Anda di halaman 1dari 9

1.

1 Diagnosis Keperawatan : Defisit Perawatan Diri

1.2 Tinjauan Teori

1.2.1 Pengertian

Defisit perawatan diri adalah suatu kondisi pada seseorang yang


mengalami kelemahan kemampuan dalam melakukan atau melengkapi aktifitas
perawatan diri secara mandiri seperti mandi ( hygiene ) , berpakaian / berhias, makan
dan BAB atau BAK ( toileting ).
( Sumber: NITA FITRIA, 2009 )

Defisit perawatan diri adalah Salah satu kemampuan dasar manusia dalam
memenuhi kebutuhannya guna mempertahankan hidupnya, kesehatannya,dan
kesejaterannya, sesuaia dengan kondisi kesehtannya. Klien dinyatakan terganggu
perawtaan dirinya jika tidak dapat melakukan perawatan dirinya.
( Sumber: Dr.Amino Gondohutomo, 2008 )

1.2.2 Rentang Respon

Adaptif Maladaptif

pola perawatan diri seimbang kadang perawatan diri kadang tidak tidak melakukan perawatan
diri saat stress

keterangan :

Pola perawatan diri seimbang, saat klien mendapatkan stressor dan mampu
berperilaku adaptif, maka pola perawatan yang dilakukan klien seimbang, klien masih
melakukan perawatan diri.
Kadang perawatan diri kadang tidak, saat klien mendapatkan stressor kadang klien
tidak memperhatikan perawatan dirinya
Tidak melakukan perawatan diri, klien menyatakan dia tidak peduli dan tidak bias
melakykan perawatan saat stressor

1.2.3 Perilaku yang berhubungan dengan diagnosis

a). Fisik
Badan bau, pakaian kotor.
Rambut dan kulit kotor.
Kuku panjang dan kotor
Gigi kotor disertai mulut bau
Penampilan tidak rapi

b). Psikologis
Malas, tidak ada inisiatif.
Menarik diri, isolasi diri.
Merasa tak berdaya, rendah diri dan merasa hina.

c). Sosial
Interaksi kurang
Kegiatan kurang
Tidak mampu berperilaku sesuai norma.
Cara makan tidak teratur
BAK dan BAB di sembarang tempat

1.2.4 Faktor predisposisi dan factor presipitasi

Menurut Dep Kes (2000: 20), penyebab kurang perawatan diri adalah :

1. Faktor prediposisi
a. Perkembangan
Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga perkembangan
inisiatif terganggu.
b. Biologis
Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu melakukan perawatan
diri.
c. Kemampuan realitas turun
Klien dengan gangguan jiwa dengan kemampuan realitas yang kurang
menyebabkan ketidakpedulian dirinya dan lingkungan termasuk perawatan
diri.
d. Sosial
Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri lingkungannya.
Situasi lingkungan mempengaruhi latihan kemampuan dalam perawatan
diri.
2. Faktor presipitasi
Yang merupakan faktor presiptasi deficit perawatan diri adalah kurang
penurunan motivasi, kerusakan kognisi atau perceptual, cemas, lelah/lemah yang
dialami individu sehingga menyebabkan individu kurang mampu melakukan
perawatan diri.

1.3 Patofisiologi (Clinical Pathway)

Patofisiologi :
1.4 Data yang
Keluarga perlu
terlalu dikaji dan memanjakan klien sehingga
melindungi
perkembangan inisiatif dan keterampilan. Penyakit kronis yang
menyebabkan klien tidak mampu melakukan perawatan diri

Situasional :

-Interaksi kurang

-kegiatan kurang

-tidak mampu berperilaku sesuai norma

-cara makan, BAB dan BAK tidak teratur

Maturasional :

Badan bau, pakaian kotor, rambut dan kulit kotor, gigi kotor
disertai bau mulut, dan penampilan tidak rapi.

