PENDAHULUAN
Iklim tropis merupakan iklim yang berada didekat garis katulistiwa dimana hanya
terdapat musim hujan dan kemarau. Karena matahari selalu vertical maka suhu udara rata-
rata tinggi. Pada umumnya suhu udara rata-rata antara 200 -230C bahkan dapat mencapai
300C. Sehingga dapat dikatakan suhu udara iklim tropis adalah lembab. Efek dari suhu
udara yang lembab pada bangunan menjadikan rungan pada bangunan tersebut terasa panas
dan kurang nyaman. Didalam makalah ini kami mengulas tentang bagaimana manusia
bisa beraktifitas dengan nyaman di dalam bangunan pada wilayah iklim tropis.
Kenyamanan manusia dalam beraktifitas tak hanya meliputi kenyamanan termal,namun
juga meliputi kenyamanan visual dan akustik. Pencahayaan dalam ruangan sangat
diperlukan juga elemen bunyi yang melengkapi kebutuhan manusia beraktifitas.
1
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian Pengendalian Lingkungan Bangunan.
2. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kenyamanan manusia
beraktifitas pada bangunan.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Jika dimisalkan posisi kita sebagai arsitek, kita harus merancang suatu bangunan
yang awet dan tahan lama, memiliki efisiensi energi tinggi, terjangkau dan mendukung
kesehatan. Untuk menghindari berbagai permasalahan dari bangunan, berbagai ilmu yang
cukup unik harus digabungkan misalnya Perpindahan Panas dan Masa, sains material,
meteorologi, teknologi konstruksi, psikologi manusia, serta analisis dan desain keteknikan
harus diaplikasikan ketika merancang sebuah bangunan. Paduan dari berbagai ilmu dan
keahlian ini sering disebut dengan building science. Awalnya ilmu ini dikembangkan
dan dipublikasikan di Eropa (terutama di Candinavia) yang dimana ilmu ini sering disebut
dengan Fisika Bangunan (Building Physic). Enam hal yang harus diperhatikan dalam
fisika bangunan adalahkontrol termal, kontrol kelembaban, kontrol aliran udara, iklim,
akustik, serta pencahayaan.
Iklim menjadi salah satu faktor alam yang sangat berpengaruh bagi eksistensi
arsitektur bangunan di dunia ini. Sehingga bangunan yang nantinya akan dirancang dapat
memanfaatkan energy matahari dan iklim sebagai sumber energy primer dan nantinya
rancangan harus bisa mengakomodasi perubahan iklim. Karena iklim di belaha bumi
berbeda-beda maka arsitektur di suatu wilayah berbeda pula, akan memiliki ciri kkas
tersendiri berdasarkan iklim di wilayah yang dibagi dalam empat wilayah iklim. Sehingga
3
rancangan bangunan dapat sebagai tempat hunian, aktifitas kerja dan lain sebagainya
sering memanfaatkan kondisi alam dan iklim agar dapat memperoleh kenyamanan.
Iklim sangat mempengaruhi bentuk suatu bnagunan di suatu wilayah. Di dalam
suatu wilayah akan mempunyai bentuk bangunan yang berbeda dengan wilayah lain. Tapi
jika ditinjau dari klimatik bentuk arsitektur bngunan akan memiliki prinsip yang sama
dalam satu kawasan pembagian iklim. Hal ini dikarenakan bangunan dipengaruhi dengan
kondisi alam, matahari, angina, cuaca atau iklim yang ada di wilayah tersebut.Iklim juga
berpengaruh terhadap penggunaan bahan bangunan dan berpengaruh juga terhadap
penggunaan teknologi pada suatu konstruksi bangunan. Oleh sebab ituteknologi kontruksi
material berkembang pesat bersamaan dengan berkembangnya bahan material suatu
bangunan.
Pengaruh iklim menuntut arsitek memikirkan bangunan yang dirancang agar sesuai
dengan kondisi cuaca di suatu wilayah. Ada beberapa data pertimbangan yang diperlukan
arsitek, yaitu:
a) Pertimbangan Panas
Arsitek harus dapat memperkirakan suhu panas terhadap bangunan, maka
dituntut mengetahui suhu udara, radiasi matahari, kelembaban udara da kecepatan
angina serta pengetahuan mengenai analisis frekwensi dan hubungan antar fariabel.
b) Ventilasi dan Angin
Tekanan angin sebanding dengan kuadrat kecepatan angin dikalikan dengan
faktor yang bergantung pada bentuk kontruksi. Tekanan dinamis untuk sebuah
rumah sekitar 0,003 pon/(kaki)2 untuk kecepatan angin 0,7 mil/jam, dan meningkat
menjadi kira-kira 5,7 pon/(kaki) untuk kecepatan angin 30 mil/jam.
c) Sinar Matahari
Cahaya matahari berperan sangat penting dalam sebuah bengunan sebagai
pencahayaan alami di siang hari, data mengenai radiasi matahari atau durasi
penyinaran matahari yang akan digunakan karena pengukuran nilai cahaya matahari
sangat jarang dalam brbagai pustaka.
4
d) Aspek Hujan dan Kelembaban
Dengan membuat asumsi mengenai arah angin yang lazim terdapat,
dimungkinkan untuk membuat dinding pelindung atau pelindung lainnya agar
menaungi dinding rumah dari serangan badai hujan yang lebat.
Iklim tropis merupakan kawasan yang dilalui garis khatulistiwa dan iklim tropis
lembab sendiri memiliki ciri:
1. Suhu udara relatif tinggi untuk kota dan kawasan pantai atau dataran rendah.
Sekitar 18o hingga 28o untuk kota dan kawasan di dataran tinggi rendah
2. Curah hujan yang tinggi sekitar 2000-3000 mm/tahun
5
3. Radiasi matahari yang relatif tinggi sekitar 1500 hingga 2500 kWh/m2/tahun
4. Kelembaban tinggi (Jakarta antara 60 hingga 95%)
5. Kecepatan angin relatif rendah
Bangunan tradisional
o Ruumah Gadang
Bangunan Modern
Kaidah bangunan tropis yang biasa untuk rumah tropis modern di kota-kota besar
adalah sebagai berikut:
6
o Atap
- Plafon dibuat tinggi untuk sirkulasi udara karena udara panas terangkat ke
atas menarik udara segar dari luar ke dalam, dan menjadikan ruang lebih
sejuk serta memudahkan cahaya matahari masuk secara maksimal.
- Atap berlapis dengan over stek yang panjang untuk menahan hujan dan
menahan sinar matahari langsung.
- Ada teras sebagai peralihan ruang dalam dan luar. Antara ruangan buatan
dan kehijauan di luar, juga sebagai penahan udara panas tidak langsung ke
bangunan.
- Pengolahan ruang luar dengan tanian yang maksimal untuk menyerap
radiasi sinar matahari dengan mendapatkan udara segar dari angin yang
melewati taman.
- Banyak menampilkan bahan-bahan primer alam seperti kayu, batu alam,
dan bata karena bagaimana pun bahan-bahan yang alami seolah memberi
ikatan yang dalam antara bangunan dengan alam.
Contoh bangunan :
Pada banguna tersebut terlihat bahwa
bangunan rumah memiliki over stek. Bukaan
jendela yang banyak tidak hamya berfungsi
sebagai pencahaan tapi juga sebagai sarana
pertukaran udara agar rumah menjadi sejuk.
7
2.3 Manusia Pada Bangunan di Iklim Tropis
Aspek Fisiologis
Fisiologi adalah cabang dari ilmu biologi yang mempelajari tentang fungsi normal dari
suatu organisme mulai dari tingkat sel, jaringan, organ, sistem organ hingga tingkat
organisme itu sendiri. Menurut definisi tersebut bisa disimpulkan bahwa fisiologi adalah
fungsi kerja yang meliputi fungsi mekanik, fisik, dan biokimia dari makhluk
hidup (sifat/kondisi fisik, non emosional) di dalam bangunan yang dapat ditangkap atau
dirasakan oleh indera manusia, yang meliputi:
1. Penciuman : berbagai aroma yang dapat dideteksi oleh hidung.
2. Penglihatan : meliputi berbagai ujud, textur, warna yang dapat ditangkap oleh mata. Hal
ini bisa terjadi bila ada cahaya yang dipantulkan oleh benda-benda tersebut. Kalau tidak
ada cahaya atau gelap gulita, maka tidak akan ada benda yang kelihatan.
