Anda di halaman 1dari 9

ANALISIS KUALITAS INFORMASI AKUNTANSI SEBELUM DAN

SESUDAH ADOPSI PENUH INTERNATIONAL FINANCIAL


REPORTING STANDARD (IFRS)
(Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia Periode 2010 2013)

Icih 1) , Izma Fikrotusshohah 2)


1)
Program Studi Akuntansi
STIE Sutaatmadja Subang
Jl. Otista No. 76 Subang
Icih811@yahoo.com
2)
LPPS Subang
Jl. Otista No. 76 Subang

Abstrak - Penelitian ini bertujuan untuk memberikan bukti empiris mengenai ada atau tidaknya perbedaan
tingkat manajemen laba, relevansi nilai laba dan relevansi nilai buku antara sebelum dan sesudah adopsi penuh
IFRS dan menguji pengaruh adopsi penuh IFRS terhadap kualitas informasi akuntansi tersebut.
Objek penelitian adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama 4 periode
(2010 2013). Variabel X dalam penelitian ini adalah adopsi penuh IFRS, sedangkan variable Y terdiri atas
manajemen laba, relevansi nilai laba dan relevansi nilai buku. Penelitian ini menggunakan teknik purpose
sampling dalam pengumpulan data. Data diperoleh dari data sekunder laporan keuangan perusahaan
manufaktur selama periode 2010-2013. Data dianalisis menggunakan analisis uji beda t-test dan analisis
regresi sederhana.
Hasil penelitian ini menunjukkan adanya perbedaan tingkat manajemen laba, relevansi nilai laba dan relevansi
nilai buku sebelum dan sesudah adopsi IFRS. Adopsi IFRS berpengaruh negatif terhadap manajemen laba. Hal
ini terlihat dari hasil uji t parsial dengan nilai t hitung = 3.890 lebih besar dari t tabel = 2.039 yang
menandakan bahwa hipotesis diterima. Adopsi IFRS berpengaruh positif terhadap relevansi nilai laba. Hal ini
terlihat dari hasil uji t parsial dengan nilai t hitung = 4.353 lebih besar dari t tabel = 2.039 yang menandakan
bahwa hipotesis diterima. Adopsi IFRS berpengaruh positif terhadap relevansi nilai buku. Hal ini terlihat dari
hasil uji t parsial dengan nilai t hitung = 3.716 lebih besar dari t tabel = 2.039 yang menandakan bahwa
hipotesis diterima.

Kata Kunci : IFRS, manajemen laba, relevansi nilai laba, relevansi nilai buku, perusahaan manufaktur

Proceedings SNEB 2014: Hal. 1


I.
PENDAHULUAN standar akuntansi internasional dan nasional
mencakup penghapusan perbedaan secara bertahap
Dampak globalisasi yang semakin kuat dan yang mencari solusi terbaik atas masalah-masalah
berimbas kepada pasar-pasar investasi membuat akuntansi dan pelaporan. Apabila telah diterapkan
pihak yang terlibat berupaya untuk mempermudah konvergensi, maka tidak ada lagi perbedaan-
dan menyeragamkan bahasa dalam berinvestasi perbedaan akuntansi.
yaitu bahasa pelaporan keuangan dan standar Konvergensi standar akuntansi dapat dilakukan
keuangan (Purba. P. Marisi : 2010). Hal tersebut dengan tiga cara yaitu : harmonisasi (membuat
mengakibatkan akuntansi harus bisa memenuhi standar sendiri yang tidak berkonflik dengan
kebutuhan masyarakat akan informasi yang terus IFRS), adopsi (mengambil langsung dari IFRS) dan
berubah dan mencerminkan kondisi budaya, adopsi penuh. Apabila adopsi penuh IFRS
ekonomi, hukum, sosial, dan politik yang ada dilakukan, maka laporan keuangan berdasarkan
dalam lingkungan operasinya. Globalisasi PSAK tidak memerlukan rekonsiliasi signifikan
menuntut adanya keseragaman dalam laporan dengan laporan keuangan berdasarkan IFRS.
keuangan, walaupun dalam kenyataannya laporan Indonesia memilih untuk melakukan adopsi.
keuangan setiap negara berbeda. Standar pelaporan Indonesia melakukan konvergensi IFRS ini karena
keuangan dan standar akuntansi haruslah standar Indonesia sudah memiliki komitmen dalam
yang dapat diterima dan dipahami oleh masyarakat kesepakatan dengan Negara-negara G-20. Tujuan
global,sehingga diperlukan standar yang sama di kesepakatan tersebut adalah untuk meningkatkan
seluruh dunia (Purba. P. Marisi : 2010). Penerapan transparasi dan akuntabilitas dalam pelaporan
IFRS disebabkan oleh adanya globalisasi. keuangan.
Penerapan IFRS memerlukan adanya harmonisasi. Konvergensi IFRS seharusnya dicapai
Choi (2005) mengungkapkan bahwa Indonesia pada tahun 2008, namun karena beberapa
standarisasi berbeda dengan harmonisasi. hal, DSAK (Dewan Standar Akuntansi Keuangan)
Standarisasi adalah penetapan aturan yang kaku, berkomitmen bahwa konvergensi akan dicapai pada
sempit dan bahkan mungkin penerapan satu standar 1 Januari 2012. Kegagalan Indonesia untuk
atau aturan tunggal dalam segala situasi. mencapai konvergensi pada tahun 2008 ini harus
Standarisasi tidak mengakomodasi perbedaan- dibayar dengan masih tingginya tingkat suku bunga
perbedaan antar Negara, oleh karena itu sulit kredit untuk Indonesia yang ditetapkan oleh World
diimplementasikan secara internasional. Bank. Hal ini dikarenakan World Bank
Harmonisasi jauh lebih fleksibel dan terbuka, tidak menganggap investasi Indonesia masih beresiko
menggunakan pendekatan satu untuk semua, tetapi karena penyajian laporan keuangan masih
mengakomodasi beberapa perbedaan. Secara menggunakan Standar Akuntansi buatan Indonesia
sederhana harmonisasi dapat diartikan bahwa suatu atau belum IFRS (Detik.com,2010).
negara tidak mengikuti sepenuhnya standar yang Dalam konteks Indonesia, meskipun banyak pro
berlaku secara internasional. Negara tersebut hanya dan kontra konvergensi IFRS dengan PSAK
membuat standar akuntansi yang mereka miliki (Pedoman Standar Akuntansi Keuangan)
tidak bertentangan dengan standar akuntansi merupakan hal yang sangat penting untuk
internasional (Choi, 2005). Menurut Media menjamin daya saing nasional. Pengadopsian ini
Akuntansi Desember 2005, harmonisasi akuntansi merubah kiblat standar akuntansi Indonesia yang
dimaksudkan agar standar akuntansi yang semula mengacu pada rule based (berbasis aturan)
dikeluarkan oleh badan penyusun standar di setiap menjadi principal based (berbasis prinsip).
Negara selaras dengan IAS (International Pengaturan berbasis prinsip bertujuan untuk
Accounting Standars) yang ditetapkan oleh IASC memenuhi tujuan dari IFRS yaitu meningkatkan
(International Accounting Standard Committe). kualitas informasi akuntansi yang terdapat pada
Tidak perlu sama pengaturannya secara teknis, laporan keuangan (IAI, 2012).
asalkan tidak saling bertentangan maka standar Ketua Tim Implementasi IFRS-IAI, Dudi M.
akuntansi nasional dikatakan harmonis dengan IAS. Kurniawan (Kompas, 06 Mei 2010) menyebutkan
Harmonisasi adalah kata yang sering disebut, bahwa dengan mengadopsi IFRS, Indonesia akan
namun pada tahun 1990 sampai saat ini, di mendapatkan tujuh manfaat sekaligus. Beberapa
kalangan profesi akuntan di dunia menggunakan dari manfaat tersebut antara lain meningkatkan
istilah konvergensi. kredibilitas dan kegunaan laporan keuangan,
Konvergensi atau Convergen menurut IASB meningkatkan relevansi laporan keuangan serta
adalah the same word by word in English. IASB meningkatkan transparasi keuangan. Namun seperti
(International Accounting Standards Board) yang yang dialami oleh Negara berkembang lainnya
sebelumnya disebut IASC, menginginkan agar dalam melakukan konvergensi IFRS, Indonesia
standar akuntansi seluruh anggotanya konvergen diperkirakan akan memperoleh dampak kurang
dengan IFRS. Konvergensi standar akuntansi siapnya infrastruktur seperti DSAK (Dewan
merupakan istilah umum dalam IASB. Konvergensi Standar Akuntansi Keuangan) sebagai financial

Proceedings SNEB 2014: Hal. 2


accounting standard setter di Indonesia, kondisi INTERNATIONAL FINANCIAL REPORTING
peraturan perundang-undangan yang belum tentu STANDARD (IFRS) (Studi Kasus Pada
sinkron dengan IFRS serta kurang siapnya sumber Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Di
daya manusia dan dunia pendidikan di Indonesia. Bursa Efek Indonesia Periode 2010 2013)
Penerapan IFRS dipengaruhi oleh keinginan
perusahaan untuk meningkatkan kualitas pelaporan Berdasarkan latar belakang penelitian di atas,
keuangan. maka penulis berusaha untuk mengidentifikasi
Francis et al. (2004) menyebutkan bahwa masalah sebagai berikut :
kualitas pelaporan keuangan dapat dipandang 1. Apakah terdapat perbedaan tingkat manajemen
melalui dua kelompok besar artribut kualitas laba sebelum dan sesudah adopsi penuh IFRS
pelaporan keuangan (second order), yaitu atribut- pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek
atribut berbasis akuntansi (accounting based Indonesia?
attributtes) dan atribut-atribut berbasis pasar 2. Apakah terdapat perbedaan tingkat relevansi
(market based attributes). Atribut kualitas nilai laba sebelum dan sesudah adopsi penuh
pelaporan keuangan berbasis akuntansi adalah IFRS pada perusahaan manufaktur di Bursa
kualitas akrual, persistensi, prediktabilitas dan Efek Indonesia?
perataan laba, sedangkan atribut kualitas pelaporan 3. Apakah terdapat perbedaan tingkat relevansi
berbasis pasar adalah relevansi nilai, nilai buku sebelum dan sesudah adopsi penuh
ketapatwaktuan dan konservatisme. Variabel IFRS pada perusahaan manufaktur di Bursa
kualitas pelaporan keuangan berbasis akuntansi Efek Indonesia?
diukur hanya dengan menggunakan informasi 4. Apakah terdapat pengaruh adopsi penuh IFRS
akuntansi,sedangkan variabel kualitas pelaporan terhadap manajemen laba pada perusahaan
keuangan berbasis pasar didasarkan pada hubungan manufaktur di Bursa Efek Indonesia?
antara data pasar dan akuntansi, seperti yang telah 5. Apakah terdapat pengaruh adopsi penuh IFRS
diungkapkan oleh Fanani (2009). terhadap relevansi nilai laba pada perusahaan
Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa manufaktur di Bursa Efek Indonesia?
pernyataan yang dikeluarkan sesuai dengan IFRS 6. Apakah terdapat pengaruh adopsi penuh IFRS
menghasilkan kualitas informasi yang lebih baik terhadap relevansi nilai buku pada perusahaan
dibandingkan dengan standar lokal (Barth, manufaktur di Bursa Efek Indonesia?
Landsman, Lang, 2008; Morais, Curto, 2008; Alat analisis yang digunakan adalah regresi
Karamanou, Nishiotis, 2009) sementara penelitian sederhana didasarkan pada hubungan fungsional
lain menunjukkan tidak ada perubahan signifikan ataupun kausal satu variabel independen dengan
atau bahwa standar lokal lebih unggul (Tendello, satu variabel dependen. Adapun bentuk persamaan
Vanstraelen, 2005; Daske, 2006). Banyak dari regresi linier sederhana dirumuskan sebagai berikut
penelitian ini berbagi fakta bahwa mereka :
membandingkan perusahaan periode sebelum dan Y1 = a + bX + e
sesudah adopsi (Morais, Curto, 2008; Karamanou, Y2 = a + bX + e
Nishiotis, 2009). Penelitian sebelumnya yang Y3 = a + bX + e
dilakukan oleh Barth, et al. (2008) dan Bartov, et Dimana:
al. (2005) melakukan pengujian untuk menguji efek Y1 : manajemen laba
penggunaan IFRS terhadap kualitas akuntansi Y2 : relevansi nilai laba
laporan keuangan pada perusahaan yang berasal Y3 : relevansi nilai buku
dari berbagai negara. Hasil penelitian menunjukkan a : konstanta
bahwa setelah adopsi IFRS, kualitas akuntansi X : adopsi IFRS
mengalami peningkatan ditandai dengan penurunan b : koefisien regresi variabel X
praktik manajemen laba dan relevansi nilai data e : error
akuntansi yang mengalami peningkatan. Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan
Ball, et al (2003) menunjukkan bahwa standar pemahaman mengenai pengaruh adopsi IFRS
berkualitas tinggi tidak selalu mengahasilkan terhadap kualitas informasi akuntansi pada
informasi akuntansi berkualitas tinggi. Bartov, perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa
Goldberg dan Kim (2005) meneliti perusahaan Efek Indonesia. Penelititan ini dapat dijadikan
Jerman melalui manajemen laba dan nilai relevansi referensi bagi penelitian mendatang yang tertarik
dan menyimpulkan bahwa informasi yang meneliti analisis kualitas informasi akuntansi
dihasilkan sesuai dengan IFRS dan US GAAP lebih sebelum dan sesudah adopsi penuh IFRS di
unggul dengan standar lokal Jerman. Indonesia selain dari variable di atas.
Berdasarkan latar belakang penelitian di atas,
maka peneliti bermaksud melakukan penelitian II. LANDASAN TEORI
dengan judul ANALISIS KUALITAS
INFORMASI AKUNTANSI SEBELUM DAN Indonesia merupakan bagian dari IFAC
SESUDAH ADOPSI PENUH (International Federation of Accountant) yang

Proceedings SNEB 2014: Hal. 3


harus tunduk pada SMO (Statement Membership 2. Tahap Persiapan Akhir (2011), dalam tahap ini
Obligation), salah satunya dengan menggunakan dilakukan penyelesaian terhadap persiapan
IFRS sebagai accounting standard. Konvergensi infrastruktur yang diperlukan. Selanjutnya,
IFRS adalah salah satu kesepakatan pemerintah dilakukan penerapan secara bertahap beberapa
Indonesia sebagai anggota G20 forum. Hasil dari PSAK berbasis IFRS
pertemuan pemimpin negara G20 forum di 3. Tahap Implementasi (2012), berhubungan
Washington DC, 15 November 2008, prinsip- dengan aktivitas penerapan PSAK IFRS secara
prinsip G20 yang dicanangkan adalah bertahap, lalu dilakukan penerapan pertama
(Tampubolon, 2012) yaitu : kali PSAK yang sudah mengadopsi IFRS.
1. Strengthening Transparency and Kemudian dilakukan evaluasi terhadap dampak
Accountability penerapan PSAK secara komprehensif.
2. Enhancing Sound Regulation Adopsi penuh IFRS diharapkan dapat
3. Promoting Integrity in Financial Markets meningkatkan kualitas informasi akuntansi yang
4. Reinforcing International Cooperation terdiri atas manajemen laba, relevansi nilai laba dan
5. Reforming International Financial Institutions. relevansi nilai buku (Francis et al, 2004)
Menurut Dewan Standar Akuntansi Keuangan Manajemen laba (earning management) adalah
(DSAK), tingkat pengadopsian IFRS dapat deteksi atas kemungkinan dilakukannya manipulasi
dibedakan menjadi lima tingkat yaitu : laba. Dalam laporan keuangan diteliti melalui
1. Full Adoption adalah suatu negara mengadopsi penggunaan akrual. Jumlah akrual yang tercermin
seluruh standar IFRS dan menerjemahkan dalam penghitungan laba terdiri dari discretionary
IFRS sama persis ke dalam bahasa yang dan nondiscretionary. Transaksi nondiscretionary
Negara tersebut gunakan merupakan transaksi yang dicatat dengan
2. Adopted adalah program konvergensi PSAK ke menggunakan satu prosedur dan apabila prosedur
IFRS telah dicanangkan IAI pada Desember tersebut dipilih maka manajemen diharapkan
2008. Adopted maksudnya adalah mengadopsi konsisten dalam menggunakan prosedur tersebut.
IFRS namun disesuaikan dengan kondisi di Contoh dari transaksi ini adalah metode penentuan
negara tersebut harga pokok persediaan dan metode penyusutan.
3. Piecemeal adalah suatu negara hanya Sebaliknya transaksi discretionary memberikan
mengadopsi sebagian besar nomor IFRS yaitu kebebasan kepada manajemen menentukan jumlah
nomor standar tertentu dan memilih paragrap transaksi akrual secara fleksibel. Contohnya seperti
tertentu saja penentuan cadangan kerugian piutang yang berasal
4. Referenced (convergence) adalah sebagai dari manajemen laba yang dilakukan manajer
referensi, standar yang diterapkan hanya (Sylvia dan Yanivi, 2003). Relevansi nilai dapat
mengacu pada IFRS tertentu dengan bahasa diartikan sebagai kemampuan informasi akuntansi
