PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sebagai negara kepulauan dan lautan terbesar di dunia, Republik Indonesia
memiliki lautan dengan luas 5,8 juta km2. Lautan ini menghubungkan 17.503
pulau, dengan panjang garis pantai 81.000 km, terpanjang nomor dua di dunia
setelah Kanada (Dahuri dkk, 1996). Indonesia berada pada posisi geopolitis yang
penting, yaitu terletak di Lautan Pasifik dan Lautan Hindia. Kawasan ini
merupakan kawasan paling dinamis dalam percaturan dunia secara ekonomi dan
politik, sehingga sangat logis apabila bidang kelautan, terutama perhubungan laut
dijadikan tumpuan dalam pembangunan nasional (Kusumastanto dalam Siahaan,
2012).
Sebagai negara kepulauan dan kelautan terbesar di dunia, angkutan laut
yang meliputi perkapalan sebagai sarana dan pelabuhan sebagai prasarana,
mempunyai peranan penting dalam mewujudkan kesatuan wilayah, politik,
budaya dan perekonomian negara. Hal ini mendorong kelancaran perdagangan
antar pulau dan perdagangan antar negara (ekspor-impor). Kegiatan distribusi
barang dan jasa yang dilakukan melalui angkutan laut, lebih murah dan
menguntungkan dibandingkan angkutan darat atau udara (Dahuri dkk, 1996).
Dalam rangka menyambut era perdagangan bebas, maka kondisi
kepelabuhanan dan angkutan laut di Indonesia perlu dipersiapkan dengan baik
untuk mengantisipasi perkembangan pesat sektor pelabuhan dan angkutan laut
dunia, seperti meningkatnya arus barang dan kecenderungan ukuran kapal yang
makin besar. Untuk itu Kantor Otoritas Pelabuhan Tanjung Priok bersama PT
Pelabuhan Indonesia II (Persero) berencana membangun Terminal Kalibaru,
sebagai upaya peningkatan layanan Pelabuhan Tanjung Priok seluas 405,6 Hektar
yang terletak di sebelah utara Pelabuhan Tanjung Priok eksisting. Terminal ini
dibangun dengan cara mereklamasi perairan di Utara Kalibaru.
Pembangunan Terminal Kalibaru, diharapkan dapat memberikan
konstribusi dalam membantu meningkatkan aktivitas keluar masuk barang,
sehingga dapat menurunkan biaya angkutan barang, yang dapat memberi manfaat
1
langsung kepada masyarakat dan daerah sekitarnya. Selain dampak positif
tersebut, tentu akan timbul dampak negatif. Untuk itu, berdasarkan Undang
Undang RI Nomor 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup, Peraturan Pemerintah RI Nomor 27 tahun 2012 tentang Izin
Lingkungan Hidup, serta Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 5
tahun 2012 tentang Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan Yang Wajib Memiliki
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup, dimana terdapat besaran yang
mewajibkan kegiatan pembangunan Terminal Kalibaru memiliki AMDAL, yaitu :
Reklamasi wilayah pesisir dengan luas, > 25 ha, volume material urug, >
500.000 m3, dan panjang reklamasi > 50 m (tegak lurus ke arah laut dari garis
pantai)
Pengerukan perairan dengan capital dredging dengan volume > 500.000 m3
Penempatan hasil keruk di laut dengan volume > 500.000 m3
Luas area penempatan hasil keruk > 5 ha
Pembangunan pelabuhan dengan fasilitas berikut: dermaga dengan bentuk
konstruksi sheet pile atau open pile sepanjang > 200 m dan luas > 6.000 m2
serta dermaga dengan konstruksi masif (Semua Besaran )
Dengan demikian, maka Kantor Otoritas Pelabuhan Tanjung Priok bersama
PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) memprakarsai penyusunan Studi AMDAL
Terminal Kalibaru ini. SebagaI langkah awal, maka disusun Kerangka Acuan
Analisis Dampak Lingkungan Hidup (KA-ANDAL yang sistematikanya mengacu
pada Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 8 tahun 2006 tentang
Pedoman Penyusunan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup.
2
Manfaat Pembangunan Terminal Kalibaru Pelabuhan Tanjung Priok antara lain :
Bagi Kantor Otoritas Pelabuhan dan PT Pelabuhan Indonesia II (Persero)
adalah mengurangi beban kinerja Pelabuhan Tanjung Priok.
Bagi Pemerintah pusat dan propinsi DKI Jakarta adalah peningkatan PAD dan
devisa negara .
Bagi Masyarakat adalah adanya peluang untuk bekerja dan berusaha.
3
BAB II
RUANG LINGKUP STUDI
2.1 Letak Kegiatan
Kegiatan Pembangunan Terminal Kalibaru terletak di DLKP (Daerah
Lingkungan Kerja Pelabuhan) Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara. Kegiatan
ini memiliki batas lokasi sebagai berikut :
Sebelah Utara : Laut Jawa/Teluk Jakarta
Sebelah Timur : Laut Jawa/Teluk Jakarta
Sebelah Selatan : Breakwater, Pelabuhan Tanjung Priok, dan Kelurahan
Kalibaru
Sebelah Barat : Breakwater dan alur pelayaran
Pemilihan lokasi rencana pembangunan ini telah sesuai dengan Peraturan
Menteri Perhubungan Nomor: PM 38 tahun 2012 tentang Rencana Induk
Pelabuhan (RIP) Tanjung Priok. Sesuai dengan RIP tersebut, direncanakan luas
Terminal Kalibaru secara keseluruhan adalah 405,6 Ha yang pembangunannya
akan terbagi ke dalam 3 (tiga) tahapan yaitu Jangka Pendek seluas 212 Ha (tahun
2012-2017), Jangka Menengah seluas 130 Ha (tahun 2018-2023), dan Jangka
Panjang seluas 63,6 Ha (tahun 2024-2030).
Dalam studi AMDAL ini lingkup kegiatan yang akan dikaji hanya untuk
pembangunan Terminal Kalibaru Jangka Pendek 2012-2017 dengan rincian
kegiatan pada Tabel 2.1. sebagai berikut:
4
Tabel 2.1. Deskripsi Kegiatan Pembangunan Terminal Kalibaru
Jangka Pendek (2012-2017)
5
Terminal Kalibaru, Peta Eksisting Pelabuhan Tanjung Priok dan Peta Detail
Rencana Terminal Kalibaru Pelabuhan Tanjung Priok ditunjukan dalam Gambar.
6
Gambar 2.1 Peta Tata Ruang DKI Jakarta
7
BAB III
METODE PRAKIRAAN SIFAT DAMPAK PENTING
8
Gambar 3.1 Pendekatan Studi
9
Pengambilan sampel di wilayah studi
Pengisian formulir isian tentang rencana kegiatan
Studi perbandingan (analogi) dengan kegiatan lain jika ada, baik yang sudah
beroperasi ataupun lainnya.
Komponen-komponen lingkungan yang menjadi objek studi berdasarkan
prioritas dampak penting pada BAB II meliputi :
1. Kualitas Udara
A. Metode Pengumpulan Data
Data primer kualitas udara diambil melalui serangkaian pengukuran
lapangan (in-situ) dan analisis laboratorium. Data data ini akan dipergunakan
sebagai data dasar kondisi lingkungan saat ini dan proyeksi kualitas udara di masa
mendatang Pembangunan Terminal Kalibaru berjalan. Metode terhadap parameter
yang diukur disajikan dalam tabel berikut :
Tabel 3.1 Metode Pengumpulan dan Analisa Data Kualitas Udara
10
selama minimal 10 tahun. Data data temperatur, kelembaban, curah hujan, dan
kecepatan angin juga diambil secara in situ dengan pengukuran sesaat pada lokasi
yang dianggap representatif. Data data ini akan dipergunakan sebagai data dasar
kondisi lingkungan saat ini dan proyeksi di masa mendatang. Metode terhadap
parameter yang diukur disajikan dalam tabel berikut :
C. Lokasi Pengamatan
Lokasi pengambilan contoh kualitas udara akan dilakukan pada lokasi
yang dipandang representatif yaitu di :
a. Satu (1) titik di lahan darat di ujung Jalan Kalibaru Barat yang akan
menyambung dengan areal reklamasi Terminal Kalibaru. Alasan pemilihan
titik pengambilan sampel ini, adalah; pada lokasi ini akan dilakukan
pembangunan jalan akses yang berbatasan dengan laut.
b. Satu (1) titik di Simpang Jalan Kalibaru Barat- Jalan Cilincing Raya. Alasan
pemilihan titik pengambilan sampel ini, adalah; pada lokasi ini akan dilakukan
11
pembangunan jalan akses yang menyambung dengan Jalan Cilincing Raya
sebagai jalan utama. Pada saat operasi nantinya jalan akses ini ini akan dilalui
oleh truck dari dan menuju Terminal Kalibaru.
c. Satu (1) titik di Pemukiman RW 8 Kelurahan Kalibaru, Alasan pemilihan titik
pengambilan sampel ini, adalah; pada lokasi ini akan dilakukan pembangunan
jalan akses.
d. Satu (1) titik di Pemukiman RW 9 Kelurahan Kalibaru, Alasan pemilihan titik
pengambilan sampel ini, adalah; pada lokasi ini akan dilakukan pembangunan
jalan akses.
e. Satu (1) titik di Pemukiman RW 10 Kelurahan Kalibaru. Alasan pemilihan
titik pengambilan sampel ini, adalah; pada lokasi ini akan dilakukan
pembangunan jalan akses.
f. Satu (1) titik di Pemukiman RW 6 Kelurahan Kalibaru, Alasan pemilihan titik
pengambilan sampel ini, adalah; lokasi ini merupakan wilayah pemukiman
warga terdekat.
g. Satu (1) titik di Jalan Sindang Laut -Jalan Cilincing Raya, Alasan pemilihan
titik pengambilan sampel ini, adalah; pada lokasi ini akan dilalui kendaraan
pengangkut material konstruksi terminal menuju stock pile material (Lahan ex
Adiguna Shipyards).
