Anda di halaman 1dari 29

BAB I

PENDAHULUAN

I. Latar Belakang

Cacar air merupakan infeksi sangat menular yang disebabkan oleh virus

varisela zoster.Cacar air dijangkiti melalui batuk dan bersin serta sentuhan

langsung dengan cairan dalam lepuh cacar air. Penyakit ini biasanya tidak parah

dan hanya singkat di kalangan anak sehat, adakalanya cacar air akan menjadi

penyakit yang lebih parah, misalnya infeksiA bakteri pada kulit yang

mengakibatkan bekas luka, radang paru-paru, atau radang otak. Orang dewasa

yangmenderita infeksi cacar air pada umumnya mengalami gejala yang lebih

parah. Cacar air mungkin menimbulkan risiko terhadap bayi dalam kandungan

jika terjangkit sewaktu hamil. Cacar air dapat menyebabkan penyakit parah,

bahkan maut, pada tiap golongan usia. Waktu inkubasi untuk cacar air adalah 10

sampai 21 hari, diikuti dengan ruam berbintik merah pada mulanya, yang

kemudian menjadi lepuh dalam waktu beberapa jam. Bintik-bintik ini biasanya

timbul di badan, muka dan bagian tubuh yang lain. Banyak orang yang menderita

infeksi cacar air mengalami demam dan merasa kurang sehat dan mungkin merasa

gatal sekali. Siapapun yang belum pernah menderita cacar air dapat terjangkit.

Siapapun yang pernah menderita cacar air dianggap kebal dan tidak memerlukan

vaksin. Sekitar 75% dari masyarakat menderita infeksicacar air sebelum usia 12

tahun.

Keperawatan Keluarga, Varicella | 1


June M. Thomson mendefinisikan varisela sebagai penyakit yang

disebabkan oleh virus varisela-zoster (V-Z virus) yang sangat menular bersifat

akut yang umumnya mengenai anak,yang ditandai oleh demam yang mendadak,

malese, dan erupsi kulit berupa makulo papular untuk beberapa jam yang

kemudian berubah menjadi vesikel selama 3-4 hari dan dapat me-ninggalkan

keropeng (Thomson, 1986, p. 1483).

Sedangkan menurut Adhi Djuanda varisela yang mempunyai sinonim

cacar air atau chickenpox adalah infeksi akut primer oleh virus varisela-zoster

yang menyerang kulit dan mukosa yang secara klinis terdapat gejala konstitusi,

kelainan kulit polimorfi terutama dibagian sentral tubuh (Djuanda, 1993).

II. Rumusan Masalah

Adapun masalah yang dibahas dalam makalah ini adalah mengenai penyakit

cacar pada anak, cara menangani dan mencegahnya.

III. Tujuan Makalah

Adapun tujuan dari makalah ini adalah untuk mengetahui tentang penyakit

cacar air yang menginfeksi 75% masyarakat sebelum umur 12 tahun, mngetahui

gejala dan pengobatan dari cacar air ini sendiri.

Keperawatan Keluarga, Varicella | 2


BAB II

PEMBAHASAN

MIKROBIOLOGI VARICELLA ZOSTER

1. Varicella zoster

Cacar air adalah salah satu penyakit yang umum ditemui pada anak-anak.

90% kasus cacar air dialami oleh anak-anak yang berusia kurang dari 10 tahun,

dan lebih dari 90% orang telah mengalami penyakit cacar air pada usia 15 tahun.

Penyakit cacar air ini disebabkan oleh infeksi primer dari virus varicella zoster,

namun setelah sembuh, virus ini tidak benar-benar hilang dari tubuh. Virus ini

akan menetap di bagian saraf tertentu dan nantinya akan me-nyebabkan

herpeszoster atau cacar ular. Herpes zoster hanya terjadi sekali seumur hidup

dan pada usia di atas 60 tahun.

1.2. Morfologi

Pembungkus berasal dari selaput inti sel yang terinfeksi. Pembungkus ini

mengandung DNA,lipid, karbohidrat, dan protein, dan dapat menghilangkan eter.

Berbentuk bulat.Varicella zoster merupakan kelompok virus herpes, yang

berukurang 140-200 , berinti DNA.

1.3. Klasifikasi Varicella Zoster

Keperawatan Keluarga, Varicella | 3


Varicella zoster diklasifikasikan sebagai berikut:

Family : Herpesviridae

sub family : Alphaherpesvirinae

Genus : Varicellovirus

Species : Varicella zoster

2. CACAR AIR PADA ANAK

Varisela berasal dari bahasa Latin, varicella. Di Indonesia penyakit ini

dikenal dengan istilah cacar air, sedangkan di luar negeri terkenal dengan nama

chicken-pox. Varisela ada-lah penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh

virus Varicella zoster, ditandai oleh erupsi yang khas pada kulit. Pada umumnya

menyerang anak-anak, tapi dapat juga terjadi pada orang dewasa yang belum

pernah terkena sebelumnya. Banyak menyerang anak usia sekolah dasar (antara 5-

9 tahun). Penularan memang cukup sering terjadi antar teman sekolah. Bersifat

sangat menular dengan masa penularan antara 1 hari sebelum timbul ruam sampai

7 hari setelah munculnya gejala. Penularan dapat terjadi melalui kontak langsung

dan percikan ludah (droplet infection).