3. Pendengaran : berkaitan dengan suara dan telinga
4. Peraba : berbagai keadaan yang dapat dirasakan oleh kulit manusia, keras-lunak, panas-
dingin, basah-kering dan lainsebagainya. Sebagian besar yang dirasakan manusia melalui
media udara.
5. Perasa : berbagai rasa yang dideteksi oleh lidah manusia, jadi hanya khusus untuk benda
yang dimakan
Aspek Psikologi
Psikologi berasal dari kata dalam bahasa Yunani Psychology yang merupakan
gabungan dan kata psyche dan logos. Psyche berarti jiwa dan logos berarti ilmu. Secara
harafiah psikologi diartikan sebagal ilmu jiwa. Istilah psyche atau jiwa masih sulit
didefinisikan karena jiwa itu merupakan objek yang bersifat abstrak, sulit dilihat wujudnya,
meskipun tidak dapat dimungkiri keberadaannya. Dalam beberapa dasawarsa ini istilah
jiwa sudah jarang dipakai dan diganti dengan istilah psikis. Dalam bangunan aspek
psikologi dapat dilihat pada bentuk estetika atau keindahan kenyaman serta utilitas dalam
bangunan.
Contoh dari fenomena ini yaitu penerapan bangunan minimalis. Bangunan yang
menonjolkan fungsi disetiap sisi namun tak memakan banyak tempat dengan penggunaan
warna yang lembut. Aliran minimalis memang sedang booming di berbagai negara maju
8
dengan tingkat kesibukan yang cukup tinggi. Tuntutan bentuk simpel dalam desain
arsitektur dinilai sesuai dengan life style yang manusia modern yang supersibuk. Mengenai
unsur fungsi, kepraktisan dan bahkan kepolosan dari bentuk arsitektural 'dianggap'
mewakili era modern dan global yang identik dengan masyarakat sibuk. Namun gaya
minimalis tampaknya sekarang mulai mencapai titik jenuh, terutama disebabkan kelatahan
banyak pihak yang menggunakan istilah minimalis pada hampir tiap desain arsitektur tanpa
mempertimbangan berbagai hal misal kesesuaian iklim, keberadaan bangunan sekitar,
bahkan kenyamanan penghuni.
Bahan bangunan yang disediakan alam ada batasnya, namun seiring kebutuhan
manusia yang makin bertambah kita perlu suatu konsep pembangunan baru. Konsep ini
disebut Sustainable (berkelanjutan). Menurut World Comission on Environment and
Development tahun 1987, Sustainable adalah pemenuhan kebutuhan pada saat sekarang
tanpa merugikan generasi depan untuk memenuhi kebutuhan mereka. Sebuah konsep
yang ditandai dengan kestabilan, terjadi perubahan namun teteap dibatasi untuk menjaga
keseimbangan sistem masa depan. Tujuan konsep sustainable yaitu:
1. Meminimalkan konsumsi bahan dan energy.
2. Mencegah efek negative pada daya dukung lingkungan dan lingkungan itu
sendiri
3. Memenuhi kebutuhan manusia.
9
Bangunan yang sustainable merupakan bangunan yang menggunakan metode dan
bahan bangunan yang mengutamakan kelesatrian kualitas lingkungan, ekonomi dan
keuntungan sisi sosial melalui perancangan sebuah bangunan, operasional bangunan,
perawatan dan dekonstruksi lingkungan. Maka, konsep sustainable enekankan pada
lingkungan,ekonomi, dan sisi sosial pada pembangunan sebagai satu kesatuan utuh dan
tidak memandang salah satu faktor sebagai individu yang berlainan.
Kenyamanan thermal
Kenyamanan visual (cahaya)
Kenyamanan audial (akustika)
1. Kenyamanan Thermal
a. Faktor fisik
Suhu udara
Suhu udara dibedakan menjadi dua, yaitu suhu udara normal dan suhu udara
rata-rata/MRT (Mean radiant temperature) yang merupakan suhu rata-rata
lingkungan sekitar seseorang. Kenyamanan termal terjadi jika perbedaan
10
antara MRT dan suhu udara normal <50. Suhu tubuh manusia 370C jika
lebih sampai 50 atau turun makan akan timbul ketidaknyamanan. Suhu
udara lingkungan dikatakan nyaman pada suhu sekitar 250C. Maka tubuh
manusia berkemampuan untuk mempertahankan suhu dan mempertahankan
kondisi lingkungan yang stabil. Seperti menggunakan kipas atau
memperbanyak bukaan pada lingkungan panas.
Kelembaban relative
Kecepatan angin
Radiasi Matahari
Radiasi matahari membuat
ruangan terasa hangat. Pada
siang hari radiasi matahari ini
melimpah sehingga jika terlalu
banyak akan terasa panas. Dapat
diatasi dengan menggunakan
sun shading (peneduh).
Jenis shading
Jenis kelamin
Umur
Pakaian
Jenis aktivitas
11
Perencanaan lingkungan bangunan mencakup :
Eksterior Bangunan
Gubahan Massa Bangunan Tujuan
Bentuk bangunan - Mengendalikan radiasi sinar matahari
Jarak bangunan - Mengendalikan angin serta kelembaban
Kondisi bangunan - Jarak vegetasi kebangunan harus ideal yang tergantung dari
Vegetasi ketinggian (h) agar pengaliran udara ke dalam bangunan dapat
Bentang alam berfungsi.
Kondisi iklim mikro - Ketinggian pagar dihitung agar tidak menghalangi
Tanah pengaliran udara ke bangunan.
- Prninggian rumah dari tanah dianjurkan agar pagar tidak
menghalangi pengaliran udara
Interior Bangunan
Pada siang hari terjadi proses pemanasan,
dan pada malam hari terjadi pelepasan
panas (pendinginan). Proses pendinginan
secara berantai (melalui fase-fase) pada
Perambatan panas berupa:
bangunan satu lantai tetap efektif, tapi
1.Konveksi
tidak untuk bangunan berlantai banyak.
2.Radiasi
Massa udara menghambat radiasi dan
3.Konduksi (atap - dinding)
konduksi, digantikan dengan konveksi.
4. Evaporasi
Kondisi ini disebut dengan efek termos.
Jadi, semakin banyak udara akan
menguntungkan.
Tujuan
Bangunan dengan atap miring, panas yang masuk ke dalam ruang atap
ditahan dulu (mengalami konveksi) sehingga panas yang yang masuk ke
fase 2 lebih kecil.
12
Selubung Bangunan
Bangunan dengan ruang-ruang yang
kecil, dindingnya akan menyimpan panas
yang lebih besar.
-Kedua, untuk design sky ini diusulkan distribusi terang langit yang uniform (merata).
13
kekuatan penerangan sekeliling dekat dari bangunan jang bersangkutan oleh matahari
ditambahkan kepada penetangan langit, untuk kedua waktu yang disebutkan tadi diambil
masing-masing 5000 lumen/m2 dan 2500 lumen/m2.
-Keempat, untuk pertimbangan mengenai gangguan penyiluan dan usaha pengurangannya
dapat diperhitungkan penerangan langsung oleh matahari sebesar 30000 lumen/m2 pada
obyek-obyek yang memberikan pantulan.
Pencahayaan Buatan
Cahaya yang dihasilkan oleh elemen hasil pabrikasi.
Sumber Cahaya
a. Lampu Pijar
Memiliki filamen yang memberikan cahaya ketika dipanaskan, menjadi
pijar oleh aliran listrik.
b. Lampu Fluoresens
Lampu fluoresens adalah lampu discharge tubular. Cahaya
dihasilkan dari fluresens lapisan fosfor didalam tabung. Lampu yang
menyediakan sumber cahaya linier dan memiliki efikasi sebesar 50
sampai 80 lumen per watt.
c. Lampu High-Intensity Discharge (HID)
Lampu discharge yang memiliki jumlah cahaya signifikan yang dihasilkan dari pelep
asan listrik melalui uap logam didalam tabung kaca tertutup. Lampu high-
pressure sodium (HPS) menghasilkan spektrum cahaya putih keemasan yang luas
yang dihasilkan dari pelepasan listrik pada uap sodium.
