Anda di halaman 1dari 33

BAB III.

PELAKSANAAN RENCANA TINDAK KEPEMIMPINAN ( RTK )

A. Pelaksanaan Rencana Tindak Kepemimpinan


Kegiatan Rencana Tindak Kepemimpinan mengambil judul Upaya Peningkatan
Kompetensi Guru dalam Menggunakan Aplikasi Microsoft Excel dalam Mengolah Nilai
Pembelajaran Melalui IHT di SDN 2 LembursawahKecamatan Cicantayan Kabupaten
Sukabumi.
Latar belakang mengapa mengambil judul tersebut di atas adalah melihat hasil EDS
yang paling rendah adalah pada Standar Proses yaitu dalam pengelolaan Penilaian
Pembelajaran, terutama mengolah nilai sikap sesuai dengan penilaian Kurikulum 2013. Supaya
memudahkan bagaimana mengolah nilai tersebut di atas maka penulis mengembangkan
keterampilan pengolahan nilai angka dengan menggunakan Aplikasi Microsoft Excel.
Secara umum dilaksankan sebanyak dua siklus, masing-masing siklus meliputi kegiatan
perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi, refleksi dan hasil. Adapun kegiatan
tersebut ialah sebagai berikut
1. Siklus Pertama
a. Persiapan
Kegiatan yang dilakukan pada persiapan ini adalah :
1) Berkoordinasi dengan kepala sekolah dan teman sejawat yang akan membantu pelaksanaan
pelatihan
2) Menyusun program perencanaan tindakan: kegiatan yang akan dilakukan, waktu kegiatan,
personil yang terlibat, dan sejenisnya.
3) Menjalin kerjasama dengan nara sumber.
4) Membuat jadwal kegiatan.
5) Menyiapkan instrument-intsrumen yang dibutuhkan (monev dan tes)
6) Menggandakan materi dan panduan yang akan digunakan dalam IHT
Untuk mempermudah pengolahan nilai pembelajaran dengan menggunakan aplikasi
Microsof Excel di SDN 2 Lembursawah maka penulis merencanakan kerjasama mengadakan
kegiatan IHT (In House Training)
Rencana kegiatan ini kemudian kami ajukan kepada kepala sekolah untuk mendapatkan
persetujuan. Setelah mendapat pesetujuan dari kepala sekolah, maka penulis
menghubungi semua peserta melaui undangan untukmengikuti IHT tentang kegunaan Aplikasi
Microsof Excel dalam mengolah nilai pembelajaran di SDN 2 Lembursawah.
b. Pelaksanaan
Berdasarkan diskusi dengan guru- guru SDN 2 Lembursawah, maka
disepakati kegiatan IHT dilakukan pada hari Rabu dan Kamis tanggal 17 s.d.18
September2014 (20 JP). Kegiatan yang bertajuk pentingnya caramenggunakan Aplikasi
Microsof Excel dalam mengolah nilai pembelajaranini diikuti oleh semua guru SDN 2
Lembursawah

Narasumber/Fasilitator
Tabel 3.1
DAFTAR NAMA NARASUMBER/FASILITATOR/PANITIA
IHT Aplikasi Microsof Eksel
DI SDN 2 LEMBURSAWAH
Tanggal 17 18 September 2014
No Nama Jabatan Ket.
1 Ade Roghes Fasilitator
2 Redi Sunandar Fasilitator
3 Cece Lukman Panitia

Peserta
Tabel 3.2
Daftar Peserta

No Nama Jabatan Tandatangan Ket.


1 Mulyana Sutarno,SPd Kep.Sek
2 Uu Julaeha,SPd.I Gr.Kls. I
3 Aam Aminah,SPd.SD Gr.Kls.V
4 Eneng Nursilawati,SPd.I Gr.PAI
5 Titih Hayat,SPd Gr.Kls.IV
6 Cece Lukman,SPd Gr.Kls.VI
7 Eha Julaeha,SPd Gr.Kls.II
8 Eneng Nurmalia,SPd Gr.Mulok
9 Lia Ayu Astuti,SPd. Gr.Mulok
10

Struktur Program
Siklus I.
Struktur Program kegiatan IHT dalam siklus ke 1IHT Tahap 1 (2 hari = 20jam @ 45
menit) sebagai berikut :
Tabel 3.3
Struktur Program
Alokasi
No Materi Waktu Narasumber/Fasilitator
@45
A. Materi Umum
1. Pembukaan dan Pengarahan 1 Kepala Sekolah
2. Penutupan 1 Kepala Sekolah
B. Materi Pokok
3. Pengertian Microsoft Excel 3 Fasilitator
4. Kelebihan dan Kekurangan 4 Fasiltator
Microsoft Excel
5. Manfaat dari Microft Excel 4 Fasilitator
6. Tampilan Menu Microsoft Excel 7 Fasilitator
Jumlah 20

Catatan:
Peserta dapat mengembangkan Materi Pokok sesuai kebutuhan.

Jadwal
Tabel 3.4
JADWAL
IHT APLIKASI MICROSOFT EXCEL TAHAP I
DI SDN 2 LEMBURSAWAH
TANGGAL: 17 18 SEPTEMBER 2014

Narasumber/
Jam Kegiatan
Fasilitator
Hari Pertama: Hari : Rabu tanggal 17 September 2014
07.30 09.00 Pembukaan Kepala Sekolah
Pengarahan
09.00 10.00 Pengertian Microsoft Excel Fasilitator
10.00 10.15 Istirahat
10.15-12.00 Lanjutan pembelajaran Pengertian Microsoft Fasilitator
Excel
12.00 13.00 ISOMA
13.00 16.00 Kelebihan dan Kekurangan Microsoft Excel Fasilitator
16.00 Pulang
Hari Kedua: Hari Kamis, tanggal 18 September 2014
07.30 10.30 Manfaat dari Microft Excel Fasilitator
10.30 10.45 Istirahat
10.45 12.15 Tampilan Menu Microsoft Excel
(termasuk kerja mandiri)
12.15 13.15 Istirahat dan Makan siang
13.15 15.30 Lanjutan pembelajaranTampilan Menu
Microsoft Excel
(termasuk kerja mandiri)
15.30 17.00 Presentasi hasil kerja mandiri
16.15 Penutupan

c. Monitoring dan Evaluasi


1) Monitoring
Dalam proses kegiatan ini di sekolah sendiri dimonev dengan menggunakan angket yang
diisi oleh responden kepala sekolah, pengawas, teman sejawat sebagai peserta, dan Peserta
didik
Berdasarkan hasil monitoring tersebut adalah :
Dilakukan melalui mekasnisme tahapan persiapan, pelaksanaan, analisis dan tindak
lanjut,enggunkan instrumen yang relevan danInformasi diperoleh secara lisan atau berdasarkan
bukti dan fakta,yang kemudian hasil monev diinfomasikan kepada cakep untuk memperoleh
umpan balik.
Hasil dari pengukuran tersebut hasilnya adalah sebagai berikut,
Tabel 3.5
INSTRUMEN MONITORING PELAKSANAAN IHT
Hari : Kamis
Tanggal : 18 September 2014
HASIL
NO
ASPEK YANG DIUKUR (PROSENTAS
.
E)
1. Kegiatan terencana dan terorganisir. 80 %
2. Isi program relevan dengan tujuan yang ingin dicapai 85 %
3. Tempat Nyaman 90 %
4. Kegiatan Pembelajaran dilaksanakan dengan tepat. 75 %
5. Materi dan Bahan Ajar digunakan sesuai dengan isi
80 %
program.
6. Fasilator membantu pesertamencapai tujuan pembelajara
85 %
nnya dengan baik.
7. Persepsi peserta terhadap pembelajaran baik. 80 %
8. Layanan administrasi kepada dilakukan dengan baik. 85
2) Evaluasi
Calon kepala sekolah melakukan evaluasi di awal dan di akhir pelaksanaan pembelajaran
untuk mengetahui pencapaian indikator keberhasilan.
Tabel 3.6
INSTRUMRN EVALUASI PEMBELAJARAN
Hari : Kamis
Tanggal : 18 September 2014
HASIL
NO. ASPEK YANG DIUKUR
(PROSENTASE)
1. Memahami Konsep/Teori Mc.Excel 70 %
2. Trampil membuka aplikasi Mc. Excel 75 %
Memahami Konsep/Teori Pengolahan
3. 75 %
Nilai
Trampil membuat format menggunakan
4. 70 %
aplikasi Mc. Excel

d. Refleksi
Refleksi dilaksanakan dari tahap perencanaan sampai dengan monev. Tahapan ini
dimaksudkan untuk mengkaji secara menyeluruh tindakan yang telah dilakukan, berdasarkan
data yang telah tekumpul.
Dari hasil monitoring dan evaluasi masih terdapat kelemahan atau kekurangan, untuk
meningkatkan kekurangan tersebut maka akan dilaksanakan kegiatan pada siklus 2

2. Pelaksanaan Siklus II
Memperhatikan hasil monitoring dan evaluasi serta hasil refleksi masih adanya kelemahan
baik dilihat dari aktivitas pelaksanaan maupun dilihat dari penguasaan materi, maka dari itu
perlu dianutkan pada sikus dua dengan rincian kerja sebagai berikut:
a. Persiapan
Pada tahap kedua dilaksanakan dengan menggunakan langkah-langkah yang sama dengan
tahap perbaikan hasil kegiatan pada tahap pertama yang sudah pernah dilakukan.
Kegiatan yang dilakukan pada tahap kedua ini adalah : Mensosialisasikan hasil kegiatan
pertama terhadap guru-guru yang kemudian pelaksanaannya sesuai kesepakatan yang telah
ditentukan yaitu :
Pelaksanaan kegiatan tahap kedua adalah sebagai berikut :
Hari : Selasa Rabu
Tanggal : 23 24 September 2014
Tempat : SDN 2 LEMBURSAWAH
Mengabsen Guru yang akan mengikuti kegiatan (Daftar hadir terlampir),
kemudian mempersiapkan materi dan struktur kegiatan. Pesertakegiatan adalah guru-guru
SDN 2 Lembursawah. Narasumber/ Fasilitator adalah CAKEP sendiri dibantu oleh dua orang
TPK.
b. Pelaksanaan
Dalam pelaksanaan kegiatan siklus II, CAKEP tetap sebagai fasilitator hanya yang lebih kreatif
adalah pesertanya. Cakep hanya memberikan penjelasan ulang tentang cara menggunakan
aplikasi Mc.Excel dalam pengolahan nilai yang terkait dengan siklus I yang hasilnya masih
kurang maksimal. Dalam kegiatan ini peserta lebih ditekankan pada ketelitian dan keterampilan
dalam menggunakan aplikasi Mc.Excel.