Masa inkubasi (masa sejak terpapar oleh virus sampai timbulnya gejala

pertama) bi-asanya berkisar antara 2-3 minggu. Cacar air dapat dicegah dengan

pemberian Zoster Imun Globulin (ZIG), yang didapat dari serum pasien yang

mengalami penyembuhan dari herpes zoster, atau dengan varicella - zoster imun

Keperawatan Keluarga, Varicella | 4


globulin (VZIG), yang diperoleh dari pool plasma yang mengandung titer anti

bodi spesifik yang tinggi. Bagi orang sehat, untuk pencegahan bisa dilakukan

imunisasi dengan vaksin varisela zoster (Okastrain). Pada anak sehat usia 1 - 12

tahun di berikan satu kali, satu kali lagi diberikan pada masa pubertas untuk

memantapkan kekebalan menjadi 60 - 80%. Setelah itu, untuk

menyempurnakannya, diberikan sekali saat dewasa. Kekebalan yang didapat ini

bisa betahan sampai 10 tahun.

Secara umum, seluruh jenis penyakit herpes dapat menular melalui kontak

langsung. Luka akibat infeksi yang terbuka akan mudah menularkan virus ke

bagian tubuh lain atau keorang lain kalau terjadi persentuhan. Khusus varisela

zoster juga dapat ditularkan melalui udara, walau daya tularnya tidak sebesar

cacar air. Jika seseorang tertular dan sebelumnya be-lum pernah sakit cacar air, ia

akan terkena cacar air dulu dan tidak langsung herpes zoster. Gejalanya juga tidak

sehebat herpes zoster.

Persoalannya, tidak semua orang tahu apakah dirinya pernah menderita

cacar air atau belum. Chicken pox (cacar air), terutama pada anak kecil, memang

tidak selalu me-nimbulkan ruam di kulit sehingga terkadang tak disadari.

Gejalanya mirip demam biasa yang beberapa hari kemudian sembuh sendiri.

Namun, di saat ia dewasa, virusnya tiba-tiba langsung menyerang sebagai herpes

zoster dengan gejala lebih berat.

Lokasi munculnya gelembung di kulit sebenarnya mengikuti area

persarafan yang selama itu menjadi tempat varisela zoster mendekam. Maka

lokasinya juga sama dengan lokasi se-rangan ketika cacar air dulu. Serangan bisa

Keperawatan Keluarga, Varicella | 5


terjadi pada satu atau beberapa area persarafan sekaligus. Inilah yang

menyebabkan serangannya bisa meluas ke beberapa bagian tubuh, termasuk

ke bagian kepala. Namun, kebanyakan hanya menyerang area persarafan di sekitar

dada.

Mengingat umumnya muncul di satu sisi tubuh, ada mitos menyatakan,

jika serangan sampai terjadi di dua sisi, penderita sudah mendekati pintu surga.

Jangan takut, ini cuma mitos. Namun bisa diartikan juga, jika herpes zoster sudah

menyerang beberapa area per-sarafan, penyakitnya memang tergolong parah.

Apalagi jika usia penderita masih tergolong muda.

Virus Varicella zoster juga menginfeksi sel satelit di sekitar neuron pada

ganglion akar dorsal sumsum tulang belakang. Dari sini virus bisa kembali

menimbulkan gejala dalam bentuk herpes zoster. Cepatnya penanganan herpes

zoster penting agar tidak menimbulkan gejala sisa,yang disebut nyeri pascaherpes

atau postherpetic neuralgia.

Penyakit ini merupakan episode lanjutan dari herpes zoster yang

diusahakan jangan sampai terjadi. Sebab, penderitaannya hebat dan bisa bertahun-

tahun. Terjadinya nye-ri pascaherpes disebabkan lambatnya pengobatan saat

varisela zoster bikin ulah. Akibatnya, virus sempat merusak atau terjadi disfungsi

sementara jaringan saraf di sekitarnya. Jika gejala ini terlanjur terjadi, kulit yang

terkena sentuhan sedikit saja bisa menimbulkan nyeri. Atau, kadang saraf

memancarkan sinyal nyeri terus-menerus. Sekitar 75% penderita nyeri ini men-

gaku,rasanya seperti terbakar.

Keperawatan Keluarga, Varicella | 6


Faktor usia sangat menentukan kerentanan serangan nyeri pasca herpes.

Semakin tua seseorang saat terkena herpes zoster, semakin besar

kemungkinannya menderita nyeri. Jumlah mantan penderita herpes zoster yang

berlanjut ke nyeri pascaherpes kira-kira 10 - 15% populasi. Di atas 50 tahun

kemungkinannya menjadi 40%, di atas 60 tahun jadi 50%, dan di atas 80 tahun

menjadi 80% dari populasi.