Datadata tersebut dimaksudkan untuk mengetahui rona awal Pembangunan
Terminal Kalibaru. Selain itu, untuk data iklim lengkap 10 tahun terakhir akan
digunakan data dari BMKG terdekat.
2. Hidrodinamika
A. Metode Pengumpulan Data
Kajian dan studi hidroseanografi di lokasi rencana kegiatan pembangunan
Terminal Kalibaru sudah banyak dilakukan.
12
Tabel 3.3. Beberapa Kajian dan Studi Oseanografi Telah Dilakukan di
Lokasi Rencana Pembangunan Terminal Kalibaru, Teluk Jakarta.
13
Persamaan momentum
pada sumbu x :
Pada sumbu Y :
14
2. Satu (1) titik pada sebelah utara rencana reklamasi area 1B dan penimbunan
material hasil keruk pada permukaan dan dasar perairan serta pada kondisi
pasang dan surut. Alasan pemilihan titik pengambilan sampel ini, adalah untuk
melihat kondisi eksisting pola arus dan batimetri sekitar area reklamasi.
3. Satu (1) titik sebelah utara berjarak 1 mil laut sebagai kontrol pada permukaan
dan dasar pada kondisi pasang dan surut. Alasan pemilihan titik pengambilan
sampel ini, adalah untuk melihat kondisi eksisting pola arus dan batimetri
diluar lokasi reklamasi (titik control).
4. Satu (1) titik di sebelah utara area jangka pendek pada permukaan dan dasar
perairan serta pada kondisi pasang dan surut. Alasan pemilihan titik
pengambilan sampel ini, adalah untuk melihat kondisi eksisting pola arus dan
batimetri sekitar area jangka pendek.
5. Satu (1) titik di sebelah timur area jangka pendek pada permukaan dan dasar
perairan serta pada kondisi pasang dan surut. Alasan pemilihan titik
pengambilan sampel ini, adalah untuk melihat kondisi eksisting pola arus dan
batimetri sekitar area reklamasi.
6. Satu (1) titik di sebelah utara budidaya kerang hijau pada permukaan dan
dasar perairan serta pada kondisi pasang dan surut. Alasan pemilihan titik
pengambilan sampel ini, adalah untuk melihat kondisi eksisting pola arus dan
batimetri sekitar area budidaya kerang hijau.
7. Satu (1) titik di sebelah timur area container yard 1A pada permukaan dan
dasar perairan serta pada kondisi pasang dan surut. Alasan pemilihan titik
pengambilan sampel ini, adalah untuk melihat kondisi eksisting pola arus dan
batimetri sekitar area container yard 1A.
8. Satu (1) titik di rencana reklamasi area 1B dan penimbunan material hasil
keruk pada permukaan dan dasar perairan serta pada kondisi pasang dan surut.
Alasan pemilihan titik pengambilan sampel ini, adalah untuk melihat kondisi
eksisting pola arus dan batimetri sekitar area reklamasi.
9. Tiga (3) titik masing-masing pada Muara Kali Kresek, Kali Lagoa, dan Kali
Japat pada kondisi pasang dan surut. Alasan pemilihan titik pengambilan
15
sampel ini, adalah untuk melihat kondisi eksisting pola arus dan batimetri di
muara.
10. Untuk sedimen akan diambil di lokasi Muara Kali Kresek, Kali Japat, dan Kali
Lagoa.
16
Tabel 3.4 Metode Pengumpulan Data Primer Kualitas Air
17
18
19
B. Metode Analisis Data
Penentuan baik buruknya kondisi kualitas air mengacu pada SK MenLH
No.51 tahun 2004 untuk kualitas air laut peruntukan pelabuhan. Sedangkan untuk
melihat kesamaan antar stasiun, maka dapat digunakan indeks Canberra sebagai
berikut :
C. Lokasi Pengamatan
Lokasi pengambilan contoh kualitas air akan dilakukan pada lokasi
sebagai berikut:
1. Satu (1) titik pada sebelah barat rencana reklamasi pada permukaan dan dasar
perairan serta pada kondisi pasang dan surut. Alasan pemilihan titik
pengambilan sampel ini, adalah untuk melihat kondisi eksisting kualitas air
laut sekitar area reklamasi.
2. Satu (1) titik pada sebelah utara rencana reklamasi area 1B dan penimbunan
material hasil keruk pada permukaan dan dasar perairan serta pada kondisi
pasang dan surut. Alasan pemilihan titik pengambilan sampel ini, adalah untuk
melihat kondisi eksisting kualitas air laut sekitar area reklamasi.
3. Satu (1) titik sebelah utara berjarak 1 mil laut sebagai kontrol pada permukaan
dan dasar pada kondisi pasang dan surut. Alasan pemilihan titik pengambilan
20
sampel ini, adalah untuk melihat kondisi eksisting kualitas air laut diluar
lokasi reklamasi (titik kontrol).
4. Satu (1) titik di sebelah utara area jangka pendek pada permukaan dan dasar
perairan serta pada kondisi pasang dan surut. Alasan pemilihan titik di lokasi
ini adalah untuk melihat kondisi eksisting kualitas air laut di sekitar area
jangka pendek.
5. Satu (1) titik di sebelah timur area jangka pendek pada permukaan dan dasar
perairan serta pada kondisi pasang dan surut. Alasan pemilihan titik di lokasi
ini adalah untuk melihat kondisi eksisting kualitas air laut di sekitar area
jangka pendek.
6. Satu (1) titik di sebelah utara budidaya kerang hijau pada permukaan dan
dasar perairan serta pada kondisi pasang dan surut. Alasan pemilihan titik di
lokasi ini adalah untuk melihat kondisi eksisting kualitas air laut di sekitar
budidaya kerang hijau.
7. Satu (1) titik di sebelah timur area container yard 1A pada permukaan dan
dasar perairan serta pada kondisi pasang dan surut. Alasan pemilihan titik di
lokasi ini adalah untuk melihat kondisi eksisting kualitas air laut di sekitar
lokasi pembangunan container yard 1A.
8. Satu (1) titik di rencana reklamasi area 1B dan penimbunan material hasil
keruk pada permukaan dan dasar perairan serta pada kondisi pasang dan surut.
Alasan pemilihan titik pengambilan sampel ini, adalah untuk melihat kondisi
eksisting kualitas air laut sekitar area reklamasi.
9. Tiga (3) titik masing-masing pada Muara Kali Kresek, Kali Lagoa, dan Kali
Japat pada kondisi pasang dan surut. Alasan pemilihan titik pengambilan
sampel ini, adalah untuk melihat kondisi eksisting kualitas air laut di muara.
10. Tiga (3) titik masing-masing pada up stream (hulu) Muara Kali Kresek, Kali
Lagoa, dan Kali Japat pada kondisi pasang surut sebelum penyaringan
sampah. Alasan pemilihan titik pengambilan sampel ini, adalah untuk melihat
eksisting kualitas air permukaan Kali Japat, Kali Lagoa, dan Kali Kresek
sebelum memasuki Kawasan Pelabuhan Tanjung Priok.
21
4. Biota Laut
A. Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data biota laut dilakukan baik secara langsung (data primer)
atau tidak langsung (data sekunder). Pengamatan komponen biota laut meliputi
jenis-jenis plankton, nekton dan benthos. Pengambilan contoh plankton dilakukan
dengan mengunakan plankton net dengan mesh size 4 m yang di grab secara
vertikal dengan kapal pada kedalaman berdasarkan migrasi harian. Pengambilan
contoh benthos dilakukan dengan mengunakan Petersen Grab. Sebagai data
pendukung akan dilakukan pengumpulan data sekunder mengenai hasil tangkapan
ikan di TPI Cilincing (Muara Cakung Drain).
B. Metode Analisis Data
Kondisi struktur komunitas biota laut mengambarkan kondisi perairan.
Analisis data biota laut adalah sebagai berikut :
a. Keanekaragaman species dinyatakan dengan indeks keanekaragaman (H)
Shannon-Wiener :
22
c. Dominansi suatu jenis di dalam komunitas dapat diduga dengan indeks
dominansi Simpson yaitu sebagai berikut :
23
C. Lokasi Pengamatan
Lokasi pengambilan contoh data kualitas air dan biota air akan dilakukan
pada lokasi sebagai berikut:
1. Satu (1) titik pada sebelah barat rencana reklamasi pada permukaan dan dasar
perairan serta pada kondisi pasang dan surut. Alasan pemilihan titik
pengambilan sampel ini, adalah untuk melihat kondisi eksisting biota air di
sekitar area reklamasi.
2. Satu (1) titik pada sebelah utara rencana reklamasi area 1B dan penimbunan
material hasil keruk pada permukaan dan dasar perairan serta pada kondisi
pasang dan surut. Alasan pemilihan titik pengambilan sampel ini, adalah untuk
melihat kondisi eksisting biota air di sekitar area reklamasi.
3. Satu (1) titik sebelah utara berjarak 1 mil laut sebagai kontrol pada permukaan
dan dasar pada kondisi pasang dan surut. Alasan pemilihan titik pengambilan
sampel ini, adalah untuk melihat kondisi eksisting biota air diluar lokasi
reklamasi (titik kontrol).
4. Satu (1) titik di sebelah utara area jangka pendek pada permukaan dan dasar
perairan serta pada kondisi pasang dan surut. Alasan pemilihan titik di lokasi
ini adalah untuk melihat kondisi eksisting biota air di sekitar area jangka
pendek.