c. Monitoring dan Evaluasi


Monitoring dilakukan oleh Kepala Sekolah. Berdasarkan hasil monitoring adalah :
Dilakukan melalui mekanisme tahapan persiapan, pelaksanaan, analisis dan Tindak lanjut,
kemudian disampaikan dengan menggunakan materi dan instrument yang relevan serta
Informasi diperoleh secara lisan atau berdasarkan bukti dan fakta untuk selanjutnya hasil
monitoringdiinformasikan kepada cakep untuk memperoleh umpan balik.
Hasil dari pengukuran tersebut hasilnya adalah sebagai berikut,
Tabel 3.7
INSTRUMEN MONITORING PELAKSANAAN IHT
Siklus 2
Hari : RABU
Tanggal : 24 September 2014
HASI
HASIL Perubah
L
N % an
ASPEK YANG DIUKUR %
O. (Siklus Pencapai
(Sikl
1) an
us 2)
1. Kegiatan terencana dan terorganisir. 80 % 90 % 10 %
Isi program relevan dengan tujuan yang ingin
2. 85 % 95 % 10 %
dicapai
3 Tempat Nyaman 90 % 90 % 0
Kegiatan Pembelajaran dilaksanakan dengan
4 75 % 95 % 20 %
tepat.
5 Materi dan Bahan Ajar digunakan sesuai dengan
80 % 95 % 15 %
isi program.
6 Fasilator membantupeserta mencapai tujuanpemb
elajarannya dengan baik. 85 % 90 % 15 %
7 Persepsi peserta terhadap pembelajaran baik.
80 % 90 % 10 %
8 Layanan administrasi kepada dilakukan dengan
baik. 85 % 90 % 5%
d. Evaluasi
Calon kepala sekolah melakukan evaluasi di awal dan di akhir pelaksanaan pembelajaran untuk
mengetahui pencapaian indikator keberhasilan.
Tabel 3.8
INSTRUMRN EVALUASI PEMBELAJARAN
Siklus 2
Hari : RABU
Tanggal : 24 September 2014
HASIL (PROSENTASE)
NO. ASPEK YANG DIUKUR Perubahan
Siklus I Siklus II
Pencapaian
1. Memahami Konsep/TeoriMc.Excel 70 % 90 % 20 %
2. Trampil membuka aplikasi Mc.Excel 75 % 95 % 20 %
Memahami Konsep/Teori Pengolahan
3 Nilai
75 % 90 % 15 %
Trampil membuat format
4 menggunakan aplikasi Mc.Excel
70 % 90 % 20 %

Rata-rata 72,5 % 91,25 % 18,75 %

e. Hasil
Keberhasilan cakep dalam RTK, Setelah melalui dua tahap pelaksanaan IHT, kompetensi guru
dalam menggunakan aplikasi Microsoft excel meningkat secara signifikan, dari 45% guru
tidak bisa mengoperasikan sama sekali hanya tinggal 0%. Artinya dari semua peserta yang
mengikuti pelatihan seluruhnya sudah mengetahui cara menggunakan aplikasi Microsoft excel.
f. Refleksi
Dari pendekatan personal yang penulis lakukan secara umum dapat dinyatakan bawa dewan
guru SDN 2 Lembursawah tidak terlalu mengalami kesulitan dalam memahami dan
mempraktikan aplikasi Mc.Excel dalam pengolahan nilai pembelajaran. Sehingga ada
perubahan/peningkatan pemahaman di siklus 2, hal ini dapat dimaklumi sebab sebagai seorang
guru yang kualifikasi pendidikan S1 mereka rata-rata sudah memiliki dasar yang kuat dalam
memahami materi IHT.
Kendala yang banyak muncul bahkan timbul dari beberapa orang guru yang masih memiliki
kemampuan IT emergency, karena IHT dilaksanakan berbasis IT perlu bimbingan lebih detil
dalam pembuatan format-format pengolahan nilai pembelajaran dengan menggunakan aplikasi
Microsoft excel.
Membaca tabel 3.8 hasil monitoring dan evaluasi dan membandingkan hasil kegiatan siklus
pertama dan siklus kedua, bahwa kegiatan RTK ini telah dapat meningkatkan kompetensi
penyusun dalam hal kepemimpinan spiritual, kewirausahaan, dan kompetensi guru dalam
meyusun penilaian ulangan harian dengan menggunakan alikasi Mc Eksel.
Pada akhirnya dengan kegiatan RTK telah dapat meningkatkan kompetensi calon kepala
sekolah dalam hal kepemimpinan spiritual, pembelajaran, serta kewirausahaan.

B. SUPERVISI GURU YUNIOR


1. Kegiatan Siklus I
a. Perencanaan
Kualitas satuan pendidikan tidak terpisahkan dari kualitas pembelajaran di
kelasnya. Berbagai upaya peningkatan mutu pendidikan tingkat satuan
pendidikan dapat dianggap kurang berguna bilamana belum menyentuh perbaikan
proses pembelajaran. Oleh karena itu dalam rangka peningkatan kualitas
pendidikan tingkat satuan pendidikan, pemerintah, dalam hal ini Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan, mengembangkan berbagai program yang diharapkan
dapat meningkatkan kualitas pembelajaran.
Di antara keseluruhan komponen dalam pembelajaran guru merupakan
komponen organik yang sangat menentukan. Apapunhasil yang telah dilakukan oleh
pemerintah, namun yang pasti adalah peningkatan kualitas pembelajaran tidak
mungkin ada tanpa kualitas kinerja guru. Peningkatan kualitas pembelajaran tidak
mungkin ada tanpa peningkatan kualitas para gurunya.
Guru merupakan sumber daya manusia yang sangat menentukan
keberhasilan proses pembelajaran. Guru merupakan unsur pendidikan yang sangat
dekat hubungannya dengan peserta didikdalam sehari-hari di sekolah dan banyak
menentukan keberhasilan anak didik dalam mencapai tujuan.
Pemberdayaan profesi guru diselenggarakan melalui pengembangan diri yang dilakukan
secara demokratis, berkeadilan, tidak diskriminatif, dan berkelanjutan dengan
menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai keagamaan, nilai kultural, kemajemukan
bangsa, dan kode etik profesi.
Salah satu program yang dapat diselenggarakan dalam rangka pemberdayaan
guru adalah supervisi akademik. Supervisi akademik adalah serangkaian kegiatan
untuk membantu guru mengembangkan kemampuannya mengelola proses
pembelajaran demi pencapaian tujuan akademik. Dengan demikian, berarti, esensial
supervisi akademik adalah membantu guru mengembangkan kemampuan
profesionalismenya. Mengembangkan kemampuan dalam konteks ini janganlah
ditafsirkan secara sempit, semata-mata ditekankan pada peningkatan pengetahuan
dan keterampilan mengajar guru, melainkan juga pada peningkatan komitmen atau
kemauan danmotivasi guru, sebab dengan meningkatkan kemampuan dan motivasi
kerja guru, kualitas akademik akan meningkat.
Tujuan dari supervisi akademik adalah mengembangkan kompetensi,
mengembangkan kurikulum dan mengembangkan kelompok kerja guru dan
membimbing PTK, dengan prinsip praktis, objektif, realistis,
antisipatif, konstruktif, kooperatif, kekeluargaan, demokratis, aktif, humanis,
berkesinambungan, terpadu dan komprehensif.
b. Pelaksanaan
Kegiatan supervisi akademik dalam pelaksanaannya dapat dilaksanakan dengan
cara Observasi dan kunjungan kelas.
Tahapan pelaksanaan supervisi terdiri dari tiga tahap, yaitu:
1) Pra observasi.
Hal yang pertama dilakukan sebelum pelaksanaan observasi adalah melakukan konsultasi
dengan kepala sekolah. Hal yang dikonsultasikan adalah mengenai teknik observasi, guru yang
akan diobservasi, dan perangkat yang harus disiapkan dalam kegiatan observasi. Setelah itu,
penyusun selaku observer, menyusun persiapan/ perencanaan, observer menyiapkan perangkat
observasi/instrumen yang akan digunakan dalam pelaksanaan observasi diantaranya:
a) Instrumen perencanaan kegiatan pembelajaran
b) Instrumen observasi kelas
c) Daftar pertanyaan setelah observasi
d) Format tindak lanjut hasil observasi
Kemudian melakukan pertemuan dengan guru junior yang akan diobservasi, yaitu guru
kelas 6 (Bapak Cece Lukman, S.Pd.)
Pada pertemuan pertama observer meminta kesediaan guru junior untuk
diobservasi dalam proses pembelajarannya. Setelah guru junior menyatakan bersedia,
berikutnya disepakati penentuan waktu pelaksanaan observasi dan menginformasikan bahan-
bahan yang perlu dipersiapkan oleh guru junior dalam pelaksanaan observasi diantaranya:
silabus, RPP, bahan ajar, alat peraga atau media dan penilaian yang akan digunakan. Pada
pertemuan tersebut juga dimusyawarahkan tentang jadwal pelaksanaan observasi.
Berdasarkan kesepakatan, jadwal pelaksanaan observasi adalah sebagai berikut:
Bapak Cece Lukman, S.Pd. (guru kelas 6) akan diobservasi pada:
Hari Senin,22 September 2014
Pada pertemuan tersebut disepakati juga jadwal pertemuan berikutnya yang
dilaksanakan sebelum kegiatan observasi yang bertujuan untuk mendiskusikan bahan-bahan
yang telah dipersiapkan guru junior. Pada pertemuan ini observer memeriksa silabus, RPP,
bahan ajar, alat peraga atau media dan penilaian yang telah disiapkan, kemudian
mendiskusikan hal-hal yang perlu dilakukan perbaikan-perbaikan. Observer dapat memberikan
masukan yang sifatnya melengkapi jika terdapat kekurangan dari bahan-bahan tersebut.
Untuk menghindari kemungkinan munculnya kekakuan dan ketegangan guru junior
pada pelaksanaan observasi nantinya, maka diinformasikan pula tujuan observasi yang akan
dilakukan. Observasi gurujunior adalah salah satu tugas peserta diklat calon kepala sekolah
pada kegiatan On The Job Learning dan tidak ada hubungannya dengan penilaian kinerja guru
di sekolah. Observasi ini juga dapat membantu guru junior memperbaiki dan meningkatkan
kualitas proses dan hasil pembelajarannya.
2) Observasi
Observasi 1 Bapak Cece Lukman, S.Pd.(Guru kelas 6).
Pada hari Senin, 22 September 2014, observer melakukan observasi terhadap guru junior
yang bernama Bapak Cece Lukman, S.Pd. (Guru kelas 6). Sebelum melaksanakan observasi
kelas, diadakan dahulu pertemuan untuk melihat persiapan yang dilakukan oleh guru junior.
Observer meminta Silabus dan RPP satu rangkap kemudian memberikan penilaian dengan
mengisi instrumen perencanaan kegiatan pembelajaran, yang selanjutnya akan digunakan
sebagai bahan kontrol pada pelaksanaan observasi kelas.
Setelah itu langsung melaksanakan observasi ke kelas 6. Pada saat diobservasi Bapak Bapak
Cece Lukman, S.Pd. mengajar mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dengan
Kompetensi Dasar 1.3 Perkembangbiakan Hewan dan Tumbuhan.
Di kelas, observer melakukan pengamatan langsung terhadap pelaksanaan pembelajaran
mulai dari kegiatan awal sampai pada kegiatan penutup.
Yang menjadi obyek pengamatan adalah aktivitas guru dan siswa dalam proses belajar
mengajar. Aktivitas guru dan siswa dicatat pada catatan kejadian dan mengisi instrumen
observasi kelas yang telah dipersiapkan. Catatan kejadian dijadikan sebagai bahan diskusi
sekaligus bahan evaluasi pada saat kegiatan refleksi pembelajaran. Untuk memperoleh bukti
pelaksanaan pembelajaran tersebut observer mendokumentasikannya dalam bentuk photo.
Pada kegiatan awal, ketua kelas menyiapkan teman-temannya untuk belajar dan
mengucapkan salam yang kemudian dibalas oleh guru dengan salam pula. selanjutnya guru
memeriksa kehadiran siswa, kebersihan dan kerapihan kelas. Kemudian guru mengawali
pembelajaran dengan menanyakan kesiapan siswa untuk belajar. Guru kemudian memberikan
motivasi kepada siswa untuk lebih giat belajar agar menjadi siswa yang senantiasa mencintai
setiap mata pelajaran termasuk mata pelajaran IPA. Berikutnya guru melakukan apersepsi dan
dilanjutkan dengan menyampaikan tujuan pembelajaran hari itu (siswa dapat menyebutkancara
berkembangbiakan hewan).
Selanjutnya pada kegiatan inti, guru meminta siswa untukmenyebutkan cara
pemkembangbiakan hewan. Kemudian guru menjelaskan cara berkembangbiak hewan,
kemudian memberikan kesempatan kepada siswa menanyakan hal-hal yang masih
memerlukan penjelasan. Berikutnya, guru membagikan LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik).
Dalam mengerjakan LKPD tersebut, peserta didik melakukan diskusi dengan teman
sekelompoknya. Kemudian masing-masing kelompok melaporkan hasil diskusinya secara
tertulis. Kemudian guru membahas hasil diskusi peserta didik. Berikutnya guru memberikan
kesempatan kepada siswa menanyakan hal-hal yang mereka belum mengerti. Pada bagian
penutup, guru meminta peserta didik menyimpulkan materi pembelajaran. Beberapa peserta
didik menyampaikan kesimpulan materi pembelajaran. Guru memberikan pujian kepada
peserta didik yang telah dapat menyimpulkan materi pembelajaran. Kemudian guru
mengulangi dan melengkapi kesimpulan materi pembelajaran. Berikutnya guru memberikan
tugas sebagai bentuk penguatan yang telah dipersiapkan sebelumnya. Pesan terakhir dari guru
adalah agar peserta didik mengerjakan tugasnya dan jika ada yang tidak dimengerti disarankan
untuk bertanya kepada temannya. Kemudian pelajaran ditutup dengan membaca doa.
3).Pasca Observasi
Berikut ini adalah saran yang disampaikan pasca observasi oleh observer kepada guru junior
yang diobservasi :
Setelah observasi kelas pertama kepada Bapak Cece Lukman, S.Pd. selesai, observer kembali
melakukan pertemuan dengan guru yang diobservasi. Ini dilakukan untuk mendiskusikan
tentang kekurangan dan kelebihan proses pembelajaran yang telah dilaksanakan. Pada
pertemuan ini observer memberi masukan agar guru yang diobservasi menggunakan media
pembelajaran untuk mempermudah penyampaian materi dan memotivasi siswa agar lebih
antusias dalam mengikuti pembelajaran.