Sistem Penyinaran
Tujuan utama sistem pencahayaan adalah menyediakan iluminasi yang memadai. Jenis
sistem penyinaran yaitu :
Penyinaran Langsung Sinar cahaya yang dipantulkan oleh bidang-bidang
reflector yang diarahkan langsung pada bidang kerja
Penyinaran Tidak Langsung Penerangan yang menghalangi sinar cahaya yang
dating langsung pada bidang kerja
14
Penyinaran Bawur (difus) Arah sinar yang dibuat menyebar, dari mana-mana
serta merata sehingga terlihat smooth.
Pengaruh Warna
- Ruangan yang memiliki warna muda ataupun mendekati putih maka penerangan
ruangan semakin baik
- Jika ruangan memiliki penerangan cukup, dianjurkan agar lanati memiliki warna sedikit
gelap sebagai elemen peyejuk mata
- Warna pastel berkesan menggairahkan
- Warna putih merupakan pemantul terbaik namun berkesan polos bersih
- Kaca- kaca jendela kurang menolong bagi kita, biasanya menghamburkan banyak
cahaya dan memberikan bayangan-bayangan refleksi yang mengganggu
Sumber Getaran
Bising Sistem Mekanik Penyebab
Bising peralatan mekanis Unit ventilasi dan pengkondisisan
udara oleh motor, kipas angin, dsb
Bising sendiri Aliran udara kecepatan tinggi
Pembicaraan silang Bunyi pembicaraan yang masuk ke
kisi pengadaan udara
Bising transmisi Dari sumber eksterior ke dalam
bangunan
15
Sumber Bising pada Sistem Pengaturan Udara
Mesiniaga Tower
16
Keunggulan dan ciri-ciri bangunan ini :
bangunan yang lebih murah dan efisien gedung perkantoran 80%
memperhatikan posisi bangunan terhadap arah matahari dan arah angin
cara penggunaan material (baja dan komponen pembatas ruang) yang penempatan bahan
tersebut sebagai penangkal panas dalam dimensi ukuran berbeda dan bentuk melengkung
sesuai pergerakan matahari
tengah bangunan ditarik ke tepi timur sehingga ruang kerja bisa lebih leluasa
dan gang untuk sirkulasi lebih sedikit
menggunakan penghawaan alami sesuai prinsip bioklimatik
inti bangunan [service core]-tangga, lift, toliet dan mekanikal, elektrikal dan
plumbing-di sisi yang paling banyak menerima sengatan matahari yakni timur gedung.
17
2.5 Pengendalian Kenyamanan Termal
Kenyamanan termal adalah suatu interaksi termal antara manusia dan sekitarnnya yang
memuaskan pikiran manusia. Zona nyaman sebagai suatu keadaan dimana manusia
berhasil mengurankan pengeluaran tenaga dalam badannya untuk menyesuaikan dirinya
dengan persekitarnya. Tujuan dari kajian kenyamanan termal adalah untuk membangun
zona nyaman atau rentang suhu dimana sebagian besar manusia merasa nyaman.
Kenyamanan termal berhubungan terhadap suhu, kelembaban, pergerakan udara dan
radiasi matahari
2.5.1 Pendingin Pasif
Fungsi pendingin pasif adalah menyeimbangkan suhu dan kelembaban berdasarkan aliran
energy secara alami. Maksud dari aliran energy pada desain pasif adalah radiasi, konduksi
atau konveksi tanpa menggunakan alat listrik.contohnya pada gedung yang yang
menggunakan pendingin pasif untuk menjaga dari panas.
2.5.2 Desain atau teknik dari penerapan pending pasif antara lain:
o Solar shading
Maksudnya adalah menghalangi radiasi dari sinar matahari agar
suhu gedung tidak panas. Beberapa jenis dari solar shading seperti
penggunaan penutup, atap, tanaman dan tekstur permukaan.
Penggunaan penutup seperti gorden atau jendela. Desain atap menggunakan
bahan yang memantulkan cahaya matahari atau dengan menanam tanaman
pada atap.Memberikan tanaman di sekitar gedung agar dapat mengurangi
pemanasan karena matahari dan menyejukkan udara.
Tekstur mempunyai sifat suhunya yang tidak mudah naiksaat siang dan
tidak mudah turun saat malam.
18
o Insulation
Dalam Bahasa Indonesia isolasi. Maksudnya untuk menjaga ruang dari
masuknya atau keluarnya panas. Dipasang isolasi pada desain interior dan
eksterior agar transfer panas dari dalam keluar lebih sedikit.
o Radiative cooling
Radiative cooling adalah pemencarkan radiasi pada saat malam hari
sedangkan pada siang hari panas dari matahari diisolasi sehingga suhu tetap
dingin.
19
o Evaporative cooling
Evaporative cooling menggunakan teknik udara luar didinginkan dengan
menguapkan air sebelum memasuki gedung. Cara ini menggunakan prinsip
bahwa panas dari udara digunakan untuk menguapkan air. Udara panas
dialirkan melewati air. Air akan menyerap panas sehingga suhu udara
menjadi lebih dingin. Air yang digunakan dapat berupa kolam atau bias juga
o Earth coupling
Media yang digunakan adalah
tanah sebagai penyerap panas.
Ada dua cara yaitu dengan
menggunakan terowongan udara
dalam tanah atau dapat
menggunakan tanah sebagai
media untuk menahan panas.
20
2.5.3 Pendingin Alami Di Kawasan 2 Musim:
Prosedur Desain:
a. Pengaturan peletakan bukaan (inlet-outlet) dalam
ruangan, sumber panas terbesar dalam ruang harus
didekatkan dengan outlet.
b. Memperkirakan beban pendingin untuk ruangan (heat
gain for space).
c. Memperhatikan beban pendinginan pada tiap lantai.
d. Menentukan besarnya daerah inlet , dibebaskan dari
serangga, adanya pemberian shading.
e. Tentukan daerah inlet sebagai persentase dari luas
lantai.
f. Meletakkan arah-arah inlet-outlet pada
persimpangan yang tepat, sesuai dengan kecepatan
pergerakan udara.
g. Membandingkan kapasitas dengan kebutuhan.
h. Memperbesar dan memperkecil ukuran inlet guna
menyesuaikan dengan kebutuhan pendinginan
dalam ruang.
21
2. VENTILASI PASIF (STACK VENTILATION)
Sistem ini
menggunakan strategi
pendinginan pasif yang
mengambil keuntungan
stratifikasi suhu.
Prinsip penting adalah :
a. Udara panas akan
naik keatas.
b. Lingkungan-pertukaran udara.
Prosedur Desain:
a. Meninggikan
bangunan, diberi
ventilasi pada bagian atas
bangunan (2 kali puncak
tertinggi bangunan).
b. Menentukan ukuran bukaan
stack yang tepat pada area
bawah dan atas, inlet- outlet.
c. Menentukan ukuran bukaan sesuaikan dengan kebuhan ruang,
lihat pada grafik.
22
3. EVAPORATIVE COOL TOWERS
Prosedur Desain :
a. Membangun kondisi desain.
b. Cari suhu udara keluar perkiraan untuk
menentukan kelayakan.
c. Menentukan tingkat aliran udara yang
diperlukan. Tentukan jumlah aliran udara keluar
(pada suhu bola kering meninggalkan) yang
diperlukan untuk mengimbangi beban
pendinginan ruang / bangunan yang masuk akal.
23
4. NIGHT VENTILATION OF THERMAL MASS
Sistem ini mengambil keuntungan dari sifat kapasitif bahan besar untuk mempertahankan
kenyamanan suhu ruang. Pada malam hari, saat suhu udara luar yang dingin, udara luar
disirkulasikan melalui panas
bangunan.Udara panas yang diserap
selama siang hari dilepaskan dari massa
udara dingin ke beredar melalui ruang
dan luar ruangan kemudian dibuang.
