Oleh :
Nur Ita Masyitha
Pembimbing :
dr. Hj. Hatase Nurna
PENDAHULUAN
lanjut usia (lansia). Hal ini dapat menimbulkan perubahan pola penyakit, dari penyakit infeksi
menjadi penyakit degenerative seperti hipertensi.1,2 Menurut laporan Badan Pusat Statistik (BPS)
terjadi peningkatan UHHdari 69,43 tahun pada tahun 2010 menjadi 69,65 tahun pada tahun 2011
dengan persentase populasi lansia adalah 7,58% dari total penduduk Indonesia. Lansia
perempuan lebih banyak daripada laki-laki. Jenis keluhan yang paling banyak dialami lansia
terkait dengan penyakit kronis, seperti asam urat,darah tinggi, rematik, darah rendah dan
diabetes. Penyakit yang paling banyak diderita oleh pasien rawat jalan dalam kelompok usia 45-
Hipertensi didefinisikan sebagai keadaan dimana tekanan darah sistolik (TDS) 140
mmHg atau tekanan darah diastolik (TDD) 90 mmHg yang diukur oleh tenaga kesehatan
minimal dua kali pengukuran ataumengkonsumsi obat antihipertensi. Penyakit ini dikategorikan
sebagai the silent disease karena penderita tidak mengetahui dirinya mengidap hipertensi
Hampir 1 miliar atau sekitar seperempat dari seluruh populasi orang dewasa di dunia
menyandang tekanan darah tinggi.Pada populasi lansia, separuh populasi hipertensi berusia
diatas 60 tahun. Pada tahun 2025 diperkirakan penderita tekanan darah tinggi mencapai hampir
1,6 miliar orang di dunia. Hipertensi menyumbang 18,5% kematian.Hipertensi menjadi penyebab
kematian nomor 3 setelah stroke dan tuberkulosis dan jumlahnya mencapai 6,8 % dari proporsi
Pasien Ny. P datang ke Puskesmas jongaya untuk berobat dengan keluhan tengang
belakang leher dan keram-keram pada sendi jari-jari tangan.Awalnya Pasien memeriksakan
dirinya di Posyandu Dan didapatkan tekanan darahnya 170/90 mmHg oleh karena itu pasien
keadaan umum sakit sedang, suhu 36,5C, tekanan darah 140/90, frekuensi nadi 82x/menit,
frekuensi napas 18x/menit, berat badan 56 kg, tinggi badan 156 cm, IMT 23 kg/m2.
pengukuran tekanan darah didapatkan 150/90 mmHg. Terdapat riwayat keluarga yaitu orangtua
pasien yang menderita penyakit yang sama.Pasien biasanya makan tiga kali sehari.Makanan
Perkembangan Penyakit
- Home Visit I
- Dilakukan pemeriksaan tekanan darah di dapatkan 150/90 mmHg
- Menggali informasi mengenai penyakit yang diderita oleh pasien, riwayat beorbat
dan kebiasaan sehari-hari.
- Home Visit II
- Seahari setelah pasien datang ke puskesmas
- Dilakukan pemeriksaan tekanan darah di dapatkan 140/90 mmHg
- Menanyakan pola makan dan diet rendah garam
- Home visit III
- Dilakukan 2 hari setelah kunjungan kedua.
- Dilakukan pemeriksaan tekanan darah di dapatkan 140/90 mmHg
- Mengumpulkan data tentang jumlah keluarga, lingkungan tempat tinggal.
- Mengedukasi pasien dan keluarganya mengenai pola hidup bersih dan sehat dalam
keluarga
Pasien tinggal bersama 3 orang anak, 2 anak mantu dan 2 cucu dirumah yang berukuran
Sinar matahari dapat masuk ke dalam rumah, penerangan dalam rumah cukup.Ventilasi
dari PDAM.Pendapatan keluarga cukup.Pasien berasal dari kelas ekonomi menengah ke atas.
Keluarga pasien tidak memiliki tabungan kesehatan. Kesadaran pasien untuk berobat kurang.