4). Tindak lanjut


Pada tahap tindak lanjut, supervisor memuji pembelajaran yang telah dilaksanakan guru junior.
Berdasarkan hasil penelaahan kajian RPP, hasil observasi pembelajaran di kelas, dan diskusi
tentang kelebihan dan kekurangan hasil supervisi, maka dicapai kesimpulan bahwa perlu
adanya perbaikan-perbaikan dalam penampilan pembelajaran pada siklus kedua. Ada beberapa
kelemahan yang perlu dilakukan perbaikan pada siklus kedua, yaitu :
Proses pembelajaran di kelas
a) Pada media pembelajaran, belum sesuai apa yang tercantum di dalam RPP dan belum
bervariasi.
b) Guru membimbing peserta didik membuat rangkuman hasil pembelajaran, pada kenyataannya
guru belum membimbing peserta didik untuk membuat rangkuman hasil pembelajaran dan
guru tidak menyuruh kepada siswa untuk menyalin pada bukunya masing-masing.

Agar pada penampilan pada siklus kedua adanya perubahan yang signifikan, di waktu-waktu
segang dilaksanakan bimbingan individu terhadap guru junior tentang penyusunan perangkat
pembelajaran, persiapan bahan ajar, persiapan media dan sumber belajar serta instrument
penilaian yang sesuai dengan kompetensi dasar (KD), indikator, dan bahan ajar. Bimbingan
penyusunan perangkat pembelajaran terutama difokuskan pada hal-hal yang masih kurang.
Dengan bimbingan ini diharapkan adanya perubahan dan dapat meningkatkan kompetensi guru
junior dalam hal pembelajaran.

d.Hasil

1) Hasil Kuantitatif
Tabel 3.9
Hasil Penampilan Supervisi Akademik Guru Junior Siklus Pertama
Nama Guru Junior : Cece Lukman, S.Pd.
Guru Kelas : VI
Aspek yang Siklus I Siklus I
Perubahan
Diamati Kuantitatif Kualitatif Kuantitatif Kualitatif
RPP 79,55 % Baik - - -
Observasi 81,94 % Baik - - -

2) Refleksi
Penampilan guru junior pada penyusunan perangkat pembelajaran sudah baik mencapai 79,55
% namun ada beberapa kelemahan dalam penyusunan RPP yaitu :
a) Pada tujuan pembelajaran, rumusan tujuan belum memenuhi kriteria ABCDE (audien,
behavior, kondisi, degree, dan enviroment).
b) Materi/bahan ajar, belum menunjukkan kesesuaian dengan kompetensi dasar (KD) dan
indicator.
Penampilan guru junior berdasarkan hasil observasi pembelajaran di kelas juga sudah baik
mencapai 81,94%. Seperti pada penyusunan perangkat pembelajaran, pada pelaksanaan
pembelajaran juga ada beberapa kelmahan, seperti :
a) Pada media pembelajaran, belum sesuai apa yang tercantum di dalam RPP dan belum
bervariasi.
b) Guru membimbing peserta didik membuat rangkuman hasil pembelajaran, pada kenyataannya
guru belum membimbing peserta didik untuk membuat rangkuman hasil pembelajaran dan
guru tidak menyuruh kepada siswa untuk menyalin pada bukunya masing-masing.

e.Program Tindak Lanjut


Tabel 3.10
Instrument Tindak Lanjut
Hasil Supervisi Akademik Siklus Kesatu
Hasil
Catatan Realisasi
Mata Skor Tindak
No. Nama Guru Kelas Khusus Tindak
Pelajaran Kuanti Lanjut
Kualitatif Lanjut
tatif
1. Cece IPA VI 80,74 %. Perbaikan Bimbingan Melakukan
Lukkman,SPd pada media individual supervise
pembelajaran/ academia
guru junior
pada siklus
kedua

Berdasarkan hasil penampilan guru junior yang dipaparkan di atas maka dipandang perlu
dilakukan penampilan siklus kedua pada hari Senin tanggal 29 September 2014 untuk
memperbaiki kelemahan-kelemahan yang terjadi pada penampilan siklus pertama dan hal-hal
yang sudah baik dilaksanakan tetap ditingkatkan kembali pada penampilan siklus kedua. Agar
pada siklus kedua adanya peningkatan, penyusun terlebih dahulu melakukan bimbingan
individual terhadap guru junior tentang penyusunan perangkat pembelajaran.

2. Kegiatan Siklus II
a. Perencanaan
Seperti biasa, observasi diawali dengan pertemuan antara observer dan guru junior. Dalam
pertemuan ini dilakukan wawancara seputar persiapan guru junior untuk melaksanakan proses
pembelajaran. Di sini guru junior memberikan silabus dan RPP untuk dikaji dan dinilai sesuai
instrumen yang telah disiapkan oleh observer.
Setelah tiba saatnya jam pelajaran IPA di kelas 6, observer melaksanakan kunjungan kelas
dan mengamati kegiatan pembelajaran dari awal sampai akhir.
Dengan gayanya yang khas dan diselingi canda, Bapak Cece Lukman, S.Pd. membagikan
LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik). Dalam mengerjakan LKPD tersebut, peserta didik
melakukan diskusi dengan teman sekelompoknya. Kemudian masing-masing kelompok
melaporkan hasil diskusinya secara tertulis. Kemudian guru membahas hasil diskusi peserta
didik. Berikutnya guru memberikan kesempatan kepada siswa menanyakan hal-hal yang
mereka belum mengerti.
b. Pelaksanaan Observasi
1) Pra observasi
Pada kegiatan pra-observasi, hari Sabtu tanggal 27 September 2014 penyusun menemui
kembali guru junior Cece Lukman, S.Pd. (guru kelas VI) untuk mengkaji dan menelaah
penyusunan RPP hasil perbaikan sesuai kekurangan pada siklus pertama terutama pada tujuan
pembelajaran dan media pembelajaran yang digunakan apakah sudah bervariasi, menanyakan
kesiapan media dan sumber belajar yang akan ditampilkan pada kegiatan pembelajaran siklus
kedua, juga pengaturan tempat duduk peserta didik.

