Anda di halaman 1dari 61

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sebagai negara kepulauan dan lautan terbesar di dunia, Republik Indonesia
memiliki lautan dengan luas 5,8 juta km2. Lautan ini menghubungkan 17.503
pulau, dengan panjang garis pantai 81.000 km, terpanjang nomor dua di dunia
setelah Kanada (Dahuri dkk, 1996). Indonesia berada pada posisi geopolitis yang
penting, yaitu terletak di Lautan Pasifik dan Lautan Hindia. Kawasan ini
merupakan kawasan paling dinamis dalam percaturan dunia secara ekonomi dan
politik, sehingga sangat logis apabila bidang kelautan, terutama perhubungan laut
dijadikan tumpuan dalam pembangunan nasional (Kusumastanto dalam Siahaan,
2012).
Sebagai negara kepulauan dan kelautan terbesar di dunia, angkutan laut
yang meliputi perkapalan sebagai sarana dan pelabuhan sebagai prasarana,
mempunyai peranan penting dalam mewujudkan kesatuan wilayah, politik,
budaya dan perekonomian negara. Hal ini mendorong kelancaran perdagangan
antar pulau dan perdagangan antar negara (ekspor-impor). Kegiatan distribusi
barang dan jasa yang dilakukan melalui angkutan laut, lebih murah dan
menguntungkan dibandingkan angkutan darat atau udara (Dahuri dkk, 1996).
Dalam rangka menyambut era perdagangan bebas, maka kondisi
kepelabuhanan dan angkutan laut di Indonesia perlu dipersiapkan dengan baik
untuk mengantisipasi perkembangan pesat sektor pelabuhan dan angkutan laut
dunia, seperti meningkatnya arus barang dan kecenderungan ukuran kapal yang
makin besar. Untuk itu Kantor Otoritas Pelabuhan Tanjung Priok bersama PT
Pelabuhan Indonesia II (Persero) berencana membangun Terminal Kalibaru,
sebagai upaya peningkatan layanan Pelabuhan Tanjung Priok seluas 405,6 Hektar
yang terletak di sebelah utara Pelabuhan Tanjung Priok eksisting. Terminal ini
dibangun dengan cara mereklamasi perairan di Utara Kalibaru.
Pembangunan Terminal Kalibaru, diharapkan dapat memberikan
konstribusi dalam membantu meningkatkan aktivitas keluar masuk barang,
sehingga dapat menurunkan biaya angkutan barang, yang dapat memberi manfaat

1
langsung kepada masyarakat dan daerah sekitarnya. Selain dampak positif
tersebut, tentu akan timbul dampak negatif. Untuk itu, berdasarkan Undang
Undang RI Nomor 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup, Peraturan Pemerintah RI Nomor 27 tahun 2012 tentang Izin
Lingkungan Hidup, serta Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 5
tahun 2012 tentang Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan Yang Wajib Memiliki
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup, dimana terdapat besaran yang
mewajibkan kegiatan pembangunan Terminal Kalibaru memiliki AMDAL, yaitu :
Reklamasi wilayah pesisir dengan luas, > 25 ha, volume material urug, >
500.000 m3, dan panjang reklamasi > 50 m (tegak lurus ke arah laut dari garis
pantai)
Pengerukan perairan dengan capital dredging dengan volume > 500.000 m3
Penempatan hasil keruk di laut dengan volume > 500.000 m3
Luas area penempatan hasil keruk > 5 ha
Pembangunan pelabuhan dengan fasilitas berikut: dermaga dengan bentuk
konstruksi sheet pile atau open pile sepanjang > 200 m dan luas > 6.000 m2
serta dermaga dengan konstruksi masif (Semua Besaran )
Dengan demikian, maka Kantor Otoritas Pelabuhan Tanjung Priok bersama
PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) memprakarsai penyusunan Studi AMDAL
Terminal Kalibaru ini. SebagaI langkah awal, maka disusun Kerangka Acuan
Analisis Dampak Lingkungan Hidup (KA-ANDAL yang sistematikanya mengacu
pada Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 8 tahun 2006 tentang
Pedoman Penyusunan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup.

1.2 Tujuan dan Manfaat


Tujuan dari Pembangunan Terminal Kalibaru Pelabuhan Tanjung Priok
adalah :
Meningkatkan kelancaran arus logistik Nasional.
Peningkatan pelayanan jasa kepelabuhanan skala internasional.
Meningkatkan perekonomian regional.

2
Manfaat Pembangunan Terminal Kalibaru Pelabuhan Tanjung Priok antara lain :
Bagi Kantor Otoritas Pelabuhan dan PT Pelabuhan Indonesia II (Persero)
adalah mengurangi beban kinerja Pelabuhan Tanjung Priok.
Bagi Pemerintah pusat dan propinsi DKI Jakarta adalah peningkatan PAD dan
devisa negara .
Bagi Masyarakat adalah adanya peluang untuk bekerja dan berusaha.

3
BAB II
RUANG LINGKUP STUDI
2.1 Letak Kegiatan
Kegiatan Pembangunan Terminal Kalibaru terletak di DLKP (Daerah
Lingkungan Kerja Pelabuhan) Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara. Kegiatan
ini memiliki batas lokasi sebagai berikut :
Sebelah Utara : Laut Jawa/Teluk Jakarta
Sebelah Timur : Laut Jawa/Teluk Jakarta
Sebelah Selatan : Breakwater, Pelabuhan Tanjung Priok, dan Kelurahan
Kalibaru
Sebelah Barat : Breakwater dan alur pelayaran
Pemilihan lokasi rencana pembangunan ini telah sesuai dengan Peraturan
Menteri Perhubungan Nomor: PM 38 tahun 2012 tentang Rencana Induk
Pelabuhan (RIP) Tanjung Priok. Sesuai dengan RIP tersebut, direncanakan luas
Terminal Kalibaru secara keseluruhan adalah 405,6 Ha yang pembangunannya
akan terbagi ke dalam 3 (tiga) tahapan yaitu Jangka Pendek seluas 212 Ha (tahun
2012-2017), Jangka Menengah seluas 130 Ha (tahun 2018-2023), dan Jangka
Panjang seluas 63,6 Ha (tahun 2024-2030).
Dalam studi AMDAL ini lingkup kegiatan yang akan dikaji hanya untuk
pembangunan Terminal Kalibaru Jangka Pendek 2012-2017 dengan rincian
kegiatan pada Tabel 2.1. sebagai berikut:

4
Tabel 2.1. Deskripsi Kegiatan Pembangunan Terminal Kalibaru
Jangka Pendek (2012-2017)

2.2 Kesesuaian Dengan Tata Ruang


Rencana kegiatan pembangunan Terminal Kalibaru tersebut di atas juga
telah sesuai dengan tata ruang DKI Jakarta berdasarkan Peraturan Daerah DKI
Jakarta Nomor 1 tahun 2012 tentang Tata Ruang DKI Jakarta 2030, terutama
Pasal 126 ayat 3 yang berbunyi Pengembangan kawasan perdagangan di
Kawasan Reklamasi Pantura dengan pola pengembangan multifungsi atau
superblockdengan fasilitas bertaraf internasional. Berdasarkan Rencana Detail
Tata Ruang (RDTR) di Wilayah Kawasan Tanjung Priok, lokasi rencana
Pembangunan Terminal Kalibaru diperuntukan sebagai area industri dan
pergudangan. Peta Tata Ruang Wilayah DKI Jakarta dengan overlay rencana

5
Terminal Kalibaru, Peta Eksisting Pelabuhan Tanjung Priok dan Peta Detail
Rencana Terminal Kalibaru Pelabuhan Tanjung Priok ditunjukan dalam Gambar.

6
Gambar 2.1 Peta Tata Ruang DKI Jakarta

7
BAB III
METODE PRAKIRAAN SIFAT DAMPAK PENTING

3.1 Pendekatan Studi


Tahap awal pendekatan studi dilakukan dengan mengacu pada
pertimbangan aspek :
1. Rencana kegiatan Pembangunan Terminal Kalibaru
2. Kondisi ekologis (lingkungan) areal sekitar Pembangunan Terminal Kalibaru
3. Pertimbangan dasar hukum yang berlaku.
Ketiga komponen data utama tersebut dipergunakan sebagai kajian dalam
proses identifikasi untuk menetapkan dampak penting. Dampak penting yang
telah ditetapkan masih bersifat sementara dan tentunya masih dapat berkembang
setelah data primer dan data pengamatan lapangan secara intensif dilakukan.
Dampak penting berguna untuk menuntun dan mengarahkan pola kajian dan
penelitian, sehingga studi AMDAL Pembangunan Terminal Kalibaru dapat
terfokus dan tidak melebar. Selain itu, dilakukan pemilihan komponen kegiatan
dan komponen lingkungan yang akan ditelaah, lingkup wilayah studi, dan
metodologi studi. Dengan disepakati keempat komponen tersebut, diharapkan
objek dan metode studi akan lebih terarah. Sebagaimana kegiatan kawasan pada
umumnya terdapat kekhususan dalam prakiraan dampak yang akan terjadi, maka
dalam penyusunan studi AMDAL Pembangunan Terminal Kalibaru merupakan
tempat beraglomerasi berbagai kegiatan heterogen pada tahap operasional
kegiatan Pembangunan Terminal Kalibaru dan sarana penunjangnya yang ada
didalamnya.
Penelitian lapangan dilakukan untuk mendukung kajian dan analisis lebih
cermat. Dari data ini dilakukan identifikasi dan evaluasi dampak, yang berguna
untuk mendapatkan masukan dampak-dampak yang perlu dikelola, sehingga
sasaran akhir berupa rencana pengelolaan dan pemantauan dampak dapat dicapai.
Untuk lebih jelasnya, pendekatan studi disajikan pada Gambar berikut :

8
Gambar 3.1 Pendekatan Studi

3.2 Metode Pengumpulan dan Analisis Data


Pengumpulan data dilakukan baik data primer yang diambil langsung di
lapangan maupun data sekunder dari instansi atau pihak lain yang telah
mengadakan penelitian tentang aspek yang berkaitan. Pengumpulan data
dilakukan dengan cara :
Wawancara

9
Pengambilan sampel di wilayah studi
Pengisian formulir isian tentang rencana kegiatan
Studi perbandingan (analogi) dengan kegiatan lain jika ada, baik yang sudah
beroperasi ataupun lainnya.
Komponen-komponen lingkungan yang menjadi objek studi berdasarkan
prioritas dampak penting pada BAB II meliputi :
1. Kualitas Udara
A. Metode Pengumpulan Data
Data primer kualitas udara diambil melalui serangkaian pengukuran
lapangan (in-situ) dan analisis laboratorium. Data data ini akan dipergunakan
sebagai data dasar kondisi lingkungan saat ini dan proyeksi kualitas udara di masa
mendatang Pembangunan Terminal Kalibaru berjalan. Metode terhadap parameter
yang diukur disajikan dalam tabel berikut :
Tabel 3.1 Metode Pengumpulan dan Analisa Data Kualitas Udara

Selain itu juga digunakan data-data sekunder dari hasil pemantauan


lingkungan hidup Pelabuhan Tanjung Priok eksisting. Sedangkan untuk
mendukung kajian kualitas udara, dibutuhkan data iklim yang dikumpulkan dari
Stasiun Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) terdekat, yaitu
Stasiun BMKG Tanjung Priok. Data iklim yang dikumpulkan merupakan data
sekunder dengan sumber data dan hasil pencatatan Stasiun BMKG terdekat

10
selama minimal 10 tahun. Data data temperatur, kelembaban, curah hujan, dan
kecepatan angin juga diambil secara in situ dengan pengukuran sesaat pada lokasi
yang dianggap representatif. Data data ini akan dipergunakan sebagai data dasar
kondisi lingkungan saat ini dan proyeksi di masa mendatang. Metode terhadap
parameter yang diukur disajikan dalam tabel berikut :

Tabel 3.2 Parameter, Metode dan Peralatan Yang Digunakan Dalam


Pengumpulan Data Iklim

B. Metode Analisis Data


Metode analisis data penentuan baik-buruknya kondisi kualitas udara
mengunakan baku mutu yang ditetapkan sesuai SK Gub DKI Jakarta No.551
tahun 2001. Analisis data iklim yang digunakan untuk mengetahui klasifikasi
ilkim di daerah studi adalah analisis tipe iklim berdasarkan klasifikasi Schmidt
dan Fergusson (1951).