Clinical Pathway

Resiko Integritas kulit

Deficit Perawatan Diri

Isolasi Sosial : Menarik Diri


1.4 Data yang perlu dikaji

1. Data subyektif

a. Pasien merasa lemah


b. Malas untuk beraktivitas
c. Merasa tidak berdaya
2. Data obyektif
a. Rambut kotor, acak acakan
b. Badan dan pakaian kotor dan bau
c. Mulut dan gigi bau.
d. Kulit kusam dan kotor
e. Kuku panjang dan tidak terawa

1.5 Penentuan diagnose keperawatan

1.5.1 Perumusan diagnosis keperawatan

Gangguan
Defisit Perawatan Diri
Axis 3
Axis 1

Aktual Kronis

Axis 7 Axis 6

Tidak teridentifikasi
Individu
Axis 4
Axis 2

Tidak terdeksi

Axis 5
` 1.5.2 Batasan karakteristik

a. Defisit Perawatan Diri : Mandi


Ketidakmampuan mengakses kamar mandi
Ketidakmampuan mengeringkan tubuh
Ketidakmampuan mengambil perlengkapan mandi
Ketidakmampuan menjangkau sumber air
Ketidakmampuan mengatur air mandi
Ketidakmampuan membasuh tubuh
b. Defisit Perawatan Diri : Makan
Ketidakmampuan mengambil makanan dan memasukkan ke mulut
Ketidakmampuan mengunyah makanan
Ketidakmampuan menghabiskan makanan
Ketidakmampuan menempatkan makanan ke perlengkapan makanan
Ketidakmampuan menggunakan perlengkapan makanan
Ketidakmampuan memakan makanan dalam cara yang dapat diterima secara
social.
Ketidakmampuan memakan makanan dengan aman
Ketidakmampuan makan makanan dalam jumlah memadai
Ketidakmampuan memanipulasi makanan dalam mulut
Ketidakmampuan membuka wadah makanan
Ketidakmampuan mengambil gelas atau cangkir
Ketidakmampuan menyiapkan makanan untuk dimakan
Ketidakmampuan menelan makanan
Ketidakmampuan menggunakan alat bantu
c. Defisit Perawatan Diri : Eliminasi
Ketidakmampuan melakukan hygiene eliminasi yang tepat
Ketidakmampuan menyiram toilet atau korsi buang air (commode)
Ketidakmampuan naik ke toilet atau commade
Ketidakmampuan memanipulasi pakaian untuk eliminasi
Ketidakmampuan berdiri dari toilet atau commade
Ketidakmampuan untuk duduk di toilet atau commade
d. Defisit Perawatan Diri : Berpakaian
Ketidakmampuan mengancing pakaian
Ketidakmampuan mendapatkan pakaian
Ketidakmampuan mendapatkan atribut pakaian
Ketidakmampuan mengenakan sepatu
Ketidakmampuan mengenakan kaus kaki
Ketidakmampuan melepaskan atribut pakaian
Ketidakmampuan melepas sepatu
Ketidakmampuan melepas kaus kaki
Hambatan memilih pakaian
Hambatan mempertahankan penampilan yang memuaskan
Hambatan mengambil pakaian
Hambatan mengenakan pakaian pada bagian tubuh bawah
Hambatan mengenakan pakaian pada bagian tubuh atas
Hambatan memasang sepatu
Hambatan memasang kaus kaki
Hambatan melepas pakaian
Hambatan melepas sepatu
Hambatan melepas kaus kaki
Hambatan menggunakan alat bantu
Hambatan menggunakan resleting
( NANDA, 2013)

1.5.3 Tanda Mayor

Kurang mampu untuk makan sendiri


Tidak dapat memotong makanan atau membuka kemasan
Tidak dapat memasukan makanan ke mulut
Tidak dapat melakukan hygiene eliminasi yang tepat
Tidak mampu mengeringkan tubuh
Tidak mampu membasuh tubuh
Tidak mampu mengancing pakaian
Tidak mampu mengenakan atribut pakaian
Tidak mampu mengenakan sepatu dan kaos kaki
(Linda Jual Carpenito)