2) Observasi
Bapak Cece Lukman, S.Pd.(Guru kelas 6) diobservasi yang kedua kalinya pada hari
Senin tanggal 29 September 2014 pada mata pelajaran IPA, Kompetensi Dasar 1.3.
Perkembangan Hewan dan Tumbuhan di kelas 6.
Pada kegiatan awal, ketua kelas menyiapkan teman-temannya untuk belajar dan mengucapkan
salam yang kemudian dibalas oleh guru dengan salam pula. selanjutnya guru memeriksa
kehadiran siswa, kebersihan dan kerapihan kelas. Kemudian guru mengawali pembelajaran
dengan menanyakan kesiapan siswa untuk belajar. Guru kemudian memberikan motivasi
kepada siswa untuk lebih giat belajar agar menjadi siswa yang senantiasa mencintai setiap mata
pelajaran termasuk mata pelajaran IPA. Berikutnya guru melakukan apersepsi dan dilanjutkan
dengan menyampaikan tujuan pembelajaran hari itu (siswa dapat menyebutkan cara
berkembangbiakan hewan).
Selanjutnya pada kegiatan inti, guru meminta siswa untuk menyebutkan cara
pemkembangbiakan hewan. Kemudian guru menjelaskan cara berkembangbiak hewan,
kemudian memberikan kesempatan kepada siswa menanyakan hal-hal yang masih
memerlukan penjelasan. Berikutnya, guru membagikan LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik).
Dalam mengerjakan LKPD tersebut, peserta didik melakukan diskusi dengan teman
sekelompoknya. Kemudian masing-masing kelompok melaporkan hasil diskusinya secara
tertulis. Kemudian guru membahas hasil diskusi peserta didik. Berikutnya guru memberikan
kesempatan kepada siswa menanyakan hal-hal yang mereka belum mengerti. Pada bagian
penutup, guru meminta peserta didik menyimpulkan materi pembelajaran. Beberapa peserta
didik menyampaikan kesimpulan materi pembelajaran. Guru memberikan pujian kepada
peserta didik yang telah dapat menyimpulkan materi pembelajaran. Kemudian guru
mengulangi dan melengkapi kesimpulan materi pembelajaran. Berikutnya guru memberikan
tugas sebagai bentuk penguatan yang telah dipersiapkan sebelumnya. Pesan terakhir dari guru
adalah agar peserta didik mengerjakan tugasnya dan jika ada yang tidak dimengerti disarankan
untuk bertanya kepada temannya. Kemudian pelajaran ditutup dengan membaca doa.
3) Pasca Observasi
Setelah selesai kegiatan observasi di kelas dan beristirahat sejenak, penyusun sebagai observer
mengadakan refleksi tentang hasil pengkajian dan penelaahan RPP yang disusun oleh guru
junior serta hasil observasi yang baru saja dilakukan. Penyusun menanyakan kembali kepada
guru junior sesuai yang ditanyakan pada penampilan pada siklus pertama. Observer dan guru
junior berdiskusi materi pertanyaan yang menyangkut tentang perasaan guru junior setelah
selesai melaksanakan pembelajaran, kesulitan apa saja yang dihadapi guru junior atau siswa
saat melaksanakan pembelajaran, dan alternatif solusi untuk kesulitan tersebut.

c.Tindak Lanjut
Pada tahap tindak lanjut, supervisor memuji pembelajaran yang telah dilaksanakan guru junior.
Berdasarkan hasil penilaian supervisi akademik yang dilakukan penyusun terhadap guru junior,
mulai penilaian penyusunan RPP yang disusun oleh guru junior dan dilanjutkan dengan
penilaian hasil observasi pembelajaran guru junior di kelas.

d.Hasil
1) Hasil Kwantitatip
Tabel 3.11

Data Nilai Bapak Cece Lukman, S.Pd Siklus I


ASPEK YANG SIKLUS SIKLUS RATA- PERUBAHAN
No
DIUKUR 1 II RATA PENCAPAIAN
1 RPP 79,55 % 88,64% 80,09 % 9,09 %
2 OBSERVASI 81,94% 91,67% 86,8 % 9,73 %
2).Refleksi
Kemampuannya dalam menyusun rencana pembelajaran lebih baik dari pada kemampuannya
dalam melaksanakan pembelajaran. Ia belum dapat menyajikan pembelajaran yang
menggunakan media pembelajaran. Namun demikian hasil observasi menunjukkan bahwa ada
peningkatan nilai 9,41% dari observasi pertama ke observasi kedua.
e.Program Tindak Lanjut
Tabel 3.12
Instrument Tindak Lanjut
Hasil Supervisi Akademik Siklus Kedua
Hasil
Catatan Realisasi
Nama Mata Skor Tindak
No. Kelas Khusus Tindak
Guru Pelajaran Kuanti Lanjut
Kualitatif Lanjut
tatif
1. Cece IPA VI 90,15 %. Kelemahan- Guru Junior Pada
Lukman kelemahan tetap harus kegiatan-
yang terjadi meningkatkan kegiatan
pada siklus kinerja selanjut
pertama sebagai guru nya di
sudah yang sekolah.
diperbaiki profesional.
dan
terlaksana
dengan baik.

Dari data di atas, dapat disimpulkan bahwa Bapak Cece Lukman, S.Pd. pada observasi pertama
mendapat nilai dengan katagori baik dan pada obs Namun demikian, guru harus tetap
konsisten dalam melaksanakan tugas profesinya.
Setelah penyusun melakukan serangkaian kegiatan supervisi akademik terhadap guru junior
melalui siklus kesatu dan siklus kedua, benar bahwa kegiatan ini telah dapat memberikan
pengalaman langsung kepada penyusun sebagai calon kepala sekolah dalam hal kompetensi
supervisi akademik, mulai dari penyusunan perencanaan, melaksanakan, dan mengevaluasi
program supervisi akademik. Pada akhirnya kegiatan supervisi akademik guru junior ini, telah
dapat meningkatkan kompetensi supervisi akademik penyusun sebagai calon kepala sekolah
dan dapat dijadikan tindak lanjut dalam penyusunan program supervisi akademik selanjutnya.

2) PENYUSUNAN PERANGKAT PEMBELAJARAN


1. Rencana Perangkat Pembelajaran
Perangkat pembelajaran terdiri dari silabus, RPP, bahan ajar, dan instrumen evaluasi sesuai
dengan permen diknas no 41 tahun 2007 tentang standar proses.
Visi Pendidikan Nasional adalah terwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata sosial
yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga negara Indonesia berkembang
menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan jaman
yang selalu berubah.
Salah satu prinsip yang dijadikan landasan dalam pelaksanaan reformasi pendidikan adalah
pendidikan diselenggarakan sebagai proses pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik
yang berlangsung sepanjang hayat. Dalam proses tersebut diperlukan guru yang memberikan
keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan potensi dan kreativitas peserta didik.
Implikasi dari prinsip ini adalah pergeseran paradigma proses pendidikan, yaitu dari paradigma
pengajaran ke paradigma pembelajaran. Pembelajaran adalah proses interaksi peserta
didikdengan guru dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Proses pembelajaran perlu
direncanakan, dilaksanakan, dinilai, dan diawasi agar terlaksana secara efektif dan efesien.
2. Prinsip-prinsip penyusunan RPP
Dalam penyusunan RPP yang tidak boleh terklupakan adalah prinsip-prinsipnya
sebagai berikut :
a. Memperhatikan perbedaan individu peserta didik
b. Mendorong partisipasi aktif peserta didik
c. Mengembangkan budaya membaca dan menulis
d. Memberikan umpan balik dan tindak lanjut
e. Terkaitan dan keterpaduan
f. Menerapkan teknologi informasi dan komunikasi
3. Pelaksanaan pembelajaran
Pelaksanaan pembelajaran merupakan implementasi dari RPP. Pelaksanaan pembelajaran
meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.
a. Kegiatan Pendahuluan
Dalam kegiatan pendahuluan guru:
1) Menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran
2) Mengajukan pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan
dipelajari
3) Menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai
4) Menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai silabus
b. Kegiatan Inti
Dalam kegiatan inti dilakukan proses pembelajaran untuk mencapai KD yang dilakukan
secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk
berpasrtisipasi aktif serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreatifitas, dan
kemandirian, sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta
didik. Dalam kegiatan ini menggunakan metode yang meliputi proses eksplorasi, elaborasi, dan
konfirmasi.
c. Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru:
1) Bersama-sama dengan peserta didik atau sendiri membuat rangkuman/simpulan pelajaran.
2) Melakukan penilaian (refleksi) terhadap kegiatan yang sudah dilaksakan secara konsisten dan
terprogram.
3) Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran.
4) Merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi, program pengayaan,
layanan konseling/ memberikan tugas baik secara individu maupun kelompok sesuai dengan
hasil belajar peserta didik.
5) Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.

4. Penilaian hasil pembelajaran


Penilaian dilakukan oleh guru terhadap hasil pembelajaran untuk mengukur tingkat
pencapaian kompetensi peserta didik, serta digunakan sebagai bahan penyusunan laporan
kemajuan hasil belajar dan memperbaiki proses pembelajara. Penilaian dilakukan secara
konsisten, sistematik, dan terprogram dengan menggunakan tes dan non tes dalam bentuk
tertulis atau lisan, pengamatan kinerja, pengukuran sikap, penilaian hasil karya, berupa tugas,
proyek atau produk, portofolio dan penilaian diri. Penilaian hasil pembelajaran menggunakan
Standar Penilaian Pendidikan .

