Anda di halaman 1dari 40

MOBILE NETWORK EVOLUTION

Pengetahuan Dasar Drive Test 3G


Drive test merupakan pekerjaan dimana seorang DT (drive tester) melakukan
pengambilan sample data yang berkaitan dengan kondisi aktual di lapangan
atau dapat dikatakan merasakan kondisi nyata ketika user sedang dilayani
oleh suatu jaringan seluler (user experience). Berikut pengetahuan dasar
untuk metode-metode yang umum digunakan dalam melakukan drive test

Jenis drive test berdasarkan posisi user

Statis

Kondisi dimana drive test dilakukan pada posisi diam pada posisi
tertentu. Misalnya di depan sektor 1 atau pada lokasi dimana terjadi
komplain dari pelanggan suatu operator. Tujuannya adalah mengetahui
kondisi kuat sinyal yang diterima oleh pengguna pada saat diam pada
suatu tempat.

Mobility (Bergerak)

Metode ini dilakukan dengan cara melewati suatu rute tertentu karena
pada dasar tujuan dari komunikasi seluler adalah kemampuan mobilitas
dari pengguna, sehingga perlunya dilakukan metode ini guna mengetahui
kondisi suatu jaringan seluler pada saat pengguna berpindah dari satu
tempat ke tempat lainnya.

Metode Pengambilan Data 3G

Berikut adalah metode yang sering digunakan pada saat melakukan drive test
3G

Idle

Metode dimana handphone yang digunakan dibiarkan saja tanpa


melakukan aktifitas tertentu (untuk DT 3G biasanya handphone hanya di
lock pada sistem 3G, tujuannya agar selama DT handphone tidak pindah
ke sistem 2G). Tujuan dari metode ini adalah mengetahui kemampuan
dari suatu site untuk mencapai pengguna atau bisa dikatakan kuat sinyal
yang diterima oleh pengguna. Parameter 3G yang perlu diperhatikan pada
kondisi ini adalah RSCP (received signal code power). Dari hasil drive test
dengan metode ini dapat diprediksi sejauh mana suatu site bisa melayani
penggunanya. Selain itu parameter yang harus diperhatikan adalah EcNo
( perbandingan antara sinyal yang dikirim dengan sinyal-sinyal penganggu
di sekitarnya) yang mana parameter ini menujukkan kualitas yang akan
didapatkan ketika pengguna melakukan aktifitas.

Voice

Metode dimana handphone yang digunakan melakukan aktifitas


menelpon ke pengguna yang lain. Metode ini dilakukan dengan dua cara
yaitu sebagai berikut

Short call

Melakukan panggilan pada periode waktu tertentu misalnya selama 120


detik secara berulang dengan jeda antar panggilan beberapa waktu
tertentu misal 5 detik dan dilakukan berulang-ulang. Tujuan dari metode
ini biasanya adalah mengetahui tingkat keberhasilan pada saat
pengguna melakukan panggilan atau biasa disebut CSSR (Call Setup
Success Rate). Selain CSSR dari metode ini juga bisa nilai CCSR (Call
Completion Succes Rate) yaitu kemampuan suatu jaringan
mempertahankan pengguna hingga pengguna selesai melakukan
panggilan dan HOSR (HandOver Success Rate) tingkat keberhasilan
perpindahan dari satu site ke site lainnya bila metode ini dilakukakan
secara mobility. Ada yang bisa diketahui dari metode ini yaitu kualitas
sinyalnya dengan memperhatikan nilai dari parameter EcNo.

Long call

Sama seperti metode di atas yang membedakan hanyalah durasinya


yang berbeda dimana dengan metode ini durasi panggilan diusahakan
untuk selama mungkin hingga dirasa cukup. Tujuan dari metode ini
untuk mengetahui CCSR atau bisa juga digunakan untuk memprediksi
DCR (Drop Call Rate). DCR adalah putusnya sambungan sebelum
pengguna selama melakukan panggilan.

Video Call

Metode dimana handphone yang digunakan melakukan aktifitas video


call ke pengguna yang lain. Metode ini dilakukan dengan dua cara sama
dengan voice yaitu short call dan long call. Tujuan dari metode ini pun
sama dengan voice yang mengetahui CSSR dan CCSR berdasarkan hasil
drive test atau user experience.

Download

Metode dimana handphone yang digunakan melakukan aktifitas


dowlonload dengan ukuran file tertentu. Tujuan dari metode ini bila yaitu
mengetahui nilai kecepatan data (throughput). Selain itu juga bisa
digunakan untuk mengetahui CSSR dan CCSR untuk komunikasi data bila
download yang dilakukan berulang-ulang.

Upload

Metode dimana handphone yang digunakan melakukan aktifitas upload


dengan ukuran file tertentu. Tujuannya sama dengan metode download
yaitu mengetahui throughput, CSSR, dan CCSR.