Siklus ini memungkinkan massa untuk
melepaskan, memperbaharui potensi
untuk menyerap lebih
panas hari berikutnya. Selama bulan-
bulan dingin massa yang sama dapat
digunakan untuk membantu
memberikan udara panas secara pasif.
Prosedur Desain :
a. Menentukan potensi ventilasi malam massa
termal untuk
diberikan lokasi.
b. Memperoleh data iklim dan menghitung
udara dalam ruangan serendah mungkin suhu.
Cari udara musim panas desain bola tertinggi
kering suhu (DBT), kisaran rata-rata suhu
harian untuk lokasi proyek, dan menghitung
suhu terendah DB.
24
5. EARTH COOLING TUBES(COOL TUBES)
Sistem tabung pendingin yang
membawa udara luar ke dalam ruang
interior melalui pipa bawah tanah atau
udara tubes. Efek pendinginan tergantung
pada keberadaan perbedaan suhu antara
udara luar dan tanah di kedalaman tabung.
Tabung pendinginan bumi ini perlu
dibangun dari tahan lama, kuat, tahan
terhadap korosi, dan efektif biaya,
menggunakan bahan seperti aluminium dan
plastik.
Prosedur Desain :
a. Menentukan suhu tanah pada saat musim panas.
b. Decide on the desired outflow air temperature from the earth
tube (TOUTFLOW).
c. Menentukan karakteristik kelembaban tanah.
d. Perkiraan beban pendinginan untuk instalasi tabung bumi.
e. Tentukan panjang tabung bumi yang diperlukan.
Z
25
6. EARTH SHELTERING
26
7. ABSORPTION CHILLERS
Menggunakan tenaga yang digunakan bisa dari air panas maupun uap panas sehingga
tidak menggunakan energy listrik berlebih. Air mengalir melalui proses empat tahap, yaitu
penguapan, kondensasi, penguapan, penyerapan panas yang bergerak sebagai bagian
integral dari lithium bromide process.
27
Menggunakan menara pendingin yang digunakan dengan pendingin serapan
cenderung lebih besar dari yang digunakan dengan sistem kapasitas sebanding uap
kompresi.
Ruang eksternal untuk menara pendingin harus dipertimbangkan selama
skematik desain. Sebuah kualitas sumber air, seperti danau atau baik, dapat
digunakan sebagai pengganti menara sebagai penyerap untuk energi.
Prosedur Desain :
a. Menentukan area mana yang akan didinginkan.
b. Memperhitungkan beban pendingin yang diperlukan.
c. Memperhatikan persyaratan ruang chiller.
d. Memperhatikan area mekanik untuk mengadakan absorbtion chiller.
28
2.5.4 Alat Pengukur Termal
Alat pengukur termal menggunakan bantuan infrared yang ditembakkan
atau diarahkan ke media yang akan diukur/ bangunan. Contoh dari alat pengukur
termal adalah Thermal Imager Camera.
Thermal Imager Camera merupakan alat pengukur suhu yang dapat
menangkap secara langsung energy IR spesifik yang tidak dapat terlihat dan
mengubahnya menjadi pengukuran temperature melalaui penggunaan sensor IR
spesifik dan algoritma kompleks yang deprogram ke tester. Nilai kemudian
ditampilkan dalam bentuk pembacaan suhu pada thermometer IR atau sebagai
gambar termal bila menggunakan kamera termal thermometer ideal untuk
mengukur suhu di kejauhan jika tidak memungkinkan untuk dekat dengan
perangkat kamera panas yang tinggi atau rendah.
29
2.5.5 Penghawaan Buatan (Mekanik)
Penghawaan buatan
Untuk mendapatkan kondisi ruangan yang memenuhi kenyamana termal atau juga
kondisi yang harus memenuhi persyaratan tertentu sesuai dengan yang kita inginkan,
tanpa adanya ketergantungan dengan lingkungan luar, maka digunakan Penghawaan
Buatan (Air Conditioning). Penghawaan buatan di sini memiliki pengertian bahwa
udara dalam ruang dikondisikan berdasarkan beban kalor yang terjadi pada ruangan
tersebut. Tujuan dari sistem pengendalian penghawaan ini adalah memberikan kondisi-
kondisi suhu dan suasana yang nyaman, yang dicapai dengan mengolah dan
mendistribusikan udara yang disejukan ke seluruh bangunan. Sebenarnya, pengolahan
suhu hanya merupakan salah satu dari pengolahan pada udara sebelum disampaikan
kepada para penghuni. Penyesuaian termal mengatur suhu, kelembaban, dan distribusi
udara. Penyesuaian atmosfir mengatur kebersihan dan mengendalikan bau-bau.
Dalam desain ruang atau bangunan yang menggunakan penghawaan buatan, harus
mengikutkan pertimbangan-pertimbangan berikut:
30
Maka penghawaan buatan adalah suatu sistem penghawaan yang dilakukan dengan
menggunakan mesin atau teknologi. Contoh penghawaan buatan :
31
a. Iklim
b. Jenis Bangunan
c. Pola Operasi Bangunan
(intensitas penggunaan)
Refrigerant berfungsi untuk memindahkan panas dari satu tempat ke tempat lain.
Jenis-jenis refrigerant termasuk Ammonia, Sulfur Dioksida, Hidrokarbon seperti methane,
methyl klorida, methylene klorida, HFC seperti R11 (umum digunakan pada refrigerator
dan air conditioner) dan R22. Karena kesadaran bahwa HFC turut berperan dalam
kerusakan lapisan ozon, maka penggunaan R11 dan R22 selanjutnya dialihkan ke R-401A,
R-134A, R-407C.
Jenis-Jenis Refrigerant
Ammonia, adalah refrigerant yang menghasilkan pendinginan dengan cara
yang mudah dan penguapannya bersifat mudah terbakar, meledak dan toxic.
Sulfur Dioksida (SO2), berada di peralatan pendingin dan memiliki sifat
yang tidak mudah terbakar namun korosif.
Hydrocarbons (methane CH4, isobutene C4H10, dan propane C3H8),
biasanya digunakan sebagai bahan bakar dan dijual dalam kemasan kaleng.
32
Prinsip Kerja rangkaian Freon yaitu :
33
2.6 Kenyamanan Visual
Kenyamanan visual berhubungan dengan pencahayaan. Cahaya berfungsi untuk
membantu penglihatan manusia dalam mengenali lingkungan dan menjamin aktifitas
manusia di dalam sebuah bangunan. Pencahayaan dapat memberi efek
menenangkan,menyejukkan, suram dan sebagainya. Namun pencahayaan juga dapat
memberi efek negative bagi kesehatan manusia karena keterbatasan manusia dalam
penglihatan seperti jarak pandang, gelap terang, pancaran cahaya dari teknologi dan lain-
lain.
34
Sistem side lighting
Toplighting, jenis ini memiliki keuntungan berupa potensi kuantitas dan kualitas
tinggi dari cahaya yang didapatkan. Kelemahan dari toplighting adalah tidak bisa
digunakan untuk bangunan berlantai banyak dan tidak memenuhi kebutuhan view
keluar dan orientasi. Selain itu, dapat menyebabkan silau langsung dan refleksi
cahaya berlebihan. Contoh toplighting yaitu, monitor, clerestory, skylight.
(Lechner, 2008).
35
Cahaya berupa infrared, ultraviolet dan cahaya tampak.
Lux Meter
Berupa sensor cahaya dari bahan foto sel dan
layar. Mengubah energy dari foton cahaya
menjadi electron. Lux meter berfungsi
mengukur tingkat pencahayaan dalam satuan
candela sehingga kita dapat mengetahui
tingkat pencahayaan di suatu tempat.
Ganiofotometer
Berasal dari Bahasa Yunan Gonio berarti sudut dan Fotometer yaitu
cahaya. Biasanya digunakan dalam industry otomotif.ganiofotometer dapat
digunakan untuk mengukur distribusi intensitas, fluks cahaya, koordinat
warna dan temperature warna.