5. Satu (1) titik di sebelah timur area jangka pendek pada permukaan dan dasar
perairan serta pada kondisi pasang dan surut. Alasan pemilihan titik di lokasi
ini adalah untuk melihat kondisi eksisting biota air di sekitar area jangka
pendek.
6. Satu (1) titik di sebelah utara budidaya kerang hijau pada permukaan dan
dasar perairan serta pada kondisi pasang dan surut. Alasan pemilihan titik di
lokasi ini adalah untuk melihat kondisi eksisting biota air di sekitar budidaya
kerang hijau.
7. Satu (1) titik di sebelah timur area container yard 1A pada permukaan dan
dasar perairan serta pada kondisi pasang dan surut. Alasan pemilihan titik di
24
lokasi ini adalah untuk melihat kondisi eksisting kualitas biota air di sekitar
lokasi pembangunan container yard 1A.
8. Satu (1) titik di rencana reklamasi area 1B dan penimbunan material hasil
keruk pada permukaan dan dasar perairan serta pada kondisi pasang dan surut.
Alasan pemilihan titik pengambilan sampel ini, adalah untuk melihat kondisi
eksisting biota air di sekitar area reklamasi.
9. Tiga (3) titik masing-masing pada Muara Kali Kresek, Kali Lagoa, dan Kali
Japat pada kondisi pasang dan surut. Alasan pemilihan titik pengambilan
sampel ini, adalah untuk melihat kondisi eksisting biota air di di muara.
10. Tiga (3) titik masing-masing pada up stream (hulu) Muara Kali Kresek, Kali
Lagoa, dan Kali Japat pada kondisi pasang surut sebelum penyaringan
sampah. Alasan pemilihan titik pengambilan sampel ini, adalah untuk melihat
eksisting kualitas biota air di Kali Japat, Kali Lagoa, dan Kali Kresek sebelum
memasuki Kawasan Pelabuhan Tanjung Priok.
11. Untuk Nekton mengunakan data sekunder yang didapat di TPI Cilincing.
25
rata-rata anggota keluarga, dan rasio beban ketergantungan (dependency
ratio), dan b). Kepadatan penduduk.
Proses Penduduk meliputi : pertumbuhan penduduk dan mobilitas penduduk
(migrasi masuk, migrasi keluar, pola migrasi (sirkuler, komuter, permanen)
dan pola penyebaran penduduk).
Tenaga Kerja meliputi : tingkat partisipasi angkatan kerja dan tingkat
pengangguran.
b. Sosial Ekonomi
Aspek sosial ekonomi yang akan dikaji meliputi sub komponen :
Mata Pencaharian atau Sumber Pendapatan
Kesempatan kerja dan berusaha.
Tingkat pendapatan (tingkat pendapatan rumah tangga dan tingkat pendapatan
perkapita).
c. Sosial budaya
Aspek sosial budaya yang akan dikaji meliputi sub komponen :
Kebudayaan (adat istiadat, nilai dan norma budaya).
Proses Sosial (proses asosiatif/kerjasama, proses disosiatif/konflik, akulturasi).
Pranata Sosial/Kelembagaan Masyarakat (kelembagaan di bidang ekonomi,
pendidikan, agama, sosial dan keluarga).
Persepsi dan sikap masyarakat terhadap rencana usaha dan kegiatan.
26
c. Analisis isi (content analysis) dari berbagai media (multi media) yang terkait
dengan pemberitaan rencana usaha kegiatan dan kondisi sosial ekonomi dan
budaya masyarakat di wilayah studi.
d. Daftar pertanyaan yang disusun dalam bentuk kuisioner yang akan digunakan
oleh pewawancara (enumerator) sebagai panduan untuk memperoleh data-data
yang dibutuhkan. Hasil kuesioner untuk masyarakat sekitar pada saat
penyusunan dokumen ANDAL.
e. Wawancara mendalam (indepth interview) dilakukan terhadap tokoh
masyarakat, informan kunci, pejabat instansi terkait (lurah, camat, dll), dan
para pelaku sosial ekonomi yang relevan sesuai dengan kebutuhan data.
f. Observasi dilakukan terhadap kegiatan atau aktivitas masyarakat yang
diprakirakan akan terkena dampak langsung dan/atau tidak langsung.
g. Data sekunder diperoleh dari kantor pemerintah setempat ataupun instansi
terkait, seperti: Kantor Kecamatan Cilincing, Kantor Kelurahan Kalibaru, dan
Kantor BPS Kota Administrasi Jakarta Utara.
Penentuan jumlah responden dilakukan dengan menggunakan metode
pengambilan sampel secara acak (random sampling), dimana responden dipilih
berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu. Beberapa pertimbangan yang
digunakan dalam menentukan responden dalam studi ini adalah :
1. Difokuskan kepada responden yang diprakirakan akan terkena dampak negatif
langsung yang berada di dalam batas wilayah studi (seperti masyarakat yang
akan terkena kegiatan pembebasan lahan.
2. Difokuskan pada responden yang terkena dampak positif langsung (seperti
angkatan kerja yang dimungkinkan akan diserap oleh adanya rencana usaha
dan/atau kegiatan, dan pelaku usaha ekonomi lokal yang akan memperoleh
peluang berusaha dengan adanya rencana usaha dan/atau kegiatan) yang
berada di dalam batas wilayah studi
3. Difokuskan pada masyarakat pemerhati lingkungan dan masyarakat yang
terpengaruh dengan segala keputusan dalam proses AMDAL, seperti tokoh
masyarakat, tokoh LSM lingkungan hidup, tokoh nelayan, tokoh pemuda, dan
lain-lain. Berdasarkan pendekatan dalam penentuan jumlah responden
27
sebagaimana diuraikan di atas, maka jumlah sampel (responden) dalam studi
ini ditetapkan sebanyak 100 responden. Jumlah responden tersebut ditentukan
dengan menggunakan rumus Slovin, yaitu :
28
Analisis data dan informasi tentang gambaran tentang kondisi sosial,
ekonomi dan budaya masyarakat dilakukan dengan menggunakan pendekatan
triangulasi data, yaitu suatu pendekatan dengan memanfaatkan tiga teknik
pengumpulan data melalui kegiatan studi pustaka, pengamatan (observasi) dan
wawancara. Pada dasarnya pendekatan ini bertujuan untuk menguji serta
meningkatkan tingkat keabsahan/kesahihan data yang diperoleh. Sedangkan
metode analisa daAsecara umum menggunakan gabungan antara metode
kuantitatif dan kualitatif. Hasil analisa data ditampilkan dalam bentuk persentase,
tabel (tabulasi frekuensi dan tabulasi silang), grafik serta gambar.
Metode analisa data demografi yang digunakan antara lain :
29
Sayogyo (1977) membangun kriteria kemiskinan yang dibagi menjadi 4 (empat)
kriteria yaitu :
30
C. Lokasi Pengamatan
Pengumpulan data primer dilakukan dengan menggunakan wawancara
terstruktur dengan menggunakan kuisioner, wawancara mendalam dan
pengamatan langsung di lokasi yang termasu ke dalam batas wilayah studi
(khususnya batas sosial). Sementara pengumpulan data sekunder diperoleh dari
kantor kecamatan, Kantor kelurahan, Biro Pusat Statistik dan instansi terkait
lainnya
.
6. Lalu Lintas Darat
A. Metode Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan gambaran mengenai kondisi lalu lintas eksisting dan
keperluan tahap identifikasi masalah dan analisis, maka pengumpulan data primer
telah dilakukan secara langsung pada studi dengan tujuan memperoleh informasi
penting berkaitan dengan pola perjalanan pada daerah studi. Pelaksanaan waktu
survai dipilih berdasarkan pertimbangan hari-hari yang dianggap melakukan
puncak kegiatan rutin. Untuk studi lalu lintas Pembangunan Terminal Kalibaru ini
akan melakukan survai lapangan pada hari kerja dan jam sibuk. Selain itu data-
data sekunder mengenai kondisi Jalan di sekitar Pembangunan Terminal Kalibaru
juga akan menjadi masukkan terutama dari Dinas Perhubungan DKI Jakarta.
Survai lapangan yang akan dilakukan didasarkan pada kebutuhan adalah :
a. Survai Inventarisasi jaringan jalan
b. Survai Pencacahan volume lalu lintas
31
yang tidak kuat menerima akibat adanya beban tambahan dari bangkitan dan
tarikan dari Pembangunan Terminal Kalibaru .
32
C = kapasitas ruas jalan (smp/jam
Co = kapasitas dasar (smp/jam)
FCw = faktor lebar jalan
FCsp = faktor penyesuaian kapasitas untukpemisahan arah
FCsf = faktor hambatan samping
FCcs = faktor ukuran kota
Jika VCR mendekati 1, maka kemaecetan akan terjadi
2. Analisis Aksesbilitas dengan mengunakan parameter waktu tempuh dan
kecepatan perjalanan (travel time dan travel speed) setelah memperhitungkan
hambatan pada ruas dan simpang.
C. Lokasi Pengamatan
Tabel 3.9 Lokasi dan Jenis Survai Lalu Lintas Di Wilayah Studi
33
7. Lalu Lintas Perairan
A. Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data lalu lintas laut akan mengunakan data sekunder dari PT
Pelabuhan Indonesia II (Persero), Kantor Otoritas Pelabuhan Tanjung Priok, dan
Administrator Pelabuhan Tanjung Priok. Untuk mendapatkan gambaran mengenai
kondisi lalu lintas laut eksisting dan keperluan tahap identifikasi masalah dan
analisis, maka pengumpulan data primer telah dilakukan secara langsung pada
studi dengan tujuan memperoleh informasi penting berkaitan dengan pola
perjalanan pada daerah studi.