IRAT ( Inter Radio Access Technology)

Metode dimana handphone yang digunakan melakukan long call terlebih


dahulu kemudian diusahakan untuk pindah ke sistem di bawahnya (3G ke
2G). Tujuan dari metode ini adalah mengatahui tingkat keberhasilan
perpindahan dari satu sistem ke sistem yang di bawahnya atau biasa
disebut ISHO (Inter System handover).
INTERFACE : menghubungan antara system

System Architexture

Ultran
ue Core net
<RNC >

user > network> core network (pencari network)

RNC : - RADIO NETWORK CONTROLER

System architexture :
3G ( UE NOTE B <ultran> - RNC CN )
2G ( MS BTS BSC CN )
RAB : Radio Acces Bearer
RRC : WADAH
Interface : UU > ue ke ultran. IUB > note b ke rnc. IU >
ultran ke cn.

KPI : Key Performance Indication


- Accesbility ( go to acces )
- Retanbility ( Menjaga )
- Integerity/mobility ( Berapa mudah go to acces )

ACCESBILITY

CSSR (CS VOICE ) : call setup


Call setup fail
Call setup success
Call setup success

Jadi rumus nya 2/3 x100% = 66,7%

RETANBILITY

CCSR VOICE CS VOICE : call complete

INTEGERITY/MOBILITY
ISHO : Inter System HandOver (2G > 3G)
SHO : Soft HandOver (3G>3G)
Enable : dibuka
Disable : ditutup
Sr : Succes Rate
E 2 E : End To End
HSDPA : High Speed Downlink Packet Acces
HSUPA : High Speed Uplink Packet Acces
AVERAGE : Rata-rata
RSCP : Recive Signal Code Power
EC/NO : Equality Noise
S/N : Signal Noise
MOS : Mean Opinion Score ( 0 > 5 )
UMTS : Universal Mode Telecomucation System
WCDMA : Wideband Code Division Multiple Acces
GSM : Global System For Mobile awalnya Groupe Special
Mobile
DAFTAR SINGKATAN DI DUNIA TELEKOMUNIKASI

APK : Amplitude Phase Keying


ASK : Amplituda Shift Keying.
BER : Bit Error Rate.
BW : BandWidth.
CDMA : Code Division Multiple Access
CG : Coding Gain.
EIRP : Equivalent Isotropic Radiated Power
FEC : Forward Error Correction
FDMA : Frequency Division Multiple Access
FSL : Free Space Loss
HPA : High Power Amplifier
IBO : Input Back Of
IDR : Intermediate Data Rate
LNA : Low Noise Amplifier
MCPC : Multi Channel Per Carrier
OBO : Output Back Of
PSK : Phase Shift Keying.
QPSK : Quadrature Phase Sift Keying
QAM : Quadrature Amplitudo Modulation.
8PSK : Eight-state Phase Sift Keying
RF : Radio Frequency.
RSL : Receiver Signal Level.
SFD : Saturated Flux Density
SSPA : Solid State Power Amplifier
TDM : Time Division Multiplexing
TDMA : Time Division Multiple Access
TWTA : Travelling Wave Tube Amplifier
VSAT : Very Small Aperture Terminal

Av = Availability
BER = Bit Error Rate
Demod = Demodulator
Demux = Demultiplex
D/ C = Down Converter
Eb/No = Energy Bit per Noise
FM = Fading Margin
HPA = High Power Amplifier
LNA = Low Noise Amplifier
LOS = Line Of Sight
MMU = Modem Unit
Mod = Modulator
Mux = Multiplex
NF = Noise Figure
QAM = Quadrature Amplitude Modulation
RF = Radio Frekuensi
Rx = Receiver
SAU = Service Acces Unit
SMU = Switch Multiplexer Unit
Tx = Transmitter
U/C = Up Converter

List of Abbreviations
3G : Third Generation
3GPP : Third Generation Partnership Project
ATOLL UMTS RF planning solution by Forsk
BER Bit Error Rate
BLER : Block Error Rate
BSC Base Station Controller
BTS Base Transceiver Station
CE Channel Elements
CDMA : Code Division Multiple Access
CRC Cyclic Redundancy Check
CRNC Controlling RNC
CPICH Common Pilot Channel
CS Circuit Switched service
DCS Digital Cellular Service
DL : Downlink
DPCCH Dedicated Physical Control Channel
DPDCH Dedicated Physical Data Channel
DRNC Drift RNC
DS Direct Sequence
DSSS Direct Sequence Spread Spectrum
FACH Forward Access Channel
FDMA : Frequency Division Multiple Access
GGSN : Gateway GPRS Support Node
GSM : Global System for Mobile telecommunications
GPRS : General Packet Radio Service

HLR Home Location Register


HSS Home Subscriber Server
IMS : IP Multimedia System
IMT-2000 International Mobile Telecommunications 2000
IP : Internet Protocol
ITU International Telecommunication Union
KPI : Key Performance Indicator
ME Mobile Equipment
MRC Maximum Ratio Combining
MS : Mobile Station
MT Mobile Termination/Terminal
OVSF Orthogonal Variable Spreading Factor
P-CPICH Primary CPICH
PDF Probability Density Function
PN Pseudo-Noise
PS Packet Switched service
QoS Quality of Service
RNC : Radio Network Controller
RNS : Radio Network Subsystem
RRC : Radio Resource Control
RRM Radio Resource Management
RSCP : Received Signal Code Power
RSSI : Received Signal Strength Indicator
SF Spreading Factor
SGSN Serving GPRS Support Node
SIP Session Initiation Protocol
SIR : Signal to Interference Ratio
SRNC Serving RNC
TDMA : Time Division Multiple Access
TE Terminal Equipment
TPC Transmission Power Control
UE : User Equipment
UL : Uplink
UMTS : Universal Mobile Telecommunications System
UTRAN : UMTS Terrestrial Radio Access Network
VoIP : Voice over IP
W-CDMA : Wideband - Code Division Multiple Access
Wines Radioplans WIreless NEtwork System
IBC : (Indoor Building Coverage)