Dalam menetapkan masalah serta faktor yang mempengaruhi digunakan konsep mandala
of health.Diagnostik holistic yang ditegakkan pada pasien adalah sebagai berikut: Pada poin I,
alasan kedatangan pasien: tegang belakang leher. Pada poin II, diagnosis kerja yang ditegakkan
adalah hipertensi grade I. Pada poin III, didapatkan masalah perilaku berupa tidak melakukan
diet rendah garam dan tidak disiplin dalam berobat.Pada poin IV, pasien tidak memiliki tabungan
kesehatan.Pada poin V ditetapkan skala fungsional pasien derajat 1 karena pasien masih dapat
melakukan kegiatan sehari-hari di dalam rumah seperti memasak dan membersihkan rumah serta
chanel blocker berupa Amlodipin 5 mg yang diberikan sekali sehari dan vitamin B Complex 1x1.
MANDALA OF HEALTH
Gaya hidup
Aktif beraktifitas fisik
Perilaku kesehatan
Ling. psikososial-ekonomi
Sering mengkonsumsi tinggi
Pendapatan cukup, kehidupan
garam, berobat bila ada
sosial dan lingkungan baik.
keluhan, pasien menggunakan
terapi daun-daunan
Pasien 43 tahun
99 NotApplicable
Tatalaksana yang diberikan pada pasien ini meliputi edukasi pada pasien dan anggota keluarga
yang lain mengenai penyakit yang diderita pasien dan perubahan gaya hidup yang harus
dilakukan pasien untukmencegah penyakit semakin berat dan menghindari komplikasi penyakit
Tindakan untuk mengatasi masalah kesehatan lingkungan dan gaya hidup antara lain
dengan melakukan penyuluhan mengenai hipertensi dan mengajak ikut serta dalam program
prolanis. Hasil pembinaan yang telah dilakukan dievaluasi dengan menggunakan indeks koping
dengan hasil peningkatan skor dari 6 menjadi 9. Hasil tersebut bisa dilihat pada tabel .
BAB III
PEMBAHASAN
Diagnosis klinik utama pada pasien adalah hipertensi grade I. Berdasarkan Joint National
Committee VII (JNC VII), termasuk hipertensi stage I apabila tekanan darah sistolik 140
mmHg dan tekanan darah diastolik 90 mmHg. Hipertensi pada lansia disebabkan karena proses
penuaan dimana terjadi perubahan sistem kardiovaskuler, katup mitral dan aorta mengalami
sklerosis dan penebalan, miokar menjadi kaku dan lambat dalam berkontraktilitas. Kemampuan
Pada kunjungan rumah pasien mendapat terapi antihipertensi berupa amlodipine 5mg
1x1 dan vitamin B complex. Kunjungan ini bertujuan untuk melakukan pendekatan dan
perkenalan terhadap pasien serta menerangkan maksud dan tujuan kedatangan, diikuti dengan
anamnesis tentang keluarga dan perihal penyakit yang telah diderita.Dari hasil kunjungan
tersebut, sesuai konsep Mandala of Health, dari segi perilaku kesehatan pasien masih
mengutamakan kuratif daripada preventif dan memiliki pengetahuan yang kurang mengenai
menggunakan media leaflet tentang penangan hipertensi. Intervensi ini dilakukan dengan tujuan
untuk mengubah kedisiplinan pasien dalam mengkonsumsi terapi yang telah diberikan
meskipun mengubah hal tersebut bukanlah hal yang dapat dilihat hasilnya dalam kurun waktu
yang singkat.