Penderita herpes zoster berusia muda yang terkena serangan parah,

misalnya sampai kemata, semakin besar kemungkinannya terkena nyeri pasca

herpes. Pada serangan yang sampai menuju ke mata ini, biasanya disarankan

untuk berobat juga ke dokter mata, agar kerusakan saraf di sekitarnya dapat

dicegah. Kerusakan saraf yang disebabkan herpes zoster sangat sulit dipulihkan -

jika tidak bisa dibilang tidak akan bisa sembuh. Setiap pasien juga punya pe-

ngobatan sendiri yang berbeda tergantung kecocokannya. Untuk kasus seperti ini,

dokter spesialis kulit tidak bekerja sendirian lagi. Ahli lain juga dilibatkan seperti

ahli saraf, rehabilitasi medik, bahkan psikiatri. Psikiatri dilibatkan, karena derita

nyeri berlebihan bisa mengakibatkan depresi.

Kendati dapat sembuh sendiri, namun yang sering kali dikhwatirkan

adalah kom-plikasinya yang sangat jarang namun bisa menyertai, diantaranya

adalah rdang paru-paru yang biasanya disebabkan oleh inspeksi sekunder, tapi

dapat disembuhkan. Radang otak juga, menjadi komplikasi akibat penyakit ini,

walaupun bisa disembuhkan, namun dapat meninggalkan gejala sisa seperti

kejang, retardasi mental dan gangguan tingkah laku.

Keperawatan Keluarga, Varicella | 7


3. Proses eksositosis oleh virus

3.1. Gejala

Gejalanya mulai timbul 10-21 hari setelah terinfeksi. Pada anak-anak yang

usia-nya berkisar 10 tahun gejala pertamanya adalah sakit kepala, demam sedang,

dan rasa tidak enak di badan. Gejala tersebut tidak ditemukan pada anak-anak di

bawah usia 10 tahun dan akan menjadi gejala yang berat jika menyerang anak

yang lebih dewasa. 24-36 jam pertama setelah timbulnya gejala awal, muncul

ruam di badan dan kemudian tersebar ke wajah, tangan, dan kaki. Selain itu ruam

juga akan muncul di selaput mukosa seperti di bagian dalam mulut atau vagina.

Ruam yang awalnya berbentuk bintik-bintik merah datar (makula), akan menjadi

bintik-bintik menonjol (papula), membentuk lepuhan berisi cairan (vesikel), yang

terasa gatal, dan pada akhirnya mengering. Proses ini memakan waktu 6-8 jam,

selanjutnya akan terbentuk bintik-bintik dan lepuhan baru.

Pada hari kelima biasanya tidak terbentuk lepuhan baru, seluruh lepuhan

akan mengering pada hari keenam, dan akan menghilang dalam waktu kurang dari

20 hari Penularan.

Virus varicella zoster menyebar melalui udara. Orang dengan daya tahan

tubuh rendah dapat terserang virus ini. Penularan dapat muncul sejak 48 jam

sebelum ruam pertama muncul hingga 5 hari setelahnya. Setelah tertular, biasanya

dibutuhkan waktu sekiter 10-21 hari geja-la pertama muncul. Jangka waktu ini

dikenal sebagai masa inkubasi.

Keperawatan Keluarga, Varicella | 8


Cacar air ditularkan melalui udara pernapasan, kontak langsung dengan cairan

ruam, dan kontak dengan cairan yang tekena cairan ruam, seperti handuk, seprei,

atau selimut.

3.2. Pengobatan

Pengobatan di rumah pada cacar air ditujukan untuk meringankan gejala, yang

dapat dilakukan dengan:

1. Istirahat secukupnya.

2. Mandi dengan air hangat atau air dingin setiap 3-4 jam pada hari-hari

pertama untuk mengurangi rasa gatal.

3. Pemberian calamine lotion untuk mengurangi rasa gatal.

4. Dapat diberikan bedak basah atau bedak kering yang mengandung salisil

2% atau mentol 1-2%.

5. Bagi anak kecil, dianjurkan untuk memakai sarung tangan untuk

mencegah mengga-ruk ruam-ruam.

6. Makan makanan yang lembut dan berikan minum air dingin jika terdapat

ruam di dalam mulut.

7. Hindari makanan dan minuman yang terlalu asam, seperti jus jeruk, dan

hindari juga garam.

8. Kulit dicuci sebersih mungkin dengan sabun.

9. Menjaga kebersihan tangan.

10. Kuku dipotong pendek.

11. Baju harus kering dan bersih

Keperawatan Keluarga, Varicella | 9


Sedangkan untuk pengobatan medis dapat dilakukan dengan menggunakan:

1. Paracetamol untuk menurunkan demam, atau asetaminofen.

2. Antibiotik, jika ada infeksi bakteri.

3. Obat anti-virus asiklovir, jika kasusnya terlalu berat (diberikan pada anak

berusia lebihdari 2 tahun atau remaja karena pada remaja, penyaakit ini

lebih berat).