Av = Availability
BER = Bit Error Rate
Demod = Demodulator
Demux = Demultiplex
D/ C = Down Converter
Eb/No = Energy Bit per Noise
FM = Fading Margin
HPA = High Power Amplifier
LNA = Low Noise Amplifier
LOS = Line Of Sight
MMU = Modem Unit
Mod = Modulator
Mux = Multiplex
NF = Noise Figure
QAM = Quadrature Amplitude Modulation
RF = Radio Frekuensi
Rx = Receiver
SAU = Service Acces Unit
SMU = Switch Multiplexer Unit
Tx = Transmitter
U/C = Up Converter
AOR = Antena Orientation Request

Hoping di GSM

Hoping di GSM

Ada beberapa istilah Hoping di GSM yaitu FH, MAIO, MAL dan HSN.

- FH (Frekuensi Hopping) sesuai penamaanya yaitu Hopping = loncat/berpindah dari


satu frekuensi ke frekuensi lain. FH adalah salah satu kelebihan di GSM untuk
mereduksi/mengurangi interferensi.

- MAL (Mobile Alocation Index) yaitu satu set frekuensi yg di alokasikan pada sector
tertentu. Missal dalam satu BTS terdiri dari 3 sector a, b dan g.
sector a mempunyai set frekuensi : f1, f2, f3, f4
sector b mempunyai set frekuensi :f5, f6, f7, f8
Sector g mempunyai set frekuensi :f9, f10, f11, f12

- HSN (Hopping sequence number) dapat di artikan sebagai number/angka dari


algoritma Frekuensi hoping tertentu, ada total 64 angka HSN dari 0 sampai 63. Misal
HSN 12 berarti menyatakan algoritma HSN yg di jalankan berdasarkan HSN 12.
Untuk HSN 0, Hopping di jalankan secara berurutan dari urutan nomor frekuensi
terendah sampai tertinggi. HSN selain 0 akan di jalankan secara random
berdasarkan algorithma.
Misal HSN 0 :

- MAIO (mobile Alocation Index Offset) adalah posisi awal saat pertama kali frekuensi di gunakan
yang ada pada daftar MAL (Mobile Alocation Index). Misal jika MAIO 0, berarti frekuensi yg pertama di
gunakan adalah frekuensi pertama yg ada daftar MAL.

Sebagai Contoh :
MAL : F1, F2, F3, F4
MAIO : 2 (berarti mulai dari F3)
HSN : 0 (berarti berurutan di muali dari MAIO 2 yaitu F3)
Bandwidth (Lebar Pita)

Lebar Pita (bahasa Inggris: bandwidth) dalam teknologi komunikasi adalah


perbedaan antara frekuensi terendah dan frekuensi tertinggi dalam rentang tertentu.
Sebagai contoh, line telepon memiliki bandwidth 3000 Hz (Hertz), yang merupakan
rentang antara frekuensi tertinggi (3300 Hz) dan frekuensi terendah (300 Hz) yang
dapat dilewati oleh line telepon ini.

Pengertian bandwidth

Bandwidth adalah luas atau lebar cakupan frekuensi yang digunakan oleh sinyal dalam
medium transmisi. Dalam kerangka ini, Bandwidth dapat diartikan sebagai perbedaan antara
komponen sinyal frekuensi tinggi dan sinyal frekuensi rendah. frekuensi sinyal diukur dalam
satuan Hertz. sinyal suara tipikal mempunyaiBandwidth sekitar 3 kHz, analog
TV broadcast (TV) mempunyai Bandwidth sekitar 6 MHz.

Bandwidth (lebarpita) dalam ilmu computer adalah suatu penghitungan konsumsi data yang
tersedia pada suatu telekomunikasi. Dihitung dalam satuan bits per seconds (bit per detik).
Perhatikan bahwa bandwidth yang tertera komunikasi nirkabel, modem transmisi data,
komunikasi digital, elektronik, dll, adalah bandwidth yang mengacu pada sinyal analog yang
diukur dalam satuan hertz (makna asli dari istilah tersebut) yang lebih tepat ditulis bitrate
daripada bits per second.

Dalam dunia web hosting, bandwidth capacity (kapasitas lebarpita) diartikan sebagai nilai
maksimum besaran transfer data (tulisan, gambar, video, suara, dan lainnya) yang terjadi
antara server hosting dengan komputer klien dalam suatu periode tertentu. Contohnya 5 GB
per bulan, yang artinya besaran maksimal transfer data yang bisa dilakukan oleh seluruh
klien adalah 5 GB, jika bandwidth habis maka website tidak dapat dibuka sampai dengan
bulan baru. Semakin banyak fitur di dalam website seperti gambar, video, suara, dan
lainnya, maka semakin banyak bandwidth yang akan terpakai.