36
Simulasi Penggunaan Pipa Cahaya Horisontal
Pengukuran dilakukan pukul 08.00, 09.00, 10.00 dan 11.00 WIB pada
tanggal 23 Agustus 2011.
37
Posisi titik pengukuran pada ruang simulasi
38
Tingkat pencahayaan cahaya matahari global pada saat pengukuran (23 Agustus
2011)
39
Laju penurunan rata-rata tingkat pencahayaan pada ruang simulasi
Posisi penambahan outlet pipa cahaya horisontal pada ruang simulasi untuk
kondisi optimum pukul 08.00-11.00 WIB
40
Rata-rata kesergaman tingkat pencahayaan pada ruang simulasi sebelum
dan sesudah penggunaan prisma pembias dan pemantul
41
Peninjauan kembali :
Upaya perbaikan:
Desain jendela, tinggi ruangan 3,5 meter dengan tinggi jendela 2,1 meter.
sebuah modul jendela memiliki panjang 2,8 meter. Jenis jendela adalah
jendela nako dengan material kaca transparan.
42
Gradasi tingkat pencahayaan pada ruang simulasi (lux)
Grafik tingkat pencahayaan pada ruang simulasi (lux)
Upaya melapisi kaca nako transparan dengan kaca film atau mengganti
kaca dengan kaca sandblast yang dapat meningkatkan nilai shading coefficient dari
jendela tersebut dan sekaligus mereduksi tingkat pencahayaan yang masuk.
Penggantian kaca pada ketinggian 1,5 m dari lantai.
61
Penambahan lapisan kaca film atau mengganti
dengan kaca sandlast
Upaya perbaikan dengan penggunaan light shelves dan pipa cahaya horizontal
UTARA
BARAT TIMUR
SELATAN
62
: inlet pipa cahaya horizontal
Potensi penggunaan pipa cahaya horisontal pada tipe bangunan deret (pukul 08.00-
11.00 WIB)
UTARA
BARAT TIMUR
SELATAN
63
Pada kasus tipe bangunan tower, penggunaan pipa cahaya dapat digunakan untuk
memperbaiki keseragaman tingkat pencahayaan khususnya untuk daerah ruang-
ruang yang dalam.UTARA
BARAT TIMUR
SELATAN
Potensi penggunaan pipa cahaya horisontal pada tipe bangunan tower (pukul
08.00-11.00 WIB)
UTARA
BARAT TIMUR
SELATAN
64
: inlet pipa cahaya horisontal
65
Jalan sirkulasi Jalan sirkulasi
Jalan sirkulasi Jalan sirkulasi
66
2.6.4 Prinsip Desain Pencahayaan Alami
Menurut Egan & Olgyay, 1983, terdapat lima strategi dalam merancang untuk
pencahayaan alami yang efektif :
1. Naungan (shade), naungan pada bangunan yang dapat mencegah silau karena
paparan cahaya matahari langsung.
2. Pengalihan (redirect), mengalihkan dan mengarahkan cahaya matahari ke tempat-
tempat yang memerlukan
3. Pengendalian (control), mengendalikan cahaya seperlunya yang masuk ke dalam
ruangan.
4. Efisiensi, membentuk ruang dengan material yang baik. Sehingga membutuhkan
cahaya seperlunya.
5. Intefrasi, integrasikan bentuk pencahayaan dengan arsitektur bangunan.
Menurut Yeang, pembayang sinar matahari adalah esensi pembiasan sinar matahari pada
dinding yang menghadap matahri secara langsung (pada daerah tropis berada disisi timur
dan barat) sedangkan croos ventilationseharusnya digunakan (bahkan diruang ber-AC)
meningkatkan udara segar dan mengalirkan udara panas keluar. Memanfaatkan cahaya
matahari sebagai sumber pencahayaan, maka hal-hal yang harus diperhatikan yaitu:
67
Menciptakan tabir matahari adlah kunci permainan tampak bangunan dalam kaitannya
dengan pemanfaatan sinar matahari sebagai sumber daya bagi pencahayaan bangunan.
Sinar langsung pada permukaan jendela kaca akan merambatkan panas ke dalam
ruangan sebesar 80%-90%. Saat dalam kedaaan seperti ini, ruangan akan mendapatkan
cahaya terang sekaligus mendapatkan panas. sehingga perlu pemasangan kisi/kisi tabir
pada bagian dalam jendela yang akan menurunkan perambatan panas ke dalam ruangan
hingga 30%-40%. Situasi ini, ruangan akan mendapatkan sinar pantul dan menurunkan
panas ruang sebesar 5%-10%. Pemasangan kisi-kisi/tabir bagian luar jendela, akan
mendapatkan cahaya terang dengan sinar pantul sekaligus menurunkan panas
ruang.Rancangan yang menerapkan pencahayaan alami dan pembayang matahari
68
Hunian yang menerapkan pencahayaan alami
69
Atap menghadap ke selatan ini memiliki sistem fotovoltaik, sistem pemanas air dengan
tenaga surya dan skylight.
70
Tabel 1. Tabel tingkat pencahayaan yang direkomendasikan
Tingkat Kelompok
(lux) warna
Rumah Tinggal :
Teras 60 1 atau 2
Garasi 60 3 atau 4
Perkantoran :
Gunakan pencahayaan
Ruang gambar
750 1 atau 2 setempat pada meja
gambar.
71
Gudang arsip 150 3 atau 4
Lembaga Pendidikan :
Laboratorium 500 1
Ruang gambar
Gunakan pencahayaan
750 1 atau 2
setempat pada meja
gambar.
Kantin 200 1
Sistem pencahayaan
harus di rancang untuk
menciptakan suasana
yang sesuai. Sistem
Ballroom/ruang sidang. 200 1
pengendalian switching
dan dimming dapat
digunakan untuk
memperoleh berbagai
72
efek pencahayaan.
Cafetaria. 250 1
Diperlukan lampu
Kamar tidur. 150 1 atau 2 tambahan pada bagian
kepala tempat tidur dan
cermin.
Dapur. 300 1
Rumah Sakit/
Balai pengobatan:
Gunakan pencahayaan
Ruang operasi, ruang
300 1 setempat pada tempat
bersalin.
yang diperlukan.
Pertokoan/
Ruang pamer:
73
mobil). pencahayaan pada bidang
vertikal juga penting.
lain-lain).
Industri (Umum):
Ruang Parkir 50 3
Gudang 100 3
74
Pekerjaan amat halus 1000~2000 1
Rumah ibadah:
Untuk tempat-tempat
yang mem butuhkan
tingkat pencahayaan
Mesjid 200 1 atau 2
yang lebih tinggi dapat
digunakan pencahayaan
setempat.
Pencahayaan berfungsi membantu aktifitas manusia pada siang hari maupun malam hari.
Cahaya pula yang memperjelas karakter desain interior kita. Secara umum, terdapat 3 tipe
pencahayaan utama :
75
2. Penerangan setempat (task lighting)
Pencahayaan setempat digunakan untuk
menyorot satu objek atau area tertentu sesuai
fungsi dan karakteristiknya. Misalnya untuk
menyinari lukisan atau meja belajar.
Dalam bidang akustik pengetahuan yang menarik adalah isolasi terhadap bunyi,
standardisasi, pengendalian bunyi gangguan dan akustik ruangan. Dalam bidang akustik
ruangan dua hal yang berkembang, yaitu mutu akustik dalam ruang konsert dan
opera. Pada umumnya di ruang ini diukur beberapa besaran fisik seperti waktu dengung,
banyaknya bunyi langsung terhadap pantulan, distribusi energi dalam ruangan dan tidak
terdapatnya gangguan gema.
Untuk berbicara, yang diutamakan adalah ketangkasan pendengaran, dikehendaki
waktu dengung yang pendek sedangkan dalam musik waktu dengung lebih panjang akan
76
menambah kemerduan. Volume ruangan ikut menentukan persyaratan, yaitu ruang yang
lebih besar membutuhkan waktu dengung yang lebih panjang dari pada ruang kecil.