B. Metode Analisis Data
Metode analisis data mengunakan trend kunjungan kapal (ship call) dan
rute pelayarannya.
C. Lokasi Pengamatan
Pengumpulan data sekunder dilakukan di kantor PT Pelabuhan Indonesia
II (Persero), Kantor Otoritas Pelabuhan Ta njung Priok dan Administrator
Pelabuhan Tanjung Priok
34
dan kualitatif oleh tenaga ahli sosial ekonomi budaya. Parameter yang digunakan
untuk memprakirakan dampak adalah jumlah dan/atau persentase responden yang
menyatakan sikap setuju dan tidak setuju terhadap rencana pembebasan lahan.
Secara lebih mendalam, akan dikaji pula alasan-alasan yang mendasari dari sikap
masyarakat tersebut. Jika persentase responden yang menyatakan tidak setuju
terhadap rencana kegiatan pembebasan lahan melebihi atau sama dengan 50% (
50%), maka dampak perubahan persepsi masyarakat sebagai akibat dari kegiatan
pembebasan lahan dikategorikan sebagai dampak besar. Sedangkan sifat penting
dampak akan diukur dengan menggunakan kriteria Kepka Bapedal No. 56 Tahun
1994 tentang Pedoman Mengenai Ukuran Dampak Penting.
b. Hilangnya Pendapatan
Dampak penting hipotetik berupa hilangnya pendapatan bersumber dari
kegiatan pembebasan lahan. Metode yang digunakan untuk memprakirakan
perubahan hilangnya pendapatan adalah metode analisa deskriptif dan kualitatif
oleh tenaga ahli sosial ekonomi budaya. Parameter yang digunakan untuk
memprakirakan dampak adalah jumlah dan/atau persentase responden yang
menyatakan sikap setuju dan tidak setuju terhadap rencana pembebasan lahan
yang mengakibatkan hilangnya atau berkurangnya sumber pendapatan mereka.
Secara lebih mendalam, akan dikaji pula alasan-alasan yang mendasari dari sikap
masyarakat tersebut. Jika persentase responden yang menyatakan tidak setuju
terhadap rencana kegiatan pembebasan lahan melebihi atau sama dengan 50% (
50%), maka dampak perubahan hilangnya pendapatan sebagai akibat dari kegiatan
pembebasan lahan dikategorikan sebagai dampak besar. Sedangkan sifat penting
dampak akan diukur dengan menggunakan kriteria Kepka Bapedal No. 56 Tahun
1994 tentang Pedoman Mengenai Ukuran Dampak Penting.
Tahap Konstruksi
1. Perubahan Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat
a. Perubahan Persepsi Masyarakat
Dampak penting hipotetik timbulnya persepsi masyarakat untuk bekerja
pada tahap konstruksi bersumber dari 1) Mobilisasi Tenaga Kerja, 2)
35
Pembangunan Container Yard 1 A, 3) Pembangunan Dermaga 1 A, 4)Reklamasi
Area 1 B Penempatan material hasil keruk. Prakiraan besar dampak penting
hipotetik perubahan persepsi masyarakat pada tahap konstruksi akan diukur
dengan metode analisa deskriptif dan kualitatif oleh tenaga ahli sosial ekonomi
budaya. Di mana pendekatan yang digunakan adalah untuk mengetahui harapan
dan tingkat ekspektasi masyarakat terhadap kegiatan perekrutan tenaga kerja.
Untuk mengukur besaran dampak dari kegiatan konstruksi Terminal Kalibaru
terhadap perubahan persepsi masyarakat, maka perlu terlebih dahulu diketahui
besar dampak perubahan kualitas air dan gangguan lalulintas perairan sebagai
akibat dari kegiatan tersebut. Untuk menentukan sifat penting dampak akan
diukur dengan menggunakan kriteria Kepka Bapedal No. 56 Tahun 1994 tentang
Pedoman Mengenai Ukuran Dampak Penting.
b. Peningkatan Kesempatan Kerja dan Berusaha
Dampak penting hipotetik peningkatan kesempatan kerja dan berusaha
pada tahap konstruksi bersumber dari kegiatan mobilisasi tenaga kerja. Metode
prakiraan yang digunakan untuk mengukur besar dampak perubahan kesempatan
kerja dan berusaha adalah metode formal, dengan rumus sebagai berikut:
36
material hasil keruk. Prakiraan besar dampak untuk dampak penting hipotetik
perubahan pola arus akan dilakukan dengan metode matematis :
Untuk melihat dampak tidak langsung dimana arus menyebarluaskan
kekeruhan, maka digunakan model sebaran sedimen tersuspensi yang
disimulasikan dengan menggunakan MIKE 21 MT versi 2005 yang
dikembangkan oleh DHI Water and Environment, Denmark. Transpor sedimen
diselesaikan dengan menggunakan persamaan adveksi-dispersi. Persamaan
tersebut dapat dituliskan sebagai berikut:
37
Mehta et al. (1989), menggambarkan laju erosi dasar dengan persamaan
berikut:
38
dampak untuk dampak penting hipotetik peningkatan konsentrasi TSS akan
dilakukan dengan metode matematis, sebagai berikut :
Selain itu juga akan dianalisis berdasarkan pembahasan perubahan arus. Untuk
menentukan sifat penting dampak akan diukur dengan menggunakan kriteria
Kepka Bapedal No. 56 Tahun 1994 tentang Pedoman Mengenai Ukuran Dampak
Penting.
39
penting dampak akan diukur dengan menggunaka kriteria Kepka Bapedal No. 56
Tahun 1994 tentang Pedoman Mengenai Ukuran Dampak Penting.
Tahap Operasi
1. Perubahan Sosial Ekonomi Masyarakat
a. Perubahan Persepsi Masyarakat
Dampak penting hipotetik perubahan persepsi masyarakat bersumber dari
kegiatan mobilisasi tenaga kerja pada tahap operasi dan kegiatan CSR. Untuk
memprakirakan besar dampak penting hipotetik perubahan persepsi masyarakat
akan diukur dengan metode kualitatif oleh tenaga ahli sosial ekonomi budaya.
Dimana pendekatan yang digunakan adalah dengan mengetahui harapan dan
tingkat ekspektasi masyarakat terhadap kegiatan mobilisasi tenaga kerja dan
kegiatan CSR. Sedangkan sifat penting dampak akan diukur dengan menggunakan
kriteria Kepka Bapedal No. 56 Tahun 1994 tentang Pedoman Mengenai Ukuran
Dampak Penting.
b. Peningkatan Kesempatan Kerja dan berusaha
Dampak penting hipotetik peningkatan kesempatan kerja dan berusaja
pada tahap operasi bersumber dari kegiatan mobilisasi tenaga kerja. Metode
prakiraan yang digunakan untuk mengukur besar dampak peningkatan
kesempatan kerja dan berusaha adalah metode formal, dengan rumus sebagai
berikut:
40
c. Gangguan Kamtibmas
Dampak penting hipotetik gangguan kamtibmas bersumber dari mobilisasi
tenaga kerja. Prakiraan besar dampak untuk dampak penting hipotetik gangguan
kamtibmas akan dilakukan denga metode analisa deskriptif kualitatif (profesional
judgement) dan analogi dengan kegiatan-kegiatan yang saat ini telah berjalan di
Pelabuhan Tanjung Priok oleh tenaga ahli sosial ekonomi dan budaya. Sedangkan
sifat penting dampak akan diukur dengan menggunakan kriteria Kepka Bapedal
No. 56 Tahun 1994 tentang Pedoman Mengenai Ukuran Dampak Penting.
41
Untuk mengetahui persebaran gas buang di udara ambient dipakai
persamaan Gaussian untuk ground level line source sebagai berikut :
Sifat penting dampak akan diukur dengan menggunakan kriteria Kepka Bapedal
No. 56 Tahun 1994 tentang Pedoman Mengenai Ukuran Dampak Penting.
c. Peningkatan Kemacetan
Dampak penting hipotetik peningkatan kemacetan, bersumber dari
kegiatan transportasi peti kemas, curah cair, dan gas dari atau ke Terminal
Kalibaru. Dalam melakukan analisis prakiraan dampak aspek gangguan lalu lintas
darat digunakan beberapa model perhitungan tergantung pada ketersediaan data.
pembebanan perjalanan di sekitar lokasi akibat perkembangan kawasan
Pembangunan Terminal Kalibaru, ditambahkan dengan lalu lintas dasar (base-
traffic) untuk mendapatkan pembebanan yang nyata pada daerah pengaruh. Empat
tahapan pemodelan lalu lintas yang digunakan adalah sebagai berikut:
Perkiraan Bangkitan Perjalanan (Trip Generation)
42
Tahap awal dari empat tahapan proses pemodelan (modelling) ini adalah
bangkitan perjalanan (Trip Generation) yang dalam hal ini sesuai dengan
jumlah penambahan unit baru. Dengan mengambil asumsi adanya keterkaitan
antara penambahan unit baru dengan jumlah perjalanan keluar masuk lokasi,
maka dapat ditentukan hubungan matematis yang menggambarkan tingkat
tarikan dan bangkitan perjalanan ke lokasi tersebut.
Distribusi Perjalanan (Trip Distribution)
Trip Distribution pada intinya adalah tahapan untuk mendapatkan prosentase
penyebaran pergerakan lalu lintas kendaraan.
Pemilihan Moda (Modal Split)
Dalam melaksanakan tahapan modal split, ada 2 (dua) macam konsep
pendekatan, yaitu Trip End Model dan Trip Interchange Modal Split Model.