Digital bandwidth[sunting | sunting sumber]


Digital Bandwidth adalah jumlah atau volume data yang dapat dikirimkan melalui sebuah saluran
komunikasi dalam satuan bits per second tanpa distorsi. Analog Bandwith

Analog bandwidth[sunting | sunting sumber]


Sedangkan analog Bandwidth adalah perbedaan antara frekuensi terendah
dengan frekuensi tertinggi dalam sebuah rentang frekuensi yang diukur dalam satuanHertz (Hz)
atau siklus per detik, yang menentukan berapa banyak informasi yang bisa ditransimisikan
dalam satu saat.

Bandwidth komputer[sunting | sunting sumber]


Bandwidth Komputer Di dalam jaringan Komputer, Bandwidth sering digunakan sebagai suatu
sinonim untuk data transfer rate yaitu jumlah data yang dapat dibawa dari sebuah titik ke titik lain
dalam jangka waktu tertentu (pada umumnya dalam detik). Jenis Bandwidth ini biasanya diukur
dalam bps (bits per second). Adakalanya juga dinyatakan dalam Bps (bytes per second). Suatu
modem yang bekerja pada 57,600 bps mempunyai Bandwidth dua kali lebih besar dari modem
yang bekerja pada 28,800 bps. Secara umum, koneksi dengan Bandwidth yang besar/tinggi
memungkinkan pengiriman informasi yang besar seperti pengiriman gambar/images dalam video
presentation.

Alokasi bandwidth[sunting | sunting sumber]


Alokasi atau reservasi Bandwidth adalah sebuah proses menentukan jatah Bandwidth kepada
pemakai dan aplikasi dalam sebuah jaringan. Termasuk didalamnya menentukan prioritas
terhadap berbagai jenis aliran data berdasarkan seberapa penting atau krusial dan delay-
sensitive aliran data tersebut. Hal ini memungkinkan penggunaan Bandwidth yang tersedia
secara efisien, dan apabila sewaktu-waktu jaringan menjadi lambat, aliran data yang memiliki
prioritas yang lebih rendah dapat dihentikan, sehingga aplikasi yang penting dapat tetap berjalan
dengan lancar. Besarnya saluran atau Bandwidth akan berdampak pada kecepatan transmisi.
Data dalam jumlah besar akan menempuh saluran yang memiliki Bandwidth kecil lebih lama
dibandingkan melewati saluran yang memiliki Bandwidth yang besar.
Kecepatan transmisi tersebut sangat dibutuhkan untuk aplikasi Komputer yang memerlukan
jaringan terutama aplikasi real-time, seperti videoconferencing.
Penggunaan Bandwidth untuk LAN bergantung pada tipe alat atau medium yang digunakan,
umumnya semakin tinggi Bandwidth yang ditawarkan oleh sebuah alat atau medium, semakin
tinggi pula nilai jualnya. Sedangkan penggunaan Bandwidth untuk WAN bergantung dari
kapasitas yang ditawarkan dari pihak ISP, perusahaan harus membeli Bandwidth dari ISP, dan
semakin tinggi Bandwidth yang diinginkan, semakin tinggi pula harganya. sebuah teknologi
jaringan baru dikembangkan dan infrastruktur jaringan yang ada diperbaharui, aplikasi yang
akan digunakan umumnya juga akan mengalami peningkatan dalam hal konsumsiBandwidth.
Video streaming dan Voice over IP ([[VoIP]]) adalah beberapa contoh penggunaan teknologi baru
yang turut mengonsumsi Bandwidth dalam jumlah besar.
HO Treshold
HO Inter Procedure
Membuat Rute Google Earth
(KML) to MapInfo (tab)

Pertama buat rute terlebih dahulu di google earth dengan menggunakan ruler

Pilih Path, kemudian buat rute sesuai dengan yang diinginkan

Pada Bagian kiri, klik kanan temporary place dimana terdapat path
measurement yang kita buat. Kemudian save place as dengan type *.kml
Buka MapInfo > OpenUniversalData

Pilih format GoogleEarth KML dan dataset (file KML yang dibuat sebelumnya),
klik OK
Check pada Placemark saja kemudian klik ok dan rute yang dibuat tadi
muncul di MapInfo
Langkah terakhir adalah dengan save copy as. Begitu muncul window baru
klik continue
Beri nama file untuk rute yang dibuat (pastikan tipe filenya adalah *.Tab)
Cara Save Hasil Edit Cosmetic
Layer MapInfo

Pada saat kita akan membuat rute di MapInfo ada beberapa alternative cara
salah satu satunya adalah menggunakan cosmetic layer yang ada di MapInfo.
Pertama yang harus dilakukan adalah klik pada bagian bawah (bagian kotak
editing) hingga muncul beberapa pilihan. Kemudian klik pada cosmetic layer.