Ada beberapa langkah atau proses sebelum orang mengadopsi perilaku baru. Pertama
adalah awarness atau kesadaran, dimana orang tersebut menyadari stimulus tersebut.Kemudian
dia mulai berteriak atau interest. Selanjutnya, orang tersebut akan menimbang-nimbang baik
atau tidaknya stimulus tersebut atau evaluation. Setalah itu, dia akan mencoba melakukan apa
yang dikehendaki oleh stimulus atau trial. Pada tahap akhir adalah adoption, berperilaku baru
Edukasi yang diberikan berupa cara mengontrol tekanan darah, makanan yang perlu
dihindari, komplikasi dari hipertensi yang mungkin terjadi dan pentingnya pemeriksaan diri
serta mengendalikan penyakit yang dialami oleh pasien. Disarankan agar pasien sebaiknya
melakukan pemeriksaan penunjang yang lainnya, seperti pemeriksaan foto rontgen dada,
pemeriksaan EKG, dan pemeriksaan laboratorium lengkap untuk mengevaluasi komplikasi dari
Berdasarkan guideline Joint National Commite (JNC) 8 tahun 2014, pada populasi
umum berusia >60 tahun, terapi farmakologis untuk menurunkan tekanan darah dimulai jika
tekanan darah sistolik 150 mmHg atau tekanan diastolik 90 mmHg dengan target sistolik
150 mmHg dan target diastolik 90 mmHg.Pada populasi umum berusia <60 tahun terapi
farmakologis untuk menurunkan tekanan darah dimulai jika tekanan darah diastolik 90 mmHg
dengan target diastolik 90 mmHg.Target ini untuk mengurangi resiko terjadinya stroke, gagal
jantung dan penyakit jantung koroner (PJK). Tujuan utama terapi hipertensi adalah mencapai
dan mempertahankan target tekanan darah. Jika target tekanan darah tidak tercapai dalam 1
bulan perawatan, tingkatkan dosis obat awal atau tambahkan obat kedua dari salah satu kelas
yang direkomendasikan dalam rekomendasi (thyazide-type diuretic) CCB ACEI atau ARB.
Dokter harus terus menilai tekanan darah dan menyesuaikan regimen perawatan sampai
target tekanan darah dicapai. Jika target tekanan darah tidak dapat dicapai dengan 2 obat,
tambahkan dan titrasi obat ketiga dari daftar yang tersedia. Jika terget tekanan darah tidak dapat
dicapai menggunakan obat di dalam rekomendasi karena kontraindikasi atau perlu menggunakan
lebih dari 3 obat ,obatantihipertensi kelas lain dapat digunakan. Rujukan ke dokter spesialis
hipertensi mungkin perlu diindikasikan jika target tekanan darah tidak dapat tercapai dengan
strategi I atas atau untuk penanganan pasien komplikasi membutuhkan konsultasi klinis
tambahan.
Dalam tatalaksana pasien, seorang dokter perlu memperhatikan pasien seutuhnya, tidak
hanya tanda dan gejala penyakit namun juga psikologisnya.Pembinaan keluarga yang dilakukan
pada kasus ini tidak hanya mengenai penyakit pasien, tetapi juga mengenai masalah-masalah
lainnya seperti fungsi ekonomi dan pemenuhan kebutuhan keluarga, perilaku kesehatan keluarga
dan lingkungan.
BAB IV
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Hipertensi merupakan silent killer (pembunuh diam-diam) yang secara luas dikenal
sebagai penyakit kardiovaskular yang sangat umum. Dengan meningkatnya tekanan darah dan
gaya hidup yang tidak seimbang dapat meningkatkan faktor risiko munculnya berbagai
penyakit seperti arteri koroner, gagal jantung, stroke, dan gagal ginjal. Salah satu studi
menyatakan pasien yang menghentikan terapi anti hipertensi maka lima kali lebih besar
Hipertensi dianggap sebagai faktor risiko utama stroke, dimana stroke merupakan
penyakit yang sulit disembuhkan dan mempunyai dampak yang sangat luas terhadap
kelangsungan hidup penderita dan keluarganya. Hipertensi sistolik dan distolik terbukti
berpengaruh pada stroke. Dikemukakan bahwa penderita dengan tekanan diastolik di atas 95
mmHg mempunyai risiko dua kali lebih besar untuk terjadinya infark otak dibanding dengan
tekanan diastolik kurang dari 80 mmHg, sedangkan kenaikan sistolik lebih dari 180 mmHg
mempunyai risiko tiga kali terserang stroke iskemik dibandingkan dengan dengan tekanan
darah kurang 140 mmHg. Akan tetapi pada penderita usia lebih 65 tahun risiko stroke hanya
kardiovaskuler dan ginjal. Dengan menurunkan tekanan darah kurang dari 140/90 mmHg,
penyakit, tetapi hanya dimaksudkan akan risiko terjadinya hipertensi. Terapi non farmakologi
antara lain mengurangi asupan garam, olah raga, menghentikan rokok dan mengurangi berat
B. Etiologi
Hipertensi merupakan suatu penyakit dengan kondisi medis yang beragam. Pada
primer). Hipertensi primer ini tidak dapat disembuhkan tetapi dapat di kontrol. Kelompok
lain dari populasi dengan persentase rendah mempunyai penyebab yang khusus, dikenal
eksogen. Bila penyebab hipertensi sekunder dapat diidentifikasi, hipertensi pada pasien-
(hipertensi primer). Literatur lain mengatakan, hipertensi essensial merupakan 95% dari
terjadinya hipertensi ini telah diidentifikasi, namun belum satupun teori yang tegas
dalam suatu keluarga, hal ini setidaknya menunjukkan bahwa faktor genetik memegang
peranan penting pada patogenesis hipertensi primer. Menurut data, bila ditemukan
gambaran bentuk disregulasi tekanan darah yang monogenik dan poligenik mempunyai
mutasi-mutasi genetik yang merubah ekskresi kallikrein urine, pelepasan nitric oxide,
komorbid atau obat-obat tertentu yang dapat meningkatkan tekanan darah (lihat tabel 1).