4. Obat anti-virus vidarabin

3.3. Pencegahan

Cacar air dapat dicegah dengan melakukan vaksinasi. Vaksinasi diberikan

pada ke-lompok-kelompok berikut:

1. Anak-anak dengan usia 12-18 bulan yang belum pernah mengalami cacar

air diberikan satu dosis vaksin.

2. Anak-anak dengan usia 19 bulan hingga 13 tahun yang belum pernah

mengalami cacar air diberikan satu dosis vaksin.

3. Orang dewasa yang belum pernah mengalami cacar air dan bekerja atau

tinggal dilingkungan yang sangat mudah terjangkit cacar air.

4. Wanita reproduktif yang belum pernah mengalami cacar air dan tidak

dalam kondisi sedang hamil.

5. Orang dewasa dan remaja yang belum pernah mengalami cacar air dan

tinggal dengan anak-anak.

Keperawatan Keluarga, Varicella | 10


6. Orang yang hendak bepergian ke luar negeri dan belum pernah mengalami

cacar air

Voricella Zoster Immunoglobulin (VZIG) adalah zat kekebalan terhadap virus

penyebab cacar air. VZIG hanya diberikan pada kelompok-kelompok tertentu:

1. Orang dengan sistem kekebalan rendah.

2. Wanita hamil yang terpapar kasus cacar air dan belum pernah terkena

cacar air sebe-lumnya.

3. Bayi dibawah usia 28 hari yang lahir dari usia kehamilan kurang dari 28

minggu atau berat lahirnya kurang dari 1000 gram.

4. Bayi dibawah usia 28 hari yang ibunya terpapar kasus cacar air atau yang

mengalami cacar air antara 7 hari sebelum persalinan hingga 7 hari setelah

persalinan.

3.4. Epidemiologi

Tersebar kosmopolit, menyerang terutama anak-anak tetapi dapat juga

menyerang orang dewasa. Transmisi penyakit ini secara aerogen. Masa penularan

lebih kurang 7 hari dihitung dari timbulnya gejala kulit.

3.5. Etiologi

Penyebab dari varisela adalah virus varisela-zoster. Penamaan virus ini

mem-beri pengertian bahwa infeksi primer virus ini menyebabkan timbulnya

Keperawatan Keluarga, Varicella | 11


penyakit varisela, sedangkan reaktivasi (keadaan kambuh setelah sembuh dari

varisela) menyebabkan herves zoster.

3.6. Manifestasi Klinis

Masa inkubasi penyakit ini berlangsung 14-21 hari. Gejala klinis mulai

dari geja-la prodromal, yakni demam yang tidak terlalu tinggi, malese dan nyeri

kepala, kemudian disusul timbulnya erupsi kulit berupa papul eritematosa yang

dalam waktu beberapa jam berubah menjadi vesikel. Bentuk vesikel khas berupa

tetesan embun (tear drops). Vesikel akan berubah menjadi pustul dan kemudian

menjadi krusta. Sementara proses ini berlangsung timbul lagi vesikel-vesikel yang

baru sehingga menimbulkan gambaran polimorfi.

Penyebarannya terutama didaerah badan dan kemudian menyebar secara

sentrifugal kemuka dan ekstremitas, serta dapat menyerang selaput lendir mata,

mulut dan saluran na-fas bagian atas. Jika terdapat infeksi sekunder terjadi

pembesaran kelenjar getah bening regional (lymphadenopathy regional). Penyakit

ini biasanya disertai rasa gatal.

3.7. Komplikasi

Komplikasi pada anak-anak umumnya jarang timbul dan lebih sering pada

orang dewasa, berupa ensepalitis, pneumonia, glumerulonephritis, karditis,

hepatitis, keratitis, konjunc-tivitis,otitis, arteritis dan beberapa macam purpura.

Keperawatan Keluarga, Varicella | 12


Infeksi yang timbul pada trimester pertama kehamilan dapat menimbulkan

kelainan konginetal, sedangkan infeksi yang terjadi beberapa hari menjelang

kelahiran dapat me-nyebabkan varisela konginetal pada neonatus.

3.8. Diagnosis Bantuan

Dapat dilakukan percobaan Tzanck dengan cara membuat sediaan hapus

yang diwarnai dengan Giemsa. Bahan diambil dari kerokan dasar vesikel dan akan

didapati sel datia ber-inti banyak (multinukleated).

3.9. Diagnosis Banding

Harus dibedakan dengan variola, penyakit ini lebih berat, memberi

gambaran monomorf, dan penyebarannya dimulai dari bagian akral tubuh yakni

telapak tangan dan telapak kaki.