Selanjutnya silakan berkreasi membuat rute

Setelah rute jadi misal seperti contoh di atas saatnya untuk menyimpan data
klik pada tab map > Save Cosmetic Objects
Kemudian muncul tab baru Save Cosmetics Objects

Pilih lokasi penyimpanan file

Silakan beri nama file


Dan selesai silakan di tes coba buka file yang sudah dibuat tadi di MapInfo

DRIVE TEST ANALISIS PROBLEM 2G (GSM/DCS)

1.Ping-pong Handover ( handover yg berulang-ulang)


Analisis : Di sebabkan tidak adanya serving cell yang dominan ( jarak antara Rx Level
berdekatan +/- kurang dari -5 dbm)
Solusi : - Down tilt antenna atau rubah handover threshold parameter.

2. Missing Neighbour

Analisis : sampai pada jarak 5 km site Sukamandi belum handover juga ke site Perumahan
mempaya.
Solusi : Create adjacent cell/ Neighbour Sukamandi sec.3 ke perumahan mempaya sec.1
(via BSC sofware)
3. CrossFeeder ( Tertukar pemasangan (jumper+feeder) antar sektor pada BTS)

Plotting pada Map Info


Analisis : Plotting hasil drive test terlihat bahwa site Air Kelik terjadi Full CrossFeeder
antara sector 1 dan sector 2. (untuk standard pewarnaan tiap sector, disesuaikan dengan
standard operator).
Solusi : Eskalasi dan Koordinasi kan pada tim instalasi untuk perbaikan pemasangan jumper.
Yang tertukar antara sector 1 dan 2

Catatan: - Terkadang terjadi Parsial Cross Feeder, hal itu terjadi karena ada salah
pemasangan feeder
Terjadi Parsial Crossfeeder sector 1 dan sector 2. Artinya terjadi kesalahan pemasangan
feeder. Feeder pasangan nya sector 1, terpasang di sector 2. Dan feeder pasangan nya sector
2, terpasang di sector 1.

Tambahan:
- Pada implementasi installasi BTS, koneksi feeder dari antenna sectoral hingga BTS,
berpasang-pasangan. Ada Main dan diversity. Main sebagai Transceiver, dan diversity
sebagai receiver saja.
Lebih jelasnya bisa dilihat di gambar di bawah ini.

Pemasangan feeder dari antena ke BTS harus lurus. Kesalahan pemasangan feeder, baik
tertukar sepasang (full) sekaligus ataupun tertukar pasangannya (parsial) saja akan
mengakibatkan Cross feeder.

4. Block Call (Tidak bisa melakukan pembicaraan)


Analisis : Block call pada kasus diatas, lebih di sebabkan karena lemahnya sinyal Rx Level (
-104 dbm) jarak serving cell > 7 Km ( site Pangkal dudat)
Solusi : Naikkan nilai Rx access minimum atau CRO pada parameter. Atau Solusi terakhir
usulkan penambahan tower baru, karena tidak ada dominan cell yg kuat pada area tersebut.

Catatan : Block call kadang di sebabkan beberapa hal, yang paling umum :
1. Congestion (Trafik Penuh), sehingga permintaan panggilan tidak dapat di layani.
2. TRX Rusak

5.Drop Cal l ( Pembicaraan tiba-tiba terputus)


Analisis : Dropcall lebih di sebabkan karena lemahnya Rx Level,Rx Qual, C/I worst, Timing
Advance ( TA=21),karena jarak antar site berjauhan > 15 Km.
Solusi : Proposed/ usulkan penambahan tower baru
Catatan : Dropcall bisa di sebabkan beberapa hal :
1. Jaraknya sudah terlalu jauh dari site ( seperti contoh di atas TA=21)
2. Interferensi /gangguan. Ada 2 macam :
- Interference Co-Channel
- Interference Adjacent Channel

3 . Interference Co-Channel misalkan site air kelik sec.2 mempunyai BCCH =


21. Sedangkan site sukamandi sec.3BCCH=21 dengan arah antenna berhadapan.

4. Interference Adjacent channel misal site Air Kelik sec.2 mempunyai BCCH = 15
sedangkan site manggar sec 1 mempunyai BCCH = 16 dengan arah antenna yang berhadapan
5. Jika terjadi interference Co Channel atau Adjacent Channel ada beberapa solusi,
yaitu :
- Downtilt antenna
- Rubah arah antenna
- Ganti frekwensi BCCH
- Perbesar nilai Rx Access minimum pada parameter

6. Interference Co- Channel

Analisis : Site Pattimura GSM sector 2 dengan BCCH = 58 dan site kolonel Abunjani sector
3 Dengan BCCH = 58, mengakibatkan interefence Co-Channel.
Solusi : ada 4 pilihan solusi yang bisa di lakukan :
- Downtilt antenna - - - - > yg paling sering di lakukan
- Rubah arah antenna
- Ganti frekwensi BCCH
- Perbesar nilai Rx Access minimum pada parameter

7. Handover Failure ( Kegagalan pada saat perpindahan antar sel, Dedicated Mode )
Analisis : Handover Failure terjadi pada saat perpindahan sel antara site Tanjung pandan 2
sector 3 GSM ke Tanjung Pandan 2 GSM sector 2, kemungkinan trafik TRX pada sector 2
penuh, sementara parameter handover threshold sudah terpenuhi maka sector 3 sudah harus
pindah ke sector 2.

Solusi : Setting handover parameter threshold.