C. Lokasi Pengamatan
Lokasi pengambilan contoh kualitas udara akan dilakukan pada lokasi
yang dipandang representatif yaitu di :
a. Satu (1) titik di lahan darat di ujung Jalan Kalibaru Barat yang akan
menyambung dengan areal reklamasi Terminal Kalibaru. Alasan pemilihan
titik pengambilan sampel ini, adalah; pada lokasi ini akan dilakukan
pembangunan jalan akses yang berbatasan dengan laut.
b. Satu (1) titik di Simpang Jalan Kalibaru Barat- Jalan Cilincing Raya. Alasan
pemilihan titik pengambilan sampel ini, adalah; pada lokasi ini akan dilakukan

11
pembangunan jalan akses yang menyambung dengan Jalan Cilincing Raya
sebagai jalan utama. Pada saat operasi nantinya jalan akses ini ini akan dilalui
oleh truck dari dan menuju Terminal Kalibaru.
c. Satu (1) titik di Pemukiman RW 8 Kelurahan Kalibaru, Alasan pemilihan titik
pengambilan sampel ini, adalah; pada lokasi ini akan dilakukan pembangunan
jalan akses.
d. Satu (1) titik di Pemukiman RW 9 Kelurahan Kalibaru, Alasan pemilihan titik
pengambilan sampel ini, adalah; pada lokasi ini akan dilakukan pembangunan
jalan akses.
e. Satu (1) titik di Pemukiman RW 10 Kelurahan Kalibaru. Alasan pemilihan
titik pengambilan sampel ini, adalah; pada lokasi ini akan dilakukan
pembangunan jalan akses.
f. Satu (1) titik di Pemukiman RW 6 Kelurahan Kalibaru, Alasan pemilihan titik
pengambilan sampel ini, adalah; lokasi ini merupakan wilayah pemukiman
warga terdekat.
g. Satu (1) titik di Jalan Sindang Laut -Jalan Cilincing Raya, Alasan pemilihan
titik pengambilan sampel ini, adalah; pada lokasi ini akan dilalui kendaraan
pengangkut material konstruksi terminal menuju stock pile material (Lahan ex
Adiguna Shipyards).
Datadata tersebut dimaksudkan untuk mengetahui rona awal Pembangunan
Terminal Kalibaru. Selain itu, untuk data iklim lengkap 10 tahun terakhir akan
digunakan data dari BMKG terdekat.
2. Hidrodinamika
A. Metode Pengumpulan Data
Kajian dan studi hidroseanografi di lokasi rencana kegiatan pembangunan
Terminal Kalibaru sudah banyak dilakukan.

12
Tabel 3.3. Beberapa Kajian dan Studi Oseanografi Telah Dilakukan di
Lokasi Rencana Pembangunan Terminal Kalibaru, Teluk Jakarta.

B. Metode Analisis Data


Melihat sudah banyaknya penelitian, studi, pemantauan dan kajian yang
telah dilakukan, maka dalam Studi Analisis Dampak Lingkungan Pembangunan
Terminal Kalibaru tidak lagi melakukan pengukuran, langsung di lapangan. Data
hasil kajian, studi dan pemantauan berupa batimetri, pasang surut, gelombang,
arus akan digunakan sebagai masukan data pada model. Juga digunakan untuk
memvalidasi model. Untuk mendapatkan informasi arus berdasarkan musim dan
posisi muka laut maka dilakukan simulasi arus dengan menggunakan model aliran
dua dimensi, yang proses dengan menggunakan perangkat lunak Mike 21.
Persamaan yang digunakan pada model ini adalah persamaan kontinuitas dan
persamaan momentum dengan perata-rataan kedalaman. Model ini menggunakan
pendekatan metode beda hingga (finite difference) untuk menyelesaikan
persamaan yang digunakan. Adapun persamaan yang digunakan adalah sebagai
berikut:
Persamaan kontuinitas :

13
Persamaan momentum
pada sumbu x :

Pada sumbu Y :

C. Lokasi Pengumpulan Data


Lokasi pengukuran arus akan dilakukan pada lokasi sebagai berikut:
1. Satu (1) titik pada sebelah barat rencana reklamasi pada permukaan dan dasar
perairan serta pada kondisi pasang dan surut. Alasan pemilihan titik
pengambilan sampel ini, adalah untuk melihat kondisi eksisting pola arus dan
batimetri sekitar area reklamasi.

14
2. Satu (1) titik pada sebelah utara rencana reklamasi area 1B dan penimbunan
material hasil keruk pada permukaan dan dasar perairan serta pada kondisi
pasang dan surut. Alasan pemilihan titik pengambilan sampel ini, adalah untuk
melihat kondisi eksisting pola arus dan batimetri sekitar area reklamasi.
3. Satu (1) titik sebelah utara berjarak 1 mil laut sebagai kontrol pada permukaan
dan dasar pada kondisi pasang dan surut. Alasan pemilihan titik pengambilan
sampel ini, adalah untuk melihat kondisi eksisting pola arus dan batimetri
diluar lokasi reklamasi (titik control).
4. Satu (1) titik di sebelah utara area jangka pendek pada permukaan dan dasar
perairan serta pada kondisi pasang dan surut. Alasan pemilihan titik
pengambilan sampel ini, adalah untuk melihat kondisi eksisting pola arus dan
batimetri sekitar area jangka pendek.
5. Satu (1) titik di sebelah timur area jangka pendek pada permukaan dan dasar
perairan serta pada kondisi pasang dan surut. Alasan pemilihan titik
pengambilan sampel ini, adalah untuk melihat kondisi eksisting pola arus dan
batimetri sekitar area reklamasi.
6. Satu (1) titik di sebelah utara budidaya kerang hijau pada permukaan dan
dasar perairan serta pada kondisi pasang dan surut. Alasan pemilihan titik
pengambilan sampel ini, adalah untuk melihat kondisi eksisting pola arus dan
batimetri sekitar area budidaya kerang hijau.
7. Satu (1) titik di sebelah timur area container yard 1A pada permukaan dan
dasar perairan serta pada kondisi pasang dan surut. Alasan pemilihan titik
pengambilan sampel ini, adalah untuk melihat kondisi eksisting pola arus dan
batimetri sekitar area container yard 1A.
8. Satu (1) titik di rencana reklamasi area 1B dan penimbunan material hasil
keruk pada permukaan dan dasar perairan serta pada kondisi pasang dan surut.
Alasan pemilihan titik pengambilan sampel ini, adalah untuk melihat kondisi
eksisting pola arus dan batimetri sekitar area reklamasi.
9. Tiga (3) titik masing-masing pada Muara Kali Kresek, Kali Lagoa, dan Kali
Japat pada kondisi pasang dan surut. Alasan pemilihan titik pengambilan

15
sampel ini, adalah untuk melihat kondisi eksisting pola arus dan batimetri di
muara.
10. Untuk sedimen akan diambil di lokasi Muara Kali Kresek, Kali Japat, dan Kali
Lagoa.

3. Kualitas Air Laut


A. Metode Pengumpulan Data
Pengambilan contoh kualitas air dilakukan pada sebelas titik. Data tersebut
akan dipergunakan sebagai data dasar kondisi lingkungan saat ini. Selain
parameter TSS, maka akan diambil contoh untuk parameter lain sesuai dengan SK
MenLH No.51 tahun 2004 tentang Baku Mutu Air Laut. Secara teknis
pengambilan contoh dapat dilihat sebagai berikut :

16
Tabel 3.4 Metode Pengumpulan Data Primer Kualitas Air

17
18
19
B. Metode Analisis Data
Penentuan baik buruknya kondisi kualitas air mengacu pada SK MenLH
No.51 tahun 2004 untuk kualitas air laut peruntukan pelabuhan. Sedangkan untuk
melihat kesamaan antar stasiun, maka dapat digunakan indeks Canberra sebagai
berikut :

Perairan Tanjung Priok sebagai perairan alami selain mempunyai data


primer juga akan membandingkan dengan data sekunder dari studi studi
sebelumnya (data pemantauan), untuk melihat pola kecenderungan (trendline)
kualitas air di perairan tersebut.

C. Lokasi Pengamatan
Lokasi pengambilan contoh kualitas air akan dilakukan pada lokasi
sebagai berikut:
1. Satu (1) titik pada sebelah barat rencana reklamasi pada permukaan dan dasar
perairan serta pada kondisi pasang dan surut. Alasan pemilihan titik
pengambilan sampel ini, adalah untuk melihat kondisi eksisting kualitas air
laut sekitar area reklamasi.
2. Satu (1) titik pada sebelah utara rencana reklamasi area 1B dan penimbunan
material hasil keruk pada permukaan dan dasar perairan serta pada kondisi
pasang dan surut. Alasan pemilihan titik pengambilan sampel ini, adalah untuk
melihat kondisi eksisting kualitas air laut sekitar area reklamasi.
3. Satu (1) titik sebelah utara berjarak 1 mil laut sebagai kontrol pada permukaan
dan dasar pada kondisi pasang dan surut. Alasan pemilihan titik pengambilan

20
sampel ini, adalah untuk melihat kondisi eksisting kualitas air laut diluar
lokasi reklamasi (titik kontrol).
4. Satu (1) titik di sebelah utara area jangka pendek pada permukaan dan dasar
perairan serta pada kondisi pasang dan surut. Alasan pemilihan titik di lokasi
ini adalah untuk melihat kondisi eksisting kualitas air laut di sekitar area
jangka pendek.
5. Satu (1) titik di sebelah timur area jangka pendek pada permukaan dan dasar
perairan serta pada kondisi pasang dan surut. Alasan pemilihan titik di lokasi
ini adalah untuk melihat kondisi eksisting kualitas air laut di sekitar area
jangka pendek.
6. Satu (1) titik di sebelah utara budidaya kerang hijau pada permukaan dan
dasar perairan serta pada kondisi pasang dan surut. Alasan pemilihan titik di
lokasi ini adalah untuk melihat kondisi eksisting kualitas air laut di sekitar
budidaya kerang hijau.
7. Satu (1) titik di sebelah timur area container yard 1A pada permukaan dan
dasar perairan serta pada kondisi pasang dan surut. Alasan pemilihan titik di
lokasi ini adalah untuk melihat kondisi eksisting kualitas air laut di sekitar
lokasi pembangunan container yard 1A.
8. Satu (1) titik di rencana reklamasi area 1B dan penimbunan material hasil
keruk pada permukaan dan dasar perairan serta pada kondisi pasang dan surut.
Alasan pemilihan titik pengambilan sampel ini, adalah untuk melihat kondisi
eksisting kualitas air laut sekitar area reklamasi.
9. Tiga (3) titik masing-masing pada Muara Kali Kresek, Kali Lagoa, dan Kali
Japat pada kondisi pasang dan surut. Alasan pemilihan titik pengambilan
sampel ini, adalah untuk melihat kondisi eksisting kualitas air laut di muara.
10. Tiga (3) titik masing-masing pada up stream (hulu) Muara Kali Kresek, Kali
Lagoa, dan Kali Japat pada kondisi pasang surut sebelum penyaringan
sampah. Alasan pemilihan titik pengambilan sampel ini, adalah untuk melihat
eksisting kualitas air permukaan Kali Japat, Kali Lagoa, dan Kali Kresek
sebelum memasuki Kawasan Pelabuhan Tanjung Priok.

