Orang dewasa yang sehat, aktif bergerak, dan memiliki orientasi yang
baik biasanya dapat mempertahankan keseimbangan cairan, elektrolit dan asam-
basa yang normal karena mekanisme adaptif tubuhnya. Namun bayi, orang
dewasa yang menderita penyakit berat, klien dengan gangguan orientasi atau
klien yang immobile, serta lansia sering kali tidak mampu berespons secara
mandiri; dan seiring dengan waktu kapasitas adaptif tubuh mereka tidak lagi
dapat mempertahankan keseimbangan cairan, elektrolit, dan asam-basa tanpa
adanya bantuan.
Cairan intrasel adalah cairan didalam membran sel yang berisi substansi
terlarut atau solut yang penting untuk keseimbangan cairan dan elektrolit serta
untuk metabolisme. Cairan intrasel membentuk 40% berat tubuh. Kompartemen
cairan intrasel memiliki banyak solut (zat terlarut) yang sama dengan cairan
yangb berada diruang ekstrasel. Namun, proporsi substansi-substansi tersebut
berbeda. Misalnya, proporsi kalium lebih besar didalam cairan intrasel daripada
dalam cairan ekstrasel.
Cairan yang bersirkulasi diseluruh tubuh didalam ruang cairan intrasel dan
ekstrasel mengandung elektrolit, mineral, dan sel.
Elektrolit merupakan sebuah unsur atau senyawa, yang akan jika melebur
atau larut didalam air atau pelarut lain, akan pecah menjadi ion dan mampu dan
mampu membawa muatan positif disebut kation. Sedangkan elektrolit yang
memiliki muatan positif disebut negatif anion. Konsentrasi setiap elektrolit
didalam cairan intrasel dan ektrasel berbeda. Namun jumlah total anion dan
kation didalam setiap kompartemen cairan harus sama.
Mineral, yang dicerna sebagai senyawa, biasanya dikenal dengan nama logam,
non-logam, radikal, atau fosfat, bukan dengan nama senyawa, yang mana
mineral tersebut menjadi bagian didalamnya. Mineral merupakan unsur semua
jaringan dan cairan tubuh serta penting dalam mempertahankan proses fisiologis.
Mineral juga bekerja sebagai katalis dalam respon syaraf, kontraksi otot, dan
metabolisme zat gizi yang terdapat dalam makanan. Selain itu, mineral mengatur
keseimbangan elektrolit dan produksi hormon serta menguatkan struktur tulang.
Contoh mineral adalah zat besi dan zink.
Sel merupakan unit fungsional dasar dari semua jaringan hidup. Contoh
sel yang berada didalam cairan tubuh adalah sel darah merah (SDM) dan sel
darah putih (SDP).
Cairan tubuh tidak statis. Cairan dan elektrolit berpindah dari satu kompartemen
ke kompartemen lain untuk memfasilitasi proses-proses yang terjadi didalam
tubuh, seperti oksigenasi jaringan, respons terhadap penyakit, keseimbangan
asam-basa, dan respons terhadap terapi obat. Cairan tubuh dan elektrolit
berpindah melalui difusi, osmosis, transportasi aktif, atau filtrasi. Perpindahan
tersebut bergantung pada permeabilitas membran sel atau kemampuan
membran untuk ditembus cairan dan elektrolit.
DIFUSI
Difusi adalah proses ketika materi padat, partikerl, seperti gula didalam cairan,
berpindah dari daerah berkonsentari tinggi ke daerah berkonsentrasi rendah,
sehingga distribusi partikel didalam cairan menjadi merata atau partikel akan
melewati membran sel yang permeabel terhadap substansi tersebut. Cara lain
untuk menjelaskan hal ini adalah substansi berdifusi ke cairan dengan
konsentrasi yang lebih rendah (Weldy, 1992).
OSMOSIS
FILTRASI
Filtrasi adalah suatu proses perpindahan air dan substansi yang dapat larut
secara bersamaan sebagai respons terhadap adanya tekanan cairan. Proses ini
bersifat aktif didalam bantalan kapiler, tempat perbedaan tekanan hidrostatik
atau gradien yang menentukan perpindahan air, elektrolit, dan substansi terlarut
lain yang berada diantara cairan kapiler dan cairan interstisial.
