Lampiran 1.
Lampiran 1.
1.2.1 Pengertian
Defisit perawatan diri adalah Salah satu kemampuan dasar manusia dalam
memenuhi kebutuhannya guna mempertahankan hidupnya, kesehatannya,dan
kesejaterannya, sesuaia dengan kondisi kesehtannya. Klien dinyatakan terganggu
perawtaan dirinya jika tidak dapat melakukan perawatan dirinya.
( Sumber: Dr.Amino Gondohutomo, 2008 )
Adaptif Maladaptif
pola perawatan diri seimbang kadang perawatan diri kadang tidak tidak melakukan perawatan
diri saat stress
keterangan :
Pola perawatan diri seimbang, saat klien mendapatkan stressor dan mampu
berperilaku adaptif, maka pola perawatan yang dilakukan klien seimbang, klien masih
melakukan perawatan diri.
Kadang perawatan diri kadang tidak, saat klien mendapatkan stressor kadang klien
tidak memperhatikan perawatan dirinya
Tidak melakukan perawatan diri, klien menyatakan dia tidak peduli dan tidak bias
melakykan perawatan saat stressor
a). Fisik
Badan bau, pakaian kotor.
Rambut dan kulit kotor.
Kuku panjang dan kotor
Gigi kotor disertai mulut bau
Penampilan tidak rapi
b). Psikologis
Malas, tidak ada inisiatif.
Menarik diri, isolasi diri.
Merasa tak berdaya, rendah diri dan merasa hina.
c). Sosial
Interaksi kurang
Kegiatan kurang
Tidak mampu berperilaku sesuai norma.
Cara makan tidak teratur
BAK dan BAB di sembarang tempat
Menurut Dep Kes (2000: 20), penyebab kurang perawatan diri adalah :
1. Faktor prediposisi
a. Perkembangan
Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga perkembangan
inisiatif terganggu.
b. Biologis
Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu melakukan perawatan
diri.
c. Kemampuan realitas turun
Klien dengan gangguan jiwa dengan kemampuan realitas yang kurang
menyebabkan ketidakpedulian dirinya dan lingkungan termasuk perawatan
diri.
d. Sosial
Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri lingkungannya.
Situasi lingkungan mempengaruhi latihan kemampuan dalam perawatan
diri.
2. Faktor presipitasi
Yang merupakan faktor presiptasi deficit perawatan diri adalah kurang
penurunan motivasi, kerusakan kognisi atau perceptual, cemas, lelah/lemah yang
dialami individu sehingga menyebabkan individu kurang mampu melakukan
perawatan diri.
Patofisiologi :
1.4 Data yang
Keluarga perlu
terlalu dikaji dan memanjakan klien sehingga
melindungi
perkembangan inisiatif dan keterampilan. Penyakit kronis yang
menyebabkan klien tidak mampu melakukan perawatan diri
Situasional :
-Interaksi kurang
-kegiatan kurang
Maturasional :
Badan bau, pakaian kotor, rambut dan kulit kotor, gigi kotor
disertai bau mulut, dan penampilan tidak rapi.
Clinical Pathway
1. Data subyektif
Gangguan
Defisit Perawatan Diri
Axis 3
Axis 1
Aktual Kronis
Axis 7 Axis 6
Tidak teridentifikasi
Individu
Axis 4
Axis 2
Tidak terdeksi
Axis 5
` 1.5.2 Batasan karakteristik
Gangguan Kognitif
Penurunan motivasi
Kendala lingkungan
Ketidakmampuan merasakan bagian tubuh
Ketidakmampuan hubungan special
Gangguan musculoskeletal
Gangguan neuromuscular
Nyeri
Gangguan presepsi
Ansietas berat
Kelemahan
Hambatan kemampuan berpindah
Ketidaknyamanan
Hambatan mobilitas
(Linda Jual Carpenito)
Keluarga dapat meneruskan melatih klien dan mendukung agar kemampuan klien
dalam perawatan dirinya meningkat.
.
1. Diskusikan dengan keluarga tentang fasilitas kebersihan diri yang dibutuhkan oleh
klien agar dapat menjaga kebersihan diri
2. Anjurkan keluarga untuk terlibat dalam merawat dan membantu klien dalam
merawat diri
3. Anjurkan keluarga untuk memberikan pujian atas keberhasilan klien dalam
merawat diri
(Fitria, 2009).
Carpenito, Lynda Juall. 2001. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8. Jakarta : EGC.
Stuart, GW. 2002. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Edisi 5. Jakarta: EGC.
Keliat, Budi Anna., Akemat., Helena, Novy., Nurhaeni, Heni. (2011). Keperawatan
Kesehatan Jiwa Komunitas.Jakarta : EGC.
Fitria, Nita. (2009). Prinsip Dasar Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan dan Strategi
Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (LP dan SP). Jakarta : Salemba Medika.