21
4. Biota Laut
A. Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data biota laut dilakukan baik secara langsung (data primer)
atau tidak langsung (data sekunder). Pengamatan komponen biota laut meliputi
jenis-jenis plankton, nekton dan benthos. Pengambilan contoh plankton dilakukan
dengan mengunakan plankton net dengan mesh size 4 m yang di grab secara
vertikal dengan kapal pada kedalaman berdasarkan migrasi harian. Pengambilan
contoh benthos dilakukan dengan mengunakan Petersen Grab. Sebagai data
pendukung akan dilakukan pengumpulan data sekunder mengenai hasil tangkapan
ikan di TPI Cilincing (Muara Cakung Drain).
B. Metode Analisis Data
Kondisi struktur komunitas biota laut mengambarkan kondisi perairan.
Analisis data biota laut adalah sebagai berikut :
a. Keanekaragaman species dinyatakan dengan indeks keanekaragaman (H)
Shannon-Wiener :

b. Keseragaman adalah komposisi individu dalam setiap genus yang terdapat


dalam komunitas. Keseragaman didapat dengan membandingkan indeks
keanekaragaman dengan nilai maksimumnya. Keseragaman dihitung dengan
rumus :

22
c. Dominansi suatu jenis di dalam komunitas dapat diduga dengan indeks
dominansi Simpson yaitu sebagai berikut :

Hubungan antara tingkat pencemaran dan plankton sebagai produsen alami di


perairan dapat dilihat dari Koefisien Saprobik (Dresscher dan Van der Mark
dalam Basmi, 2000 ; berikut :

Dimana hasil koefisien tersebut akan diintegrasikan pada tabel berikut :


Tabel 3.5 Koefisien Integrasi Bahan Pencemar

23
C. Lokasi Pengamatan
Lokasi pengambilan contoh data kualitas air dan biota air akan dilakukan
pada lokasi sebagai berikut:
1. Satu (1) titik pada sebelah barat rencana reklamasi pada permukaan dan dasar
perairan serta pada kondisi pasang dan surut. Alasan pemilihan titik
pengambilan sampel ini, adalah untuk melihat kondisi eksisting biota air di
sekitar area reklamasi.
2. Satu (1) titik pada sebelah utara rencana reklamasi area 1B dan penimbunan
material hasil keruk pada permukaan dan dasar perairan serta pada kondisi
pasang dan surut. Alasan pemilihan titik pengambilan sampel ini, adalah untuk
melihat kondisi eksisting biota air di sekitar area reklamasi.
3. Satu (1) titik sebelah utara berjarak 1 mil laut sebagai kontrol pada permukaan
dan dasar pada kondisi pasang dan surut. Alasan pemilihan titik pengambilan
sampel ini, adalah untuk melihat kondisi eksisting biota air diluar lokasi
reklamasi (titik kontrol).
4. Satu (1) titik di sebelah utara area jangka pendek pada permukaan dan dasar
perairan serta pada kondisi pasang dan surut. Alasan pemilihan titik di lokasi
ini adalah untuk melihat kondisi eksisting biota air di sekitar area jangka
pendek.
5. Satu (1) titik di sebelah timur area jangka pendek pada permukaan dan dasar
perairan serta pada kondisi pasang dan surut. Alasan pemilihan titik di lokasi
ini adalah untuk melihat kondisi eksisting biota air di sekitar area jangka
pendek.
6. Satu (1) titik di sebelah utara budidaya kerang hijau pada permukaan dan
dasar perairan serta pada kondisi pasang dan surut. Alasan pemilihan titik di
lokasi ini adalah untuk melihat kondisi eksisting biota air di sekitar budidaya
kerang hijau.
7. Satu (1) titik di sebelah timur area container yard 1A pada permukaan dan
dasar perairan serta pada kondisi pasang dan surut. Alasan pemilihan titik di

24
lokasi ini adalah untuk melihat kondisi eksisting kualitas biota air di sekitar
lokasi pembangunan container yard 1A.
8. Satu (1) titik di rencana reklamasi area 1B dan penimbunan material hasil
keruk pada permukaan dan dasar perairan serta pada kondisi pasang dan surut.
Alasan pemilihan titik pengambilan sampel ini, adalah untuk melihat kondisi
eksisting biota air di sekitar area reklamasi.
9. Tiga (3) titik masing-masing pada Muara Kali Kresek, Kali Lagoa, dan Kali
Japat pada kondisi pasang dan surut. Alasan pemilihan titik pengambilan
sampel ini, adalah untuk melihat kondisi eksisting biota air di di muara.
10. Tiga (3) titik masing-masing pada up stream (hulu) Muara Kali Kresek, Kali
Lagoa, dan Kali Japat pada kondisi pasang surut sebelum penyaringan
sampah. Alasan pemilihan titik pengambilan sampel ini, adalah untuk melihat
eksisting kualitas biota air di Kali Japat, Kali Lagoa, dan Kali Kresek sebelum
memasuki Kawasan Pelabuhan Tanjung Priok.
11. Untuk Nekton mengunakan data sekunder yang didapat di TPI Cilincing.

5. Sosial Ekonomi Budaya Masyarakat


Berbagai aspek sosial, ekonomi dan budaya yang akan dikaji dalam studi
ANDAL ini secara umum dilakukan dengan cara mengkombinasikan muatan
yang terkandung dalam Keputusan Kepala Bapedal No.299 Tahun 1999 tentang
Pedoman Teknis Kajian Aspek Sosial dalam Penyusunan AMDAL dengan
Keputusan Kepala Bapedal Nomor 08 Tahun 2000 tentang Keterlibatan
Masyarakat dan Keterbukaan Informasi dalam AMDAL. Sesuai dengan hasil
proses pelingkupan dengan cara mengidentifikasi keterkaitan antara deskripsi
rencana usaha dan/atau kegiatan dengan dampak potensial yang mungkin
ditimbulkan, maka berbagai aspek sosial, ekonomi dan budaya yang akan dikaji
dalam studi ANDAL ini adalah sebagai berikut:
a. Demografi
Komponen demografi yang akan dikaji meliputi aspek :
Struktur Penduduk meliputi : a). Komposisi Penduduk (komposisi penduduk
menurut usia, jenis kelamin, mata pencaharian, tingkat pendidikan, agama dan

25
rata-rata anggota keluarga, dan rasio beban ketergantungan (dependency
ratio), dan b). Kepadatan penduduk.
Proses Penduduk meliputi : pertumbuhan penduduk dan mobilitas penduduk
(migrasi masuk, migrasi keluar, pola migrasi (sirkuler, komuter, permanen)
dan pola penyebaran penduduk).
Tenaga Kerja meliputi : tingkat partisipasi angkatan kerja dan tingkat
pengangguran.
b. Sosial Ekonomi
Aspek sosial ekonomi yang akan dikaji meliputi sub komponen :
Mata Pencaharian atau Sumber Pendapatan
Kesempatan kerja dan berusaha.
Tingkat pendapatan (tingkat pendapatan rumah tangga dan tingkat pendapatan
perkapita).
c. Sosial budaya
Aspek sosial budaya yang akan dikaji meliputi sub komponen :
Kebudayaan (adat istiadat, nilai dan norma budaya).
Proses Sosial (proses asosiatif/kerjasama, proses disosiatif/konflik, akulturasi).
Pranata Sosial/Kelembagaan Masyarakat (kelembagaan di bidang ekonomi,
pendidikan, agama, sosial dan keluarga).
Persepsi dan sikap masyarakat terhadap rencana usaha dan kegiatan.

A. Metode Pengumpulan Data


Secara umum jenis data sosial, ekonomi dan budaya yang akan
dikumpulkan meliputi data primer dan data skunder. Pengumpulan data dilakukan
untuk memperoleh data primer dan sekunder yang bersifat kualitatif dan
kuantitatif. Data primer tersebut dikumpulkan melalui:
a. Masukan langsung dari masyarakat saat sosialisasi dan konsultasi publik.
b. Masukan langsung dari masyarakat pemerhati setelah membaca pemasangan
iklan di koran nasional dan lokal.

26
c. Analisis isi (content analysis) dari berbagai media (multi media) yang terkait
dengan pemberitaan rencana usaha kegiatan dan kondisi sosial ekonomi dan
budaya masyarakat di wilayah studi.
d. Daftar pertanyaan yang disusun dalam bentuk kuisioner yang akan digunakan
oleh pewawancara (enumerator) sebagai panduan untuk memperoleh data-data
yang dibutuhkan. Hasil kuesioner untuk masyarakat sekitar pada saat
penyusunan dokumen ANDAL.
e. Wawancara mendalam (indepth interview) dilakukan terhadap tokoh
masyarakat, informan kunci, pejabat instansi terkait (lurah, camat, dll), dan
para pelaku sosial ekonomi yang relevan sesuai dengan kebutuhan data.
f. Observasi dilakukan terhadap kegiatan atau aktivitas masyarakat yang
diprakirakan akan terkena dampak langsung dan/atau tidak langsung.
g. Data sekunder diperoleh dari kantor pemerintah setempat ataupun instansi
terkait, seperti: Kantor Kecamatan Cilincing, Kantor Kelurahan Kalibaru, dan
Kantor BPS Kota Administrasi Jakarta Utara.
Penentuan jumlah responden dilakukan dengan menggunakan metode
pengambilan sampel secara acak (random sampling), dimana responden dipilih
berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu. Beberapa pertimbangan yang
digunakan dalam menentukan responden dalam studi ini adalah :
1. Difokuskan kepada responden yang diprakirakan akan terkena dampak negatif
langsung yang berada di dalam batas wilayah studi (seperti masyarakat yang
akan terkena kegiatan pembebasan lahan.
2. Difokuskan pada responden yang terkena dampak positif langsung (seperti
angkatan kerja yang dimungkinkan akan diserap oleh adanya rencana usaha
dan/atau kegiatan, dan pelaku usaha ekonomi lokal yang akan memperoleh
peluang berusaha dengan adanya rencana usaha dan/atau kegiatan) yang
berada di dalam batas wilayah studi
3. Difokuskan pada masyarakat pemerhati lingkungan dan masyarakat yang
terpengaruh dengan segala keputusan dalam proses AMDAL, seperti tokoh
masyarakat, tokoh LSM lingkungan hidup, tokoh nelayan, tokoh pemuda, dan
lain-lain. Berdasarkan pendekatan dalam penentuan jumlah responden

27
sebagaimana diuraikan di atas, maka jumlah sampel (responden) dalam studi
ini ditetapkan sebanyak 100 responden. Jumlah responden tersebut ditentukan
dengan menggunakan rumus Slovin, yaitu :

Berdasarkan data rona awal, jumlah KK yang terdapat di Kelurahan


Kalibaru pada tahun 2012 (Laporan Monografi Kelurahan Kalibaru, bulan April
2012) sebanyak 16.634 KK (jumlah KK tersebut merupakan jumlah/ukuran
populasi (N)). Maka dengan menggunakan rumus Slovin di atas diperoleh
jumlah/ukuran sampelnya sebanyak 99,39 responden dan kemudian dibulatkan
menjadi 100 responden. Berdasarkan pada uraian di atas, maka jika disarikan
komponen lingkungan, parameter, metode pengumpulan dan analisis data sosial
ekonomi dan budaya disajikan pada Tabel berikut ini :

Tabel 3.6 Komponen Lingkungan, Paramater dan Metod Pengumpulan


Data Sosial Ekonomi dan Budaya

B. Metode Analisis Data

28
Analisis data dan informasi tentang gambaran tentang kondisi sosial,
ekonomi dan budaya masyarakat dilakukan dengan menggunakan pendekatan
triangulasi data, yaitu suatu pendekatan dengan memanfaatkan tiga teknik
pengumpulan data melalui kegiatan studi pustaka, pengamatan (observasi) dan
wawancara. Pada dasarnya pendekatan ini bertujuan untuk menguji serta
meningkatkan tingkat keabsahan/kesahihan data yang diperoleh. Sedangkan
metode analisa daAsecara umum menggunakan gabungan antara metode
kuantitatif dan kualitatif. Hasil analisa data ditampilkan dalam bentuk persentase,
tabel (tabulasi frekuensi dan tabulasi silang), grafik serta gambar.
Metode analisa data demografi yang digunakan antara lain :

29
Sayogyo (1977) membangun kriteria kemiskinan yang dibagi menjadi 4 (empat)
kriteria yaitu :

1. Sangat Miskin, jika pendapatan perkapita/tahun seseorang kurang dari 240 Kg


setara beras
2. MIskin, jika pendapatan perkapita/tahun seseorang antara 241 360 Kg setara
beras,
3. Kekurangan, jika pendapatan perkapita/tahun seseorang antara 361 480 Kg
setara beras, dan 4). Tidak Miskin, jika pendapatan perkapita/tahun seseorang
lebih dari 480 Kg setara beras.

30
C. Lokasi Pengamatan
Pengumpulan data primer dilakukan dengan menggunakan wawancara
terstruktur dengan menggunakan kuisioner, wawancara mendalam dan
pengamatan langsung di lokasi yang termasu ke dalam batas wilayah studi
(khususnya batas sosial). Sementara pengumpulan data sekunder diperoleh dari
kantor kecamatan, Kantor kelurahan, Biro Pusat Statistik dan instansi terkait
lainnya
.
6. Lalu Lintas Darat
A. Metode Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan gambaran mengenai kondisi lalu lintas eksisting dan
keperluan tahap identifikasi masalah dan analisis, maka pengumpulan data primer
telah dilakukan secara langsung pada studi dengan tujuan memperoleh informasi
penting berkaitan dengan pola perjalanan pada daerah studi. Pelaksanaan waktu
survai dipilih berdasarkan pertimbangan hari-hari yang dianggap melakukan
puncak kegiatan rutin. Untuk studi lalu lintas Pembangunan Terminal Kalibaru ini
akan melakukan survai lapangan pada hari kerja dan jam sibuk. Selain itu data-
data sekunder mengenai kondisi Jalan di sekitar Pembangunan Terminal Kalibaru
juga akan menjadi masukkan terutama dari Dinas Perhubungan DKI Jakarta.
Survai lapangan yang akan dilakukan didasarkan pada kebutuhan adalah :
a. Survai Inventarisasi jaringan jalan
b. Survai Pencacahan volume lalu lintas

A. Survai Inventarisasi Jalan


Survai Inventarisasi Jalan dilakukan untuk mengetahui dan mengenal
gambaran dimensi pada ruas jalan di sekitar kawasan studi. Data geometri yang
diukur adalah penampang melintang jalan, yaitu RUMIJA, RUWASJA,
RUMAJA, lebar perkerasan jalan sesuai dengan PPRI Nomor 34 tahun 2006
tentang Jalan. Gambaran tentang dimensi jalan ini penting untuk mempermudah
dalam penghitungan kapasitasnya, agar segera dapat mengantisipasi jalan-jalan

31
yang tidak kuat menerima akibat adanya beban tambahan dari bangkitan dan
tarikan dari Pembangunan Terminal Kalibaru .

B. Survai Pencacahan Volume Lalu Lintas Pada Ruas Lalu Lintas

Pelaksanaan survai volume lalu lintas dilaksanakan dengan dua maksud,


yaitu: pengumpulan data volume lalu lintas sebagai dasar pelaksanaan proses
validasi dan kalibrasi model transportasi yang telah dikembangkan. Untuk
keperluan ini, maka volume lalu lintas yang akan diukur adalah actual flow, yaitu
volume lalu lintas yang diusahakan sedekat mungkin dengan nilai demand.
Pelaksanaan survai ini adalah pada suatu titik yang mewakili ruas jalan dengan
menggunakan teknik pencacahan terklasifikasi (Classified Traffic Count).
Pengumpulan data volume lalu lintas sebagai parameter proses penilaian kinerja
jaringan jalan dan lalu lintas. Untuk keperluan ini, selain survai volume lalu lintas
ruas jalan sebagaimana disebut pada poin di atas, maka diperlukan pula
pencacahan volume lalu lintas di simpang dengan menggunakan teknik
pencacahan gerakan berbelok yang terklasifikasi (Classified Turning Movement
Counting). Survai volume lalu lintas dilakukan dalam kondisi sibuk pagi, sibuk
siang dan sibuk sore. Pada survai lalu lintas dilakukan pencacahan pada empat
jenis kendaraan, kategori jenis kendaraan yang disurvai tersebut dapat dilihat
dalam tabel berikut ini.

Tabel 3.8 Jenis Kendaraan Yang di Survai

B. Metode Analisis Data


1. Analisis Mobilitas dengan mengunakan parameter VCR yang menyatakan
tingkat kejenuhan ruas jalan terhadap kapasitasnya. Volume (V) ; Hasil
pengukuran jumlah kendaraan dalam satuan SMP (satuan mobil penumpang)
Kapasitas jalan (C)= Co x FCw x FCsp x FCsf x FCcs dengan:

32
C = kapasitas ruas jalan (smp/jam
Co = kapasitas dasar (smp/jam)
FCw = faktor lebar jalan
FCsp = faktor penyesuaian kapasitas untukpemisahan arah
FCsf = faktor hambatan samping
FCcs = faktor ukuran kota
Jika VCR mendekati 1, maka kemaecetan akan terjadi
2. Analisis Aksesbilitas dengan mengunakan parameter waktu tempuh dan
kecepatan perjalanan (travel time dan travel speed) setelah memperhitungkan
hambatan pada ruas dan simpang.

C. Lokasi Pengamatan
Tabel 3.9 Lokasi dan Jenis Survai Lalu Lintas Di Wilayah Studi

33
7. Lalu Lintas Perairan
A. Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data lalu lintas laut akan mengunakan data sekunder dari PT
Pelabuhan Indonesia II (Persero), Kantor Otoritas Pelabuhan Tanjung Priok, dan
Administrator Pelabuhan Tanjung Priok. Untuk mendapatkan gambaran mengenai
kondisi lalu lintas laut eksisting dan keperluan tahap identifikasi masalah dan
analisis, maka pengumpulan data primer telah dilakukan secara langsung pada
studi dengan tujuan memperoleh informasi penting berkaitan dengan pola
perjalanan pada daerah studi.
B. Metode Analisis Data
Metode analisis data mengunakan trend kunjungan kapal (ship call) dan
rute pelayarannya.
C. Lokasi Pengamatan
Pengumpulan data sekunder dilakukan di kantor PT Pelabuhan Indonesia
II (Persero), Kantor Otoritas Pelabuhan Ta njung Priok dan Administrator
Pelabuhan Tanjung Priok

3.3 Metode Prakiraan Dampak Penting


Prakiraan akan dilakukan secara cermat terhadap dampak dari kegiatan
Pembangunan Terminal Kalibaru terhadap lingkungan hidup. Telaahan ini
dilakukan dengan cara menganalisis perbedaan antara kondisi kualitas lingkungan
hidup yang diperkirakan dengan adanya kegiatan, dan kondisi kualitas lingkungan
hidup yang diperkirakan tanpa adanya kegiatan dengan menggunakan metode
prakiraan dampak baik dengan metode formal maupun non formal. Adapun
metode-metode tersebut dapat dilihat sebagai berikut :
Tahap Pra- Konstruksi
1. Perubahan Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat
a. Perubahan Persepsi Masyarakat
Dampak penting hipotetik berupa perubahan persepsi masyarakat
bersumber dari kegiatan pembebasan lahan. Metode yang digunakan untuk
memprakirakan perubahan persepsi masyarakat adalah metode analisa deskriptif

34
dan kualitatif oleh tenaga ahli sosial ekonomi budaya. Parameter yang digunakan
untuk memprakirakan dampak adalah jumlah dan/atau persentase responden yang
menyatakan sikap setuju dan tidak setuju terhadap rencana pembebasan lahan.
Secara lebih mendalam, akan dikaji pula alasan-alasan yang mendasari dari sikap
masyarakat tersebut. Jika persentase responden yang menyatakan tidak setuju
terhadap rencana kegiatan pembebasan lahan melebihi atau sama dengan 50% (
50%), maka dampak perubahan persepsi masyarakat sebagai akibat dari kegiatan
pembebasan lahan dikategorikan sebagai dampak besar. Sedangkan sifat penting
dampak akan diukur dengan menggunakan kriteria Kepka Bapedal No. 56 Tahun
1994 tentang Pedoman Mengenai Ukuran Dampak Penting.
b. Hilangnya Pendapatan
Dampak penting hipotetik berupa hilangnya pendapatan bersumber dari
kegiatan pembebasan lahan. Metode yang digunakan untuk memprakirakan
perubahan hilangnya pendapatan adalah metode analisa deskriptif dan kualitatif
oleh tenaga ahli sosial ekonomi budaya. Parameter yang digunakan untuk
memprakirakan dampak adalah jumlah dan/atau persentase responden yang
menyatakan sikap setuju dan tidak setuju terhadap rencana pembebasan lahan
yang mengakibatkan hilangnya atau berkurangnya sumber pendapatan mereka.
Secara lebih mendalam, akan dikaji pula alasan-alasan yang mendasari dari sikap
masyarakat tersebut. Jika persentase responden yang menyatakan tidak setuju
terhadap rencana kegiatan pembebasan lahan melebihi atau sama dengan 50% (
50%), maka dampak perubahan hilangnya pendapatan sebagai akibat dari kegiatan
pembebasan lahan dikategorikan sebagai dampak besar. Sedangkan sifat penting
dampak akan diukur dengan menggunakan kriteria Kepka Bapedal No. 56 Tahun
1994 tentang Pedoman Mengenai Ukuran Dampak Penting.

Tahap Konstruksi
1. Perubahan Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat
a. Perubahan Persepsi Masyarakat
Dampak penting hipotetik timbulnya persepsi masyarakat untuk bekerja
pada tahap konstruksi bersumber dari 1) Mobilisasi Tenaga Kerja, 2)

35
Pembangunan Container Yard 1 A, 3) Pembangunan Dermaga 1 A, 4)Reklamasi
Area 1 B Penempatan material hasil keruk. Prakiraan besar dampak penting
hipotetik perubahan persepsi masyarakat pada tahap konstruksi akan diukur
dengan metode analisa deskriptif dan kualitatif oleh tenaga ahli sosial ekonomi
budaya. Di mana pendekatan yang digunakan adalah untuk mengetahui harapan
dan tingkat ekspektasi masyarakat terhadap kegiatan perekrutan tenaga kerja.
Untuk mengukur besaran dampak dari kegiatan konstruksi Terminal Kalibaru
terhadap perubahan persepsi masyarakat, maka perlu terlebih dahulu diketahui
besar dampak perubahan kualitas air dan gangguan lalulintas perairan sebagai
akibat dari kegiatan tersebut. Untuk menentukan sifat penting dampak akan
diukur dengan menggunakan kriteria Kepka Bapedal No. 56 Tahun 1994 tentang
Pedoman Mengenai Ukuran Dampak Penting.
b. Peningkatan Kesempatan Kerja dan Berusaha
Dampak penting hipotetik peningkatan kesempatan kerja dan berusaha
pada tahap konstruksi bersumber dari kegiatan mobilisasi tenaga kerja. Metode
prakiraan yang digunakan untuk mengukur besar dampak perubahan kesempatan
kerja dan berusaha adalah metode formal, dengan rumus sebagai berikut:

Sedangkan metode prakiraan yang digunakan untuk mengukur besar


dampak perubahan peluang berusaha diukur dengan cara memprakirakan jumlah
dan jenis peluang berusaha yang mungkin timbul dengan adanya kegiatan-
kegiatan pada tahap konstruksi. Untuk menentukan sifat penting dampak akan
diukur dengan menggunakan kriteria Kepka Bapedal No. 56 Tahun 1994 tentang
Pedoman Mengenai Ukuran Dampak Penting.
2. Perubahan Fisika Kimia
1. Perubahan Pola Arus
Dampak penting hipotetik terhadap komponen arus bersumber dari kegiatan
Pembuatan Breakwater/revetment dan Reklamasi Area 1 B dan Penempatan

36
material hasil keruk. Prakiraan besar dampak untuk dampak penting hipotetik
perubahan pola arus akan dilakukan dengan metode matematis :
Untuk melihat dampak tidak langsung dimana arus menyebarluaskan
kekeruhan, maka digunakan model sebaran sedimen tersuspensi yang
disimulasikan dengan menggunakan MIKE 21 MT versi 2005 yang
dikembangkan oleh DHI Water and Environment, Denmark. Transpor sedimen
diselesaikan dengan menggunakan persamaan adveksi-dispersi. Persamaan
tersebut dapat dituliskan sebagai berikut:

Persamaan adveksi-dispersi diselesaikan secara eksplisit dengan


pendekatan beda hingga (finite difference) orde ketiga, yang dikenal dengan
skema ULTIMATE (Leonard, 1991). Laju deposisi dinyatakan dengan persamaan
(Krone 1962):

37
Mehta et al. (1989), menggambarkan laju erosi dasar dengan persamaan
berikut:

Kecepatan Jatuh Sedimen :

Kecepatan jatuh sedimen (sediment settling velocity) diformulasikan dengan


persamaan berikut (Rijn, 1984; Yalin, 1972; Fredsoe, 1981):

Untuk melihat perubahan pola arus akibat adanya kegiatan pembangunan


breakwater, maka akan dibuatkan skenario arus tanpa adanya kegiatan dan setelah
terjadi adanya kegiatan, dengan menggunakan persamaan hidrodinamika dua
dimensi yang telah disebutkan diatas.

2. Peningkatan Konsentrasi TSS


Dampak penting hipotetik peningkatan konsentrasi TSS bersumber dari 1)
Pengerukan dan Pembongkaran Breakwater Eksisting, 2) Pembangunan Container
Yard 1 A, 3) Pembangunan Dermaga 1 A, 4) Pembangunan Dermaga 1B, 5)
Reklamasi area 1B dan 6) Penempatan material hasil keruk. Prakiraan besar

38
dampak untuk dampak penting hipotetik peningkatan konsentrasi TSS akan
dilakukan dengan metode matematis, sebagai berikut :

Selain itu juga akan dianalisis berdasarkan pembahasan perubahan arus. Untuk
menentukan sifat penting dampak akan diukur dengan menggunakan kriteria
Kepka Bapedal No. 56 Tahun 1994 tentang Pedoman Mengenai Ukuran Dampak
Penting.

3. Peningkatan Antrian Kapal


Dampak penting hipotetik peningkatan antrian kapal, bersumber
konstruksi Dermaga 1B. Dalam melakukan analisis prakiraan dampak aspek
peningkatan antrian kapal digunakan analisis deskriptif kualitatif (profesional
judgement) dari tenaga ahli transportasi laut dengan menganalisis rute pelayaran
kapal eksisting. Sifat penting dampak akan diukur dengan menggunakan kriteria
Kepka Bapedal No. 56 Tahun 1994 tentang Pedoman Mengenai Ukuran Dampak
Penting.

4. Perubahan Kelimpahan Benthos


Dampak penting hipotetik perubahan kelimpahan benthos bersumber dari
kegiatan pengerukan dan pembongkaran breakwater eksisting, pembuatan
breakwater/revetment, reklamasi area 1 B dan penempatan material hasil keruk.
Prakiraan besar dampak untuk dampak penting hipotetik perubahan kelimpahan
benthos akan dilakukan dengan analisis deskriptif kualitatif (profesional
judgement) oleh tenaga ahli kualitas air laut dan biologi laut, berdasarkan
kelimpahan benthos eksisting dan studi-studi yang pernah dilakukan di kawasan
tersebut, sehingga dapat diketahui trend pertumbuhan benthos. Sedangkan sifat

39
penting dampak akan diukur dengan menggunaka kriteria Kepka Bapedal No. 56
Tahun 1994 tentang Pedoman Mengenai Ukuran Dampak Penting.

Tahap Operasi
1. Perubahan Sosial Ekonomi Masyarakat
a. Perubahan Persepsi Masyarakat
Dampak penting hipotetik perubahan persepsi masyarakat bersumber dari
kegiatan mobilisasi tenaga kerja pada tahap operasi dan kegiatan CSR. Untuk
memprakirakan besar dampak penting hipotetik perubahan persepsi masyarakat
akan diukur dengan metode kualitatif oleh tenaga ahli sosial ekonomi budaya.
Dimana pendekatan yang digunakan adalah dengan mengetahui harapan dan
tingkat ekspektasi masyarakat terhadap kegiatan mobilisasi tenaga kerja dan
kegiatan CSR. Sedangkan sifat penting dampak akan diukur dengan menggunakan
kriteria Kepka Bapedal No. 56 Tahun 1994 tentang Pedoman Mengenai Ukuran
Dampak Penting.
b. Peningkatan Kesempatan Kerja dan berusaha
Dampak penting hipotetik peningkatan kesempatan kerja dan berusaja
pada tahap operasi bersumber dari kegiatan mobilisasi tenaga kerja. Metode
prakiraan yang digunakan untuk mengukur besar dampak peningkatan
kesempatan kerja dan berusaha adalah metode formal, dengan rumus sebagai
berikut:

Metode prakiraan yang digunakan untuk mengukur besar dampak kesempatan


berusaha diukur dengan cara memprakirakan jumlah dan jenis peluang berusaha
yang mungkin timbul dengan adanya kegiatan-kegiatan pada tahap operasi.
Sedangkan sifat penting dampak akan diukur dengan menggunakan kriteria Kepka
Bapedal No. 56 Tahun 1994 tentang Pedoman Mengenai Ukuran Dampak
Penting.

40
c. Gangguan Kamtibmas
Dampak penting hipotetik gangguan kamtibmas bersumber dari mobilisasi
tenaga kerja. Prakiraan besar dampak untuk dampak penting hipotetik gangguan
kamtibmas akan dilakukan denga metode analisa deskriptif kualitatif (profesional
judgement) dan analogi dengan kegiatan-kegiatan yang saat ini telah berjalan di
Pelabuhan Tanjung Priok oleh tenaga ahli sosial ekonomi dan budaya. Sedangkan
sifat penting dampak akan diukur dengan menggunakan kriteria Kepka Bapedal
No. 56 Tahun 1994 tentang Pedoman Mengenai Ukuran Dampak Penting.

2. Perubahan Fisika Kimia


a. Peningkatan Debu (TSP), CO, SO2 dan NO2)
Dampak penting hipotetik peningkatan debu (TSP), CO, SO2 dan NO2,
bersumber dari kegiatan transportasi lalu lintas kendaraan berat dari atau ke
Terminal Kalibaru. Dalam melakukan analisis prakiraan dampak penurunan
kualitas udara digunakan metode matematis. Untuk memprediksi penurunan
kualitas udara, dilakukan perhitungan dengan memakai persamaan-persamaan
sebagai berikut :

41
Untuk mengetahui persebaran gas buang di udara ambient dipakai
persamaan Gaussian untuk ground level line source sebagai berikut :

Sifat penting dampak akan diukur dengan menggunakan kriteria Kepka Bapedal
No. 56 Tahun 1994 tentang Pedoman Mengenai Ukuran Dampak Penting.

b. Peningkatan Konsentrasi Fenol


Dampak penting hipotetik peningkatan konsentrasi fenol, bersumber dari
kegiatan bongkar muat curah cair. Prakiraan besar dampak untuk dampak penting
hipotetik adalah :

Sedangkan sifat penting dampak akan diukur dengan menggunakan


kriteria Kepka Bapedal No. 56 Tahun 1994 tentang Pedoman Mengenai Ukuran
Dampak Penting.

c. Peningkatan Kemacetan
Dampak penting hipotetik peningkatan kemacetan, bersumber dari
kegiatan transportasi peti kemas, curah cair, dan gas dari atau ke Terminal
Kalibaru. Dalam melakukan analisis prakiraan dampak aspek gangguan lalu lintas
darat digunakan beberapa model perhitungan tergantung pada ketersediaan data.
pembebanan perjalanan di sekitar lokasi akibat perkembangan kawasan
Pembangunan Terminal Kalibaru, ditambahkan dengan lalu lintas dasar (base-
traffic) untuk mendapatkan pembebanan yang nyata pada daerah pengaruh. Empat
tahapan pemodelan lalu lintas yang digunakan adalah sebagai berikut:
Perkiraan Bangkitan Perjalanan (Trip Generation)

42
Tahap awal dari empat tahapan proses pemodelan (modelling) ini adalah
bangkitan perjalanan (Trip Generation) yang dalam hal ini sesuai dengan
jumlah penambahan unit baru. Dengan mengambil asumsi adanya keterkaitan
antara penambahan unit baru dengan jumlah perjalanan keluar masuk lokasi,
maka dapat ditentukan hubungan matematis yang menggambarkan tingkat
tarikan dan bangkitan perjalanan ke lokasi tersebut.
Distribusi Perjalanan (Trip Distribution)
Trip Distribution pada intinya adalah tahapan untuk mendapatkan prosentase
penyebaran pergerakan lalu lintas kendaraan.
Pemilihan Moda (Modal Split)
Dalam melaksanakan tahapan modal split, ada 2 (dua) macam konsep
pendekatan, yaitu Trip End Model dan Trip Interchange Modal Split Model.
Pembebanan Perjalanan (Trip/Traffic Assignment)
Tahapan terakhir adalah Trip/Traffic Assignment. Tahapan ini menggunakan
Model matematis yang dirumuskan pada MKJI, 1997. Tahapan ini akan
menghasilkan indikator kinerja lalu lintas yang berupa V/C ratio.
d. Peningkatan Antrian Kapal
Dampak penting hipotetik peningkatan antrian kapal, bersumber dari
kegiatan operasional Terminal Kalibaru. Dalam melakukan analisis prakiraan
dampak aspek gangguan lalu lintas kapal digunakan analisa deskriptif kualitatif
(profesional judgment) oleh tenaga ahli transportsi laut dengan menganalisis rute
pelayaran kapal eksisting dan trend/rencana shipcall (kunjungan kapal). Sifat
penting dampak akan diukur dengan menggunakan kriteria Kepka Bapedal No. 56
Tahun 1994 tentang Pedoman Mengenai Ukuran Dampak Penting.
Berikut adalah penjelasan dari sifat dampak, besaran dampak, dan sifat
penting dampak:
A. Sifat Dampak
Sifat dampak dibedakan atas dampak positif dan dampak negatif. Dampak
positif adalah jenis dampak yang timbul dan yang menguntungkan bila ditinjau
dari segi lingkungan hidup termasuk kehidupan manusia. Sedangkan dampak

43
negatif adalah dampak-dampak yang timbul dan yang merugikan bila ditinjau dari
segi lingkungan hidup, termasuk kehidupan manusia.
B. Sifat Penting Dampak
Kriteria sifat penting dampak mengacu pada Keputusan Kepala Bapedal
56/1994 tentang Pedoman Mengenai Ukuran Dampak Penting, dimana dampak
yang timbul karena kegiatan kegiatan dapat dikategorikan penting dan tidak
penting seperti dapat dilihat pada tabel berikut dengan mempertimbangkan 6
(enam) faktor penentu dampak penting seperti:
1. Jumlah penduduk yang terkena dampak
2. Luas sebaran dampak
3. Intensitas dampak dan Lamanya dampak berlangsung
4. Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang terkena dampak
5. Sifat kumulatif dampak
6. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Akhirnya langkah selanjutnya dilakukan telaah evaluasi secara holistik
terhadap dampak-dampak penting yang terjadi dengan mengunakan metode
matriks bagan alir.