BAHAN AJAR
Kelas : 5
Tema : Kerukunan dalam Bermasyarakat
Sub Tema : Bentuk-bentuk Kerukunan
Instrumen Penilaian
Kelas : 5
Tema : Kerukunan dalam Bermasyarakat
Sub Tema : Bentuk-bentuk Kerukunan

a. Penilaian Sikap
ASPEK YANG DINILAI
NAMA Kemandirian Kerjasama Tanggung Percaya
NO
SISWA Jawab diri
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Siti
2 Imas
3 Ahmad

c. Penilaian Pengetahuan
Tes Tertulis :
Siswa SDN 2 Lembursawah selalu hidup rukun. Suatu hari mereka bekerja sama
membersihkan sampah. Di halaman sekolah terdapat 36 siswa. Perbandingan banyak siswa
laki-laki dan perempuan adalah 5 : 4.
- Berapa banyak siswa perempuan?
- Berapa banyak siswa laki-laki ?

Format Penilaian......

No Nama Nilai
1 Siti
2 Imas
3 Ahmad
a. Mahir
b. Menguasai
c. Pintar
d. Sangat pintar

1) Penilaian Sikap (menghargai, teliti)

Teliti*) Bertanggung jawab*)


No Nama Siswa Ket
a b c d a b c d
1 Ahmad
2 Lia kurniasih
3 Laela sari
4 Udun

Catatan *) :

a = belum terlihat
b = mulai terlihat
c = mulai berkembang
d = membudaya
Setelah penyusun melaksanakan kegiatan Penyusunana Perangkat Pembelajaran,penyusun
telah dapat meningkat dalam halkompetensi paedagogik.

D.KAJIAN 9 ASPEK MANAGERIAL


Sekolah Sendiri
a. Kajian RKS SDN 2 LEMBURSAWAH
Sebagai manajer, kepala sekolah diharapkan mau dan mampu mendayagunakan sumber
daya sekolah dalam rangka mewujudkan visi, misi, dan mencapai tujuan yang ditetapkan.
Kepala sekolah tentu tidak sanggup menyusun rencana program kegiatan sekolah yang baik
hanya seorang diri. Untuk itu, dalam penyusunan rencana kerja sekolah, kepala sekolah harus
mendorong keterlibatan seluruh pendidik dan tenaga kependidikan di sekolah, baik secara
langsung ataupun tidak langsung. Keterlibatan secara langsung, dapat dikatakan mereka masuk
ke dalam anggota tim penyusun rencana kerja sekolah.
EDS belum disusun secara maksimal dan belum rutin setiap tahun. Penyusunannya belum
melibatkan Tim Pengembang Sekolah dan baru dibuat satu kali pada saat akan dilaksanakan
Akreditasi. EDS belum disusun secara maksimal. Penyusunannya belum melibatkan Tim
Pengembang Sekolah dan belum dilaksanakan setiap tahun. Oleh karena itu sekolah diharapkan
menyusun EDS setiap satu tahun. Hal ini bertujuan agar sekolah mengetahui kelebihan dan
kekurangan sekolah, serta mengetahui keberhasilan dan ketidak berhasilan sekolah dalam
menggarap RKS selama satu tahun, sehingga dapat menentukan Rencana Kerja Sekolah pada
tahun berikutnya.
EDS belum dijadikan sebagai bahan acuan untuk menyusun Rencana Kerja Sekolah/RKS
(RKJM, RKT, RKAS), karena EDS belum dibuat setiap tahun. Meskipun EDS belum dijadikan
sebagai bahan acuan, namun Rencana Kerja Sekolah/RKS tetap disusun sesuai dengan
kebutuhan sekolah pada saat itu. Dengan demikian, RKS akan lebih tepat sasaran apabila
mengacu pada EDS, karena akan lebih mudah dalam mengevaluasinya dan akan lebih jelas
membaca perkembangannya dari tahun ke tahun.
Penyusunan RKJM, RKS, dan RKAS dilakukan oleh Kepala Sekolah, Guru, Komite
Sekolah, dan tokoh masyarakat yang peduli pendidikan melalui musyawarah. Hal ini dilakukan
dalam rangka meningkatkan 8 Standar Nasional Pendidikan. Pada akhirnya sekolah menyusun
skalaprioritas program sekolah. Menuangkan program yang akan dilaksanakan ke dalam
Rencana Kerja Jangka Menengah (RKJM) untuk 4 tahun ke depan. Semua rencana
pengembangan sekolah harus disesuaikan dengan visi, misi dan tujuan sekolah, serta sumber
daya dan sumber dana yang dimiliki.
Dokumen kelengkapan RKS yang ada antara lain EDS, RKJM, RKT dan RKAS. RKAS
disusun belum berdasarkan rekomendasi pada instrument EDS, sehingga belum sepenuhnya
disusun untuk perbaikan/ peningkatan indikator pada 8 SNP. RKS dituangkan dalam RKJM,
RKT, dan RKAS yang dilakukan dengan pemilihan rencana prioritas disesuaikan dengan visi,
misi, tujuan sekolah, SDM, dan waktu, serta dana untuk mewujudkannya.
Sekolah melakukan evaluasi diri pelaksanaan RKS setiap akhir tahun tetapi hasil Evaluasi
Diri Sekolah belum dimuat dalam instrument EDS. Sekolah baru menyiapkan Instrumen EDS
yang terdiri dari 8 SNP yang dijabarkan dalam 26 komponen dan 60 indikator. Untuk
pelaporan, sekolah menyusun rekomendasi dalam Instrumen EDS tentang
keberhasilan/ketidakberhasilan RKS, sehingga penyusunan RKS tahun berikutnya belum
disusun berdasarkan EDS. Oleh karena itu sekolah sebaiknya melaksanakan EDS secara rinci
per indikator setiap tahun, agar mempermudah dalam penyusunan RKS tahun berikutnya dan
dapat melihat perkembangan sekolah dari tahun ke tahun.