Catatan : handover failure bisa terjadi karena beberapa hal :


- Adjacent neighbour terlalu jauh dari source site - - - - > Delete adjacent.neighbour yang
jauh. (via BSC software)
- TRX modul pada adjacent neighbour rusak - - - - > Ganti TRX Modul
- adjacent neighbour belum di create sehingga tidak di kenal - - - - > Create adjcnt.neighbour
(via BSC software)
- Trafik pada adjacent neighbour penuh - - - - > Setting handover threshold parameter (via
BSC software)

TAMBAHAN:
Nilai Nilai parameter drive test

1. Nilai Rx Level : (Tergantung dari standard masing-masing operator)


- 10 sampai - 80 dBm - - - - > Bagus
- 81 sampai 95 dBm - - - - > Cukup
- 96 sampai 110 dBm - - - - > Jelek

2. Nilai Rx Qual : (Tergantung dari standard masing-masing operator)


0 sampai 3 - - - - > Bagus
4 Sampai 5 - - - - > Cukup
6 Sampai 7 - - - - > Jelek
3. Nilai Carrier to interference ( C/I ) :
< 10 - - - - > Jelek
> 10 - - - - > Bagus

4. Nilai SQI :
> 18 - - - - > Bagus
< 18 - - - - > Jelek

Speech Codec yang biasa di gunakan pada SQI :

- HR - - - - > Half Rate ( 5.6 Kilo bit/ second)


- FR - - - - > Full Rate ( 13 Kilo bit/second)
- EFR - - - - > Enhanced Full Rate ( 12.2 Kilo bit/ second)
- AMR HR - - - - > Adaptive Multi Rate Half Rate
- AMR FR - - - - > Adaptive Multi Rate Full Rate

Handover Dalam Sistem Jaringan 3G


GSM (Global System for Mobile communication) adalah suatu teknologi yang digunakan
dalam komunikasi mobile dengan teknik digital. Sebagai teknologi yang dapat dikatakan
cukup revolusioner karena berhasil menggeser teknologi sistem telekomunikasi bergerak
analog yang populer pada dekade 80-an, GSM telah memberikan alernatif berkomunikasi
baru bagi dunia telekomunikasi yang lebih powerful. Dengan menggunakan sistem sinyal
digital dalam transmisi datanya, membuat kualitas data maupun bit rate yang dihasilkan
menjadi lebih baik dibanding sistem analog. Teknologi GSM saat lebih banyak digunakan
untuk komunikasi seluler dengan berbagai macam layanannya. Dalam kehidupan sehari-hari
kita lebih mengenal Handphone (HP) sebagai aplikasi teknologi GSM yang paling populer.
Sejak pertama pengimplementasiannya sampai sekarang GSM telah dikembangkan dalam
tiga kelompok yaitu GSM 900, 1800 dan 1900. Perbedaan ketiga kelompok tersebut adalah
pada lokasi band frekuensi yang digunakan. GSM 900 menggunakan frekuensi 900 MHz
sebagai kanal transmisinya. GSM 1800 dan 1900 masing-masing menggunakan frekuensi
1800 dan 1900 MHz.

Arsitektur Jaringan GSM


Sebuah jaringan GSM dibangun dari beberapa komponen fungsional yang memiliki fungsi
dan interface masing-masing yang spesifik. Secara umum jaringan GSM dapat dibagi
menjadi tiga bagian utama yaitu :
- Mobile Station
- Base Station Subsystem
- Network Subsystem

jaringan GSM secara umum dapat dilihat pada gambar yang terdiri dari :

a. Mobile Stasion (MS)


MS merupakan perangkat yang digunakan oleh pelanggan untuk melakukan komunikasi. MS
terdiri dari dari Mobile Equipment (ME) dan Subcriber Identity Module (SIM). ME
merupakan terminal transmisi radio yang dilengkapi denganInternational Mobile Equipment
Identity (IMEI), sedangkan SIM berisi nomor identitas pelanggan untuk masuk ke jaringan
operator GSM.

b. Base Stasion System (BSS)


BSS terdiri dari tiga perangkat yaitu :
Base Transceiver Station ( BTS )
BTS merupakan perangkat pemancar dan penerima yang menangani akses radio dan
berinteraksi langsung dengan mobile station (MS) melalui air interface. BTS juga mengatur
proses handover yang terjadi didalam BTS itu sendiri dan dimonitor oleh BSC.
Base Station controller ( BSC )
BSC adalah interface antara BTS dengan MSC dan OMC. BSC juga mengendalikan
beberapa BTS serta mengatur trafik yang datang dan pergi dari BSC menuju MSC atau BTS.
BSC memanajemen sumber radio dalam pemberian frekuensi untuk setiap BTS dan
mengatur handover ketika mobile station melewati batas antar sel.
Transcoder (XCDR)
XCDR berfungsi untuk mengkompres data atau suara keluaran dari MSC (64 Kbps) menjadi
16 Kbps ke arah BSC dan sebaliknya untuk effisiensi kanal transmisi.

c. Network Switching System (NSS)