Pembebanan Perjalanan (Trip/Traffic Assignment)
Tahapan terakhir adalah Trip/Traffic Assignment. Tahapan ini menggunakan
Model matematis yang dirumuskan pada MKJI, 1997. Tahapan ini akan
menghasilkan indikator kinerja lalu lintas yang berupa V/C ratio.
d. Peningkatan Antrian Kapal
Dampak penting hipotetik peningkatan antrian kapal, bersumber dari
kegiatan operasional Terminal Kalibaru. Dalam melakukan analisis prakiraan
dampak aspek gangguan lalu lintas kapal digunakan analisa deskriptif kualitatif
(profesional judgment) oleh tenaga ahli transportsi laut dengan menganalisis rute
pelayaran kapal eksisting dan trend/rencana shipcall (kunjungan kapal). Sifat
penting dampak akan diukur dengan menggunakan kriteria Kepka Bapedal No. 56
Tahun 1994 tentang Pedoman Mengenai Ukuran Dampak Penting.
Berikut adalah penjelasan dari sifat dampak, besaran dampak, dan sifat
penting dampak:
A. Sifat Dampak
Sifat dampak dibedakan atas dampak positif dan dampak negatif. Dampak
positif adalah jenis dampak yang timbul dan yang menguntungkan bila ditinjau
dari segi lingkungan hidup termasuk kehidupan manusia. Sedangkan dampak
43
negatif adalah dampak-dampak yang timbul dan yang merugikan bila ditinjau dari
segi lingkungan hidup, termasuk kehidupan manusia.
B. Sifat Penting Dampak
Kriteria sifat penting dampak mengacu pada Keputusan Kepala Bapedal
56/1994 tentang Pedoman Mengenai Ukuran Dampak Penting, dimana dampak
yang timbul karena kegiatan kegiatan dapat dikategorikan penting dan tidak
penting seperti dapat dilihat pada tabel berikut dengan mempertimbangkan 6
(enam) faktor penentu dampak penting seperti:
1. Jumlah penduduk yang terkena dampak
2. Luas sebaran dampak
3. Intensitas dampak dan Lamanya dampak berlangsung
4. Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang terkena dampak
5. Sifat kumulatif dampak
6. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Akhirnya langkah selanjutnya dilakukan telaah evaluasi secara holistik
terhadap dampak-dampak penting yang terjadi dengan mengunakan metode
matriks bagan alir.
44
BAB IV
METODE EVALUASI DAMPAK PENTING
Dalam bab ini akan diuraikan mengenai hasil telaahan dampak penting
dari rencana kegiatan. Hasil evaluasi ini selanjutnya menjadi masukan bagi
instansi yang bertanggung jawab untuk memutuskan kelayakan lingkungan hidup
dari rencana kegiatan sebagaimana dimaksud dalam PP. Nomor 27 Tahun 2012.
a. Telaahan terhadap dampak penting
Telaahan secara holistik atas berbagai komponen lingkungan hidup yang
diprakirakan mengalami perubahan mendasar sebagaimana dikaji pada
pelingkupan isu pokok. Yang dimaksud dengan evaluasi dampak yang bersifat
holistik adalah telaahan secara totalitas terhadap beragam dampak besar dan
penting lingkungan hidup yang dimaksud pada pelingkupan isu pokok dengan
sumber rencana kegiatan penyebab dampak. Beragam komponen lingkungan
hidup yang terkena dampak penting tersebut (baik positif maupun negatif)
ditelaah sebagai satu kesatuan yang saling terkait dan saling pengaruh-
mempengaruhi, sehingga diketahui sejauh mana perimbangan dampak besar dan
penting yang bersifat positif dengan yang bersifat negatif. Telaahan ini akan
menggunakan bagan alir.
b. Telaahan sebagai dasar pengelolaan
1. Kausatif
Hubungan sebab akibat (kausatif) antara rencana kegiatan dan rona
lingkungan hidup dengan dampak positif dan negatif yang mungkin timbul.
Misalnya mungkin saja dampak besar dan penting timbul dari rencana kegiatan itu
dilaksanakan di suatu lokasi yang terlalu padat manusia, atau pada tingkat
pendapatan dan pendidikan yang terlampau rendah, bentuk teknologi yang tak
sesuai dan sebagainya;
2. Ciri dampak
Ciri dampak penting akan dijelaskan, dalam arti apakah dampak penting baik
positif atau negatif akan berlangsung terus selama rencana kegiatan itu
berlangsung nanti atau antara dampak-dampak satu dengan dampak yang lainnya
45
akan terdapat hubungan timbal baik yang antagonitis dan sinergistis. Apabila
dimungkinkan uraian kejelasan tentang waktu ambang batas (misal : baku mutu
lingkungan) dampak besar dan penting mulai timbul, apakah ambang batas
tersebut akan dimulai timbul setelah rencana kegiatan dilaksanakan atau akan
terus berlangsung sejak masa prakonstruksi dan akan berakhir bersama selesainya
kegiatan atau mungkin akan terus berlangsung, umpamanya lebih dari satu
generasi.
3. Kelompok masyarakat
Kelompok masyarakat yang akan terkena dampak negatif dan kelompok yang
akan terkena dampak positif. Identifikasi kesenjangan antara perubahan yang
diinginkan dan perubahan yang mungkin terjadi akibat rencana kegiatan
pembangunan.
c. Rekomendasi Kelayakkan Lingkungan
Rekomendasi kelayakkan lingkungan hidup didasarkan pada uraian
tentang rencana kegiatan dan memperhatikan kondisi Rona Lingkungan Hidup
Awal, serta dengan mempertimbangkan kajian Prakiraan Dampak Penting dan
Evaluasi Dampak Penting akibat kegiatan Pembangunan Terminal Kalibaru . Jika
dampak-dampak negatif penting yang akan terjadi masih dapat dikurangi, dicegah
dan ditanggulangi, dan dampak positif penting masih dapat dikembangkan dengan
pengelolaan lingkungan melalui pendekatan teknologi, pendekatan sosial ekonomi
dan pendekatan institusi, maka kegiatan tersebut tergolong layak secara aspek
lingkungan hidup untuk dilaksanakan dengan syarat melaksanakan Pengelolaan
Lingkungan dan Pemantauan Lingkungan hidup sesuai dengan dokumentasi
Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) dan Rencana Pemantauan
Lingkungan Hidup (RPL).
46
Tabel 4.1 Ringkasan Metode Evaluasi Dampak Penting
Dampak
Metode Evaluasi
No Penting Metode Pengumpulan Data Metode Analisis Data Metode Prakiraan Dampak
Dampak Penting
Hipotetik
A. Tahap Prakonstruksi
I Perubahan Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat
1 Perubahan Persepsi Pengumpulan Data primer di pemukiman Tabulasi Data Besaran Dampak : a. Telaahan Holistik
Masyarakat Sumber kelurahan Kalibaru : Metode analisa deskriptif dan kualitatif terhadap dampak penting
Dampak : a. Masukan masyarakat saat konsultasi oleh tenaga ahli sosial telaahan secara totalitas
Pembebasan publik. ekonomi budaya terhadap beragam
Lahan b. Masukan masyarakat pemerhati Untuk memprakirakan numlah dan/atau dampak besar dan penting
lingkungan. persentase responden yang menyatakan lingkungan hidup yang
c. Analisis isi dari berbagai media. sikap setuju atau tidak setuju terhadap dimaksud pada
d. Kuisioner dengan sampel 100 responden pembebasan lahan. pelingkupan isu pokok
e. Wawancara mendalam (indepth Tingkat Penting Dampak : Kepka Bapedal dengan sumber rencana
interview) terhadap tokoh kunci No. 56 Tahun 1994 tentang Pedoman kegiatan penyebab
f. Observasi terhadap kegiatan atau aktivitas Mengenai Ukuran Dampak Penting. dampak.. Telaahan ini
masyarakat yang diprakirakan akan Tolak Ukur : persentase persepsi positif akan menggunakan
terkena dampak langsung dan/atau tidak atau negatif dari masyarakat terhadap metode bagan alir.
langsung. kegiatan pembebasan lahan.
Pegumpulan Data sekunder : diperoleh dari
kantor pemerintah setempat ataupun instansi
terkait, seperti: Kantor Kecamatan Cilincing,
Kantor Kelurahan Kalibaru, dan Kantor BPS
Kota Administrasi Jakarta Utara
2 Hilangnya Pengumpulan Data primer di pemukiman Metode analisa data : Besaran Dampak : Metode analisa
Pendapatan kelurahan Kalibaru: Pendapatan dari sudut penerimaan: deskriptif dan kualitatif oleh tenaga ahli
Sumber Dampak : a. Masukan masyarakat saat konsultasi I = TR = PUT + NPUT sosial ekonomi budaya
Pembebasan publik. Dimana: Untuk memprakirakan numlah dan/atau
Lahan b. Masukan masyarakat pemerhati I = Pendapatan (Rp/tahun) persentase responden yang menyatakan
lingkungan. TR = Total penerimaan sikap setuju atau tidak setuju terhadap
c. Analisis isi dari berbagai media. PUT = Penerimaan dari rencana pembebasan lahan yang
d. Kuisioner dengan sampel 100 usahatani/nelayan mengakibatkan hilangnya atau
responden NPUT = Penerimaan dari luar berkurangnya sumber pendapatan mereka.
47
e. Wawancara mendalam (indepth usahatani/nelayan Tingkat Penting Dampak : Kepka Bapedal
interview) terhadap tokoh kunci No. 56 Tahun 1994 tentang Pedoman
f. Observasi terhadap kegiatan atau Pendapatan dari sisi pengeluaran: Mengenai Ukuran Dampak Penting.
aktivitas masyarakat yang diprakirakan E=C+I+S Tolak Ukur : rata-rata tingkat pendapatan
akan terkena dampak langsung Dimana: masyarakat yang terkena dampak
dan/atau tidak langsung. E = Pengeluaran (Rp/tahun) sebelum pembebasan lahan
Pegumpulan Data sekunder : diperoleh dari I = Investasi
kantor pemerintah setempat ataupun instansi C = Konsumsi
terkait, seperti: Kantor Kecamatan Cilincing, S = Tabungan
Kantor Kelurahan Kalibaru, dan Kantor BPS Estimasi tingkat kesejahteraan
Kota Administrasi Jakarta Utara. responden dari sisi pengeluaran,
menggunakan Koefisien Engel:
Eq = (Cp/E)x100%
Dimana:
Eq = Koefisien Engel
Cp = Total konsumsi bahan makanan
E = Total pengeluaran
Jika Eq 60% maka keluarga tersebut
tergolong belum
sejahtera
Estimasi kesejahteraan dari sisi
pendapatan menggunakan
pendekatan dari kriteria kemiskinan
Sayogyo (1977) :
Psb = Pkt/Hbs
Dimana:
Psb = Pendapatan setara beras
(Kg/kapita/tahun)
Hbs = Harga beras setempat (Rp/kg)
Pkt = Pendapatan perkapita pertahun
(Rp/kapita/tahun)
48
Dampak Penting Metode Eva;uasi
No Metode Pengumpulan Data Metode Analisis Data Metode Prakiraan Dampak
Hipotetik Dampak Penting
A. Tahap Konstruksi
1 Perubahan Persepsi Pengumpulan Data primer di pemukiman Tabulasi Data Besaran Dampak : Metode analisa
Masyarakat kelurahan Kalibaru deskriptif dan kualitatif oleh tenaga ahli
Sumber Dampak : a. Masukan masyarakat saat konsultasi sosial ekonomi budaya Digunakan
Mobilisasi publik. pendekatan untuk mengetahui harapan dan
tenaga kerja b. Masukan masyarakat pemerhati tingkat ekspektasi masyarakat terhadap
Pembangunan lingkungan. perekrutan tenaga kerja.
container yard c. Analisis isi dari berbagai media. Tingkat Penting Dampak : Kepka Bapedal
1A d. Kuisioner dengan sampel 100 No. 56 Tahun 1994 tentang Pedoman
Pembangunan responden Mengenai Ukuran
dermaga 1A e. Wawancara mendalam (indepth Dampak Penting. Tolak Ukur : persentase
Reklamasi area interview) terhadap tokoh kunci persepsi positif atau negatif dari
1B dan f. Observasi terhadap kegiatan atau masyarakat terhadap kegiatan mobilisasi
penempatan aktivitas masyarakat yang diprakirakan tenaga kerja, pembangunan container yard
material hasil akan terkena dampak langsung 1A, pembangunan dermaga 1A, Reklamasi
keruk dan/atau tidak langsung. Area 1B dan Penempatan Material Hasil
Pegumpulan Data sekunder : diperoleh dari Keruk.
kantor pemerintah setempat ataupun instansi
terkait, seperti: Kantor Kecamatan Cilincing,
Kantor Kelurahan Kalibaru, dan Kantor BPS
Kota Administrasi Jakarta Utara
2 Peningkatan Pengumpulan Data primer di pemukiman Metode analisa data : Besaran Dampak : Metode formal
Kesempatan Kerja kelurahan Kalibaru Pendapatan dari sudut penerimaan: Digunakan untuk mengukur perubahan
dan Berusaha a. Masukan masyarakat saat konsultasi I = TR = PUT + NPUT peluang usaha dengan memprakirakan
Sumber Dampak : publik. Dimana: jumlah dan jenis peluang usaha yang
Mobilisasi b. Masukan masyarakat pemerhati I = Pendapatan (Rp/tahun) lungkin timbul dengan adanya kegiatan
tenaga kerja lingkungan. TR = Total penerimaan pada
c. Analisis isi dari berbagai media. PUT = Penerimaan dari tahap konstruksi.
d. Kuisioner dengan sampel 100 responden usahatani/nelayan Tingkat Penting Dampak : Kepka Bapedal
e. Wawancara mendalam (indepth interview) NPUT = Penerimaan dari luar No. 56 Tahun 1994 tentang Pedoman
terhadap tokoh kunci usahatani/nelayan Mengenai Ukuran Dampak Penting.
49
f. Observasi terhadap kegiatan atau aktivitas Tolak Ukur : persentase kesempatan
masyarakat yang diprakirakan akan Pendapatan dari sisi pengeluaran: masyarakat untuk dapat bekerja dan
terkena dampak langsung dan/atau tidak E=C+I+S berusaha di kegiatan konstruksi
langsung. Dimana: Pembangunan Terminal Kalibaru
Pegumpulan Data sekunder : diperoleh dari E = Pengeluaran (Rp/tahun)
kantor pemerintah setempat ataupun instansi I = Investasi
terkait, seperti: Kantor Kecamatan Cilincing, C = Konsumsi
Kantor Kelurahan Kalibaru, dan Kantor BPS S = Tabungan
Kota Administrasi Jakarta Utara Estimasi tingkat kesejahteraan
responden dari sisi pengeluaran,
menggunakan Koefisien Engel:
Eq = (Cp/E)x100%
Dimana:
Eq = Koefisien Engel
Cp = Total konsumsi bahan makanan
E = Total pengeluaran
Jika Eq 60% maka keluarga tersebut
tergolong belum
sejahtera
Estimasi kesejahteraan dari sisi
pendapatan menggunakan
pendekatan dari kriteria kemiskinan
Sayogyo (1977) :
Psb = Pkt/Hbs
Dimana:
Psb = Pendapatan setara beras
(Kg/kapita/tahun)
Hbs = Harga beras setempat (Rp/kg)
Pkt = Pendapatan perkapita pertahun
(Rp/kapita/tahun)
II Perubahan Fisika
Kimia
1 Perubahan Pola Arus Pengumpulan data primer : pengkuran Persamaan kontuinitas Besaran Dampak :
Sumber Dampak : kecepatan dan arah arus di : Persamaan momentum Untuk melihat dampak tidak langsung
50
Pembuatan 1. Satu (1) titik pada sebelah barat rencana dimana arus menyebarluaskan kekeruhan,
breakwater/revetment reklamasi pada permukaan dan dasar maka digunakan model sebaran sedimen
Reklamasi area 1B perairan serta pada kondisi pasang dan tersuspensi yang disimulasikan dengan
dan surut. Alasan pemilihan titik pengambilan menggunakan MIKE 21 MT versi 2005
penempatan material sampel ini, adalah untuk melihat kondisi yang dikembangkan oleh DHI Water and
hasil eksisting pola arus dan bathimetri sekitar Environment, Denmark. Transpor sedimen
keruk area reklamasi. diselesaikan dengan menggunakan
2. Satu (1) titik pada sebelah timur rencana persamaan adveksi-dispersi.
reklamasi pada permukaan dan dasar Tingkat Penting Dampak : Kepka Bapedal
No. 56 Tahun 1994 tentang Pedoman
Mengenai Ukuran Dampak Penting.
Tolak Ukur : pola arus sebelum adanya
pembangunan Terminal Kalibaru
2 Peningkatan Data Primer : Pengambilan contoh kualitas Penentuan baik buruknya kondisi Besaran Dampak : metode matematis
Konsentrasi TSS air dilakukan pada sebelas titik. Data tersebut kualitas air mengacu pada SK
Sumber Dampak : akan dipergunakan sebagai data dasar kondisi MenLH No.51 tahun 2004 untuk Tingkat Penting Dampak : Kepka Bapedal
Pengerukan dan lingkungan saat ini. Selain parameter TSS, kualitas air laut peruntukan pelabuhan No. 56 Tahun 1994 tentang Pedoman
pembongkaran maka akan diambil contoh untuk parameter Mengenai Ukuran Dampak Penting.
breakwater eksisting lain sesuai dengan SK MenLH No.51 tahun
Pembangunan 2004 Lampiran 1 Untuk Pelabuhan. Baku Mutu : KepMen LH No. 51 tahun
container yard 1. Satu (1) titik pada sebelah barat rencana 2004
1A reklamasi pada permukaan dan dasar
Pembangunan perairan serta pada kondisi pasang dan
dermaga 1A surut. Alasan pemilihan titik pengambilan
Pembangunan sampel ini, adalah untuk melihat kondisi
dermaga 1B eksisting kualitas air sekitar area reklamasi.
Reklamasi area 2. Satu (1) titik pada sebelah timur rencana
1B dan reklamasi pada permukaan dan dasar
penempatan perairan serta pada kondisi pasang dan
material hasil surut. Alasan pemilihan titik pengambilan
keruk sampel ini, adalah untuk melihat kondisi
eksisting kualitas air sekitar area
reklamasi.
3. Satu (1) titik pada sebelah selatan
51
rencana reklamasi pada permukaan dan
dasar perairan serta pada kondisi pasang
dan surut. Alasan pemilihan titik
pengambilan sampel ini, adalah untuk
melihat kondisi eksisting kualitas air
sekitar area reklamasi.
4. Satu (1) titik pada sebelah utara rencana
reklamasi pada permukaan dan dasar
perairan serta pada kondisi pasang dan
surut. Alasan pemilihan titik pengambilan
sampel ini, adalah untuk melihat kondisi
eksisting kualitas air sekitar area
reklamasi.
5. Tiga (3) titik masing-masing pada Muara
Kali Kresek, Kali Lagoa, dan Kali Japat pada
kondisi pasang surut. Alasan pemilihan
titik pengambilan sampel ini, adalah untuk
melihat kondisi eksisting kualitas air di
muara.
6. Tiga (3) titik masing-masing pada up
stream (hulu) Muara Kali Kresek, Kali
Lagoa, dan Kali Japat pada kondisi pasang
surut sebelum penyaringan sampah.
Alasan pemilihan titik pengambilan
sampel ini, adalah untuk melihat eksisting
kualitas air Kali Japat, Kali
3 Peningkatan Antrian Pengumpulan data lalu lintas laut akan Metode analisis data mengunakan Besaran Dampak : Analisis deskriptif
Kapal mengunakan data sekunder dari PT trend kunjungan kapal (ship kualitatif (Profesional Judgement) dari
Sumber Dampak : Pelabuhan Indonesia II (Persero), Kantor call) dan rute pelayarannya. tenaga ahli transportasi laut
Konstruksi Otoritas Pelabuhan Tanjung Priok, dan Tingkat Penting Dampak : Kepka Bapedal
dermaga 1B Administrator Pelabuhan Tanjung Priok. No. 56 Tahun 1994 tentang Pedoman
Untuk mendapatkan gambaran mengenai Mengenai Ukuran Dampak Penting.
kondisi lalu lintas laut eksisting dan Tolak Ukur : rata-rata kunjunga kapal
keperluan (shipcall) sebelum pembangunan Terminal
52
tahap identifikasi masalah dan analisis, maka Kalibaru
pengumpulan data primer telah dilakukan
secara langsung pada studi dengan tujuan
memperoleh informasi penting berkaitan
dengan pola perjalanan pada daerah studi
III Perubahan Biologi
1 Perubahan Pengumpulan data biota laut dilakukan baik Indeks keanekaragaman (H) Metode tersebut digunakan berdasarkan
Kelimpahan Benthos secara langsung (data primer) atau tidak Shannon-Wiener (Krebs, 1989) kelimpahan benthos eksisting dan
Sumber Dampak : langsung (data sekunder). Pengamatan Indeks Keseragaaman studistudi yang pernah dilakukan di
Pengerukan dan komponen biota laut meliputi jenis-jenis Indeks Dominansi kawasan tersebut, sehingga dapat diketahui
pembongkaran plankton, nekton dan benthos. Pengambilan trend pertumbuhan benthos.
breakwater contoh plankton dilakukan dengan Tingkat Penting Dampak : Kepka Bapedal
eksisting mengunakan plankton net dengan mesh size 4 No. 56 Tahun 1994 tentang Pedoman
Pembuatan m yang di grab secara vertikal dengan kapal Mengenai Ukuran Dampak Penting.
breakwater/revet pada kedalaman berdasarkan migrasi harian. Tolak Ukur : rata-rata kelimpahan benthos
ment Pengambilan contoh benthos dilakukan (ind/m2) sebelum dilakukan pengerukan
Reklamasi area dengan mengunakan Petersen Grab. Sebagai dan pembongkaran breakwater eksisting,
1B dan data pendukung akan dilakukan pengumpulan pembuatan breakwater/revetment,
penempatan data sekunder mengenai hasil tangkapan ikan reklamasi area 1B dan penempatan
material hasil di TPI Cilincing (Muara Cakung Drain). material hasil keruk.
keruk
C Tahap Operasi
53
I Perubahan Kondisi Perubahan persepsi masyarakat Pengumpulan Data primer di Tabulasi Data Besaran Dampak : Metode
Sosial dan Ekonomi Sumber Dampak : pemukiman kualitatif oleh tenaga ahli
Mobilisasi tenaga kerja kelurahan Kalibaru sosial ekonomi budaya
Kegiatan CSR a. Masukan masyarakat saat konsultasi untuk mengetahui harapan
publik. dan tingkat ekspektasi
b. Masukan masyarakat pemerhati masyarakat terhadap kegiatan
lingkungan. mobilisasi tenaga kerja dan
c. Analisis isi dari berbagai media. kegiatan CSR.
d. Kuisioner dengan sampel 100 Tingkat Penting Dampak :
responden Kepka Bapedal No. 56 Tahun
e. Wawancara mendalam (indepth 1994 tentang Pedoman
interview) Mengenai Ukuran Dampak
terhadap tokoh kunci Penting.
f. Observasi terhadap kegiatan atau Tolak Ukur : persentase
aktivitas persepsi positif atau negatif
masyarakat yang diprakirakan akan dari masyarakat terhadap
terkena dampak langsung dan/atau kegiatan mobilisasi tenaga
tidak kerja dan kegiatan CSR
langsung.
Pegumpulan Data sekunder : diperoleh
dari
kantor pemerintah setempat ataupun
instansi
terkait, seperti: Kantor Kecamatan
Cilincing,
Kantor Kelurahan Kalibaru, dan
Kantor BPS
Kota Administrasi Jakarta Utara
2 Peningkatan Pengumpulan Data primer di pemukiman Pendapatan dari sisi pengeluaran: Besaran Dampak : Metode formal
Kesempatan Kerja kelurahan Kalibaru a. Masukan masyarakat E=C+I+S Digunakan untuk mengukur perubahan
dan Berusaha saat konsultasi Dimana: peluang usaha dengan memprakirakan
Sumber Dampak : publik. E = Pengeluaran (Rp/tahun) jumlah dan jenis peluang usaha yang
Mobilisasi a. Masukan masyarakat pemerhati I = Investasi mungkin timbul dengan adanya kegiatan
tenaga kerja lingkungan. C = Konsumsi pada
54
b. Analisis isi dari berbagai media. S = Tabungan tahap operasi.
c. Kuisioner dengan sampel 100 responden Estimasi tingkat kesejahteraan Tingkat Penting Dampak : Kepka Bapedal
d. Wawancara mendalam (indepth responden dari sisi pengeluaran, No. 56 Tahun 1994 tentang Pedoman
interview) terhadap tokoh kunci menggunakan Koefisien Engel: Mengenai Ukuran Dampak Penting.
e. Observasi terhadap kegiatan atau Eq = (Cp/E)x100% Tolak Ukur : persentase kesempatan
aktivitas masyarakat yang diprakirakan Dimana: masyarakat untuk dapat bekerja dan
akan terkena dampak langsung dan/atau Eq = Koefisien Engel berusaha di kegiatan operasi Pembangunan
tidak langsung. Cp = Total konsumsi bahan makanan Terminal Kalibaru
Pegumpulan Data sekunder : diperoleh dari E = Total pengeluaran
kantor pemerintah setempat ataupun instansi Jika Eq 60% maka keluarga tersebut
terkait, seperti: Kantor Kecamatan Cilincing, tergolong belum
Kantor Kelurahan Kalibaru, dan Kantor BPS sejahtera
Kota Administrasi Jakarta Utara Estimasi kesejahteraan dari sisi
pendapatan menggunakan
pendekatan dari kriteria kemiskinan
Sayogyo (1977) :
Psb = Pkt/Hbs
Dimana:
Psb = Pendapatan setara beras
(Kg/kapita/tahun)
Hbs = Harga beras setempat (Rp/kg)
Pkt = Pendapatan perkapita pertahun
(Rp/kapita/tahun)
3 Gangguan Pengumpulan Data primer di pemukiman Metode analisa data : Besaran Dampak : Analisis deskriptif
Kamtibmas kelurahan Kalibaru Membandingkan potensi gangguan kualitatif (Profesional Judgement) dari
Sumber Dampak : a. Masukan masyarakat saat konsultasi kamtibmas dengan kejadian tenaga
Mobilisasi publik. gangguan kamtibmas di wilayah studi ahli sosial ekonomi dan budaya
tenaga kerja b. Masukan masyarakat pemerhati sebelum pembangunan Tingkat Penting Dampak : Kepka Bapedal
lingkungan. Terminal Kalibaru. No. 56 Tahun 1994 tentang Pedoman
c. Analisis isi dari berbagai media. Mengenai Ukuran Dampak Penting.
d. Kuisioner dengan sampel 100 responde Tolak Ukur : rata-rata terjadinya gangguan
e. Wawancara mendalam (indepth kamtibmas di wilayah studi akibat
interview) terhadap tokoh kunci kesempatan kerja
f. Observasi terhadap kegiatan atau
55
aktivitas masyarakat yang diprakirakan
akan terkena dampak langsung dan/atau
tidak langsung.
Pegumpulan Data sekunder : diperoleh dari
kantor pemerintah setempat ataupun instansi
terkait, seperti: Kantor Kecamatan Cilincing,
Kantor Kelurahan Kalibaru, dan Kantor BPS
Kota Administrasi Jakarta Utara
II Perubahan Fisika
Kimia
1. Peningkatan Debu Data primer kualitas udara diambil melalui Metode analisis data penentuan baik- Besaran Dampak : Analisis matematis
(TSP), CO, SO2 serangkaian pengukuran lapangan (in-situ) buruknya kondisi kualitas Dampak ini merupakan dampak turunan
dan NO2 dan analisis laboratorium. Data data ini udara mengunakan baku mutu yang dari dampak peningkatan kemacetan lalu
Sumber Dampak : akan dipergunakan sebagai data dasar kondisi ditetapkan sesuai SK Gub lintas yang menimbulkan gas buang (CO,
Transportasi lalu lingkungan saat ini dan proyeksi kualitas DKI Jakarta No.551 tahun 2001 SO2, NO2) dan partikulat (TSP)
lintas kendaraan udara di masa mendatang Pembangunan
berat dari atau ke Terminal Kalibaru berjalan. Lokasi Tingkat Penting Dampak : Kepka Bapedal
Terminal pengambilan contoh kualitas udara akan No. 56 Tahun 1994 tentang Pedoman
Kalibaru dilakukan pada lokasi yang dipandang Mengenai Ukuran Dampak Penting
representatif yaitu di : Baku Mutu : SK Gub DKI Jakarta No. 551
a. Satu (1) titik di lahan darat yang akan tahun 2001
menyambung dengan areal reklamasi
Terminal Kalibaru. Alasan pemilihan titik
pengambilan sampel ini, adalah; pada
lokasi ini akan dilakukan pembangunan jalan
akses yang berbatasan dengan laut.