b. KajianPengelolaan Keuangan Sekolah


Melalui kegiatan manajemen keuangan maka kebutuhan pendanaan kegiatan sekolah dapat
direncanakan, diupayakan pengadaannya, dibukukan secara transparan, dan digunakan untuk
membiayai pelaksanaan program sekolah secara efektif dan efisien.
Manajemen keuangan sekolah perlu memperhatikan sejumlah prinsip. Undang-undang No
20 Tahun 2003 pasal 48 menyatakan bahwa pengelolaan dana pendidikan berdasarkan pada
prinsip keadilan, efisiensi, transparansi, dan akuntabilitas publik. Disamping itu prinsip
efektivitas juga perlu mendapat penekanan.
Sekolah sudah memiliki Program Perencanaan Pengelolaan Keuangan Sekolah
sesuai standart keuangan di SNP.
Sumber Keuangan Sekolah terdiri dari :
1) Dana BOS Pusat sebesar Rp 580.000/ siswa/ tahun
Berdasarkan Buku Panduan BOS tahun 2014, dana BOS dapat digunakan untuk
membiayai Pengembangan Perpustakaan, Kegiatan dalam rangka penerimaan
peserta didik baru, Kegiatan pembelajaran dan ekstra kurikuler peserta
didik, Kegiatan Ulangan dan Ujian, Pembelian bahan habis pakai, Pembiayaan
langganan daya dan jasa, Pembiayaan perawatan sekolah,Pembiayaan
honorarium bulanan guru dan tenaga kependidikan honorer, Membantu peserta didik miskin,
Pembiayaan pengelolaan BOS, Pembelian dan perawatan perangkat komputer, dan Biaya
lainnya jika seluruh komponen 1 s.d 12 telah terpenuhi pendanaannya dari BOS. Pembelian
Laptop tidak tercantum dalam buku Panduan BOS, padahal Laptop sangat dibutuhkan, oleh
karena itu perlu mengupayakan pembelian laptop.
2).Dana BOS Propinsi dialokasikan untuk kebutuhan sekolah yang tidak dapat dipenuhi dari
dana BOS Pusat.
Rencana pengelolaan keuangan disusun dalam RKAS, berdasarkan RKS/ RKJM dan
disusun oleh Kepala Sekolah dan seluruh guru serta melibatkan Komite Sekolah. RKAS
disosialisasikan kepada semua warga sekolah dan disahkan oleh Kepala Sekolah dan
Bendahara. Program pengelolaan keuangan dilakukan dengan transparan. Dokumen
Keuangan(Pembukuan dan dokumen lain yg sesuai / relevan)
Dokumen Keuangan Sekolah meliputi : RKS, RKAS, Bukti fisik pengeluaran: Nota,
kwitansi, faktur, Buku kas umum dan buku pembantu kas, Buku pembantu bank, Buku
pembantu pajak, dan Laporan keuangan setiap triwulan.
Setiap transaksi keuangan baik penerimaan maupun pengeluaran disertai dengan bukti yang
sah, ditandatangani oleh Bendahara dan disetujui oleh Kepala Sekolah dan dicatat dalam Buku
Pembantu Kas Tunai dan Buku Kas Umum. Buku Kas ditutup setiap akhir bulan dengan
ditandatangani oleh Bendahara dan disetujui oleh Kepala Sekolah. Laporan Keuangan ditutup
setiap 3 bulan sekali dengan menyertakan buku kas umum, buku pembantu kas, buku pembantu
pajak, buku pembantu bank, dan semua bukti pengeluaran (Nota, kwitansi, faktur).
Pertanggungjawaban dana diserahkan kepada pejabat yang berwenang. Dana dari pemerinta
dipertanggungjawabkan kepada Pemerintah.Sekolah tidak memiliki dana mandiri dan swadaya
masyarakat.
Evaluasi penggunaan keuangan dilakukan dengan cara mencocokkan Rencana Kegiatan
dan Anggaran Sekolah (RKAS) dengan penggunaan anggaran sebenarnya yang dicatat dalam
Buku Kas dan dibuktikan dengan nota, faktur, dan kwitansi. Menyusun laporan hasil monev
pengelolaan keuangan untuk bahan pertimbangan dan kajian dalam menyusun RKAS pada
tahun berikutnya, menyusun laporan keuangan per kegiatan oleh bendahara BOS
dan menyusun laporan keuangan setiap bulan secara rutin, ditandatangan oleh Bendahara dan
Kepala Sekolah.
Dalam penggunaan keuangan sekolah yang belum relevan dengan perencanaan, sehbingga
sekolah perlu mengupayakan penggunaan keuangan disesuaikan dengan RKAS.
c. Kajian Pengelolaan PTK
Pendidik dan tenaga kependidikan yang dapat melaksanakan tugas dan fungsinya masing-
masing secara baik sangat terkait dengan kompetensi yang mereka miliki.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (permendiknas) yang mengatur tentang standar
pendidik dan tenaga kependidikan adalah nomor 12 tahun 2007 tentang standar pengawas
sekolah, nomor 13 tahun 2007 tentang standar kepala sekolah, nomor 16 tahun 2007 tentang
standar kualifikasi akademik dan kompetensi guru, nomor 24 tahun 2008 tentang standar
tenaga administrasi sekolah, nomor 25 tahun 2008 tentang tenaga perpustakaan, nomor 26
tahun 2008 tentang standar tenaga laboratorium sekolah dan nomor 27 tahun 2008 tentang
standar kualifikasi dan kompetensi konselor.
Seorang calon kepala sekolah diharapkan dapat memahami dan menguasai untuk
mengelola pendidik dan tenaga kependidikan sekolah. Mengkaji pengelolaan pendidik dan
tenaga kependidikan sekolah tempat magang pada kegiatan on the job learning (OJL)
bertujuan untuk melatih calon kepala sekolah mengembangkan dimensi kompetensi manajerial
khususnya kompetensi mengelola guru dan staf dalam rangka pendayagunaan sumber daya
manusia secara optimal.
Sekolah menyusun perencanaan tentang kebutuhan tenaga Pendidik dan
Tenagakependidikan.
Sesuai dengan Permendiknas No.13 Th 2007 di SDN 2 LembursawahKepala Sekolah
memenuhi kriteria, yaitu memiliki kualifikasi akademik S1 dari perguruan tinggi terakreditasi,
memiliki pangkat pembina dengan golongan IV/a, memiliki SK sebagai guru SD, memiliki
sertifikat pendidik sebagai guru SD, memiliki SK sebagai kepala sekolah, memiliki
pengalaman mengajar sekurang- kurangnya 5 tahun di SD, memiliki kompetensi kepribadian,
manajerial, kewirausahaan, supervisi, dan social, tetapi tidak memilki sertifikat sebagai kepala
Sekolah.
Di SDN 2 Lembursawah guru memiliki kualifikasi akademik S1 dari perguruan tinggi
terakreditasi. Mengajar sesuai latar belakang pendidikannya dengan rentetan kegiatan yaitu
merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi pembelajaran (Kompetensi pedagogik),
memiliki kompetensi kepribadian yang baik, kompetensi sosial (mampu berkomunikasi secara
efektif dan santun sesama guru, tenaga administrasi dan orang tua siswa) dan kompetensi
professional (penguasaan materi pelajaran). Guru Kelas I s/d VI memiliki beban mengajar
24 jam pelajaran per minggu.
Kepala Sekolah telah mengangkat tenaga honorer sebagai operator sekolah,sehingga dalam
pembuatan administrasi dilaksanakan oleh tenaga operator walaupun tidak sepenuhnya.
Sekolah tidak memiliki tenaga perpustakaan sehingga guru merangkap sebagai tenaga
perpustakaan,sehingga mengusulkan kepada kepala sekolah agar mengangkat tenaga
honorer perpustakaan.
Pendidik yang ada di SDN 2 Lembursawah adalah sudah memenuhi ketentuan dengan
jumlah yang sesuai dengan kebutuhan. Pelaksana urusan administrasi umum sudah
ada operator. Penjaga sekolah merangkap sebagai petugas layanan khusus.
Kepala Sekolah memiliki kompetensi kepribadian, kewirausahaan, supervisi, sosial dan
manajerial sedang guru memiliki kompetensi: pedagogik, kepribadian, profesional dan sosial.
Sekolah menyusun Orientasi Tugas Pendidik dan Tenaga Kependidikan dan Tata Kerja
PTK.
Administrasi PTK cukup lengkap antara lain Buku Pokok Guru, DUK, DP3, Data Pribadi,
Daftar usulan kenaikan pangkat, Absensi, Program masing masing bidang dan Administrasi
terkait tugasnya masing masing.
Penilaian/Evaluasi Kinerja PTK dilakukan dengan cara menyusun program, jadwal
instrument penilaian, dan melaksanakan serta menyusun hasil kegiatan Evaluasi kinerja PTK.
Sekolah menyusun rencana dan melaksanakan Pembinaan PTK. Sekolah juga
merencanakan dan melaksanakan Pengembangan PTK. Tetapi belum dilaksanakan secara
kontinue. Sekolah menyusun dan menerapkan Tata Tertib dan Kode Etik Guru serta sekolah
membuat pelaporan PTK setiap bulan.
d. Kajian Pengelolaan Ketatausahaan Sekolah
Permendiknas tersebut ditetapkan bahwa Tenaga Administrasi Sekolah perlu memiliki 4
kompetensi, yaitu: (1) Kompetensi Kepribadian, (2) Kompetensi Sosial, (3) Kompetensi
Teknis Administrasi Sekolah, dan (4) Kompetensi Manajerial Ketatausahaan Sekolah. Guna
menjamin terselenggaranya administrasi sekolah yang baik Kepala Sekolah harus melakukan
pembinaan berkelanjutan kepada tenaga administrasi sekolah melalui berbagai media,
kesempatan, dan cara-cara yang simpatik.
Salah satu tugas Kepala Sekolah adalah memastikan bahwa administrasi sekolah dapat
dilaksanakan dengan baik dalam rangka menunjang pembuatan kebijakan dan pengambilan
keputusan yang tepat, penyusunan rencana kerja sekolah, pelaksanaan pembelajaran, dan
pelaporan kinerja sekolah. Tugas-tugas administrasi tersebut dapat dilaksanakan dengan baik
apabila sekolah memiliki Tenaga Administrasi Sekolah (TAS) yang memenuhi standar, seperti
tertuang dalam Permendiknas Nomor 24 Tahun 2008 tentang Standar Tenaga Administrasi
Sekolah.
Mengkaji pembinaan tenaga administrasi sekolah tempat magang pada kegiatan on the job
learning (OJL) bertujuan untuk melatih calon kepala sekolah mengembangkan dimensi
kompetensi manajerial khususnya kompetensi mengelola staf dalam rangka pendayagunaan
sumber daya manusia secara optimal.
Sekolah belum memiliki Program Kerja TAS, namun semua penyelesaian administrasi
dilaksanakan oleh kepala sekolah dan guru. Oleh krena itu kepala sekolah agar mengangkat
tenaga honorer administrasi yang terdiri dari: Kepala TAS, Pelaksana Urusan dan Petugas
Layanan Khusus Sekolah tidak memiliki Kepala TAS SD hanya memiliki Petugas
layanan khusus (Pesuruh honorer) dengan kualifikasi pendidikan S1.
Sekolah tidak memiliki Kepala TAS dan pelaksana urusan, hanya terdapat Petugas
layanan khusus yaitu Operator honorer. Tugas tenaga administrasi sekolah terhadap
pekerjaan yg ada secara idealnyasudah cukup mampu melaksanakan tugasnya sesuai dengan
kebutuhan sekolah.
Penjaga sekolah mengerjakan semua tugas pesuruh.
Pembinaan TAS belum terprogram secara kontineu, untuk pembinaan kepada pelaksana
urusan, mengikuti instruksi dan pembinaan baik dari tingkat UPT maupun Dinas
Pendidikan Kabupaten. Sekolah belum pernah ada rencana maupun pelaksanaan
pengembangan TAS.
Evaluasi/Penilaian Kinerja TAS hanya dilakukan oleh Kepala Sekolahsesuai dengan
kebutuhan.
Pelaporan tentang hasil kerja TAS mengikuti program dari UPTD atau Dinas Kabupaten.
e. Kajian Pengelolaan Sarana Dan Prasarana Sekolah
Keberhasilan program pendidikan melalui proses belajar mengajar sangat dipengaruhi oleh
banyak faktor, salah satu di antaranya adalah tersedianya sarana dan prasarana pendidikan yang
memadai disertai pemanfaatan dan pengelolaan secara optimal. Sarana dan prasarana
pendidikan merupakan salah satu sumber daya yang penting dan utama dalam menunjang
proses pembelajaran di sekolah, untuk itu perlu dilakukan peningkatan dalam pendayagunaan
dan pengelolaannya, agar tujuan yang diharapkan dapat tercapai.
Dewasa ini masih sering ditemukan banyak sarana dan prasarana pendidikan yang dimiliki
oleh sekolah yang diterima sebagai bantuan, baik dari pemerintah maupun masyarakat yang
tidak optimal penggunaannya dan bahkan tidak dapat lagi digunakan sesuai dengan fungsinya.
Hal itu disebabkan antara lain oleh kurangnya kepedulian terhadap sarana dan prasarana yang
dimiliki serta tidak adanya pengelolaan yang memadai.
Standar sarana dan prasarana untuk SD/MI, SMP/MTs, mencakup kriteria minimum sarana
dan kriteria minimum prasarana. Hal ini tertuang dengan jelas pada permen 24 tahun 2007,
dengan standar inilah segala sesuatu yang berhubungan dengan proses pembelajaran di SD/MI,
SMP/MTs seharusnya ada, berfungsi, cukup dalam jumlah dan memenuhi spesifikasi untuk
menunjang proses belajar tersebut. Sedangkan bagi penyelenggaraan pendidikan bagi satu
kelompok pemukiman permanen dan terpencil yang penduduknya kurang dari 1000 (seribu)
jiwa dan yang tidak bisa dihubungkan dengan kelompok yang lain dalam jarak tempuh 3 (tiga)
kilo meter melalui lintasan jalan kaki yang tidak membahayakan dapat menyimpangi standar
sarana dan prasarana sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri ini.
Untuk itu diperlukan Kepala Sekolah yang mampu dan memahami tentang manajemen
sarana dan prasarana pendidikan persekolahan berbasis sekolah. Hal ini sesuai dengan
kebijakan yang telah digariskan olehKemendikbud tentang standar kompetensi yang harus
dimiliki oleh Kepala Sekolah, salah satu di antaranya adalah dimensi kompetensi manajerial.
Dalam hal ini Kepala Sekolah harus memiliki kemampuan mengelola sarana dan prasarana
sekolah dalam rangka pendayagunaan secara optimal. Sekolah memiliki perencanaan program
sarana prasarana.
Sekolah memiliki Program Pengadaan Sarana dan Prasarana dan Tim Pengadaan
Sarpras/Tim Belanja. Mekanisme Pengadaan Sarpras sesuai ketentuan.
Perbaikan dan perawatan sarana dan prasarana dilaksanakan dengan mengaau program
yang jelas. Perbaikan dan perwatan sesuai dengan program.
Pemberdayaan sarana dan prsarana dilaksanakan sesuai dengan program
pemberdayaan yang telah disusun.
Penghapusan barang dilaksanakan sesuai dengan program dari Dinas Pendidikan Kota.
Penginventarisasi Sarana dan prasarana dilakukan dengan mencatat barang di buku
inventaris oleh salah seorang guru yang diberi tugas oleh Kepala Sekolah dan merekap barang
inventaris sesuai jenis dan jumlahnya, tetapi belum melakukan penomoran pada barang
inventaris sesuai jenis dan tahun pengadaan. Upaya yang dilakukan adalah memberdayakan
guru kelas dan penanggung jawab ruangan untuk penomoran inventaris barang.
Pelaporan sarpras dilakukan secara berkala oleh petugas inventaris yang memuat semua
jenis barang inventaris yang dilengkapi dengan jumlah dan keadaan barang. Pelaporan
disampaikan kepada Dinas Pendidikan.
f. Kajian Pengelolaan Kurikulum
Kurikulum merupakan komponen sistem pendidikan yang paling rentanterhadap perubahan.