44
BAB IV
METODE EVALUASI DAMPAK PENTING

Dalam bab ini akan diuraikan mengenai hasil telaahan dampak penting
dari rencana kegiatan. Hasil evaluasi ini selanjutnya menjadi masukan bagi
instansi yang bertanggung jawab untuk memutuskan kelayakan lingkungan hidup
dari rencana kegiatan sebagaimana dimaksud dalam PP. Nomor 27 Tahun 2012.
a. Telaahan terhadap dampak penting
Telaahan secara holistik atas berbagai komponen lingkungan hidup yang
diprakirakan mengalami perubahan mendasar sebagaimana dikaji pada
pelingkupan isu pokok. Yang dimaksud dengan evaluasi dampak yang bersifat
holistik adalah telaahan secara totalitas terhadap beragam dampak besar dan
penting lingkungan hidup yang dimaksud pada pelingkupan isu pokok dengan
sumber rencana kegiatan penyebab dampak. Beragam komponen lingkungan
hidup yang terkena dampak penting tersebut (baik positif maupun negatif)
ditelaah sebagai satu kesatuan yang saling terkait dan saling pengaruh-
mempengaruhi, sehingga diketahui sejauh mana perimbangan dampak besar dan
penting yang bersifat positif dengan yang bersifat negatif. Telaahan ini akan
menggunakan bagan alir.
b. Telaahan sebagai dasar pengelolaan
1. Kausatif
Hubungan sebab akibat (kausatif) antara rencana kegiatan dan rona
lingkungan hidup dengan dampak positif dan negatif yang mungkin timbul.
Misalnya mungkin saja dampak besar dan penting timbul dari rencana kegiatan itu
dilaksanakan di suatu lokasi yang terlalu padat manusia, atau pada tingkat
pendapatan dan pendidikan yang terlampau rendah, bentuk teknologi yang tak
sesuai dan sebagainya;
2. Ciri dampak
Ciri dampak penting akan dijelaskan, dalam arti apakah dampak penting baik
positif atau negatif akan berlangsung terus selama rencana kegiatan itu
berlangsung nanti atau antara dampak-dampak satu dengan dampak yang lainnya

45
akan terdapat hubungan timbal baik yang antagonitis dan sinergistis. Apabila
dimungkinkan uraian kejelasan tentang waktu ambang batas (misal : baku mutu
lingkungan) dampak besar dan penting mulai timbul, apakah ambang batas
tersebut akan dimulai timbul setelah rencana kegiatan dilaksanakan atau akan
terus berlangsung sejak masa prakonstruksi dan akan berakhir bersama selesainya
kegiatan atau mungkin akan terus berlangsung, umpamanya lebih dari satu
generasi.
3. Kelompok masyarakat
Kelompok masyarakat yang akan terkena dampak negatif dan kelompok yang
akan terkena dampak positif. Identifikasi kesenjangan antara perubahan yang
diinginkan dan perubahan yang mungkin terjadi akibat rencana kegiatan
pembangunan.
c. Rekomendasi Kelayakkan Lingkungan
Rekomendasi kelayakkan lingkungan hidup didasarkan pada uraian
tentang rencana kegiatan dan memperhatikan kondisi Rona Lingkungan Hidup
Awal, serta dengan mempertimbangkan kajian Prakiraan Dampak Penting dan
Evaluasi Dampak Penting akibat kegiatan Pembangunan Terminal Kalibaru . Jika
dampak-dampak negatif penting yang akan terjadi masih dapat dikurangi, dicegah
dan ditanggulangi, dan dampak positif penting masih dapat dikembangkan dengan
pengelolaan lingkungan melalui pendekatan teknologi, pendekatan sosial ekonomi
dan pendekatan institusi, maka kegiatan tersebut tergolong layak secara aspek
lingkungan hidup untuk dilaksanakan dengan syarat melaksanakan Pengelolaan
Lingkungan dan Pemantauan Lingkungan hidup sesuai dengan dokumentasi
Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) dan Rencana Pemantauan
Lingkungan Hidup (RPL).

46
Tabel 4.1 Ringkasan Metode Evaluasi Dampak Penting

Dampak
Metode Evaluasi
No Penting Metode Pengumpulan Data Metode Analisis Data Metode Prakiraan Dampak
Dampak Penting
Hipotetik
A. Tahap Prakonstruksi
I Perubahan Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat
1 Perubahan Persepsi Pengumpulan Data primer di pemukiman Tabulasi Data Besaran Dampak : a. Telaahan Holistik
Masyarakat Sumber kelurahan Kalibaru : Metode analisa deskriptif dan kualitatif terhadap dampak penting
Dampak : a. Masukan masyarakat saat konsultasi oleh tenaga ahli sosial telaahan secara totalitas
Pembebasan publik. ekonomi budaya terhadap beragam
Lahan b. Masukan masyarakat pemerhati Untuk memprakirakan numlah dan/atau dampak besar dan penting
lingkungan. persentase responden yang menyatakan lingkungan hidup yang
c. Analisis isi dari berbagai media. sikap setuju atau tidak setuju terhadap dimaksud pada
d. Kuisioner dengan sampel 100 responden pembebasan lahan. pelingkupan isu pokok
e. Wawancara mendalam (indepth Tingkat Penting Dampak : Kepka Bapedal dengan sumber rencana
interview) terhadap tokoh kunci No. 56 Tahun 1994 tentang Pedoman kegiatan penyebab
f. Observasi terhadap kegiatan atau aktivitas Mengenai Ukuran Dampak Penting. dampak.. Telaahan ini
masyarakat yang diprakirakan akan Tolak Ukur : persentase persepsi positif akan menggunakan
terkena dampak langsung dan/atau tidak atau negatif dari masyarakat terhadap metode bagan alir.
langsung. kegiatan pembebasan lahan.
Pegumpulan Data sekunder : diperoleh dari
kantor pemerintah setempat ataupun instansi
terkait, seperti: Kantor Kecamatan Cilincing,
Kantor Kelurahan Kalibaru, dan Kantor BPS
Kota Administrasi Jakarta Utara
2 Hilangnya Pengumpulan Data primer di pemukiman Metode analisa data : Besaran Dampak : Metode analisa
Pendapatan kelurahan Kalibaru: Pendapatan dari sudut penerimaan: deskriptif dan kualitatif oleh tenaga ahli
Sumber Dampak : a. Masukan masyarakat saat konsultasi I = TR = PUT + NPUT sosial ekonomi budaya
Pembebasan publik. Dimana: Untuk memprakirakan numlah dan/atau
Lahan b. Masukan masyarakat pemerhati I = Pendapatan (Rp/tahun) persentase responden yang menyatakan
lingkungan. TR = Total penerimaan sikap setuju atau tidak setuju terhadap
c. Analisis isi dari berbagai media. PUT = Penerimaan dari rencana pembebasan lahan yang
d. Kuisioner dengan sampel 100 usahatani/nelayan mengakibatkan hilangnya atau
responden NPUT = Penerimaan dari luar berkurangnya sumber pendapatan mereka.

47
e. Wawancara mendalam (indepth usahatani/nelayan Tingkat Penting Dampak : Kepka Bapedal
interview) terhadap tokoh kunci No. 56 Tahun 1994 tentang Pedoman
f. Observasi terhadap kegiatan atau Pendapatan dari sisi pengeluaran: Mengenai Ukuran Dampak Penting.
aktivitas masyarakat yang diprakirakan E=C+I+S Tolak Ukur : rata-rata tingkat pendapatan
akan terkena dampak langsung Dimana: masyarakat yang terkena dampak
dan/atau tidak langsung. E = Pengeluaran (Rp/tahun) sebelum pembebasan lahan
Pegumpulan Data sekunder : diperoleh dari I = Investasi
kantor pemerintah setempat ataupun instansi C = Konsumsi
terkait, seperti: Kantor Kecamatan Cilincing, S = Tabungan
Kantor Kelurahan Kalibaru, dan Kantor BPS Estimasi tingkat kesejahteraan
Kota Administrasi Jakarta Utara. responden dari sisi pengeluaran,
menggunakan Koefisien Engel:
Eq = (Cp/E)x100%
Dimana:
Eq = Koefisien Engel
Cp = Total konsumsi bahan makanan
E = Total pengeluaran
Jika Eq 60% maka keluarga tersebut
tergolong belum
sejahtera
Estimasi kesejahteraan dari sisi
pendapatan menggunakan
pendekatan dari kriteria kemiskinan
Sayogyo (1977) :
Psb = Pkt/Hbs
Dimana:
Psb = Pendapatan setara beras
(Kg/kapita/tahun)
Hbs = Harga beras setempat (Rp/kg)
Pkt = Pendapatan perkapita pertahun
(Rp/kapita/tahun)

48
Dampak Penting Metode Eva;uasi
No Metode Pengumpulan Data Metode Analisis Data Metode Prakiraan Dampak
Hipotetik Dampak Penting
A. Tahap Konstruksi
1 Perubahan Persepsi Pengumpulan Data primer di pemukiman Tabulasi Data Besaran Dampak : Metode analisa
Masyarakat kelurahan Kalibaru deskriptif dan kualitatif oleh tenaga ahli
Sumber Dampak : a. Masukan masyarakat saat konsultasi sosial ekonomi budaya Digunakan
Mobilisasi publik. pendekatan untuk mengetahui harapan dan
tenaga kerja b. Masukan masyarakat pemerhati tingkat ekspektasi masyarakat terhadap
Pembangunan lingkungan. perekrutan tenaga kerja.
container yard c. Analisis isi dari berbagai media. Tingkat Penting Dampak : Kepka Bapedal
1A d. Kuisioner dengan sampel 100 No. 56 Tahun 1994 tentang Pedoman
Pembangunan responden Mengenai Ukuran
dermaga 1A e. Wawancara mendalam (indepth Dampak Penting. Tolak Ukur : persentase
Reklamasi area interview) terhadap tokoh kunci persepsi positif atau negatif dari
1B dan f. Observasi terhadap kegiatan atau masyarakat terhadap kegiatan mobilisasi
penempatan aktivitas masyarakat yang diprakirakan tenaga kerja, pembangunan container yard
material hasil akan terkena dampak langsung 1A, pembangunan dermaga 1A, Reklamasi
keruk dan/atau tidak langsung. Area 1B dan Penempatan Material Hasil
Pegumpulan Data sekunder : diperoleh dari Keruk.
kantor pemerintah setempat ataupun instansi
terkait, seperti: Kantor Kecamatan Cilincing,
Kantor Kelurahan Kalibaru, dan Kantor BPS
Kota Administrasi Jakarta Utara
2 Peningkatan Pengumpulan Data primer di pemukiman Metode analisa data : Besaran Dampak : Metode formal
Kesempatan Kerja kelurahan Kalibaru Pendapatan dari sudut penerimaan: Digunakan untuk mengukur perubahan
dan Berusaha a. Masukan masyarakat saat konsultasi I = TR = PUT + NPUT peluang usaha dengan memprakirakan
Sumber Dampak : publik. Dimana: jumlah dan jenis peluang usaha yang
Mobilisasi b. Masukan masyarakat pemerhati I = Pendapatan (Rp/tahun) lungkin timbul dengan adanya kegiatan
tenaga kerja lingkungan. TR = Total penerimaan pada
c. Analisis isi dari berbagai media. PUT = Penerimaan dari tahap konstruksi.
d. Kuisioner dengan sampel 100 responden usahatani/nelayan Tingkat Penting Dampak : Kepka Bapedal
e. Wawancara mendalam (indepth interview) NPUT = Penerimaan dari luar No. 56 Tahun 1994 tentang Pedoman
terhadap tokoh kunci usahatani/nelayan Mengenai Ukuran Dampak Penting.