b. Satu (1) titik di Simpang Jalan Kalibaru
Barat- Jalan Cilincing Raya. Alasan
pemilihan titik pengambilan sampel ini,
adalah; pada lokasi ini akan dilakukan
pembangunan jalan akses yang
menyambung dengan Jalan Cilincing
Raya sebagai jalan utama. Pada saat
operasi nantinya jalan akses ini ini akan
56
dilalui oleh truck dari dan menuju
Terminal Kalibaru.
c. Satu (1) titik di Pemukiman RW 10
Kelurahan Kalibaru. Alasan pemilihan
titik pengambilan sampel ini, adalah;
pada lokasi ini akan dilakukan
pembangunan jalan akses.
d. Satu (1) titik di Pemukiman RW 8
Kelurahan Kalibaru, Alasan pemilihan
titik pengambilan sampel ini, adalah;
pada lokasi ini akan dilakukan
pembangunan jalan akses.
e. Satu (1) titik di Pemukiman RW 9
Kelurahan Kalibaru, Alasan pemilihan
titik pengambilan sampel ini, adalah;
pada lokasi ini akan dilakukan
pembangunan jalan akses.
f. Satu (1) titik di Pemukiman RW 6
Kelurahan Kalibaru, Alasan pemilihan
titik pengambilan sampel ini, adalah;
lokasi ini merupakan wilayah pemukiman
warga terdekat.
g. Satu (1) titik di Jalan Sindang Laut -
Jalan Cilincing Raya, Alasan pemilihan
titik pengambilan sampel ini, adalah;
pada lokasi ini akan dilalui kendaraan
pengangkut material konstruksi terminal
menuju stock pile material (Lahan ex
Adiguna Shipyars).
Selain itu juga digunakan data-data sekunder
dari hasil pemantauan lingkungan hidup
Pelabuhan Tanjung Priok eksisting.
Sedangkan
untuk mendukung kajian kualitas udara,
57
dibutuhkan data iklim yang dikumpulkan dari
Stasiun Badan Meteorologi, Klimatologi, dan
Geofisika (BMKG) terdekat, yaitu Stasiun
BMKG Tanjung Priok. Data iklim yang
dikumpulkan merupakan
2 Peningkatan Data Primer : Pengambilan contoh Penentuan baik buruknya kondisi Besaran Dampak : metode matematis
Konsentrasi Fenol konsentrasi fenol dilakukan pada sebelas kualitas air mengacu pada SK Tingkat Penting Dampak : Kepka Bapedal
titik. Data tersebut akan dipergunakan MenLH No.51 tahun 2004, Lampiran I No. 56 Tahun 1994 tentang Pedoman
sebagai data dasar kondisi lingkungan saat untuk kualitas air laut Mengenai Ukuran Dampak Penting.
ini. peruntukan pelabuhan. Baku Mutu : KepMen LH No. 51 tahun
. 2004
1. Satu (1) titik pada sebelah barat
rencana reklamasi pada permukaan dan
dasar perairan serta pada kondisi pasang
dan surut. Alasan pemilihan titik
pengambilan sampel ini, adalah untuk
melihat kondisi eksisting kualitas air sekitar
area reklamasi.
2. Satu (1) titik pada sebelah timur rencan
perairan serta pada kondisi pasang dan
surut. Alasan pemilihan titik pengambilan
sampel ini, adalah untuk melihat kondisi
eksisting kualitas air sekitar area
reklamasi.
3. Satu (1) titik pada sebelah selatan
rencana reklamasi pada permukaan dan
dasar perairan serta pada kondisi pasang
dan surut. Alasan pemilihan titik
pengambilan sampel ini, adalah untuk
melihat kondisi eksisting kualitas air
sekitar area reklamasi.
4. Satu (1) titik pada sebelah utara rencana
reklamasi pada permukaan dan dasar
perairan serta pada kondisi pasang dan
58
surut. Alasan pemilihan titik pengambilan
sampel ini, adalah untuk melihat kondisi
eksisting kualitas air sekitar area
reklamasi.
5. Tiga (3) titik masing-masing pada Muara
Kali Kresek, Kali Lagoa, dan Kali Japat pada
kondisi pasang surut. Alasan pemilihan
titik pengambilan sampel ini, adalah untuk
melihat kondisi eksisting kualitas air di
muara.
6. Tiga (3) titik masing-masing pada up
stream (hulu) Muara Kali Kresek, Kali
Lagoa, dan Kali Japat pada kondisi pasang
surut sebelum penyaringan sampah.
Alasan pemilihan titik pengambilan
sampel ini, adalah untuk melihat eksisting
kualitas air Kali Japat, Kali Lagoa, dan Kali
Kresek sebelum memasuki Kawasan
Pelabuhan Tanjung Priok.
7. Satu (1) titik sebelah utara berjarak 1 mil
laut sebagai kontrol pada permukaan dan
dasar pada kondisi pasang dan surut.
Alasan pemilihan titik pengambilan
sampel ini, adalah untuk melihat kondisi
eksisting kualitas air diluar lokasi
reklamasi.
3. Peningkatan Untuk mendapatkan gambaran mengenai 1. Analisis Mobilitas dengan Besaran Dampak :
Kemacetan kondisi lalu lintas eksisting dan keperluan mengunakan parameter VCR yang Perkiraan Bangkitan Perjalanan (Trip
Sumber Dampak : tahap identifikasi masalah dan analisis, maka menyatakan tingkat kejenuhan ruas Generation)
Transportasi oeti pengumpulan data primer telah dilakukan jalan terhadap Tahap awal dari empat tahapan proses
kemas, curah secara langsung pada studi dengan tujuan kapasitasnya. Volume (V) ; Hasil pemodelan (modelling) ini adalah
cair, dan gas dari memperoleh informasi penting berkaitan pengukuran jumlah kendaraan bangkitan
atau ke dengan pola perjalanan pada daerah studi. dalam satuan SMP (satuan mobil perjalanan (Trip Generation) yang dalam
Terminal Kalibaru Pelaksanaan waktu survai dipilih berdasarkan penumpang) Kapasitas jalan hal ini sesuai dengan jumlah penambahan
59
pertimbangan hari-hari yang dianggap 2. Analisis Aksesbilitas dengan unit baru. Dengan mengambil asumsi
melakukan puncak kegiatan rutin. Untuk mengunakan parameter waktu adanya keterkaitan antara penambahan unit
studi tempuh dan kecepatan perjalanan baru dengan jumlah perjalanan keluar
lalu lintas Pembangunan Terminal Kalibaru (travel time dan travel speed) setelah masuk lokasi, maka dapat ditentukan
ini akan melakukan survai lapangan pada hari memperhitungkan hambatan pada ruas hubungan matematis yang
kerja dan jam sibuk. Selain itu data-data dan simpang. menggambarkan tingkat tarikan dan
sekunder mengenai kondisi Jalan di sekitar bangkitan
Pembangunan Terminal Kalibaru juga akan perjalanan ke lokasi tersebut.
menjadi masukkan terutama dari Dinas Distribusi Perjalanan (Trip Distribution)
Perhubungan DKI Jakarta. Survai lapangan Trip Distribution pada intinya adalah
yang akan dilakukan didasarkan pada tahapan untuk mendapatkan prosentase
kebutuhan adalah : penyebaran pergerakan lalu lintas
a. Survai Inventarisasi jaringan jalan kendaraan Pemilihan Moda (Modal
b. Survai Pencacahan volume lalu lintas Split)
Dalam melaksanakan tahapan modal split,
ada 2 (dua) macam konsep pendekatan,
yaitu Trip End Model dan Trip Interchange
Modal Split Model.
Pembebanan Perjalanan (Trip/Traffic
Assignment)
Tahapan terakhir adalah Trip/Traffic
Assignment. Tahapan ini menggunakan
Model matematis yang dirumuskan pada
MKJI, 1997. Tahapan ini akan
menghasilkan indikator kinerja lalu lintas
yang berupa V/C ratio.
Tingkat Penting Dampak : Kepka Bapedal
No. 56 Tahun 1994 tentang Pedoman
Mengenai Ukuran Dampak Penting
Tolak Ukur : kemacetan lalu lintas yang
ditimbulkan oleh operasonal Pelabuhan
Tanjung Priok
4 Peningkatan Antrian Pengumpulan data lalu lintas laut akan Metode analisis data mengunakan Besaran Dampak : analisa deskriptif
Kapal mengunakan data sekunder dari PT trend kunjungan kapal (ship kualitatif (profesional judgment) oleh
60
Sumber Dampak : Pelabuhan Indonesia II (Persero), Kantor call) dan rute pelayarannya. tenaga
Kegiatan Otoritas Pelabuhan Tanjung Priok, dan ahli transportasi laut
operasional Administrator Pelabuhan Tanjung Priok. Untuk menganalisis rute pelayaran kapal
Terminal Untuk mendapatkan gambaran mengenai eksisting dan trend/rencana shipcall
Kalibaru kondisi lalu lintas laut eksisting dan (kunjungan kapal)
keperluan Tingkat Penting Dampak : Kepka Bapedal
tahap identifikasi masalah dan analisis, maka No. 56 Tahun 1994 tentang Pedoman
pengumpulan data primer telah dilakukan Mengenai Ukuran Dampak Penting.
secara langsung pada studi dengan tujuan Tolak Ukur : rata-rata kunjunga kapal
memperoleh informasi penting berkaitan (shipcall) sebelum pembangunan Terminal
dengan pola perjalanan pada daerah studi Kalibaru
61