Paling tidak ada tiga faktor yang membuat kurikulum harus selalu dirubah atau diperbaharui.
Pertama, karena adanya perubahan filosofi tentang manusia dan pendidikan, khususnya
mengenai hakikat kebutuhan peserta didik terhadap pendidikan/pembelajaran. Kedua, cara
karena cepatnya perkembangan ilmu dan teknologi sehingga materi pembelajaran yang harus
disampaikan kepada peserta didik pun semakin banyak dan berragam. Ketiga, adanya
perubahan masyarakat, baik secara sosial, politik, ekonomi, mau pun daya dukung lingkungan
alam, baik pada tingkat lokal maupun global.
Seorang calon kepala sekolah diharapkan dapat memahami pengelolaan kurikulum sekolah
sehingga pada saatnya nanti setelah menjadi kepala sekolah sudah dapat mengelola kurikulum
sekolahnya dengan baik.
Kurikulum sekolah disusun oleh Tim Pengembang Kurikulum (TPK) sekolah dan disetujui
dalam rapat dewan guru. Pengesahan dilakukan oleh Ketua Komite dan Kepala Dinas
Pendidikan Kota. Di dalamnya berisi visi, misi dan tujuan sekolah. Selain itu terdapat struktur
kurikulum yang dan tidak melebihi 36 jam pelajaran tiap bidang studi. Kurikulum disusun
berdasarkan kebutuhan sekolah (visi, misi, tujuan) yang disusun berdasarkan Standar Isi.
Muatan lokal sudah sesuai dengan karakter dan potensi daerah karena materi muatan
lokalnya berorientasi kepada lingkungan sekitar, sehingga muatan lokal sangat mendukung
proses pembelajaran
Pembinaan kegiatan pengembangan diri siswa sesuai dengan karakteristik, potensi, minat
dan bakat serta kondisi sekolah. Materi pengembangan diri disesuaikan dengan minat dan bakat
siswa untuk memotivasi semangat belajar siswa.
Dokumen I memiliki kelengkapan sebagai berikut :Visi, Misi, tujuan sekolah, struktur
kurikulum yang disusun berdasarkan kebutuhan sekolah mengacu standar isi, jumlah jam
pelajaran 36 jam, muatan lokal sebagai muatan lokal potensi daerah, ada pengembangan
diri, ketuntasan belajar,kriteria kenaikan kelas, kriteria kelulusan,dan kalender pendidikan.
Silabus Memuat identitas : Nama sekolah, mata pelajaran, kelas/ semester, SK, dan alokasi
waktu. Komponen silabus disusun telah memuatKD, Materi Pembelajaran, Kegiatan
Pembelajaran, Indikator pencapaian kompetensi, Penilaian, alokasi waktu, sumber
belajar memuat Nama sekolah, mata pelajaran, kelas/semester, SK, dan Alokasi
waktu. Silabus dikembangkan oleh satuan pendidikan berdasarkan SI, SKL, dan Panduan
penyusunan Kurikulum, tetapi tidak semua guru paham dan mampu mengembangkan
silabus terutama pada pengembangan indikator dan pengembangan kegiatan belajar, sehingga
sekolah perlu memperkenalkan penyusunan silabus mulai dari menentukan indikator
berdasarkan KD, dan kegiatan belajar, melalui workshop atau pelatihan penyusunan silabus.
Pengembangan silabus tidak disusun di bawah supervisi Dinas Pendidikan, tetapi melalui
pengarahan/pembinaan pengawas sekolah setempat, melalui kegiatan KKG sehingga pihak
sekolah perlu mengajukan permohonan kepada Dinas Pendidikan Kabupatenmelalui UPTD
Kecamatana untuk mendapat pembinaan langsung tentang penyusunan silabus supaya
terbentuk komitmen yang sama.
RPP Disusun untuk setiap KD yang dapat dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau
lebih proses editing.
RPP memuat identitas nama satuan pendidikan, kelas, semester, Tema, Sub Tema,
KD, Indikator, alokasi waktu, metode pembelajaran, kegiatan pembelajaran (penduhuluan,
inti, penutup), penilaian hasil belajar dan sumber belajar. Identitas memuat nama satuan
pendidikan, kelas, semester,Tema, Sub Tema, jumlah pertemuan. Kompetensi Dasar (KD)
sesuai dengan standar Isi. Indikator sesuai dengan indikator pada silabus. Tujuan pembelajaran
menggambarkan proses dan hasil belajar yang diharapkan dicapai oleh peserta didik sesuai
dengan kompetensi dasar. Cakupan materi sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai.
Metode pembelajaran sesuai dengan karakteristik dari indikator dan kompetensi yang akan
dicapai pada setiap mata pelajaran. Kegiatan pembelajaran terbagi kedalam kegiatan
pendahuluan, inti, dan penutup. Kegiatan pembelajaran terbagi kedalam kegiatan pendahuluan,
inti, dan penutup Penilaian hasil belajar mengacu kepada standar penilaianPenentuan sumber
belajar didasarkan pada KD, materi ajar, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian
g. Kajian Pengelolaan Peserta Didik
Tujuan umum manajemen peserta didik adalah: mengatur kegiatan-kegiatan peserta didik
agar kegiatan-kegiatan tersebut menunjang proses belajar mengajar di sekolah; lebih lanjut,
proses belajar mengajar di sekolah dapat berjalan lancar, tertib dan teratur sehingga dapat
memberikan kontribusi bagi pencapaian tujuan sekolah dan tujuan pendidikan secara
keseluruhan.Penerimaan Peserta Didik dilaksanakan sesuai perencanaan, dengan diawali
pembentukkan panitia PPDB, rapat kerja pembagian tugas dan proses pendaftaran. Proses
penerimaan peserta didik baru, tidak melalui proses seleksi, penentuan calon terpilih, dan daftar
ulang.
Pelaksanakan proses seleksi penerimaan peserta didik baru dilakukan secara sederhana/
disesuaikan dengan situasi dan kondisi lingkungan setempat, tetapi pelaksanaan PPDB
merujuk pada SPM pendidikan dasar dengan jumlah peserta didik maksimal 28 siswa per kelas.
organisasi peserta didik. Sekolah melakukan orientasi peserta didik yang bersifat
akademik, mengatur kehadiran dan ketidak hadiran peserta didik,mengatur evaluasi peserta
didik,mengatur kenaikan kelas, mutasi dan drop out ,mengatur kode etik dan peningkatan
disiplin peserta didik, mengatur organisasi peserta didik.
Layanan bimbingan konseling dilaksanakan oleh guru kelas masing-masing, walaupun
bukan ahli, sehingga sekolah perlua mengadakan pembimbingan guru kelas dalam proses
layanan bimbingan dan konseling dan Memotivasi guru untuk menambah wawasan tentang
bimbingan dan konseling,melaksanakan kegiatan ekstra dan kokurikuler untuk peserta didik.
Program evaluasi terhadap peserta didik disusun dan disosialisasi kepada seluruh siswa.
Kemudian di laksanakan evaluasi dan mekanisme penentuan penilaian terhadap evaluasi
peserta didik. Hasil evaluasi peserta didik dilaporkan kepada orang tua dan UPT Dinas
Pendidikan. Pembinaan Prestasi disusun dalam program pembinaan prestasi unggulan
h. Kajian Pemanfaatan TIK dalam Pembelajaran
Seiring dengan diterapkannya kebijakan otonomi daerah, pengelolaan pendidikan pada
tingkat sekolah juga mengalami perubahan mendasar melalui gagasan penerapan pendekatan
Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) yang dianggap sebagai paradigma baru dalam
pengoperasian sekolah. Pendekatan ini memberi peran yang lebih luas kepada sekolah. Dengan
kata lain, pendekatan ini memberikan otonomi lebih besar kepada sekolah sehingga manajemen
sekolah memiliki kewenangan yang lebih besar dalam mengelola sekolahnya, sehingga
sekolah lebih mandiri. Untuk itu, MBS bertujuan untuk meningkatkan semua kinerja sekolah
(efektivitas, kualitas/mutu, efisiensi, inovasi, relevansi, dan pemerataan serta akses pendidikan
dalam rangka peningkatan mutu.
Untuk mewujudkan tujuan tersebut di atas, penerapan TIK perlu dipertimbangkan untuk
membantu pelaksanaan manajemen sekolah yang lebih efektif dan efisien. Ruud (2005)
menunjuk bahwa investasi TIK di sekolah-sekolah yang kemudian diikuti dengan
pengembangan kompetensi guru dan siswa dalam bidang TIK dapat memperbaiki efektifitas
pengelolaan sekolah serta meningkatkan kinerja (performance) akademik tenaga kependidikan
dan peserta didik. Hal ini dapat dipahami karena penerapan TIK di sekolah akan memberikan
kontribusi langsung kepada peningkatan proses manajemen dan administrasi, peluang untuk
mengembangkan bahan ajar dan belajar mandiri, motivator bagi siswa untuk mengembangkan
kemampuannya, dan sebagai alat untuk pengembangan profesi dan mekanisme inovasi dalam
sistem monitoring dan evaluasi proses dan hasil pembelajaran.
Seorang calon kepala sekolah diharapkan dapat memahami dan menguasai untuk
mengelola pendidik dan tenaga kependidikan sekolah. Mengkaji pengelolaan pendidik dan
tenaga kependidikan sekolah tempat magang pada kegiatan on the job learning (OJL)
bertujuan untuk melatih calon kepala sekolah mengembangkan dimensi kompetensi manajerial
khususnya kompetensi mengelola guru dan staf dalam rangka pendayagunaan sumber daya
manusia secara optimal.
Sekolah memilki sarana pembelajaran berbasis TIK, antara lain 1 buah televisi, 1 buah
Radio, 1 buah Tape recorder, 1 buah VCD / DVD Player, 3 unit Komputer, 3buah laptop,1
projektor LCD, jaringan internet dan berlangganan koran. Mengingat pentingnya sarana untuk
pengerjaan administrasi yang bersifat online dan untuk pembelajaran.
Infrastruktur yang ada di sekolah hanya ruang guru , sedang praktek yang berhubungan
dengan TIK, multi media dan IPA dilaksanakan di kelaas masing-masing. Sekolah sedang
mengupayakan pembangunan gedungnya.
Hanya beberapa orang guru yang bisa mengoperasikan komputer dengan baik, sehingga
kepala sekolah diharapkan dapat memotivasi guru supaya lebih bersemangat dalam pelatihan
penggunaan media TIK, yang berdampak meningkatnya kualitas pembelajaran.
Media TIK yang sering digunakan dalam pembelajaran adalah Tape Recorder, sedangkan
Media TIK yang seperti TV Edukasi, OHP/LCD,Proyektor, Kompter/Laptop, Internet, Televisi
dan radio masih jarang digunakan, oleh karena itu sekolah perlu memprogramkan pembinaan
dan pelatihan penggunaan TIK bagi guru.
Program pengembangan TIK di sekolah anatara lain merencanakan
Ruang Kelas ada computer dan LCD serta TV
KBM berbasis IT
Guru memanfaatkan Internet dalam pembelajaran.
Adanya program rehab prasarana ruang seluruh laborat yang ada,perpustakaan dan kelas untuk
siap dipakai sebagai ruangan pembelajaran berbasis IT.
Adanya program penambahan alat alat IT dalam pembelajaran.
Adanya program perawatan alat alat IT dalam pembelajaran.
i. Monitoring dan Evaluasi
Dalam penyelenggaraan pendidikan di Indonesia sejauh ini proses pembelajaran di kelas
seolah-olah masih merupakan otoritas sepenuhnya pada gu-ru. Hampir tidak ada pihak luar
yang peduli, memerhatikan serta mencermati pelaksanaan pembelajaran guru dihadapan
siswanya. Bahkan sering dikatakan bahwa pekerjaan guru adalah merupakan profesi yang tidak
dapat dilihat oleh orang lain, kecuali klien (siswa). Apabila ada pihak lain, baik itu pengawas,
kepala sekolah, apa lagi sesama guru yang ingin tahu bagaimana seorang guru mengajar, maka
hal ini dianggap tabu dan bisa dikatakan tidak percaya kepada seorang guru.
Hal ini tentu dipengaruhi oleh budaya tertutup yang melingkupi iklim kerja di sekolah-
sekolah. Oleh karena itu walau pun kepala sekolah dan pe-ngawas (supervisor) memiliki
kewenangan untuk monitoring dan menilai ki-nerja guru dalam pembelajaran, namun hal ini
kurang maksimal dilakukan.Penilaian kinerja guru sering hanya diukur dari administrasi
pembelajaran yang ditulis. Kunjungan kelas seakan masih merupakan formalitas, atau bah-kan
hanya dilakukan bila seorang guru dianggap bermasalah.
Ada enam dimensi kompetensi yang harus dikuasai pengawas sekolah yakni: (a)
kompetensi kepribadian, (b) kompetensi supervisi manajerial, (c)kompetensi supervisi
akademik, (d) kompetensi evaluasi pendidikan, (e) kom-petensi penelitian dan pengembangan,
dan (f) kompetensi sosial. Dari hasil uji kompetensi di beberapa daerah menunjukkan
kompetensi pengawas seko-lah masih perlu ditingkatkan terutama dimensi kompetensi
supervisi manaje-rial, supervisi akademik, evaluasi pendidikan, dan kompetensi penelitian dan
pengembangan. Untuk itu diperlukan adanya diklat peningkatan kompetensi pengawas sekolah
baik bagi pengawas sekolah dalam jabatan, terlebih lagi bagi para calon pengawas sekolah.
Sekolah menyusun program pengawasan secara obyektif bertanggung jawab dan
berkelanjutan didasarkan pada Standar Nasional Pendidikan, kemudian disosialisasikan ke
seluruh pendidik dan tenaga kependidikan.
Pengawasan pengelolan sekolah meliputi pemantauan, supervise, evaluasi, pelaporan, dan
tindak hasil pengawasan sedangkan komite sekolah belum melakukan pemantauan. Oleh
karena itu sekolah mengupayakan agar komite sekolah secara teratur dan berkelanjutan
pemantau pengelolaan sekolah.
Supervisi pengelolaan akademik dilakukan secara teratur dan berkelanjutan oleh kepala
sekolah/madrasah dan pengawas sekolah/ madrasah
Sekolah melakukan evaluasi diri terhadap kinerja sekolah dengan menetapkan prioritas
indikator untuk mengukur, menilai, kinerja, dan melakukan perbaikan dalam rangka
pelaksanaan Standar Nasional Pendidikan. Sekolah melaksanakan evaluasi pembelajaran dan
program kerja secara periodic
281
. Evaluasi diri sekolah dilakukan secara periodik berdasar pada data dan informasi yang
sahih
Evaluasi dan Pengembangan Kurikulum, Proses evaluasi dan pengembangan
Kurikulum diaksanakan secara komprehensif dan fleksibel, berkala, integratif dan monolitik,
menyeluruh dengan melibatkan berbagai pihak meliputi : Dewan Pendidikan, Komite Sekolah,
Pemakai Lulusan dan Alumni.
Guru melaporkan hasil evaluasi dan penilaian setiap akhir semester tetapi kepala sekolah
tidak melaporkan hasil evaluasi kepada komite dan pihak-pihak lain. Sekolah melaporkan hasil
evaluasi hanya kepada UPTD Kecamatan atau ke Dinas pendidikan
Sekolah mendokumentasikan dan menggunakan hasil pemantauan, supervisi, dan
pelaporan serta catatan tindak lanjut untuk memperbaiki kinerja sekolah dengan monitoring
keberadaan dan kontinuitas tata laksana kelas secara lengkap.
b. Di sekolah Magang (SDN 1 CIMAHI)

E. PENINGKATAN KOMPETENSI BERDASARKAN AKPK YANG KURANG Di


Sekolah Magang
Untuk lebih meningkatkan kompetensi penulis pada dimensi sosial di SDN I Cimahi
maka penulis mengadakan wawancara dengan kepala sekolah SDN 1 Cimahi yang dipimpin
oleh Dede Sujatma, SPd. bahwa informasi yang telah saya dapat tentang kegiatan sosial yang
dilakukan di sekolah tersebut adalah kegiatan menyantuni anak yatim yang rutin
dilakukan dengan prosedur sebagai berikut :
Hasil dari wawancara dengan Kepala Sekolah adalah sebagai berikut :
1. Menghubungi Kepala Sekolah
Mendatangi Kepala Sekolah SDN 1 Cimahi memohon ijin untk menggali imformasi
mengenai Kompetensi Sosial sesuai dengan kelemahan penulis berdasarkan hasil
AKPKkurang sesuai dengan yang diharapkan
2. Mengidentifikasi topik yang sesuai dengan kelemahan AKPK
Penulis memohon bantuan untuk memilih topic kegiatan social yang telah di laksanakan
oleh SDN 1 Cimahi yaitu memberikan santunan kepada siswa yang kurang mampu
3. Pelaksanaan Kegiatan
Menggali informasi kegiatan topik yang digali menggunakan teknik wawancara, kegiatan
ini dilaksanakan pada hari senin tanggal dua puluh sembilan bulan september bertempat di
SDN 1 Cimahi
4. Hasil Kegiatan.
Hasil dari kegiatan wawancara tersebut di atas adalah sebagai berkut .
a. Rancangan Kegiatan
Pada tahap rancangan kegiatan dilakukan penyusunan struktur organisasi kepengelolaan
kegiatan sosial yang akan digunakan pada tahap pelaksanaan kegiatan, yaitu :
1) Ketua
2) Sekertaris
3) Bendahara
4) Anggota
Kegiatan yang dilaksanakan sebelum pelaksanaan kegiatan adalah mengidentifikasi
permasalahan sosial yang ada di SDN 1 Cimahi sebagai dasar pelaksanaan
kegiatan. Berdasarkan hasil identifikasi dari tim yang terbentuk maka barulah mereka
melakukan kegiatan sosial yang telah dirancang sebelumnya.
b. Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan yang dilakukan pada pelaksanaan yaitu melakukan kegiatan dana santunan sosial
hasil identifikasi kompetensi yang dianggap rendah atau tidak memenuhi standar kompetensi
yang ditetapkan dalam permendiknas nomor 24 tahun 2008. Pelaksanaan kegiatan santunan
dilaksanakan bertahap sesuai dengan tema kegiatan yang dirancang sesuai kebutuhan
diantaranya :
1) Membuat kotak amal sekolah
2) Mengumpulkan sedekah / amal dari guru setiap bulannya
3) Membuat amplop sedekah kepada orang tua murid yang mampu pada setiap bulan
c. Monitoring dan Evaluasi (Monev) pelaksanaan tindakan
Pada tahap monev pelaksanaan kegiatan, tim yang terbentuk akan menentukan siapa yang
akan diberikan santunan dengan cara mengumpulkan data dari siswa yang tidak mampu di
SDN 1 Cimahi, setelah data terkumpul maka akan di evaluasi antara tim dengan kepala sekolah
selaku pimpinan.

c. Hasil yang di peroleh


Berdasarkan analisis hasil pelaksanaan kegiatan pengumpulan dana santunan sosial yang
dilaksanakan melalui program yang telah dibentuk adalah sebagai berikut:

Memperlihatkan tingkat kompetensi sosial yang ada di SDN 1 Cimahi setelah


terselenggaranya kegiatan sosial menunjukan adanya hasil yang baik dalam upaya peningkatan
kompetensi sosial penulis di sekolah magang, maka program tersebut akan menjadi point yang
akan penulis pelajari untuk diaplikasikan disekolah induk yaitu di SDN 2 Lembursawah

Anda mungkin juga menyukai