NSS berfungsi sebagai switching pada jaringan GSM, memanajemen jaringan,
sebagai interface antara jaringan GSM dengan jaringan lainnya. Komponen NSS pada
jaringan GSM terdiri dari :
Mobile Switching Center ( MSC )
MSC bertugas mengatur komunikasi antar pelanggan dan user jaringan telekomunikasi
lainnya.
Home Location Register ( HLR )
HLR merupakan database yang berisi data pelanggan yang tetap suatu wilayah cakupan.
Data-data tersebut antara lain, layanan pelanggan, service tambahan dan informasi
mengenai lokasi pelanggan yang paling akhir
Visitor Location Register ( VLR )
VLR merupakan database yang berisi informasi sementara mengenai pelanggan yang
melakukan mobile (roaming) dari area cakupan lain.
Authentication Center ( AuC )
AuC berisi data base yang bersifat rahasia yang disimpan dalam bentuk format kode untuk
pengamanan dan pengontrolan penggunaansistem seluler yang sah dan mencegah pelanggan
yang melakukan kecurangan..
Equipment Identity Register (EIR)
Merupakan data base terpusat yang berfungsi untuk validasi Internasional Mobile Equipment
Identity (IMEI).
Inter Working Function (IWF)
IWF berfungsi sebagai interface antara jaringan GSM dengan jaringan lain.
Echo Canceller (EC)
EC digunakan untuk sambungan dengan PSTN untuk mengurangi echo (gaung/gema)
dan delay.
d. Network Management System
Operation and Maintenance Center ( OMC )
OMC sebagai pusat pengontrolan operasi dan pemeliharaan jaringan. Fungsi utamanya
mengawasi alarm perangkat dan perbaikan terhadap kesalahan operasi.
Network Management Centre (NMC)
NMC berfungsi untuk pengontrolan operasi dan pemeliharaan jaringan yang lebih besar dari
OMC.

Konsep Dasar Jaringan WCDMA-UMTS


WCDMA merupakan teknologi generasi ketiga (3G) yang berbasis packet service dengan
menggunakan standar Direct Sequence Spread Spectrum dan modulasi RF yang digunakan
adalah QPSK saat uplink maupun downlink. Standar bandwidth yang dipakai sebesar 5 Mhz
yang dapat ditingkatkan sampai dengan 10 Mhz, 15 Mhz, dan 20 Mhz. Sedangkan dukungan
mobilitas yang dapat dilayani sampai dengan 120 km/jam. Beberapa hal yang dimiliki oleh
teknologi WCDMA ini adalah :
Mendukung pengiriman data dengan kecepatan tinggi (> 384 kbps pada lingkup area yang
lebar dan dapat mencapai 2 Mbps pada daerah indoor/local outdoor coverage)
Sistem layanan yang fleksibel yang mendukung multiple parallel variable rate
services pada tiap-tiap koneksi,
Dukungan terhadap handover antar frekuensi untuk pengoperasian dengan struktur sel yang
bertingkat,
Implementasi yang mudah pada terminal dual mode UMTS/GSM baik itu handover diantara
UMTS dan GSM,
Kerahasiaan yang tinggi,
Dapat diaplikasikan pada lingkungan interferensi yang tinggi,
Menyediakan kapasitas yang lebih besar daripada sistem FDMA, TDMA, maupun
NarrowBand CDMA.
Kelebihan lainnya secara teknis adalah teknologi WCDMA memiliki laju data yang tinggi
yang mampu mencapai 5,6 Mbps dan mampu melayani 196 user tiap kanalnya, jauh lebih
besar dari teknologi GSM yang hanya mampu menangani 8 user tiap kanalnya UMTS adalah
salah satu teknologi seluler pada generasi ketiga yang menggunakan teknologi WCDMA
sebagai interfacenya. UMTS dikembangkan oleh IMT-2000 framework yang merupakan
salah satu bagian dari program ITU.
Secara garis besar arsitektur jaringan WCDMA-UMTS terdiri atas tiga bagian utama yaitu :
User Equipment (UE) :
perangkat pada sisi pelanggan yang berupa headset untuk mengirim dan menerima informasi.
UMTS Terresterial Radio Access Network (UTRAN) :
jaringan akses radio terestrial pada UMTS
Core Network (CN) :
jaringan inti yang telah dibangun sebelum adanya UMTS seperti GSM dan GPRS.
Handover
Handover merupakan proses pengalihan kanal traffic secara otomatis pada Mobile
Station (MS) yang sedang digunakan untuk berkomunikasi tanpa terjadinya pemutusan
hubungan. Hal ini menjelaskan bahwa handover pada dasarnya adalah sebuah call koneksi
yang bergerak dari satu sel ke sel lainnya. Secara umum Handover dapat didefenisikan
sebagai prosedur, dimana ada perubahan layanan pada MS dari satu Base Station (BS) ke BS
yang lain. Proses ini memerlukan alat pendeteksi untuk mengubah status dedicated
node (persiapan handover) dan alat untuk menswitch komunikasi yang sedang berlangsung
dari suatu kanal pada sel tertentu ke kanal yang lain pada sel yang lain. Keputusan untuk
sebuahhandover dibuat oleh Base Station Centre (BSC), yaitu dengan mengevaluasi
secara permanent pengukuran yang diambil oleh BTS dan MS. Pengukuran rata-rata (Px)
oleh BSC dibandingkan dengan nilai-nilai ambang batas (threshold); jika Px melebihi
nilai threshold maka dimulai proses handover dengan mencari sebuah sel target yang cocok.

