BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.3. Tujuan
Tujuan dari makalah ini agar dapat memberikan gambaran
mengenai dampak perancangan geometrik jalan terhadap lingkungan.
1.4. Manfaat
Manfaat yang diperoleh dari makalah ini ialah:
1.4.1. Dapat mengetahui tentang drainase jalan dan
perancangan drainase jalan
1.4.2. Dapat mengetahui tentang dampak pemotongan bukit
terhadap lingkungan
1.4.3. Dapat mengetahui tentang dampak pengurugan
lembah terhadap lingkungan
1.4.4. Dapat mengetahui tentang dampak pembangunan
jalan yang melalui hutan terhadap lingkungan.
1.4.5. Dapat mengetahui tentang perancangan jalan yang
akrab lingkungan dan berkelanjutan
BAB II
PEMBAHASAN
Gambar 2.2 Kemiringan Melintang Normal pada Daerah yang Datar dan Lurus.
Tabel 2.2
Kecepatan aliran air yang diizinkan berdasarkan jenis
material
Tabel 2.3
Hubungan kemiringan selokan samping (i) dan jenis material
Tabel 2.4
Hubungan kemiringan saluran memanjang (is) berdasarkan jenis
material
Dimana :
Q = Debit (m3/det)
C = Koefisien pengaliran, seperti pada tabel 4 di bawah ini
I = Intensitas hujan (mm/jam) dihitung selama waktu
konsentrasi (Tc) untuk periode banjir rencana
A = Luas daerah pengaliran (km2)
Koefisien Pengaliran (C) :
Koefisien pengaliran adalah koefisien yang besarnya
tergantung pada kondisi permukaan tanah, kemiringan medan,
jenis tanah, lamanya hujan di daerah pengaliran.
Tabel 2.5
Koefisien Pengaliran (C)
Dimana
F = Luas penampang basah (m2)
Q = Debit (m3/det)
V = Kecepatan aliran (m/det)
Kecepatan aliran (V) dapat dihitung dengan menggunakan Rumus
Manning:
Dimana :
V = kecepatan aliran
n = koefisien kekasaran dinding menurut Manning
R = F/p = jari-jari hidrolis (m)
F = luas penampang basah (m2)
p = keliling penampang basah (m)
i = kemiringan selokan samping
Harga koefisien kekasaran dinding menurut Manning bisa dilihat pada tabel 6,
7, dan tabel 8
Tabel 2.6
Harga n untuk Rumus Manning
Tabel 2.7
Harga R untuk Rumus Manning
Tabel 2.8
Harga-harga I1/2 dari Rumus Manning
2.1.1.3 Gorong-gorong
a. Fungsi
Fungsi gorong-gorong adalah mengalirkan air dari sisi jalan ke sisi
lainnya. Untuk itu desainnya harus juga mempertimbangkan faktor
hidrolis dan struktur supaya gorong-gorong dapat berfungsi
mengalirkan air dan mempunyai daya dukung terhadap beban lalu
lintas dan timbunan tanah.
b. Tipe/Jenis Kontruksi
Mengingat fungsinya maka gorong-gorong disarankan dibuat
dengan tipe konstruksi yang permanen (pipa/kotak beton,
pasangan batu, armco) dan umur rencana 10 tahun.
c. Komposisi Gorong-gorong
d. Penempatan Gorong-gorong
Dalam perencanaan jalan, penempatan dan penentuan jumlah
gorong- gorong harus diperhatikan terhadap fungsi dan medan
setempat/ Agar dapat berfungsi dengan baik, maka gorong-gorong
ditempatkan pada :
1) Lokasi jalan yang memotong aliran air
2) Daerah cekung, tempat air
menggenang
3) Tempat kemiringan jalan yang tajam tempat air dapat
merusak lereng dan badan jalan
4) Kedalaman gorong-gorong yang aman terhadap permukaan
jalan minimum 60 cm
dimana:
a = Luas penampang
(m2)
Q = Debit (m3/dt)
V = Kecepatan aliran (m/dt)
Tabel 2. 9
Tinggi Saluran Samping tanpa pasangan (T)
(Dengan lebar dasar saluran (D) 50 cm)
Tabel 2.10
Tinggi saluran samping jalan dengan pasangan tegak (T) (Dengan lebar
saluran dasar (D) 70 cm)
c. Penentuan Gorong-gorong
Pendekatan lain untuk menentukan ukuran gorong-gorong dan saluran kecil atau
ukuran jembatan yang mempunyai bentang < 12 m (bukaan saluran tidak
melebihi 30 m2), dapat menggunakan Rumus Talbot:
dimana:
a = luas saluran gorong-gorong (m2)
r = koefisien pengaliran
= 1 untuk daerah pegunungan
= 0,75 untuk daerah perbukitan
= 0,50 untuk daerah gelombang
= 0,25 untuk daerah datar
A = luas daerah pengaliran (Ha)
Tabel 2.11
Luas Saluran untuk Gorong-gorong (m2)
t1 =
t2 =
Ket :
Lo : jarak titik terjauh ke fasilitas drainase (m)
nd : Koefisien hambatan
is : Kemiringan daerah pengairan
V : Kecepatan air rata-rata pada saluran (m/dtk)
Tc : Waktu konsentrasi
L : Panjang saluran (m)
t1 dari badan jalan = 1,00 + 0,86 = 1,86 menit t1 dari perumahan = 1,04
menit
9. Tentukan kecepatan saluran (V) < kecepatan ijin dan kemiringan saluran
V = 1,3 m/detik ( < V ijin = 1,50 m/detik )
iS = 3% (disesuaikan dengan kemiringan memanjang jalan)
Keterangan :
V = Kecepatan rata-rata dalam saluran (m/detik) Q = Debit banjir
rencana (m3/dtk)
n = Koefisien kekasaran
R = Radius hidrolik
S = Kemiringan saluran
A = Luas saluran (m2)
P = Keliling basah saluran (m)
Dengan dimensi : h =0,5m
maka R = A/P = (hxb)/(2h+b) = 0,5b/(1+b) Dari persamaan rumus didapat:
Dari segi kontruksi akan berdampak pada biotik yaitu tanaman akan mati
dan berdampak pada tanah yaitu cut (pemotongan tanah) and fill (timbunan
tanah), sedangkan dari segi operasional akan mengakibatkan polusi udara (emisi
gas buang) dan polusi suara (kebisingan).
3.1. Kesimpulan
3.2. Saran
Semoga dengan adanya makalah kami ini khalayak umum dapat
mengetahui rencana drainase jalan dan dampak-dampak geometrik jalan
terhadap lingkungan.
DAFTAR PUSTAKA
Direktorat Jenderal Bina Marga, " Perencanaan Sistem Drainase Jalan ".
KATA KUNCI
Waktu Konsentrasei (TO) : waktu yang diperlukan oleh butiran air untuk
bergerak dari titik terjauh pada daerah pengaliran sampai ke titik pembuangan.
Dalam perencanaan, waktu konsentrasi minimum biasanya diambil 5 menit.