Persoalan yang dirasakan cukup serius adalah bunyi gangguan, hal ini disebabkan
terdapat banyak sumber-sumbur bunyi, seperti lalu-lintas, radio, TV dan bertambahnya
konsentrasi manusia di kota. Maka soal gangguan ini harus diperhatikan baik dari segi
teknis dengan jalan mencari konstruksi yang memberikan efek isolasi terhadap bunyi
gangguan maupun dari sisi undang-undang yang dapat diberikan norma-norma tertentu
(yang sekarang baru bersifat anjuran saja), dilain pihak memberikan persyaratan-
persyaratan tertentu untuk bangunan. Selain itu dilakukan pula standardisasi ( dilakukan
oleh I.S.O. mengnai metoda pengurangan isolasi terhadap bunyi udara dan kontak di
lapangan dan laboratorium dan pengukuran absorpsi dalam kamar dengung ).
Akustik adalah ilmu yang mempelajari tentang suara, bagaimana suara
diproduksi/dihasilkan, perambatannya, dan dampaknya, serta mempelajari bagaimana
suatu ruang/medium meresponi suara dan karakteristik dari suara itu sendiri.
Contoh sebuah kejadian dalam kehidupan sehari-hari yang berhubungan dengan akustik:
Suara manusia, suara pesawat terbang, suara sirine ambulan, suara alat musik.
Kebisingan merupakan masalah yang juga harus diperhatikan dalam bangunan. Hal
ini berkaitan dengan kenyamanan penghuni di dalam ruangan/bangunan itu sendiri. Untuk
mengatasi kebisingan dari suara di sekitar bangunan, dapat dilakukan dengan pemberian
vegetasi di depan ruang, penteksturan dinding dengan celah-celah yang agak besar agar
suara tersebut bisa di netralisir pada celah-celah tersebut.
Bangunan paling atas atau paling jauh dari sumber bunyi, tingkat kebisingannya
semakin berkurang dibanding bangunan pada lantai bawah atau yang lebih dekat dengan
sumber bunyi. Bunyi yang disebabkan oleh angin sangat berbeda, misalnya pada pagi hari
angin turun, sedangkan pada malam hari angin naik.
77
Kenyamanan dalam suatu lingkungan buatan dapat dikelompokkan dalam tiga
kelompok utama yakni kenyamanan audio, kenyamanan visual dan kenyamanan termal.
Kenyamanan audio dapat dicapai dengan perancangan akustik dan perancangan tata suara
dan dimana dalam perancangannya dibutuhkan pertimbangan teknis dan teknologi.
Perancangan akustik ruang ditujukan untuk menghasilkan kondisi akustik optimal di dalam
ruangan sesaui dengan fungsi ruangan seperti ruangan auditorium, concert hall, Aula,
ruang serba guna (multipurpose room), ruang studio (broadcasting and recording studios),
ruang pertemuan (meeting rooms), video conference room, tempat ibadah (church,
mosque) dan lain-lain.
Dalam perancangan akustik ruang, terdapat parameter-parameter akustik yang
diperlukan. Parameter yang sering digunakan antara lain adalah waktu dengung, distribusi
tingkat tekanan suara, initial time delay (ITD), clarity (C80), RASTI, dan sebagainya.
Parameter-parameter akustik auditorium harus dapat diatur dan disesuaikan dengan
aktifitas dan tujuan pemakaian ruangan. Untuk mencapai kondisi akustik ruang dan tata
suara yang optimal dengan seluruh parameter yang telah disebutkan di atas, dibutuhkan
perhitungan dan simulasi dengan menggunakan perangkat lunak (software) khusus seperti
CATT Acoustic atau EASE sebagai peralatan bantu dalam menentukan material tambahan,
bentuk ruang, dan sistem tata suara.
Akustik adalah ilmu interdisipliner yang saling berhubungan dengan bidang lain -
dengan fisika, teknik mesin dan listrik, kedokteran, psikologi, biologi, arsitektur dan
konstruksi bangunan, musik, dll. Dalam ilmu akusti sering dipelajari tentang apa itu suara,
sumber suara kebisingan suara, serapan suara dll. Perkembangan bisnis sistem tata suara
78
dan juga peranan ilmu akustik untuk menunjang perkembangan rancangan arsitektur dan
interior bagi ruangan yang dimanfaat untuk menunjang performansi sistem tata suara, pada
saat ini menunjukkan peningkatan yang cukup menggembirakan. Hal ini ditunjukkan
dengan bertambah banyaknya kebutuhan akan ruangan home theatre baik itu di ibukota
maupun di kota-kota besar lainnya.
Perkembangan perangkat sistem tata suara yang menunjang home theatre inipun,
menjadi pemicu bagi peningkatan minat dan kebutuhan para pengemar audio khususnya
dan masyarakat pada umumnya. Perkembangan budaya karaoke pun menambah gairah
perkembangan kebutuhan akan ruangan yang memiliki kondisi akustik yang memadai
untuk kebutuhan tersebut. Apapun bentuk dan jenis ruangan atau venue yang
membutuhkan perancangan akustik yang tepat, semestinya memiliki objektif untuk
menghasilkan medan suara yang sesuai dengan tujuan dan maksud pemanfaatan ruangan
atau venue tersebut. Sebelum membicarakan objektif tersebut, perlu kita pahami bersama
mekanisme dari terjadinya suara dan juga medan suara di dalam ruangan.
Akustik Ruang terdefinisi sebagai bentuk dan bahan dalam suatu ruangan yang
terkait dengan perubahan bunyi atau suara yang terjadi. Akustik sendiri berarti gejala
perubahan suara karena sifat pantul benda atau objek pasif dari alam. Akustik ruang sangat
berpengaruh dalam reproduksi suara, misalnya dalam gedung rapat akan sangat
memengaruhi artikulasi dan kejelasan pembicara. Akustik ruang banyak dikaitkan dengan
dua hal mendasar, yaitu : Perubahan suara karena pemantulan dan gangguan suara
ketembusan suara dari ruang lain.
Pengukuran jangkah frekuensi dan besarnya, dapat dilakukan dengan bantuan sebuah
RTA (Real Time Analyzer) untuk mengetahui dan menentukan frekuensi pantulan atau
ketembusan, sehingga dapat ditentukan jenis material penyerap suara yang digunakan.
Sebuah elemen penting dalam sebuah bangunan yang berfungsi adalah akustik bangunan
benar. Mencapai tingkat rendah kebisingan latar belakang di kelas, misalnya, akan
memastikan bahwa suara guru yang terdengar, suara dari sebuah orkestra akan optimal di
sebuah gedung konser dengan akustik yang tepat. Studi sistematis akustik ruangan dimulai
pada akhir abad kesembilan belas, dan akibatnya pemahaman ilmiah bangunan desain
79
akustik hampir seluruhnya merupakan fenomena abad kedua puluh. Sarana untuk mencapai
tingkat kebisingan yang rendah dalam bangunan dikembangkan selama abad kedua puluh.
Alat pengukur tingkat kebisingan yang saat ini beredar di pasaran adalah Sound Level
Meter dan Noise Dosimeter.
1. Sound Level Meter Adalah alat yang mudah digunakan untuk
mengukur dan memonitor tingkat kebisingan di
lingkungan, dengan alat ini maka tingkat
kebisingan yang berlebihan di lingkungan dapat
dilakukan tindakan perbaikkan. Untuk kebisingan
yang dikarenakan udara kompresor seperti pada
penggunaan Air Gun ( Air Duster) atau elektrik
blower maka dapat dilakukan tindakan dengan
mengganti peralatan yang ada dengan engineered
product dari EXAIR seperti Super Air Knife,
Super Air Amplifier atau Super Air Nozzle yang
akan menurunkan tingkat kebisingan, penurunan
sebanyak 10 dBA akan memotong volume suara
sampai dengan setengahnya.
a. Karakteristik alat ini :
alat ini mengukur tingkat tekanan suara (Lp) di Area titik pengukuran yang kita
ambil.
jika terdapat lebih dari 1 sumber suara yang berbunyi bersamaan, maka alat SLM
ini tidak dapat memilah tingkat bising masing-masing sumber suara tersebut.