3.10. Penatalaksanaan

Pengobatan bersifat simtomatik dengan antipiretik dan analgesik, untuk

menghilangkan rasa gatal dapat diberikan sedativ. Secara lokal diberikan bedak

yang ditambah dengan zat antigatal (antipruritus) seperti menthol, kamfor dll,

untuk mencegah pecahnya vesikel secara dini serta menghilangkan rasa gatal. Jika

timbul infeksi sekunder dapat diberikan antibiotika berupa salep dan oral. Dapat

pula diberikan obat-obat anti virus seperti asiklovir dengan dosisi 5 x 400 mg

Keperawatan Keluarga, Varicella | 13


sehari selama 7 hari dengan hasil yang cukup baik. Selain itu dapat pula diberikan

imunotimulator seperti isoprinosin. Satu tablet 500 mg. Dosisnya 50 mg/kg berat

badan sehari, Dengan dosisi maksimum 3000 mg sehari. Umumnya dosis untuk

orang dewasa 6 x 1 tablet atau 4 x 1 tablet sehari. Lama pengobatan sampai

penyakit membaik. Obat ini diberikan jika la-ma penyakitnya telah lebih 3 hari.

3.11. Prognosis

Dengan perawatan yang teliti dan senantiasa memperhatikan kebersihan

(hygiene) diri dan lingkungan memberikan prognosis yang baik dan kemungkinan

terbentuknya jaringan parut hanya sedikit, kecuali jika klien melakukan

garukan/tindakan lain yang menyebabkan kerusakan kulit lebih dalam.

3.12. Pengkajian

Gejala subyektif berupa keluhan nyeri kepala, anorexia dan malese.

Pada kulit dan membran mukosa :Lesi dalam berbagai tahap

perkembangannya : mulai dari makula eritematosa yang muncul selama 4-5

hari kemudian berkembang dengan cepat menjadi vesikel dan krusta yang di-

mulai pada badan dan menyebar secara sentrifubal kemuka dan ekstremitas.

Lesi dapat pula terjadi pada mukosa, palatum dan konjunctiva.

Suhu : dapat terjadi demam antara 38-39C

Keperawatan Keluarga, Varicella | 14


3.13. Diagnosa dan Intervensi Keperawatan

Aktual atau potensial gangguan integritas kulit

Anjurkan mandi secara teratur

Hindari menggaruk lesi

Gunakan pakaian yang halus/lembut

3.13.1. Gangguan rasa nyaman : nyeri

Gunakan analgetik dan bedak antipruritus.

Pertahankan suhu ruangan tetap sejuk dengan kelembaban yang adekuat.

3.13.2. Potensial penularan infeksi

Lakukan isolasi (strict isolation) :

Prosedur strict isolation :

a. Ruangan tersendiri, pintu harus selalu tertutup. Klien yang terinfeksi karena

organisme yang sama dapat ditempatkan dalam ruangan yang sama.

b. Gunakan masker, pakaian khusus, dan sarung tangan bagi semua orang yang

masuk kedalam ruangan.

c. Selalu cuci tangan setelah menyentuh klien atau benda-benda yang kemungkinan

ter-kontaminasi serta sebelum memberikan tindakan kepada klien lain.

Keperawatan Keluarga, Varicella | 15


d. Semua benda-benda yang terkontaminasi dibuang atau dimasukan kedalam tempat

khusus dan diberi label sebelum dilakukan dekontaminasi atau diproses ulang

kembal

3.13.3. Saran untuk mencegah supaya tidak terkena cacar air

a. Jangan bersentuhan secara langsung dengan anak yang terkena cacar air.

b. Hindari berdekatan atau bersentuhan secara langsung dengan anak yang terkena cacar air.

c. Lakukan tindakan isolasi pada anak yang terkena penyakit cacar air.

Keperawatan Keluarga, Varicella | 16


BAB III

STUDI KASUS DAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA BAPAK H

PADA ANAK F DENGAN VARICELLA DI DESA LONG AMPIH

KABUPATEN KUTAI BARAT KALIMANTAN TIMUR

3.1. Pengkajian

A. Data umum keluarga

Bapak H adalah salah satu keluarga dengan ekonomi rendah yang tinggal

dihulu Mahakam, KALTIM. Dilakukan kujungan pada tanggal 23 Juli 2015

sampai dengan 28 Juli 2015. Hasil dari kunjungan ditemukan pengkajian

sebagai berikut:

1. Komposisi Keluarga

Jenis Hubungan
No Nama Usia Pendidikan Pekerjaan
Kelamin dgn KK

1 Bpk H L 40 thn KK SMP Nelayan

2 Ibu K P 38 thn Istri SD IRT

3 Kakek D L 80 thn Mertua SR -

4 Ank.R L 10 thn Anak 1 SD -

Belum
5 Ank.F L 4thn Anak 2 -
sekolah

Keperawatan Keluarga, Varicella | 17


2. Genogram

Kk.D

Bpk. H
Ibu K

Ank.R Ank.F

Keterangan

Laki-laki

Perempuan

Laki-laki Sudah meninggal

Perempuan Sudah meninggal

Ibu K mengatakan bahwa anaknya yang pertama sebelumnya pernah kena

penyakit cacar air seminggu kemudian sembuh sendiri setelah diberikan obat

paresetamol yang didapat dari bidan yang pernah bertugas diwilayah long ampih

Keperawatan Keluarga, Varicella | 18


dan memakaikan masker jagung, setelah satu bulan anak yang pertama sembuh

anaknya yang kedua mendapatkan penyakit cacar air ini juga. Anak yang kedua

sering mengeluh sakit kepala, demam dan merasa tidak enak badan tidak seperti

kakaknya yang hanya demam. Anak yang kedua ini juga sebelumnya sering sekali

sakit-sakitan . Jarak puskesmas dengan rumah juga sangat jauh sekitar 5 km

dengan akses transportasi yang sulit, sehingga keluarga Bapak H ini sangat jarang

sekali ke Puskesmas. Sanitasi lingkungan yang ada di rumah Bapak H juga sangat

tidak memadai untuk tumbuh kembang anak.

3. Riwayat Tahap Perkembangan

1. Tahap Perkembangan Keluarga:

Keluarga Bapak H termasuk tahap perkembangan dengan anak sekolah

2. Jenis tipe keluarga Bapak H adalah Nuklear Family.

3. Tahap keluarga yang belum terpenuhi:

Keluarga Bapak H masih belum menjalakan 5 tugas pokok keluarga.

4. Riwayat Kesehatan Saat ini:

Ank F sedang mengalami penyakit varicella atau cacar air selama 5 hari

terakhir ini, kondsinya sangat lemah dan lesu.

5. Riwayat Kesehatan Keluarga Sebelumnya:

Ank R mengalami varicella sebulan yang lalu dengan ditandai demam tanpa

sakit kepala.

6. Sumber pelayanan yang dimanfaatkan:

Tidak ada karena akses pelayanan kesehatan sangat sulit, sehingga hanya

meminta bantuan dari tabib atau dukun daerah setempat.

Keperawatan Keluarga, Varicella | 19


4. Keadaan Lingkungan

1. Karakteristik Rumah

1). Luas rumah : 144 m2


2). Tipe rumah : Permanen
3). Kepemilikan : Pribadi
4). Jumlah dan ratio kamar : 3 kamar
5). Ventilasi jendela : tidak memadai
6) Pemanfaatan ruangan : Baik dengan penerangan kurang
7). Septic tank :Tidak ada (Pembuangan langsung kesungai)
8). Sumber air : Menggunakan air sungai
9). Kamar mandi/WC : tidak ada
10). Sampah : Pembuangan sampah di tanah kosong atau
pekarangan
11). Kebersihan lingkungan: kurang bersih

2. Hubungan Dengan Masyarakat setempat


Hubungan keluarga Bapak H dengan masyarakat setempat kurang begitu
dekat dikarenakan keadaan rumah masyarakat tidak berjauh-jauhan.

5. Struktur Keluarga
1. Pola Komunikasi:
Dalam keluarga Bapak H, Bapak H adalah kepala keluarga yang memegang
keputusan tertinggi didalam keluarga.
2. Peran Keluarga
Peran keluarga sudah dilaksanakan dengan baik.
a. Ayah sebagai pencari nafkah, pendidik,pelindung dan pemberi rasa aman.
b. Ibu sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya, dan pelindung untuk
anak-anaknya.

Keperawatan Keluarga, Varicella | 20


c. Anak melaksanakan peranan psiko-sosial sesuai dengan tingkat
perkembangannya baik fisik,mental,social dan spiritual.
3. Norma Keluarga
Norma dan nilai yang dianut sesuai dengan nilai-nilai leluhur dan percaya
bahwa penyakit yang ada merupakan akibat dari jin atau dedemit atau guna-
guna.

6. Fungsi Keluarga
a) Fungsi Afektif
Bapak H selalu menegur anak-anaknya jika diperingatkan ibunya tidak
mau.
b) Fungsi Sosialisasi dan tempat bersosialisasi
Ibu mengajarkan kepada anak-anaknya agar dapat menghormati dan
menyayangi semua orang dan berperilaku yang baik agar dapat hidup
dengan tentram.
c) Fungsi Perawatan/pemeliharaan kesehatan
Keluarga tidak dapat memperthanakan kesehatan dan tidak ada
memanfaatkan pelayanan kesehatan karena akses yang sulit. Sehingga
sering meminta bantuan pada tabit atau dukun.
d) Fungsi reproduksi
Masih ingin punya anak lagi, tidak ikut KB, hubungan suami istri
masih,tapi jarang dikarenakan suami sering jarang pulang karena harus
bekerja.
e) Fungsi Ekonomi
Penghasilan tidak menentu tergantung dengan hasil ikan yang didapat.

7. Stress dan Koping Keluarga


a) Stessor yang dimiliki
Sebulan yang lalu anak pertama mendapatkan penyakit varicella dan tak
lama sembuh anak kedua juga terjangkit penyakit varicella.

Keperawatan Keluarga, Varicella | 21


b) Kemampuan keluarga merespond terhadap stressor
Menerima keadaan anggota keluarganya dengan terbuka dan berusaha
untuk menyembuhkan anggota keluarganya.
c) Strategi Koping yang Dilakukan
Keluarga menerima keadaan anggota keluarganya dan meminta bantuan
kepada tabib atau dukun setempat.

8. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan dengan menggunakan 4 teknik pemeriksaan fisik
yaitu insfeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi. Dengan prinsip head to toe.

9. Harapan
1. Harapan Keluarga
Anak-anaknya tidak lagi mendapatkan penyakit varicella ini dan anak
kedua tidak sakit-sakitan lagi.
2. Harapan petugas kesehatan
Keluarga Bapak H berharap agar petugas pelayanan kesehatan dapat
memberikan pelayana kesehatan dengan baik dan tidak membeda-bedakan
dalam memberikan pelayanan karena status ekonomi.

3.2.Diagnosa
Diagnosa 1
Resiko tinggi terjadi infeksi berhubungan dengan kerusakan jaringan kulit.
Tujuan : mencapai penyembuhan luka tepat waktu dan tidak demam.

No Intervensi Rasional
1 Tekankan pentingnya teknik cuci Mencegah kontaminasi silang,
tangan menurunkan resiko infeksi.
yang baik untuk semua individu
yang

Keperawatan Keluarga, Varicella | 22


kontak dangan pasien
2 Cukur atau ikat rambut di sekitar Rambut merupakan media yang baik
daerah untuk pertumbuhan bakteri.
yang terdapat erupsi.

Bersihkan jaringan nekrotik / yang Meningkatkan penyembuhan.


3 lepas
(termasuk pecahnya lepuh)
4 Awasi tanda vital Indikator terjadinya infeksi.

Diagnosa 2
Gangguan integritas kulit berhubungan dengan erupsi pada kulit.
Tujuan : mencapai penyembuhan tepat waktu dan adanya regenerasi jaringan.
No Intervensi Rasional
Pertahankan jaringan nekrotik dan mengetahui keadaan integritas kulit.
1 kondisi
sekitar luka.
2 Berikan perawatan kulit menghindari gangguan integritas
kulit

Diagnosa 3
Gangguan citra tubuh berhubungan dengan luka pada kulit.
Tujuan : pasien dapat menerima keadaan tubuhnya.
No Intervensi Rasional
Bantu memaksimalkan kemampuan memanfaatkan kemampuan dapat
1 yang menutupi kekurangan.
dimiliki pasien saat ini
Eksplorasi aktivitas baru yang dapat memfasilitasi dengan memanfaatkan
2 dilakukan. keletihan.

Keperawatan Keluarga, Varicella | 23


Diagnosa 4
Kurang pengetahuan tentang kondisi dan kebutuhan pengobatan.
Tujuan : adanya pemahaman kondisi dan kebutuhan pengobatan.
No Intervensi Rasional
1 Diskusikan perawatan erupsi pada Meningkatkan kemampuan perawatan
kulit. diri dan menngkatkan kemandirian.

Diagnosa 5

Kecemasan keluarga b/d perubahan status kesehatan anaknya

Tujuan : keluarga mengungkapkan kecemasan berkurang

No Intervensi : Rasional :
Dorong keluarga klien untuk membicarakan Membantu identifikasi penyebab kecema
1 kecemasan dan berikan umpan balik tentang dan alternatif pemecahan masalah
mekanisme koping yang tepat

Tekankan bahwa kecemasan adalah masalah yang Membantu menurunkan stress deng
2 umum terjadi pada orang tua klien yang anaknya mengetahui bahwa klien bukan satu-satu
mengalami masalah yang demikian. orang yang mengalami masalah ya
demikian.
Ciptakan lingkungan yang tenang, tunjukan sikap Mengurangi rangsangan eksternal ya
3 ramahtamah dan tulus dalam membantu klien. dapat memicu peningkatan kecemasaan.

Diagnosa 6

Keperawatan Keluarga, Varicella | 24


Kurang pengetahuan keluarga tentang kondisi, prognosis dan kebutuhn terapi b/d
pemaparan informasi terbatas, salah interprestasi informasi dan atau keterbatasan
kognitif.

Tujuan : Keluarga akan mengerti tentang penyakit dan pengobatan anaknya, serta
mampu mendemostrasikan perawatan anak dirumah.

No Intervensi : Rasional :
Kaji kesiapan keluarga klien mengikuti Efektivitas pembelajaran
1 pembelajaran, termasuk pengetahuan dipengaruhi oleh kesiapan fisik
tentang penyakit dan perawatan dan mental serta latar belakang
anaknya. pengetahuan sebulumnya.
Jelaskan tentang proses penyakit Pemahaman tentang masalah ini
2 anaknya, penyebab dan akibatnya penting untuk meningkatkan
terhadap gangguan pemenuhan partisipasi keluarga klen dan
kebutuhan sehari-hari aktivitas sehari- keluarga klien dan keluarga dalam
hari. proses perawatan klien
Jelaskan tentang tujuan pemberian Meningkatkan pemahaman dan
3 obat, dosis, frekuensi dan cara partisipasi keluarga klien dalam
pemberian serta efek samping yang pengobatan.
mungkin timbul.
Jelaskan
4 dan tunjukan cara perawatan Meningkatkan kemandirian dan
4 perineal setalah defekasi kontrol keluarga jklien terhadap
kebutuhan perawatan diri anaknya.

