lahir.
1. Perdarahan post partum primer / dini (early postpartum hemarrhage), yaitu perdarahan
yang terjadi dalam 24 jam pertama. Penyebab utamanya adalah atonia uteri, retention
plasenta, sisa plasenta dan robekan jalan lahir. Banyaknya terjadi pada 2 jam pertama
2. Perdarahan Post Partum Sekunder / lambat (late postpartum hemorrhage), yaitu-
perdarahan yang terjadi setelah 24 jam pertama.
Etiologi
1. Atonia uteri
2. Laserasi Jalan lahir : robekan perineum, vagina serviks, forniks dan rahim. Dapat
menimbulkan perdarahan yang banyak apabila tidak segera di reparasi.
3. Hematoma
Hematoma yang biasanya terdapat pada daerah-daerah yang mengalami laserasi atau pada
daerah jahitan perineum.
4. Lain-lain
Sisa plasenta atau selaput janin yang menghalangi kontraksi uterus, sehingga masih ada
pembuluh darah yang tetap terbuka, Ruptura uteri, Inversio uteri
b. Etiologi perdarahan postpartum lambat :
Gejala Klinik
1. Syok ringan, takikardi minimal, hipotensi sedikit, vasokonstriksi darah tepi ringan, kulit
dingin, pucat, basah. urin normal/ sedikit berkurang. keluhan merasa dingin
2. Syok sedang, takikardi 100-120 permenit, hipotensi dengan sistolik 90-100 mmHg,
oliguri/ anuria. keluhan haus
3. Syok berat, takikardi lebih dari 120 permenit, hipotensi dengan sistolik <60 mmHg,
pucat, anuri, agitasi, kesadaran menurun.
* Syok adalah suatu keadaan disebabkan gangguan sirkulasi darah ke dalam jaringan sehingga tidak
dapat memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrisi jaringan dan tidak mampu mengeluarkan hasil
metabolisme.
Penanganan syok :
1. Cari dan hentikan segera penyebab perdarahan.
2. Bersihkan saluran napas dan beri oksigen atau pasang selang endotrakheal.
3. Naikkan kaki ke atas untuk meningkatkan aliran darah ke sirkulasi sentral.
4. Pasang 2 set infus atau lebih untuk transfusi , cairan infus dan obat I.V.
5. Kembalikan volume darah dengan :
a. Darah segar ( whole blood ) dengan cross-matched dari grup yang sama , kalau tidak tersedia
berikan darah O sebagai life-saving .
b. Larutan kristaloid : seperti ringer laktat , larutan garam fisiologis atau glukosa 5%.
Larutan ini mempunyai waktu paruh , jika berlebihan dapat menyebabkan edema paru.
c. Larutan koloid : dekstran 40 atau 70 , fraksi protein plasma ( plasma protein fraction ) atau plasma
segar.
6. Terapi obat-obatan
a. Analgesik : morfin 10-15 mg I.V . jika ada rasa sakit , kerusakan jaringan atau gelisah .
b. Kortikosteroid : Hidrokortison 1 g atau deksametason 20mg I.V
c. Sodium bikarbonat : 100 mEq I.V.
d. Vasopresor : untuk menaikkan tekanan darah dan mempertahankan perfusi renal .
7. Monitoring
a. Central venous pressure (CVP) : normal 10-12 cm air
b. Nadi
c. Tekanan darah
d. Produksi urin
e. Tekanan kapilar paru : normal 6-8 torr
f. Perbaikan klinik : pucat , sianosis , sesak , keringat dingin , dan kesadaran .