49
f. Observasi terhadap kegiatan atau aktivitas Tolak Ukur : persentase kesempatan
masyarakat yang diprakirakan akan Pendapatan dari sisi pengeluaran: masyarakat untuk dapat bekerja dan
terkena dampak langsung dan/atau tidak E=C+I+S berusaha di kegiatan konstruksi
langsung. Dimana: Pembangunan Terminal Kalibaru
Pegumpulan Data sekunder : diperoleh dari E = Pengeluaran (Rp/tahun)
kantor pemerintah setempat ataupun instansi I = Investasi
terkait, seperti: Kantor Kecamatan Cilincing, C = Konsumsi
Kantor Kelurahan Kalibaru, dan Kantor BPS S = Tabungan
Kota Administrasi Jakarta Utara Estimasi tingkat kesejahteraan
responden dari sisi pengeluaran,
menggunakan Koefisien Engel:
Eq = (Cp/E)x100%
Dimana:
Eq = Koefisien Engel
Cp = Total konsumsi bahan makanan
E = Total pengeluaran
Jika Eq 60% maka keluarga tersebut
tergolong belum
sejahtera
Estimasi kesejahteraan dari sisi
pendapatan menggunakan
pendekatan dari kriteria kemiskinan
Sayogyo (1977) :
Psb = Pkt/Hbs
Dimana:
Psb = Pendapatan setara beras
(Kg/kapita/tahun)
Hbs = Harga beras setempat (Rp/kg)
Pkt = Pendapatan perkapita pertahun
(Rp/kapita/tahun)
II Perubahan Fisika
Kimia
1 Perubahan Pola Arus Pengumpulan data primer : pengkuran Persamaan kontuinitas Besaran Dampak :
Sumber Dampak : kecepatan dan arah arus di : Persamaan momentum Untuk melihat dampak tidak langsung

50
Pembuatan 1. Satu (1) titik pada sebelah barat rencana dimana arus menyebarluaskan kekeruhan,
breakwater/revetment reklamasi pada permukaan dan dasar maka digunakan model sebaran sedimen
Reklamasi area 1B perairan serta pada kondisi pasang dan tersuspensi yang disimulasikan dengan
dan surut. Alasan pemilihan titik pengambilan menggunakan MIKE 21 MT versi 2005
penempatan material sampel ini, adalah untuk melihat kondisi yang dikembangkan oleh DHI Water and
hasil eksisting pola arus dan bathimetri sekitar Environment, Denmark. Transpor sedimen
keruk area reklamasi. diselesaikan dengan menggunakan
2. Satu (1) titik pada sebelah timur rencana persamaan adveksi-dispersi.
reklamasi pada permukaan dan dasar Tingkat Penting Dampak : Kepka Bapedal
No. 56 Tahun 1994 tentang Pedoman
Mengenai Ukuran Dampak Penting.
Tolak Ukur : pola arus sebelum adanya
pembangunan Terminal Kalibaru
2 Peningkatan Data Primer : Pengambilan contoh kualitas Penentuan baik buruknya kondisi Besaran Dampak : metode matematis
Konsentrasi TSS air dilakukan pada sebelas titik. Data tersebut kualitas air mengacu pada SK
Sumber Dampak : akan dipergunakan sebagai data dasar kondisi MenLH No.51 tahun 2004 untuk Tingkat Penting Dampak : Kepka Bapedal
Pengerukan dan lingkungan saat ini. Selain parameter TSS, kualitas air laut peruntukan pelabuhan No. 56 Tahun 1994 tentang Pedoman
pembongkaran maka akan diambil contoh untuk parameter Mengenai Ukuran Dampak Penting.
breakwater eksisting lain sesuai dengan SK MenLH No.51 tahun
Pembangunan 2004 Lampiran 1 Untuk Pelabuhan. Baku Mutu : KepMen LH No. 51 tahun
container yard 1. Satu (1) titik pada sebelah barat rencana 2004
1A reklamasi pada permukaan dan dasar
Pembangunan perairan serta pada kondisi pasang dan
dermaga 1A surut. Alasan pemilihan titik pengambilan
Pembangunan sampel ini, adalah untuk melihat kondisi
dermaga 1B eksisting kualitas air sekitar area reklamasi.
Reklamasi area 2. Satu (1) titik pada sebelah timur rencana
1B dan reklamasi pada permukaan dan dasar
penempatan perairan serta pada kondisi pasang dan
material hasil surut. Alasan pemilihan titik pengambilan
keruk sampel ini, adalah untuk melihat kondisi
eksisting kualitas air sekitar area
reklamasi.
3. Satu (1) titik pada sebelah selatan

51
rencana reklamasi pada permukaan dan
dasar perairan serta pada kondisi pasang
dan surut. Alasan pemilihan titik
pengambilan sampel ini, adalah untuk
melihat kondisi eksisting kualitas air
sekitar area reklamasi.
4. Satu (1) titik pada sebelah utara rencana
reklamasi pada permukaan dan dasar
perairan serta pada kondisi pasang dan
surut. Alasan pemilihan titik pengambilan
sampel ini, adalah untuk melihat kondisi
eksisting kualitas air sekitar area
reklamasi.
5. Tiga (3) titik masing-masing pada Muara
Kali Kresek, Kali Lagoa, dan Kali Japat pada
kondisi pasang surut. Alasan pemilihan
titik pengambilan sampel ini, adalah untuk
melihat kondisi eksisting kualitas air di
muara.
6. Tiga (3) titik masing-masing pada up
stream (hulu) Muara Kali Kresek, Kali
Lagoa, dan Kali Japat pada kondisi pasang
surut sebelum penyaringan sampah.
Alasan pemilihan titik pengambilan
sampel ini, adalah untuk melihat eksisting
kualitas air Kali Japat, Kali
3 Peningkatan Antrian Pengumpulan data lalu lintas laut akan Metode analisis data mengunakan Besaran Dampak : Analisis deskriptif
Kapal mengunakan data sekunder dari PT trend kunjungan kapal (ship kualitatif (Profesional Judgement) dari
Sumber Dampak : Pelabuhan Indonesia II (Persero), Kantor call) dan rute pelayarannya. tenaga ahli transportasi laut
Konstruksi Otoritas Pelabuhan Tanjung Priok, dan Tingkat Penting Dampak : Kepka Bapedal
dermaga 1B Administrator Pelabuhan Tanjung Priok. No. 56 Tahun 1994 tentang Pedoman
Untuk mendapatkan gambaran mengenai Mengenai Ukuran Dampak Penting.
kondisi lalu lintas laut eksisting dan Tolak Ukur : rata-rata kunjunga kapal
keperluan (shipcall) sebelum pembangunan Terminal

52
tahap identifikasi masalah dan analisis, maka Kalibaru
pengumpulan data primer telah dilakukan
secara langsung pada studi dengan tujuan
memperoleh informasi penting berkaitan
dengan pola perjalanan pada daerah studi
III Perubahan Biologi
1 Perubahan Pengumpulan data biota laut dilakukan baik Indeks keanekaragaman (H) Metode tersebut digunakan berdasarkan
Kelimpahan Benthos secara langsung (data primer) atau tidak Shannon-Wiener (Krebs, 1989) kelimpahan benthos eksisting dan
Sumber Dampak : langsung (data sekunder). Pengamatan Indeks Keseragaaman studistudi yang pernah dilakukan di
Pengerukan dan komponen biota laut meliputi jenis-jenis Indeks Dominansi kawasan tersebut, sehingga dapat diketahui
pembongkaran plankton, nekton dan benthos. Pengambilan trend pertumbuhan benthos.
breakwater contoh plankton dilakukan dengan Tingkat Penting Dampak : Kepka Bapedal
eksisting mengunakan plankton net dengan mesh size 4 No. 56 Tahun 1994 tentang Pedoman
Pembuatan m yang di grab secara vertikal dengan kapal Mengenai Ukuran Dampak Penting.
breakwater/revet pada kedalaman berdasarkan migrasi harian. Tolak Ukur : rata-rata kelimpahan benthos
ment Pengambilan contoh benthos dilakukan (ind/m2) sebelum dilakukan pengerukan
Reklamasi area dengan mengunakan Petersen Grab. Sebagai dan pembongkaran breakwater eksisting,
1B dan data pendukung akan dilakukan pengumpulan pembuatan breakwater/revetment,
penempatan data sekunder mengenai hasil tangkapan ikan reklamasi area 1B dan penempatan
material hasil di TPI Cilincing (Muara Cakung Drain). material hasil keruk.
keruk
C Tahap Operasi

53
I Perubahan Kondisi Perubahan persepsi masyarakat Pengumpulan Data primer di Tabulasi Data Besaran Dampak : Metode
Sosial dan Ekonomi Sumber Dampak : pemukiman kualitatif oleh tenaga ahli
Mobilisasi tenaga kerja kelurahan Kalibaru sosial ekonomi budaya
Kegiatan CSR a. Masukan masyarakat saat konsultasi untuk mengetahui harapan
publik. dan tingkat ekspektasi
b. Masukan masyarakat pemerhati masyarakat terhadap kegiatan
lingkungan. mobilisasi tenaga kerja dan
c. Analisis isi dari berbagai media. kegiatan CSR.
d. Kuisioner dengan sampel 100 Tingkat Penting Dampak :
responden Kepka Bapedal No. 56 Tahun
e. Wawancara mendalam (indepth 1994 tentang Pedoman
interview) Mengenai Ukuran Dampak
terhadap tokoh kunci Penting.
f. Observasi terhadap kegiatan atau Tolak Ukur : persentase
aktivitas persepsi positif atau negatif
masyarakat yang diprakirakan akan dari masyarakat terhadap
terkena dampak langsung dan/atau kegiatan mobilisasi tenaga
tidak kerja dan kegiatan CSR
langsung.
Pegumpulan Data sekunder : diperoleh
dari
kantor pemerintah setempat ataupun
instansi
terkait, seperti: Kantor Kecamatan
Cilincing,
Kantor Kelurahan Kalibaru, dan
Kantor BPS
Kota Administrasi Jakarta Utara
2 Peningkatan Pengumpulan Data primer di pemukiman Pendapatan dari sisi pengeluaran: Besaran Dampak : Metode formal
Kesempatan Kerja kelurahan Kalibaru a. Masukan masyarakat E=C+I+S Digunakan untuk mengukur perubahan
dan Berusaha saat konsultasi Dimana: peluang usaha dengan memprakirakan
Sumber Dampak : publik. E = Pengeluaran (Rp/tahun) jumlah dan jenis peluang usaha yang
Mobilisasi a. Masukan masyarakat pemerhati I = Investasi mungkin timbul dengan adanya kegiatan
tenaga kerja lingkungan. C = Konsumsi pada

54
b. Analisis isi dari berbagai media. S = Tabungan tahap operasi.
c. Kuisioner dengan sampel 100 responden Estimasi tingkat kesejahteraan Tingkat Penting Dampak : Kepka Bapedal
d. Wawancara mendalam (indepth responden dari sisi pengeluaran, No. 56 Tahun 1994 tentang Pedoman
interview) terhadap tokoh kunci menggunakan Koefisien Engel: Mengenai Ukuran Dampak Penting.
e. Observasi terhadap kegiatan atau Eq = (Cp/E)x100% Tolak Ukur : persentase kesempatan
aktivitas masyarakat yang diprakirakan Dimana: masyarakat untuk dapat bekerja dan
akan terkena dampak langsung dan/atau Eq = Koefisien Engel berusaha di kegiatan operasi Pembangunan
tidak langsung. Cp = Total konsumsi bahan makanan Terminal Kalibaru
Pegumpulan Data sekunder : diperoleh dari E = Total pengeluaran
kantor pemerintah setempat ataupun instansi Jika Eq 60% maka keluarga tersebut
terkait, seperti: Kantor Kecamatan Cilincing, tergolong belum
Kantor Kelurahan Kalibaru, dan Kantor BPS sejahtera
Kota Administrasi Jakarta Utara Estimasi kesejahteraan dari sisi
pendapatan menggunakan
pendekatan dari kriteria kemiskinan
Sayogyo (1977) :
Psb = Pkt/Hbs
Dimana:
Psb = Pendapatan setara beras
(Kg/kapita/tahun)
Hbs = Harga beras setempat (Rp/kg)
Pkt = Pendapatan perkapita pertahun
(Rp/kapita/tahun)
3 Gangguan Pengumpulan Data primer di pemukiman Metode analisa data : Besaran Dampak : Analisis deskriptif
Kamtibmas kelurahan Kalibaru Membandingkan potensi gangguan kualitatif (Profesional Judgement) dari
Sumber Dampak : a. Masukan masyarakat saat konsultasi kamtibmas dengan kejadian tenaga
Mobilisasi publik. gangguan kamtibmas di wilayah studi ahli sosial ekonomi dan budaya
tenaga kerja b. Masukan masyarakat pemerhati sebelum pembangunan Tingkat Penting Dampak : Kepka Bapedal
lingkungan. Terminal Kalibaru. No. 56 Tahun 1994 tentang Pedoman
c. Analisis isi dari berbagai media. Mengenai Ukuran Dampak Penting.
d. Kuisioner dengan sampel 100 responde Tolak Ukur : rata-rata terjadinya gangguan
e. Wawancara mendalam (indepth kamtibmas di wilayah studi akibat
interview) terhadap tokoh kunci kesempatan kerja
f. Observasi terhadap kegiatan atau