Pada kebanyakan kasus, disfungsi renal akibat penyakit ginjal kronis atau penyakit
renovaskular adalah penyebab sekunder yang paling sering.7 Obat-obat tertentu, baik
hipertensi dengan menaikkan tekanan darah. Obat-obat ini dapat dilihat pada tabel 1.
Apabila penyebab sekunder dapat diidentifikasi, maka dengan menghentikan obat yang
C. Klasifikasi Hipertensi
Ada beberapa klasifikasi dari hipertensi, diantaranya menurut The Seventh Report of
The Joint National Committee on Prevention, Detection, Eveluation, and Tretment of High
Blood Pressure (JNC7) klasifikasi tekanan darah pada orang dewasa terbagi menjadi
kelompok normal, prahipertensi, hipertensi derajat 1 dan derajat 2 (dilihat tabel 2), menurut
a. Umur
Hipertensi erat kaitannya dengan umur, semakin tua seseorang semakin besar
risiko terserang hipertensi. Umur lebih dari 40 tahun mempunyai risiko terkena
hipertensi. Dengan bertambahnya umur, risiko terkena hipertensi lebih besar sehingga
prevalensi hipertensi dikalangan usia lanjut cukup tinggi yaitu sekitar 40 % dengan
kematian sekitar 50 % diatas umur 60 tahun. Arteri kehilangan elastisitasnya atau
hipertensi bisa terjadi pada segala usia, namun paling sering dijumpai pada orang
berusia 35 tahun atau lebih. Sebenarnya wajar bila tekanan darah sedikit meningkat
dengan bertambahnya umur. Hal ini disebabkan oleh perubahan alami pada jantung,
pembuluh darah dan hormon. Tetapi bila perubahan tersebut disertai faktor-faktor lain
b. Jenis Kelamin
Bila ditinjau perbandingan antara wanita dan pria, ternyata terdapat angka yang
cukup bervariasi. Dari laporan Sugiri di Jawa Tengah didapatkan angka prevalensi 6,0%
untuk pria dan 11,6% untuk wanita. Prevalensi di Sumatera Barat 18,6% pria dan 17,4%
c. Riwayat Keluarga
hipertensi lebih sering menderita hipertensi. Riwayat keluarga dekat yang menderita
hipertensi (faktor keturunan) juga mempertinggi risiko terkena hipertensi terutama pada
meningkatkan risiko hipertensi 2-5 kali lipat. Jika kedua orang tua kita mempunyai
ditemukannya kejadian bahwa hipertensi lebih banyak pada kembar monozigot (satu sel
telur) daripada heterozigot (berbeda sel telur). Seorang penderita yang mempunyai sifat
genetik hipertensi primer (esensial) apabila dibiarkan secara alamiah tanpa intervensi
dalam waktu sekitar 30-50 tahun akan timbul tanda dan gejala.12
a. Kebiasaan Merokok
peningkatan risiko kardiovaskuler telah banyak dibuktikan. Selain dari lamanya, risiko
merokok terbesar tergantung pada jumlah rokok yang dihisap perhari. Seseoramg lebih
dari satu pak rokok sehari menjadi 2 kali lebih rentan hipertensi dari pada mereka yang
tidak merokok.4
Zat-zat kimia beracun, seperti nikotin dan karbon monoksida yang diisap melalui
rokok, yang masuk kedalam aliran darah dapat merusak lapisan endotel pembuluh darah
b. Konsumsi Asin/Garam
Hipertensi hampir tidak pernah ditemukan pada suku bangsa dengan asupan garam yang
minimal. Asupan garam kurang dari 3 gram tiap hari menyebabkan prevalensi hipertensi
yang rendah, sedangkan jika asupan garam antara 5-15 gram perhari prevalensi
hipertensi meningkat menjadi 15-20 %. Pengaruh asupan terhadap timbulnya hipertensi
terjadi melalui peningkatan volume plasma, curah jantung dan tekanan darah.13
diluar sel agar tidak keluar, sehingga akan meningkatkan volume dan tekanan darah.
