, percobaan dilakukan
sebanyak 3 kali untuk memastikan keakuratan dalam pengukuran.
Setelah mendapat nilai dari 3 kali percobaan kemudian diambil rata-
rata dari nilai yang didapat dari data percobaan. Dengan panjang tali
25 cm dalam percobaan pertama didapatkan 10,33 sekon pada
ayunan pertama, dan pada ayunan kedua 10,37 sekon dan pada
ayunan ketiga 10,37sekon.Pada panjang tali 30cm dalam percobaan
kedua didapatkan 11,24 sekon pada ayunan pertama, dan 11,15
sekon pada ayunan kedua,dan 11,17 sekon pada ayunan ketiga.
Sedangkan pada percobaan ketiga dengan panjang tali 35cm pada
ayunan pertama 12,06 sekon dan pada ayunan kedua 12,07 sekon,
pada ayunan ketiga 12,09 sekon . Hal ini menunjukkan bahwa
panjang tali mempengaruhi waktu ayunan bandul. Dari data
percobaan tersebut, dapat menentukan percepatan gravitasinya.
Dengan rumus: g= 4. 2 .Dengan panjang dalam satuan m dan waktu
dalam satuan sekon. Dan setelah menghitung percepatan gravitasi
berdasarkan data tersebut yang merupakan data dengan variasi
panjang, percepatan gravitasinya berbeda.
IV. KESIMPULAN

Dari percobaan yang telah di lakukan dengan menggunakan tali dan


beban, dapat disimpulkan pengaruh dari panjang tali terhadap periode
getaran sangat berpengaruh karena apabila panjang tali yang
digunakan lebih pendek maka waktu yang di perlukan untuk
menghitung waktu ayunan bandul lebih sedikit dan sebaliknya dan
tetapan percepatan gravitasi dengan gravitasi yang didapat pada hasil
perhitungan,mendekati kebenaran karena selisih tersebut tidak
memiliki perbedaan yang cukup besar. Dalam melakukan percobaan
ini harus dilakukan secara berulang-ulang, karena jika hanya
melakukan satu kali percobaan , tingkat ketepatan atau keakuratan
akan berkurang. Dan disaat inilah harus dapat meneliti lebih cermat
saat menetapkan waktu pada stopwatch.

Anda mungkin juga menyukai