55
aktivitas masyarakat yang diprakirakan
akan terkena dampak langsung dan/atau
tidak langsung.
Pegumpulan Data sekunder : diperoleh dari
kantor pemerintah setempat ataupun instansi
terkait, seperti: Kantor Kecamatan Cilincing,
Kantor Kelurahan Kalibaru, dan Kantor BPS
Kota Administrasi Jakarta Utara
II Perubahan Fisika
Kimia
1. Peningkatan Debu Data primer kualitas udara diambil melalui Metode analisis data penentuan baik- Besaran Dampak : Analisis matematis
(TSP), CO, SO2 serangkaian pengukuran lapangan (in-situ) buruknya kondisi kualitas Dampak ini merupakan dampak turunan
dan NO2 dan analisis laboratorium. Data data ini udara mengunakan baku mutu yang dari dampak peningkatan kemacetan lalu
Sumber Dampak : akan dipergunakan sebagai data dasar kondisi ditetapkan sesuai SK Gub lintas yang menimbulkan gas buang (CO,
Transportasi lalu lingkungan saat ini dan proyeksi kualitas DKI Jakarta No.551 tahun 2001 SO2, NO2) dan partikulat (TSP)
lintas kendaraan udara di masa mendatang Pembangunan
berat dari atau ke Terminal Kalibaru berjalan. Lokasi Tingkat Penting Dampak : Kepka Bapedal
Terminal pengambilan contoh kualitas udara akan No. 56 Tahun 1994 tentang Pedoman
Kalibaru dilakukan pada lokasi yang dipandang Mengenai Ukuran Dampak Penting
representatif yaitu di : Baku Mutu : SK Gub DKI Jakarta No. 551
a. Satu (1) titik di lahan darat yang akan tahun 2001
menyambung dengan areal reklamasi
Terminal Kalibaru. Alasan pemilihan titik
pengambilan sampel ini, adalah; pada
lokasi ini akan dilakukan pembangunan jalan
akses yang berbatasan dengan laut.
b. Satu (1) titik di Simpang Jalan Kalibaru
Barat- Jalan Cilincing Raya. Alasan
pemilihan titik pengambilan sampel ini,
adalah; pada lokasi ini akan dilakukan
pembangunan jalan akses yang
menyambung dengan Jalan Cilincing
Raya sebagai jalan utama. Pada saat
operasi nantinya jalan akses ini ini akan

56
dilalui oleh truck dari dan menuju
Terminal Kalibaru.
c. Satu (1) titik di Pemukiman RW 10
Kelurahan Kalibaru. Alasan pemilihan
titik pengambilan sampel ini, adalah;
pada lokasi ini akan dilakukan
pembangunan jalan akses.
d. Satu (1) titik di Pemukiman RW 8
Kelurahan Kalibaru, Alasan pemilihan
titik pengambilan sampel ini, adalah;
pada lokasi ini akan dilakukan
pembangunan jalan akses.
e. Satu (1) titik di Pemukiman RW 9
Kelurahan Kalibaru, Alasan pemilihan
titik pengambilan sampel ini, adalah;
pada lokasi ini akan dilakukan
pembangunan jalan akses.
f. Satu (1) titik di Pemukiman RW 6
Kelurahan Kalibaru, Alasan pemilihan
titik pengambilan sampel ini, adalah;
lokasi ini merupakan wilayah pemukiman
warga terdekat.
g. Satu (1) titik di Jalan Sindang Laut -
Jalan Cilincing Raya, Alasan pemilihan
titik pengambilan sampel ini, adalah;
pada lokasi ini akan dilalui kendaraan
pengangkut material konstruksi terminal
menuju stock pile material (Lahan ex
Adiguna Shipyars).
Selain itu juga digunakan data-data sekunder
dari hasil pemantauan lingkungan hidup
Pelabuhan Tanjung Priok eksisting.
Sedangkan
untuk mendukung kajian kualitas udara,

57
dibutuhkan data iklim yang dikumpulkan dari
Stasiun Badan Meteorologi, Klimatologi, dan
Geofisika (BMKG) terdekat, yaitu Stasiun
BMKG Tanjung Priok. Data iklim yang
dikumpulkan merupakan
2 Peningkatan Data Primer : Pengambilan contoh Penentuan baik buruknya kondisi Besaran Dampak : metode matematis
Konsentrasi Fenol konsentrasi fenol dilakukan pada sebelas kualitas air mengacu pada SK Tingkat Penting Dampak : Kepka Bapedal
titik. Data tersebut akan dipergunakan MenLH No.51 tahun 2004, Lampiran I No. 56 Tahun 1994 tentang Pedoman
sebagai data dasar kondisi lingkungan saat untuk kualitas air laut Mengenai Ukuran Dampak Penting.
ini. peruntukan pelabuhan. Baku Mutu : KepMen LH No. 51 tahun
. 2004
1. Satu (1) titik pada sebelah barat
rencana reklamasi pada permukaan dan
dasar perairan serta pada kondisi pasang
dan surut. Alasan pemilihan titik
pengambilan sampel ini, adalah untuk
melihat kondisi eksisting kualitas air sekitar
area reklamasi.
2. Satu (1) titik pada sebelah timur rencan
perairan serta pada kondisi pasang dan
surut. Alasan pemilihan titik pengambilan
sampel ini, adalah untuk melihat kondisi
eksisting kualitas air sekitar area
reklamasi.
3. Satu (1) titik pada sebelah selatan
rencana reklamasi pada permukaan dan
dasar perairan serta pada kondisi pasang
dan surut. Alasan pemilihan titik
pengambilan sampel ini, adalah untuk
melihat kondisi eksisting kualitas air
sekitar area reklamasi.
4. Satu (1) titik pada sebelah utara rencana
reklamasi pada permukaan dan dasar
perairan serta pada kondisi pasang dan

58
surut. Alasan pemilihan titik pengambilan
sampel ini, adalah untuk melihat kondisi
eksisting kualitas air sekitar area
reklamasi.
5. Tiga (3) titik masing-masing pada Muara
Kali Kresek, Kali Lagoa, dan Kali Japat pada
kondisi pasang surut. Alasan pemilihan
titik pengambilan sampel ini, adalah untuk
melihat kondisi eksisting kualitas air di
muara.
6. Tiga (3) titik masing-masing pada up
stream (hulu) Muara Kali Kresek, Kali
Lagoa, dan Kali Japat pada kondisi pasang
surut sebelum penyaringan sampah.
Alasan pemilihan titik pengambilan
sampel ini, adalah untuk melihat eksisting
kualitas air Kali Japat, Kali Lagoa, dan Kali
Kresek sebelum memasuki Kawasan
Pelabuhan Tanjung Priok.
7. Satu (1) titik sebelah utara berjarak 1 mil
laut sebagai kontrol pada permukaan dan
dasar pada kondisi pasang dan surut.
Alasan pemilihan titik pengambilan
sampel ini, adalah untuk melihat kondisi
eksisting kualitas air diluar lokasi
reklamasi.
3. Peningkatan Untuk mendapatkan gambaran mengenai 1. Analisis Mobilitas dengan Besaran Dampak :
Kemacetan kondisi lalu lintas eksisting dan keperluan mengunakan parameter VCR yang Perkiraan Bangkitan Perjalanan (Trip
Sumber Dampak : tahap identifikasi masalah dan analisis, maka menyatakan tingkat kejenuhan ruas Generation)
Transportasi oeti pengumpulan data primer telah dilakukan jalan terhadap Tahap awal dari empat tahapan proses
kemas, curah secara langsung pada studi dengan tujuan kapasitasnya. Volume (V) ; Hasil pemodelan (modelling) ini adalah
cair, dan gas dari memperoleh informasi penting berkaitan pengukuran jumlah kendaraan bangkitan
atau ke dengan pola perjalanan pada daerah studi. dalam satuan SMP (satuan mobil perjalanan (Trip Generation) yang dalam
Terminal Kalibaru Pelaksanaan waktu survai dipilih berdasarkan penumpang) Kapasitas jalan hal ini sesuai dengan jumlah penambahan

59
pertimbangan hari-hari yang dianggap 2. Analisis Aksesbilitas dengan unit baru. Dengan mengambil asumsi
melakukan puncak kegiatan rutin. Untuk mengunakan parameter waktu adanya keterkaitan antara penambahan unit
studi tempuh dan kecepatan perjalanan baru dengan jumlah perjalanan keluar
lalu lintas Pembangunan Terminal Kalibaru (travel time dan travel speed) setelah masuk lokasi, maka dapat ditentukan
ini akan melakukan survai lapangan pada hari memperhitungkan hambatan pada ruas hubungan matematis yang
kerja dan jam sibuk. Selain itu data-data dan simpang. menggambarkan tingkat tarikan dan
sekunder mengenai kondisi Jalan di sekitar bangkitan
Pembangunan Terminal Kalibaru juga akan perjalanan ke lokasi tersebut.
menjadi masukkan terutama dari Dinas Distribusi Perjalanan (Trip Distribution)
Perhubungan DKI Jakarta. Survai lapangan Trip Distribution pada intinya adalah
yang akan dilakukan didasarkan pada tahapan untuk mendapatkan prosentase
kebutuhan adalah : penyebaran pergerakan lalu lintas
a. Survai Inventarisasi jaringan jalan kendaraan Pemilihan Moda (Modal
b. Survai Pencacahan volume lalu lintas Split)
Dalam melaksanakan tahapan modal split,
ada 2 (dua) macam konsep pendekatan,
yaitu Trip End Model dan Trip Interchange
Modal Split Model.
Pembebanan Perjalanan (Trip/Traffic
Assignment)
Tahapan terakhir adalah Trip/Traffic
Assignment. Tahapan ini menggunakan
Model matematis yang dirumuskan pada
MKJI, 1997. Tahapan ini akan
menghasilkan indikator kinerja lalu lintas
yang berupa V/C ratio.
Tingkat Penting Dampak : Kepka Bapedal
No. 56 Tahun 1994 tentang Pedoman
Mengenai Ukuran Dampak Penting
Tolak Ukur : kemacetan lalu lintas yang
ditimbulkan oleh operasonal Pelabuhan
Tanjung Priok
4 Peningkatan Antrian Pengumpulan data lalu lintas laut akan Metode analisis data mengunakan Besaran Dampak : analisa deskriptif
Kapal mengunakan data sekunder dari PT trend kunjungan kapal (ship kualitatif (profesional judgment) oleh

60
Sumber Dampak : Pelabuhan Indonesia II (Persero), Kantor call) dan rute pelayarannya. tenaga
Kegiatan Otoritas Pelabuhan Tanjung Priok, dan ahli transportasi laut
operasional Administrator Pelabuhan Tanjung Priok. Untuk menganalisis rute pelayaran kapal
Terminal Untuk mendapatkan gambaran mengenai eksisting dan trend/rencana shipcall
Kalibaru kondisi lalu lintas laut eksisting dan (kunjungan kapal)
keperluan Tingkat Penting Dampak : Kepka Bapedal
tahap identifikasi masalah dan analisis, maka No. 56 Tahun 1994 tentang Pedoman
pengumpulan data primer telah dilakukan Mengenai Ukuran Dampak Penting.
secara langsung pada studi dengan tujuan Tolak Ukur : rata-rata kunjunga kapal
memperoleh informasi penting berkaitan (shipcall) sebelum pembangunan Terminal
dengan pola perjalanan pada daerah studi Kalibaru

61

Anda mungkin juga menyukai