TRANSPOR AKTIF
ASUPAN CAIRAN
Air dapat juga diperoleh dari asupan makanan, seperti buah-buahan, sayur-
sayuran, dan daging, serta dari oksidasi bahan makanan selama proses
pencernaan. Sekitar 220 ml air juga diproduksi setiap hari selama metabilisme
karbohidrat, protein, dan lemak berlangsung (Weldy,1992). Asupan cairan
melalui mulut (oral) dimungkinkan jika kondisi individu sadar. Bayi, klien yang
mengalami kerusakan neuroligus ata psikologis, beberapa lansia, dan klien
restrained tidak dapat merasakan atau merespons mekanisme rasa haus yang
terjadi pada diri mereka. Akibatnya, mereka berisiko mengalami dehidrasi.
HALUARAN CAIRAN
Cairan terutama dikeluarkan melalui ginjal dan saluran gastrointestinal. Pada
orang dewasa, ginjal setiap menit menerima sekitar 125 ml plasma untuk disaring
dan meproduksi urine sekitar 60 ml (40 sampai 80 ml) dalam setiap jam atau
totalnya sekitar 1,5 L dalam satu hari (Horne et at, 1991). Jumlah urin yang
diproduksi ginjal dipengaruhi oleh hormon antidiuretik (antidiuretic hormone,
ADH) dan aldosteron. Hormon-hormon ini mempengaruhi eksresi air dan natrium
serta distimulasi oleh perubahan volume darah.
Kehilangan air melalui kulit terutama diatur oleh sistem saraf simpatis,
yang mengaktifkan kelenjar keringat. Stimulasi kelenjar keringat dapat dihasilkan
dari olahraga otot, peningkatan suhu lingkungan, dan peningkatan aktifitas
metabolik seperti yang terjadi pada saat seseorang mengalami demam (febris).
Kehilangan air tak kasat mata (insensible water loss, IWL) terjadi terus-
menerus dan tidak dapat dirasakan oleh individu. Rata-rata hilangnya air yang
tidak terasa dari kulit orang dewasa ini sekitar 6 ml/kg/24jam (Horne, et al, 1991).
Kehilangan air kasat mata (sensible water loss, SWL) terjadi melalui keringat
yang berlebihan dan dapat dirasakan oleh individu. Jumlah pengeluaran keringat
yang dapat dirasakan ini berhubungan langsung dengan banyaknya olahraga,
suhu lingkungan, dan aktivitas metabolik. Seiring dengan peningkatan faktor-
faktor tersebut, produksi keringan dan kehilangan air melalui kulit juga meningkat.
SWL dapat mencapai 1000 ml atau lebih dalam 24 jam, bergantung pada latihan
fisik dan suhu tubuh serta suhu lingkungan (Hrone et al, 1991).
HORMON
Pengaturan Elektrolit
KATION
Kation utama, yakni (Na+), kalium (K+), kalsium (Ca2+), dan magnesium (Mg2+),
terdapat didalam cairan ekstrasel dan intrasel. Kerja ion-ion ini mempengaruhi
transmisi neurokimi dan transmisi neuromuskular, yang mempengaruhi fungsi
otot, irama dan kontraktilitas jantung, alam perasaan (mood) dan perilaku, serta
fungsi saluran pencernaan, juga proses-proses yang lain.
Air mengikuti natrium dalam keseimbangan cairan dan elektrolit. Misalnya, jika
ginjal menahan natrium, maka cairan juga ditahan. Sebaliknya, jika ginjal
mengekskresi natrium, maka air juga diekskresi. Alasan pemberian banyak obat
berdasarkan pada prinsip ini (misalnya obat-obatan diuretik).