Pada manusia yang mengkonsumsi garam 3 gram atau kurang ditemukan tekanan darah
rata-rata rendah, sedangkan asupan garam sekitar 7-8 gram tekanan darahnya rata-rata
lebih tinggi. Konsumsi garam yang dianjurkan tidak lebih dari 6 gram/hari setara
natrium dengan hipertensi pada beberapa individu. Asupan natrium akan meningkat
Kebiasaan konsumsi lemak jenuh erat kaitannya dengan peningkatan berat badan
yang berisiko terjadinya hipertensi. Konsumsi lemak jenuh juga meningkatkan risiko
lemak jenuh, terutama lemak dalam makanan yang bersumber dari hewan dan
peningkatan konsumsi lemak tidak jenuh secukupnya yang berasal dari minyak sayuran,
biji-bijian dan makanan lain yang bersumber dari tanaman dapat menurunkan tekanan
darah.4
d. Penggunaan Jelantah
Jelantah adalah minyak goreng yang sudah lebih dari satu kali dipakai untuk
menggoreng, dan minyak goreng ini merupakan minyak yang telah rusak. Bahan dasar
minyak goreng bisa bermacam-macam seperti kelapa, sawit, kedelai, jagung dan lain-
lain. Meskipun beragam, secara kimia isi kendungannya sebetulnya tidak jauh berbeda,
yakni terdiri dari beraneka asam lemak jenuh (ALJ) dan asam lemak tidak jenuh
(ALTJ). Dalam jumlah kecil terdapat lesitin, cephalin, fosfatida, sterol, asam lemak
bebas, lilin, pigmen larut lemak, karbohidrat dan protein. Hal yang menyebabkan
berbeda adalah komposisinya, minyak sawit mengandung sekitar 45,5% ALJ yang
didominasi oleh lemak palmitat dan 54,1% ALTJ yang didominasi asam lemak oleat
sering juga disebut omega-9. minyak kelapa mengadung 80% ALJ dan 20% ALTJ,
sementara minyak zaitun dan minyak biji bunga matahari hampir 90% komposisinya
adalah ALTJ.1
Orangorang yang minum alkohol terlalu sering atau yang terlalu banyak memiliki
tekanan yang lebih tinggi dari pada individu yang tidak minum atau minum sedikit.4
Mekanisme peningkatan tekanan darah akibat alkohol masih belum jelas. Namun
diduga, peningkatan kadar kortisol dan peningkatan volume sel darah merah serta
f. Obesitas
beberapa sebab. Makin besar massa tubuh, makin banyak darah yang dibutuhkan untuk
memasok oksigen dan makanan ke jaringan tubuh. Ini berarti volume darah yang
beredar melalui pembuluh darah menjadi meningkat sehingga memberi tekanan lebih
besar pada dinding arteri. Kelebihan berat badan juga meningkatkan frekuensi denyut
jantung dan kadar insulin dalam darah. Peningkatan insulin menyebabkan tubuh
Berat badan dan indeks Massa Tubuh (IMT) berkorelasi langsung dengan
tekanan darah, terutama tekanan darah sistolik. Risiko relatif untuk menderita hipertensi
pada orang obes 5 kali lebih tinggi dibandingkan dengan seorang yang berat badannya
normal. Pada penderita hipertensi ditemukan sekitar 20-30 % memiliki berat badan
lebih.1
g. Olahraga