SLM ada yang memiliki kemampuan untuk mengukur tingkat bising dalam filter
frekuensi 1/1 oktaf dan 1/3 oktaf. SLM dengan filter frekuensi ada yang berjenis
serial (mengukur frekuensi 1/1 oktaf maupun 1/3 oktaf secara berurutan) dan
paralel (sekali ngukur semua data 1/1 oktaf dan/atau 1/3 oktaf dapat diambil)
akurasi SLM ditentukan oleh Tipe berapa SLM tsb. tipe ini tercantum di SLM
tersebut. Tipe SLM yaitu tipe 0, tipe 1, tipe 2, tipe 3, tipe 4. semakin kecil,
semakin akurat+presisi, konsekuensinya, harga semakin mahal.
80
dalam memilih SLM, harus diperhatikan Dynamic Rangenya dan juga tingkat
bising terendah & tertinggi yang dapat diukur oleh SLM tersebut. jika di suatu
pabrik, tk bising tertinggi mencapai 140 dB, tetapi SLM yang dibeli hanya mampu
membaca hingga 130 dB, maka pembelian SLM tersebut sia-sia.
b. Akibat dari tingkat kebisingan yang tinggi.
Kehilangan pendengaran bagi pekerja sering kali dijumpai pada lingkungan dengan
tingkat kebisingan yang tinggi dan terus menerus ditambah dengan penggunaan alat
proteksi pendengaran yang kurang baik, Digital Sound Level Meter dapat membantu
melindungi manusia dari kemungkinan kehilangan pendengaran dengan memonitor suara
di lingkungan kerja agar tidak melewati tingkat kebisingan yang diperbolehkan sesuai
aturan OSHA standard 29 CFR - 1910.95. Digital Sound Level Meter mengukur secara
akurat dan responsif dalam satuan dBA dan menampilkannya pada layar LCD yang mudah
dibaca.
c. Keunggulan Digital Sound Level Meter
Range pengukuran dari 35 dB sampai dengan 130 dB ( rendah 35 sd 100; tinggi
65 sd 130 dBA)
Range frekuensi 31, 5Hz sampai dengan 8kHz
Tombol F/ S, lambat ( 1 sec) dan cepat ( 125ms)
akurasi 1.5dB
Sertifikat dari NIST ( National Institute of Standards and Technology)
4 angka terlihat pada layar LCD dengan kelipatan 0, 1dB
Otomatis non aktif jika 15 menit tidak digunakan
Memenuhi standar CE, ANSI dan IEC type 2 SLM standards
Dapat dipasang pada Tripod untuk pengukuran terus menerus ( Tripod tidak
termasuk dalam paket)
Termasuk Windscreen untuk pengukuran dilokasi berangin
dikemas dalam kotak yang kuat, sudah termasuk baterai 9V, buku petunjuk
manual dan winscreen
81
Formasi elemen akustik dalam sebuah ruangan akan menentukan kinerja akustik
ruang tersebut sesuai dengan fungsi nya. Beberapa catatan berikut dapat digunakan sebagai
acuan perancangan formasi penempatan elemen akustik pada ruang dengan fungsi tertentu.
1. Ruang Kelas
Elemen Pemantul atau Penyebar pada dinding
depan, samping serta langit-langit depan.
Elemen penyerap atau penyebar pada dinding
belakang serta langit-langit belakang. Lantai
bisa keramik atau parket atau karpet.
2. Masjid
Dinding depan elemen pemantul atau
penyebar,dinding samping kombinasi
pemantulan dan penyerap, dinding belakang
penyerap atau penyebar, langit-langit penyerap
bila menggunakan sound system atau kombinasi
pemantul-penyebar bila tanpa sound system,
lantai boleh karpet atau keras (keramik atau
parket)
3. Ruang Auditorium
Dinding depan pemantul atau penyebar,Dinding
samping kombinasi pemantul penyerap atau
penyebar penyerap, Dinding Belakang
penyerap atau penyebar, langit-langit penyebar
atau penyerap, dengan elemen pemantul di area
atas panggung, lantai bebas. Bila menggunakan
sound system, harus diperhatikan type dan
posisi pemasangan.
4. Ruang Konser Akustik/Philharmonik
82
hindari pemakaian elemen penyerap,
maksimalkan penggunaan pemantul dan
penyebar pada seluruh bagian permukaan.
5. Ruang Studio
Banyak penyerap di ruang kontrol (bisa
dikombinasikan dengan penyebar) dan
kombinasi penyerap=penyebar di ruang live.
6. Kamar Tidur, Ruang rawat inap
kombinasi 3 elemen sesuai kondisi bising dan
kenyamanan individu.
7. Ruang rapat
Dinding kombinasi penyerap-penyebar, langit-
langit dan lantai berlawanan karakteristik (bila
lantai penyerap, langit-langit pemantul atau
penyebar, dan sebaliknya)
8. Ruang Bioskop
mayoritas permukaan dilapisi elemen penyerap.
9. Gelanggang Olah Raga
lantai keras, langit-langit kombinasi penyerap-
penyebar, dinding kombinasi pemantul-
penyerap-penyebar (tergantung bentuk geometri
nya)
10. Ruang Kantor tapak terbuka
dinding bebas, langit-langit penyerap, lantai
bebas.
Secara garis besar, permasalahan akustik dalam ruangan dapat dibagi menjadi 2
bagian, yaitu pengendalian medan suara dalam ruangan (sound field control) dan
pengendalian intrusi suara dari/ke ruangan (noise control). Pengendalian medan suara
83
dalam ruang akan sangat tergantung pada fungsi utama ruangan tersebut. Ruang yang
digunakan untuk fungsi percakapan saja, akan berbeda dengan ruang yang digunakan
untuk mengakomodasi aktifitas terkait musik, serta akan berbeda pula dengan ruang yang
digunakan untuk kegiatan yang melibatkan percakapan dan musik.
Pengendalian medan suara dalam ruang (tertutup), pada dasarnya dilakukan untuk
mengatur karakteristik pemantulan gelombang suara yang dihasilkan oleh permukaan
dalam ruang, baik itu dari dinding, langit-langit, maupun lantai. Ada 3 elemen utama yang
dapat digunakan untuk mengatur karakteristik pemantulan ini yaitu:
Elemen ini digunakan apabila ada keinginan untuk mengurangi energi suara di dalam
ruangan, atau dengan kata lain apabila tidak diinginkan adanya energi suara yang
dikembalikan ke ruang secara berlebihan. Efek penggunaan elemen ini adalah
berkurangnya Waktu Dengung ruang (reverberation time). Ciri utama elemen ini adalah
secara fisik permukaannya lunak/berpori atau keras tetapi memiliki bukaan (lubang) yang
menghubungkan udara dalam ruang dengan material lunak/berpori dibalik bukaannya, dan
mengambil banyak energi gelombang suara yang datang ke permukaannya. Khusus untuk
frekuensi rendah, elemen ini dapat berupa pelat tipis dengan ruang udara atau bahan lunak
dibelakangnya
Elemen ini diperlukan apabila tidak diinginkan adanya pemantulan spekular atau bila
diinginkan energi yang datang ke permukaan disebarkan secara merata atau acak atau
84
dengan pola tertentu, dalam level di masing-masing arah yang lebih kecil dari pantulan
spekularnya. Ciri utama elemen ini adalah permukaannya yang secara akustik tidak rata.
Ketidakrataan ini secara fisik dapat berupa permukaan yang tidak rata (beda kedalaman,
kekasaran acak, dsb) maupun permukaan yang secara fisik rata tetapi tersusun dari karakter
permukaan yang berbeda beda (dalam formasi teratur ataupun acak). Energi gelombang
suara yang datang ke permukaan ini akan dipantulkan secara no spekular dan menyebar
(level energi terbagi ke berbagai arah). Elemen ini juga memiliki karakteristik penyerapan.