Natrium diatur oleh asupan garam, aldosteron, dan haluaran urin. Sumber utama
natrium adalah garam dapur, daging yang telah diolah, makanan ringan, dan
makanan kaleng. Individu yang memiliki fungsi renal yang normal, dapat
meningkatkan ekskresi natrium dalam urinenya guna mempertahankan kadar
natrium serum tetap berada dalam batas normal.
Pengaturan kalsium. Terdapat banyak kalsium di dalam tubuh (Long et al, 1993).
Tubuh membutuhkan kalsium untuk integritas dan struktur membran sel,
konduksi jantung yang adekuat, koagulasi (pembekuan) darah, pertumbuhan dan
pembentukan tulang, dan relaksasi otot. Berikut adalah bentuk-bentuk kalsium
yang terdapat didalam cairan tubuh; terionisasi (4,5 mg/100 ml), tidak dapat
berdifusi, yang merukapak kalsium kompleks terhadap anion protein (5 mg/100
ml), garam kalsium, seperti kalsium sitrat dan kalsium fosfat (1 mg/100 ml).
Nilai laboratorium normal kalsium serum yang terionisasi dalam tubuh adalah 4
sampai 5 mEq/L. Kalsium yang berada didalam cairan tubuh memiliki persentase
yang kecil dari total kalsium tubuh. Sebagian besar kalsium terdapat didalam
tulang dan gigi.
Kalsium didalam cairan ekstrasel diatur melalu kerja kelenjar paratiroid dan tiroid.
Hormon paratiroid PTH) mengontrol keseimbangan kalsium tulang, absorbsi
kalsium di gastrointestinal, dan ekskresi kalsium diginjal. Tirokalitonin dari
kelenjar tiroid juga memiliki peranan kecil dalam menentukan kadar kalsium
dalam serum, yakni dengan menghambat pelepasan kalsium dari tulang.
ANION
Anion utama adalah klorida (CI-), bikarbonar (HCO3-), dan fosfat (PO3-). Seperti
halnya kation, anion juga ditemukan diruang intrasel dan ekstrasel. Anion
memengaruhi keseimbangan dan fungsi cairan, elektrolit, dan asam-basa.
Pengaturan klorida. Klorida ditemukan didalam cairan ekstrasel dan intrasel.
Keseimbangan klorida dipertahankan melalui asupan makanan dan ekskresi
serta rearbsorbsi renal. Nilai laboratorium normal untuk klorida serum adalah 100
sampai 106 mEq/L.
Pengaturan bikarbonat. Bikarbonat adalah bufer dasar kimia yang ytama didalam
tubuh. Ion bikarbonat ditemukan dalam cairan ekstrasel dan intra sel. Nilai
laboratorium normal dari bikarbonat arteri berkisar antara 22 sampai 26 mEq/L.
Didalam darah vena, bikarbonat diukur melalui kandungan karbondiaksoda dan
nilai normal bikarbonat untuk orang dewasa adalah 24 sampai 30 mEq/L.
Bikarbonat diatur oleh ginjal. Apabila tubuh memerlukan lebih banyak basa, ginjal
akan mengearbsorbsi bikarbonat dalam jumlah yang lebih besar dan bikarbonat
tersebut akan dikembalikan kedalam cairan ekstrasel. Ion bikarbonat merupakan
komponen paling penting dalam sistem bufer asam karbonat-bikarbonat yang
sangat penting berperan dalam keseimbangan asam-basa.
Pengaturan fosfat. Fosfat merupakan anion bufer dalam cairan intrasel dan
ekstrasel. Fosfat dan kalsium membantu mengembangkan dan memelihara
tulang dan normal, berpartisipasi dalam metabolisme karbohidrat, dan membantu
pengaturan asam-basa. Nilai laboratorium normal fosfat serum adalah 2,5
sampai 4,5 mg/100 ml.
Konsentrasi fosfat serum diatur oleh ginjal hormon paratiroid, dan vitamin D
teraktivasi (Long et al 1993). Fosfat secara normal diabsorbsi melalu saluran
gastrointestinal. Kalsium dan fosfat berbanding terbalik secara proposional. Jika
salah satunya menignkat, maka yang lainnya akan turun.