Tahap-tahap dari proses handover


Tahap Pengukuran (Measurement), dilakukan pengukuran informasi penting yang
dibutuhkan untuk tahap decision. Pengukuran arah DL yang lakukan oleh MS adalah sebesar
Ec/Io dari CPICH sel yang sedang melayani dan sel-sel tetangga.
Tahap Keputusan (Decision), hasil pengukuran di bandingkan dengan threshold yang telah
di tetapkan sebelumnya. Kemudian akan diputuskan apakah akan dilakukan handover atau
tidak. Algoritma handover yang berbeda akan memiliki kondisi trigger yang berbeda pula.
Tahap Eksekusi (Execution), proses handover selesai dan parameter relatif diubah
berdasarkan jenis handover-nya. Sebagai contoh hubungan dengan Node B apakah ditambah
atau diputuskan
Pilot Sets
Pilot set atau kanal pilot diidentifikasikan oleh pilot offset dan penempatan frekuensi. Kanal
inilah yang menjadi acuan dalam penentuan kondisi handover:
Active Set, adalah pilot yang dikirimkan oleh BTS dimana UE tersebut aktif. BS
menginformasikan isi active set denganchannel assignment message atau handover direction
message.
Candidate Set, terdiri dari pilot yang tidak termasuk active set. Pilot ini harus diterima
dengan sinyal yang baik untuk mengindikasikan bahwa kanal trafik link forward yang dibawa
dapat dimodulasikan dengan baik.
Neighbor Set, adalah pilot yang digunakan untuk memberitahukan sel terdekat untuk
proses handover.
Remaining Set, terdiri dari keseluruhan pilot dalam sistem kecuali yang termasuk
kedalam active set, candidate set danneighbor set
Tipe-tipe Handover Dalam Sistem WCDMA
Ada 3 Tipe handover dalam sistem komunikasi bergerak WCDMA yaitu:
Intra sistem Handover
Intra sistem handover mengarah pada satu sistem. Intra sistem handover ini dapat dibagi
menjadi Intra frekuensi handover dan inter frekuensi handover.
Inter sistem Handover
Inter sistem handover mengambil tempat diantara cell yang berdasarkan 2 teknologi radio
akses (RAT) atau mode radio akses (RAM) yang berbeda. Keadaan yang paling sering untuk
tipe pertama adalah menduga diantara sistem WCDMA dam GSM/EDGE. Handover diantara
dua sistem CDMA yang berbeda juga berdasarkan tipe ini. Sebuah Contoh untuk dari inter
RAM handover adalah ultra FDD dan ultra TDD.
Soft Handover dan Softer Handover
Saat soft handover, MS secara simultan berkomunikasi dengan 2 atau lebih cell untuk BTS
yang berbeda dari RNL (IntraRNC) yang berbeda. Pada arah downlink, mobile menerima dua
sinyal untuk rasio kombinasi yang maksimal. Pada arahuplink (UL) kode saluran mobile di
deteksi dengan kedua BTS dan dirutingkan ke RNC untuk pemilihan kombinasi. Didalam
situasi softer handover, mobile sedikitnya dikontrol oleh 2 sektor dibawah satu BS, RNC
tidak dilibatkan dan hanya ada satu loop kontrol power aktif . Soft handover dan softer
handover dapat digunakan dengan sebuah frekuensi carrier sehingga ada pemrosesan intra
frekuensi Handover.
Inter-system Handover (ISHO)
Inter-system HO terjadi di antara sel-sel yang memiliki dua teknologi akses radio (Radio
Access Technology : RAT) yang berbeda atau mode akses radio (Radio Access Mode : RAM)
yang berbeda. Kasus yang paling sering untuk handover jenis ini diperkirakan terjadi antara
sistem WCDMA ke GSM (3G 2G) begitu juga sebaliknya (2G 3G). Dilihat dari arsitektur
jaringannya, gambar 2.5 berikut ini menunjukkan proses handover yang terjadi dalam
jaringan WCDMA-UMTS dan GSM.
Dalam WCDMA-UMTS, proses inter-system handover untuk layanan berbasis circuit
switch didasarkan pada proses hard handover dimana saat handover terjadi, link trafik asal
dari node B / BS akan di drop sebelum setting up pada link BS / node B yang baru selesai,
sehingga hard handover disebut juga proses break before make.
Fungsi utama dari Better Cell Handover
(Power Budget HO) adalah untuk meminimasi power RF yang diperlukan bagi komunikasi
antara MS/UE dengan jaringan (base station). Meminimasi daya RF,
mengurangi interferensi radio di seluruh jaringan dan meningkatkan daya tahan baterai dari
MS/UE. Kondisi Power Budget PBGT mempertimbangkan cell UMTS tetangga, yang
membandingkan level penerimaan downlink dari serving cell (GSM) dan level penerimaan
pada cell tertangga (WCDMA UMTS). Handover margin adalah sebuah threshold yang
dapat digunakan untuk menghindari osilasi handover antara serving cell GSM dan cell
tetangga (GSM atau UMTS).

Anda mungkin juga menyukai