Komposisi luasan per elemen pada permukaan dalam ruang akan menentukan
kondisi medan suara ruang tersebut. Bila Elemen pemantulan menutup 100 % permukaan,
ruang tersebut disebut ruang dengung (karena seluruh energi suara dipantulkan kembali ke
dalam ruangan). Medan suara yang terjadi adalah medan suara dengung. Sebaliknya,
apabila seluruh permukaan dalam tertutup oleh elemen penyerap, ruang tersebut menjadi
ruang tanpa pantulan (anechoic), karena sebagian besar energi suara yang datang ke
permukaan diserap oleh elemen ini. Medan suara yang terjadi disebut medan suara
langsung. Medan suara ruang selain kedua ruang itu dapat diciptakan dengan mengatur
luasan setiap elemen, sesuai dengan fungsi ruang.
Untuk pemakaian pengendalian medan suara dalam ruang yang lebih detail, sebuah
elemen bisa dirancang sekaligus memiliki fungsi gabungan 2 atau 3 elemen tersebut.
Misalnya gabungan Penyerap dan Penyebar dikenal dengan elemen Abfussor atau
Diffsorbor, gabungan antara pemantul dan penyebar, dsb. Pola pemantulan 3 elemen
tersebut merupakan fungsi dari frekuensi gelombang suara yang datang kepadanya.
85
2.8 Pengenalan Aplikasi Komputasi
Untuk Desain, Analisis, dan Evaluasi Pengendalian Lingkungan Bangunan
86
Ray simulation, mensimulasikan cahaya matahari pada objek atau interior untuk
melihat arah cahaya masuk dan efek pemantulannya.
Selain menganalisa pencahayaan, dapat pula menganalisa thermal, visual, radiasi
dan akustik.
Struktur program ecotect :
Modeling dilakukan dengan memasukkan material yang akan dipakai pada
bangunan.
Memasukkan data iklim yang telah dibuat.
Simulasi didapat dilakukan apabila modeling sudah lengkap beserta data iklimnya.
Simulasi pencahayaan menggnakan plug-in Radiance sehingga menghasilkan data
view 3d rendering serta data Radsimulationyang dapat diimport ke Ecotect untuk
menghasilkan analisis grid yang dapat dilihat secara grafis dan 3d.
Kekurangan Ecotect
harus memasukkan data iklim untuk kawasan Indonesia yang belum umum
ditemukan
vertek didalam model akan terbaca sangat banyak, sehimga ecotect berbasisi
simulasi modeling 3d harus digambar ulang agar akurasinya lebih presisi.
Simulasi pencahayaan kususnya pada interior hanya untuk merata-ratakan
pencahayaan satu tahun.
Penambahan plug-in perlu dilakukan untuk analisis pencahayaan, yaitu
menggunakan Radiance Simulation.
2.8.3 Penerapan Ecotect pada pengendalian kenyamanan termal, visual, dan akustik
Pencahayaan dalam bangunan terdiri dari pencahayaan buatan dan alami. Perhitungan
pencahayaan melibatkan banyak variabel mulai dari candle power, daylight factor, dirt
depreciation factor, sky component, externally reflected component dan internally reflected
component (Egan, 1983).
87
Hasil simulasi pencahayaan alami dan buatan
Ecotect menawarkan solusi yang mudah dengan menyediakan fitur input lampu beserta
kurva distribusinya. Input yang diperlukan adalah candella output, total lumens, electricity
usage, hot-spot angle, cut-off angle. Sedangkan untuk pencahayaan alami, disediakan
wizard khusus yang memandu kita langkah demi langkah untuk mengisi inputnya, seperti
design sky illuminance dan window cleanliness. Setelah mengisi semua input maka tinggal
dilakukan simulasi mulai dari daylight factor, sky component, externally reflected
component, internally reflected component, electric light levels, daylighting light levels dan
overall light levels.
Fitur tambahan untuk pencahayaan adalah simulasi photoelectric sensing effect yaitu fitur
untuk mengecek persentase ketidakperluan penggunaan lampu selama setahun dikarenakan
kontribusi pencahayaan alami yang masuk ke dalam ruangan. Hal ini berguna untuk
menganalisa efektifitas pencahayaan alami melalui lux-sensor.
Overall Thermal Transfer Value merupakan salah satu indikator untuk menunjukkan
efektifitas suatu desain bangunan hemat energi. Berdasarkan SNI 03-6389-2000 mengenai
konservasi energi selubung bangunan pada bangunan gedung, OTTV adalah nilai
perpindahan termal menyeluruh pada dinding luar yang memiliki arah atau orientasi
tertentu dengan rumus :
Variabel yang terdapat dalam rumus OTTV adalah absorbtansi, u-value, window-wall
ratio, beda temperatur ekuivalen, koefisien peneduh kaca, koefisien peneduh alat peneduh,
faktor radiasi matahari, dan beda temperatur perencanaan antara dinding luar dan dalam.
88
Hasil simulasi average hourly transmitted radiation untuk memprediksi OTTV
Dalam Ecotect istilah OTTV memang tidak dicantumkan, namun terdapat fitur simulasi
yang bernama Average Hourly Transmitted Radiation yang serupa dengan OTTV. Kedua
istilah tersebut memiliki kesamaan prinsip, yakni jumlah radiasi yang ditransmisikan lewat
suatu permukaan ke dalam bangunan. Hasil simulasi Ecotect masih dalam satuan watt,
sehingga masih perlu dibagi dengan luas permukaan. Untuk validasi, tetap diperlukan
rumus (1) yang sudah diakomodasi dalam ESP. Kecepatan Ecotect untuk menghitung
luasan jendela dan dinding masif akan menghemat waktu dalam menghitung OTTV.
Demikian pula untuk perhitungan absorbtansi, u-value dan koefisien peneduh alat peneduh
sudah terdapat fitur kalkulasinya dalam Ecotect. Variabel seperti beda temperatur
ekuivalen, faktor radiasi matahari, dan beda temperatur perencanaan antara dinding luar
dan dalam diambil dari SNI 03-6389-2000. Sedangkan untuk menghitung koefisien
peneduh kaca terdapat perhitungan tersendiri dalam ESP.
89
Periode Kenyamanan Termal
Batas kenyamanan untuk kondisi khatulistiwa adalah 19-26oC TE (Lippsmeier, 1994). Bila
dicek pada diagram psikometrik (Houghton dan Yahlou, 1923), temperatur 19 oC TE
memiliki kisaran temperatur kering 19,5-20,5oC pada kelembaban relatif 65-85% dan
kecepatan angin 1,5-2 m/det. Sedangkan temperatur 26oC TE memiliki kisaran temperatur
kering 27-29oC pada kelembaban relatif 65-85% dan kecepatan angin 2,6-2,9 m/det.
Batas kenyamanan diatur terlebih dahulu sebagai input awal, Dr. Andrew Marsh
menyarankan kisaran 18-28oC untuk daerah beriklim tropis. Selanjutnya dilakukan
simulasi dan dihasilkan grafik temperature distribution dan tabel annual temperature
distribution, dimana pada tabel tersebut akan tertera jumlah jam beserta persentase periode
kenyamanan termalnya berdasarkan temperatur internal.
90
DAFTAR PUSTAKA
http://www.builditsolar.com/Projects/Cooling/passive_cooling.htm
http://zackcliquer.blogspot.co.id/2012/04/prinsip-kerja-mesin-pendingin-mekanik.html
http://sophiemarcella.blogspot.co.id/2011/09/interpretasiku-terhadap-strategi.html
http://www.solusiproperti.com/internasional/asia/artikel/sekolah-seni-di-singapura
https://oscarsinlaeloe.wordpress.com/2013/11/02/bangunan-tropis-di-indonesia-konsep/
http://www.fluke.com/fluke/idid/kamera-inframerah/Fluke-TiS10.htm?PID=79858
http://pmir-inspection.com/lhiver-sen-vient-il-est-temps-de-voir-vos-pertes-de-chaleur/
http://kisduarsitek.blogspot.co.id/2014/01/fisika-bangunan-pengaruh-cuaca-terhadap.html
http://bedalyzone.blogspot.co.id/2010/05/fisika-bangunan-1-dan-2-teknik.html
https://teknikfisika.wordpress.com/fisika-bangunan/
https://greenzains.wordpress.com/2011/10/21/aplikasi-perancangan-bioklimatik-melalui-
software-ecotect/
http://ariarsitektur.blogspot.co.id/2013/05/fisika-bangunan.html
91