Diagnosa 7
Perilaku hidup tidak sehat berhubungan dengan ketidaksanggupan mengenal
masalah kesehatan.
Tujuan : Pasien mengetahui pentingnya menjaga lingkungan yang bersih.

No Intervensi Rasional

Keperawatan Keluarga, Varicella | 25


1 1. Berikan edukasi mengenai pentingnya Setelah dilakukan pertemuan
menjaga lingkungan yang bersih. selama 1x 45 menit, klien dapat
mengenal masalah kesehatan yang
2 Berikan informasi mengenai PHBS. dialami
D. Implementasi

Diagnosa 1
a. Menekankan pentingnya teknik cuci tangan yang baik untuk semua
individu yang datang kontak dengan pasien.
b. Menggunakan skort,masker, sarung tangan dan teknik aseptik selama
perawatan luka.
c. Mengawasi atau membatasi pengunjung bila perlu.
d. Mencukur atau mengikat rambut disekitar daerah yang terdapat erupsi.
e. Membersihkan jaringan mefrotik.yang lepas (termasuk pecahnya lepuh).
f. Mengawasi tanda vital.

Diagnosa 2
a. Memperhatikan jaringan nekrotik dan kondisi sekitar luka.
b. Memberikan perawatan kulit

Diagnosa 3
a. Membantu memaksimalkan kemampuan yang dimiliki pasien saat ini.
b. Mengeksplorasi aktivitas baru yang dapat dilakukan.

Diagnosa 4
a. Mendiskusikan perawatan erupsi pada kulit.

Diagnosa 5
a. Mendorong keluarga klien untuk membicarakan kecemasan dan
memberikan umpan balik tentang mekanisme koping yang tepat.

Keperawatan Keluarga, Varicella | 26


b. Menekankan bahwa kecemasan adalah masalah yang umum terjadi pada
orang tua klien yang anaknya mengalami masalah yang demikian.
c. Menciptakan lingkungan yang tenang dan menunjukan sikap ramahtamah
dan tulus dalam membantu klien.

Diagnosa 6
a. Mengkaaji kesiapan keluarga klien mengikuti pembelajaran, termasuk
pengetahuan tentang penyakit dan perawatan anaknya.
b. Menjelaskan tentang proses penyakit anaknya, penyebab dan akibatnya
terhadap gangguan pemenuhan kebutuhan sehari-hari aktivitas sehari-hari.
c. Menjelaskan dan menunjukan cara perawatan perineal setalah defekasi.

Diagnosa 7
a. Memberikan edukasi mengenai pentingnya menjaga lingkungan yang
bersih.
b. Memberikan informasi mengenai PHBS.

E. Evaluasi
Evaluasi disesuaikan dengan tujuan yang ingin dicapai dalam intervensi.
Keluarga mampu :
1. Mencapai penyembuhan luka tepat waktu dan tidak demam.
2. Mencapai penyembuhan tepat waktu dan adanya regenerasi jaringan.
3. Menerima keadaan tubuhnya.
4. Memahami kondisi dan kebutuhan pengobatan.
5. Mampu mengurangi kecemasan pada pasien.
6. Mengerti tentang penyakit dan pengobatan anaknya, serta mampu
mendemostrasikan perawatan anak dirumah.
7. Mengetahui pentingnya menjaga lingkungan yang bersih.

Keperawatan Keluarga, Varicella | 27


BAB IV

PENUTUP

I. Kesimpulan

Cacar air (Varisela) adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh

virusVarisella zoster, ditandai oleh erupsi yang khas pada kulit, dapat dicegah

dengan pemberian Zoster Imun Globulin (ZIG) atau dengan Varisella-Zoster

Globulin (VIZIG). Pemberian vaksin ini dapat dilakukan dengan tiga tahap, untuk

hasil kekebalan yang sempurna.

Keperawatan Keluarga, Varicella | 28


DAFTAR PUSTAKA

1. Adhi Djuanda (1993). Ilmu Penyakit Kulit Dan Kelamin, Edisi Kedua, FK

Universitas Indonesia, Jakarta, 1993.

2. June M. Thomson, et. al. ( 1986 ). Clinical Nursing Practice, The C.V. Mosby

Company, Toronto.

3. Lorden.blospot.com

4. Carpenito.1997. Penerapam Pada Praktek Klinis. Salemba . Jakarta

5. http://iyan1603.blogspot.com/2008/12/cacar-air-pada-anak-anak.html

http://rohmahjasmin.blogspot.co.id/2012/05/tugas-makalah-tentang-cacar-air.html

Keperawatan Keluarga, Varicella | 29

Anda mungkin juga menyukai