meningkatkan risiko kelebihan berat badan. Orang yang tidak aktif juga cenderung
mempunyai frekuensi denyut jantung yang lebih tinggi sehingga otot jantungnya harus
bekerja lebih keras pada setiap kontraksi. Makin keras dan sering otot jantung harus
h. Stres
Stres dapat meningkatkan tekanan darah untuk sementara waktu dan bila stres
sudah hilang tekanan darah bisa normal kembali. Peristiwa mendadak menyebabkan
stres dapat meningkatkan tekanan darah, namun akibat stress berkelanjutan yang dapat
data apakah peningkatan tekanan darah tersebut disebabkan karena estrogen dari dalam
E. Patogenesis Hipertensi
Tekanan yang dibutuhkan untuk mengalirkan darah melalui sistem sirkulasi dilakukan
oleh aksi memompa dari jantung (cardiac output/CO) dan dukungan dari arteri (peripheral
resistance/PR). Fungsi kerja masing-masing penentu tekanan darah ini dipengaruhi oleh
abnormalitas dari faktor-faktor tersebut, yang ditandai dengan peningkatan curah jantung dan
Menurut Elizabeth J. Corwin, sebagian besar tanpa disertai gejala yang mencolok dan
1. Nyeri kepala saat terjaga, kadang-kadang disertai mual dan muntah, akibat tekanan darah
intrakranium.
2. Menilai adanya kerusakan organ target dan penyakit kardiovaskuler, beratnya penyakit,
3. Mengidentifikasi adanya faktor risiko kardiovaskuler yang lain atau penyakit penyerta,
Data yang diperlukan untuk evaluasi tersebut diperoleh dengan cara anamnesis,
tekanan darah kadang sering merupakan satu-satunya tanda klinis hipertensi sehingga
diperlukan pengukuran tekanan darah yang akurat. Berbagai faktor yang mempengaruhi hasil
Anamnesis yang dilakukan meliputi tingkat hipertensi dan lama menderitanya, riwayat
dan gejala-gejala penyakit yang berkaitan seperti penyakit jantung koroner, penyakit
serebrovaskuler dan lainnya. Apakah terdapat riwayat penyakit dalam keluarga, gejala yang
berkaitan dengan penyakit hipertensi, perubahan aktifitas atau kebiasaan (seperti merokok,
konsumsi makanan, riwayat dan faktor psikososial lingkungan keluarga, pekerjaan, dan lain-
lain). Dalam pemeriksaan fisik dilakukan pengukuran tekanan darah dua kali atau lebih
Menurut Roger Watson, tekanan darah diukur berdasarkan berat kolum air raksa yang
harus ditanggungnya. Tingginya dinyatakan dalam millimeter. Tekanan darah arteri yang
normal adalah 110-120 (sistolik) dan 65-80 mm (diastolik). Alat untuk mengukur tekanan
darah disebut spigmomanometer. Ada beberapa jenis spigmomanometer, tetapi yang paling
umum terdiri dari sebuah manset karet, yang dibalut dengan bahan yang difiksasi disekitarnya
secara merata tanpa menimbulkan konstriksi. Sebuah tangan kecil dihubungkan dengan
manset karet ini. Dengan alat ini, udara dapat dipompakan kedalamnya, mengembangkan
manset karet tersebut dan menekan akstremita dan pembuluh darah yang ada didalamnya.