1.5.4 Tanda Minor

Gangguan Kognitif
Penurunan motivasi
Kendala lingkungan
Ketidakmampuan merasakan bagian tubuh
Ketidakmampuan hubungan special
Gangguan musculoskeletal
Gangguan neuromuscular
Nyeri
Gangguan presepsi
Ansietas berat
Kelemahan
Hambatan kemampuan berpindah
Ketidaknyamanan
Hambatan mobilitas
(Linda Jual Carpenito)

1.6 Rencana Tindakan Keperawatan

1.6.1 Tujuan Keperawatan Pada Pasien

Klien mampu melakukan aktivitas perawatan diri secara mandiri seperti


mandi/membersihkan diri, berpakaian/berhias, makan, dan BAB/BAK.

1.6.2 Tindakan Keperawatan Pada Pasien

1. Melatih klien tentang cara-cara perawatan kebersihan diri


a. Menjelaskan pentingnya menjaga kebersihan diri
b. Menjelaskan alat-alat untuk menjaga kebersihan diri
c. Menjelaskan cara-cara melakukan kebersihan diri
d. Melatih klien mempraktikkan cara menjaga kebersihan diri
2. Melatih klien untuk berdandan / berhias
Untuk klien laki-laki
a. Melatih klien untuk berpakaian
b. Melatih klien untuk menyisir rambut
c. Melatih klien untuk bercukur
Untuk klien wanita
a. Melatih klien untuk berpakaian
b. Melatih klien untuk menyisir rambut
c. Melatih klien untuk berdandan
3. Melatih klien untuk makan secara mandiri
a. Menjelaskan cara mempersiapkan makanan
b. Menjelaskan cara makan yang tertib
c. Menjelaskan cara merapihkan peralatan makan setelah makan
d. Praktik makan sesuai tahap makan yang baik
4. Mengajarkan klien melakukan BAB / BAK secara mandiri
a. Menjelaskan tempat BAB / BAK yang sesuai
b. Menjelaskan cara membersihkan diri setelah BAB / BAK
c. Menjelaskan cara membersihkan tempat BAB / BAK
(Keliat, et al, 2011).
1.6.3 Tujuan Keperawatan Pada Keluarga

Keluarga dapat meneruskan melatih klien dan mendukung agar kemampuan klien
dalam perawatan dirinya meningkat.

1.6.4 Tindakan Keperawatan Pada Keluarga

.
1. Diskusikan dengan keluarga tentang fasilitas kebersihan diri yang dibutuhkan oleh
klien agar dapat menjaga kebersihan diri
2. Anjurkan keluarga untuk terlibat dalam merawat dan membantu klien dalam
merawat diri
3. Anjurkan keluarga untuk memberikan pujian atas keberhasilan klien dalam
merawat diri
(Fitria, 2009).

1.6.5 Terapi Aktivitas Kelompok (TAK)

SESI 1: Memperkenalkan diri


SESI II: Tata cara toileting (BAB/BAK)

1.7 Daftar Pustaka

Carpenito, Lynda Juall. 2001. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8. Jakarta : EGC.

Depkes. 2000. Standar Pedoman Perawatan jiwa.Kaplan Sadoch. 1998. Sinopsis


Psikiatri. Edisi 7. Jakarta : EGC

Keliat. B.A. 2006. Modul MPKP Jiwa UI . Jakarta : EGC

Keliat. B.A. 2006. Proses Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC

Stuart, GW. 2002. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Edisi 5. Jakarta: EGC.
Keliat, Budi Anna., Akemat., Helena, Novy., Nurhaeni, Heni. (2011). Keperawatan
Kesehatan Jiwa Komunitas.Jakarta : EGC.

Fitria, Nita. (2009). Prinsip Dasar Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan dan Strategi
Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (LP dan SP). Jakarta : Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai