Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular dan Tidak Menular
Pengobatan dan Edukasi Penyakit Osteoartritis di Posyandu Lansia Desa Puthuk
Diajukan Untuk Melengkapi Tugas Program Internship
Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular dan Tidak Menular
DOKTER INTERNSHIP INDONESIA
Oleh:
dr. Anita Mayasari
Pusat Kesehatan Masyarakat Kapuan
Kabupaten Blora - Jawa Tengah
Periode November Maret 2017
LATAR Diperkirakan kurang lebih 25% orang berusia 55 BELAKANG tahun atau lebih mengalami nyeri lutut yang terjadi hampir setiap hari dalam satu bulan. Pengapuran sendi lutut atau istilah medisnya sebagai osteoarthritis, prevalensinya meningkat sejalan dengan bertambahnya usia dan biasanya lebih sering terjadi pada perempuan dibandingkan pria. Faktor risiko terjadinya pengapuran sendi lutut meliputi kegemukan (obesitas), trauma daerah lutut, riwayat operasi daerah lutut, pekerjaan yang membuat seseorang membungkuk dan mengangkat beban dalam jangka waktu yang lama. Osteoartritis (OA) merupakan penyakit sendi degeneratif yang berkaitan dengan kerusakan kartilago sendi, dimana terjadi proses degradasi interaktif sendi yang kompleks, terdiri dari proses perbaikan pada kartilago, tulang dan sinovium diikuti komponen sekunder proses inflamasi. Prosesnya tidak hanya mengenai rawan sendi namun juga mengenai seluruh sendi, termasuk tulang subkondral, ligamentum, kapsul dan jaringan sinovial serta jaringan ikat periartikuler. Pada stadium lanjut rawan sendi mengalami kerusakan, ditandai adanya fibrilasi, fisur, dan ulserasi yang dalam pada permukaan sendi. Paling sering mengenai vertebra, panggul, lutut, dan pergelangan tangan kaki. OA merupakan kelainan degeneratif sendi yang paling banyak didapatkan di masyarakat, terutama pada usia lanjut. Lebih dari 80% usia diatas 75 tahun menderita OA.Kelainan pada lutut merupakan kelainan terbanyak dari OA diikuti sendi panggul dan tulang belakang. Di Indonesia prevalensi OA lutut yang tampak secara radiologik mencapai 15,5 % pada pria dan 12,7 % pada wanita berumur antara 40-60 tahun. Perjalanan penyakit pengapuran sendi lutut ini sangat bervariasi. Penyakit dapat membaik pada beberapa pasien, tetap stabil tidak berubah pada pasien lain, atau penyakit memburuk secara perlahan-lahan pada pasien lainnya. Pengapuran sendi lutut merupakan penyebab tersering terjadinya gangguan mobilitas pada orang usia lanjut. Banyak orang dengan nyeri pada sendi lututnya mengalami keterbatasan dalam melakukan aktivitas hidup sehari-hari, seperti mandi, berpakaian, menggunakan jamban, berjalan, dan sebagainya. PERMASALAHAN Kurangnya pengetahuan pasien di Posyandu Lansia tentang penyakit osteoarthritis dan masih rendahnya kesadaran masyarakat untuk menjaga kesehatan tulang dan sendi. Banyak diantara pasien di Posyandu Lansia mengalami keluhan nyeri lutut dan nyeri pinggang yang sering disebabkan karena kebiasaan aktivitas fisik, pekerjaan yang membuat seseorang membungkuk dan mengangkat beban dalam jangka waktu yang lama, kurangnya olahraga dan berat badan yang berlebih. PERENCANAAN Perencanaan dan pemilihan intervensi yang dilakukan adalah DAN PEMILIHAN dengan pengobatan pada pasien yang mengalami keluhan nyeri INTERVENSI pada persendian, nyeri pada lutut dan nyeri pada pinggang. Pasien diberikan pengobatan dan juga diberikan edukasi tentang penyakit osteoarthritis agar kesadaran untuk menjaga kesehatan tulang dan sendi meningkat. PELAKSANAAN Pengobatan dan edukasi tentang osteoarthritis dilaksanakan di desa Puthuk pada tanggal 27 Januari 2017 pukul 09.30.00 11.30 WIB. Banyak pasien yang mengalami keluhan nyeri pada persendian, nyeri pada lutut dan nyeri pada pinggang. Pasien diberikan pengobatan berupa obat anti nyeri dan vitamin pada persendian. Selain itu, pasien juga diberikan edukasi mengenai penyakit osteoartritis yang dialaminya. Edukasi yang diberikan adalah sebagai berikut: 1. Tanda dan gejala penyakit osteoartritis yang paling sering adalah nyeri pada persendian, lutut dan pinggang. 2. Faktor resiko terjadinya penyakit tersebut adalah usia diatas 55 tahun, kebiasaan aktivitas fisik, pekerjaan yang membuat seseorang membungkuk dan mengangkat beban dalam jangka waktu yang lama, kurangnya olahraga dan berat badan yang berlebih. 3. Pasien diberikan edukasi upaya pencegahan osteoartritis dengan mengurangi aktivitas yang sering membungkuk, mengurangi aktivitas mengangkat beban berat dalam jangka waktu yang lama, mengurangi berat badan, dan melakukan olahraga ringan secara rutin untuk memperkuat tulang dan persendian.
MONITORING Mayoritas pasien desa Puthuk yang mengalami osteoartritis
DAN EVALUASI bermata pencaharian sebagai buruh dan petani. Dari latar belakang pekerjaan tersebut, pasien sering mengangkat junjung dan sering membungkuk sehingga mengalami keluhan pada persendian, lutut, dan pinggang. Adanya pengobatan dan edukasi tentang osteoartritis membuat pasien menjadi lebih memahami tentang penyakitnya, dan diharapkan kesadaran pasien untuk menjaga kesehatan tulang dan sendi meningkat, sehingga mengurangi kejadian penyakit osteoartritis di desa Puthuk.
Komentar/Umpan Balik: Kapuan, Maret 2017 Peserta, Dokter Pendamping,