Bantalan ini juga dihubungkan juga dengan sebuah manometer yang mengandung air raksa
sehingga tekanan udara didalamnya dapat dibaca sesuai skala yang ada.19
Untuk mengukur tekanan darah, manset karet difiksasi melingkari lengan dan denyut
pada pergelangan tangan diraba dengan satu tangan, sementara tangan yang lain digunakan
untuk mengembangkan manset sampai suatu tekanan, dimana denyut arteri radialis tidak lagi
teraba. Sebuah stetoskop diletakkan diatas denyut arteri brakialis pada fosa kubiti dan tekanan
pada manset karet diturunkan perlahan dengan melonggarkan katupnya. Ketika tekanan
diturunkan, mula-mula tidak terdengar suara, namun ketika mencapai tekanan darah sistolik
terdengar suara ketukan (tapping sound) pada stetoskop (Korotkoff fase I). Pada saat itu tinggi
air raksa didalam namometer harus dicatat. Ketika tekanan didalam manset diturunkan, suara
semakin keras sampai saat tekanan darah diastolik tercapai, karakter bunyi tersebut berubah
dan meredup (Korotkoff fase IV). Penurunan tekanan manset lebih lanjut akan menyebabkan
bunyi menghilang sama sekali (Korotkoff fase V). Tekanan diastolik dicatat pada saat
Menurut Lany Gunawan, dalam pengukuran tekanan darah ada beberapa hal yang
1. Pengukuran tekanan darah boleh dilaksanakan pada posisi duduk ataupun berbaring.
Namun yang penting, lengan tangan harus dapat diletakkan dengan santai.
2. Pengukuran tekanan darah dalam posisi duduk, akan memberikan angka yang agak lebih
3. Tekanan darah juga dipengaruhi kondisi saat pengukuran. Pada orang yang bangun tidur,
akan didapatkan tekanan darah paling rendah. Tekanan darah yang diukur setelah berjalan
kaki atau aktifitas fisik lain akan memberi angka yang lebih tinggi. Di samping itu, juga
tidak boleh merokok atau minum kopi karena merokok atau minum kopi akan
4. Pada pemeriksaan kesehatan, sebaiknya tekanan darah diukur 2 atau 3 kali berturut-turut,
dan pada detakan yang terdengar tegas pertama kali mulai dihitung. Jika hasilnya berbeda
5. Ukuran manset harus sesuai dengan lingkar lengan, bagian yang mengembang harus
melingkari 80 % lengan dan mencakup dua pertiga dari panjang lengan atas.13
I. Penatalaksanaan Hipertensi
obat-obatan hipertensi, disamping perlu diperhatikan oleh seorang yang sedang dalam
terapi obat. Sedangkan pasien hipertensi yang terkontrol, pendekatan nonfarmakologis ini
dapat membantu pengurangan dosis obat pada sebagian penderita. Oleh karena itu,
modifikasi gaya hidup merupakan hal yang penting diperhatikan, karena berperan dalam
panjang hipertensi karena asap rokok diketahui menurunkan aliran darah ke berbagai
organ dan dapat meningkatkan beban kerja jantung. Selain itu pengurangan makanan
berat badan berhubungan langsung dengan penurunan tekanan darah rata-rata 2-3
Selain untuk menjaga berat badan tetap normal, olahraga dan aktifitas fisik
teratur bermanfaat untuk mengatur tekanan darah, dan menjaga kebugaran tubuh.
Dianjurkan untuk olahraga teratur, minimal 3 kali seminggu, dengan demikian dapat
dapat menurunkan tekanan darah. Olahraga dapat menimbulkan perasaan santai dan
mengurangi berat badan sehingga dapat menurunkan tekanan darah. Yang perlu diingat
adalah bahwa olahraga saja tidak dapat digunakan sebagai pengobatan hipertensi.13
Menurut Dede Kusmana, beberapa patokan berikut ini perlu dipenuhi sebelum
a. Penderita hipertensi sebaiknya dikontrol atau dikendalikan tanpa atau dengan obat
terlebih dahulu tekanan darahnya, sehingga tekanan darah sistolik tidak melebihi 160
c. Sebelum melakukan latihan sebaiknya telah dilakukan uji latih jantung dengan beban
d. Pada saat uji latih sebaiknya obat yang sedang diminum tetap diteruskan sehingga
e. Latihan yang diberikan ditujukan untuk meningkatkan daya tahan tubuh dan tidak
i. Salah satu dari olahraga hipertensi adalah timbulnya penurunan tekanan darah
beban emosi (stres). Oleh karena itu disamping olahraga yang bersifat fisik dilakukan
yang ada.
k. Jika hasil latihan menunjukkan penurunan tekanan darah, maka dosis/takaran obat
berat badan dapat digunakan sebagai langkah awal pengobatan hipertensi. Nasihat
Pembatasan asupan garam sampai 60 mmol per hari, berarti tidak menambahkan
garam pada waktu makan, memasak tanpa garam, menghindari makanan yang sudah
diasinkan, dan menggunakan mentega yang bebas garam. Cara tersebut diatas akan
sulit dilaksanakan karena akan mengurangi asupan garam secara ketat dan akan
terutama lemak dalam makanan yang bersumber dari hewan dan peningkatan
konsumsi lemak tidak jenuh secukupnya yang berasal dari minyak sayuran, biji-
bijian dan makanan lain yang bersumber dari tanaman dapat menurunkan tekanan
darah.22
darah arteri dan mengurangi risiko terjadinya stroke. Selain itu, mengkonsumsi
kalsium.11,21
4. Menghilangkan stress
Stres menjadi masalah bila tuntutan dari lingkungan hampir atau bahkan sudah
melebihi kemampuan kita untuk mengatasinya. Cara untuk menghilangkan stres yaitu
perubahan pola hidup dengan membuat perubahan dalam kehidupan rutin sehari-hari
a. Rencanakan semua dengan baik. Buatlah jadwal tertulis untuk kegiatan setiap hari
sehingga tidak akan terjadi bentrokan acara atau kita terpaksa harus terburu-buru
e. Berolahraga.
h. Ubahlah gaya. Amati sikap tubuh dan perilaku saat sedang dilanda stres.
k. Ubalah pola pikir. Perhatikan pola pikir agar dapat menekan perasaan kritis atau
m. Carilah humor.
n. Berserah diri pada Yang Maha Kuasa. 5
2. Penatalaksanaan Farmakologis
oleh JNC 7:
Menurut ESH.
faktor, yaitu :
f. Kemungkinan adanya interaksi dengan obat yang digunakan pasien untuk penyakit lain
g. Bukti ilmiah kemampuan obat antihipertensi yang akan digunakan dalam menurunkan
resiko kardiovasskular.2
Berdasarkan uji klinis, hampir seluruh pedoman penanganan hipertensi menyatakan
bahwa keuntungan pengobatan antihipertensi adalah penurunan tekanan darah itu sendiri,
terlepas dari jenis atau kelas obat antihipertensi yang digunakan. Tetapi terdapat pula
bukti-bukti yang menyatakan bahwa kelas obat antihipertensi tertentu memiliki kelebihan
untuk kelompok pasien tertentu. Untuk keperluan pengobatan, ada pengelompokan pasien
indikasi yang memaksa (compelling indication) dan keadaan khusus lainnya (special
situations).2
a. Gagal jantung
d. Diabetes
a. Populasi minoritas
f. Hipotensi postural
g. Demensia
h. Hipertensi pada perempuan
Untuk sebagian besar pasien hipertensi, terapi dimulai secara bertahap, dan target
tekanan darah dicapai secara progresif dalam beberapa minggu. Dianjurkan untuk
menggunakan obat antihipertensi dengan masa kerja panjang atau yang memberikan
efikasi 24 jam dengan pemberian sekali sehari. Pilihan apakah memulai terapi dengan satu
jenis obat antihipertensi atau dengan kombinasi tergantung pada tekanan darah awal dan
ada tidaknya komplikasi. Jika terapi dimulai dengan satu jenis obat dan dalam dosis
rendah, dan kemudian darah belum mencapai target, maka langkah selanjutnya adalah
meningkatnya dosis obat tertentu, atau berpindah ke antihipertensi lain dengan rendah.
Efek samping umumnya bisa dihindari dengan menggunakan dosis rendah, baik tunggal
untuk mencapai target tekanan darah, tetapi kombinasi dapat meningkatkan biaya
pengobatan dan menurunkan kepatuhan pasien karena jumlah obat yang harus diminum
bertambah.2
Kombinasi yang telah terbukti efektif dan dapat ditoleransi pasien adalah :
b. CCB dan BB
e. AB dan BB
Bloker ARB
Bloker CCB
ACEI
7
DAFTAR PUSTAKA