dan paragraph yang disusun sendiri oleh badan untuk menjelaskan nilai perusahaan (Beaver,
pembuat standar 1968). Terdapat dua tipe model penilaian yang
5. Not adopted at all adalah suatu negara sama dapat digunakan untuk menginvestigasi hubungan
sekali tidak mengadopsi IFRS tersebut yaitu model harga dan model return.
Indonesia sejak 2012 menganut bentuk full Model harga menguji hubungan harga saham
adoption IFRS dalam sistem akuntansinya. Dengan dengan nilai buku dan earnings, sedangkan model
mengadopsi penuh IFRS, laporan keuangan yang return menguji hubungan return saham dengan
dibuat berdasarkan PSAK tidak memerlukan earnings dan perubahan earnings. Relevansi
rekonsiliasi signifikan dengan laporan keuangan mencerminkan sebarapa baik akuntansi
berdasarkan IFRS. Strategi adopsi yang dilakukan memberikan informasi yang diperlukan investor
untuk konvergensi ada dua macam, yaitu big bang (Barth, Beaver dan Landsman, 2001). Dalam
strategy dan gradual strategy. Big bang strategy penelitian ini, relevansi nilai menggunakan model
mengadopsi penuh IFRS sekaligus, tanpa melalui harga yaitu relevansi nilai laba dan relevansi nilai
tahapan-tahapan tertenu. Strategi ini digunakan buku. Model nilai buku dan laba masih merupakan
oleh negara-negara maju. Sedangkan pada gradual variabel yang terpenting dalam penilaian ekuitas
strategy, adopsi IFRS dilakukan secara bertahap. juga memiliki nilai informasi atau sinyal yang
Strategi ini digunakan oleh negara-negara kredibel tinggi pada perusahaan yang memiliki
berkembang seperti Indonesia. PSAK asimetri informasi yang tinggi (Abukari et. al.,
dikonvergensikan secara penuh dengan IFRS di 2000). Relevansi Nilai Laba merupakan nilai
Indonesia melalui tiga tahapan yaitu : relevansi bila secara statistik berhubungan dengan
1. Tahap Adopsi (2008 2011), meliputi harga saham. Penurunan dan peningkatan laba
aktivitas dimana seluruh IFRS diadopsi ke berhubungan dengan penurunan atau kenaikan
PSAK, persiapan infrastruktur yang harga saham (Burgstahler dan Dichev, 1997 dalam
diperlukan, dan evaluasi terhadap PSAK yang Hadri Kusuma, 2006).Demikian halnya dengan
berlaku relevansi nilai laba, relevansi nilai buku
menunjukkan aktiva bersih (net aset) yang dimiliki

Proceedings SNEB 2014: Hal. 4


oleh pemegang saham dengan memiliki satu lembar bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan dalam
saham. Aktiva bersih adalah sama dengan total Value Relevance (relevansi nilai laba dan nilai
ekuitas pemegang saham, maka nilai buku per buku) antara standar lokal dan IFRS, sedangkan
lembar saham adalah total ekuitas dibagi jumlah Vieira, Martins, Machado, dan Domingues (2011)
lembar saham yang beredar. (Burgstahler dan menyatakan semua sampel memberikan tanda-
Dichev, 1997 dalam Hadri Kusuma, 2006). tanda perbedaan atau peningkatan relevansi nilai
laba dan nilai buku pada kualitas informasi.
Namun, mengacu pada pernyataan IAI tahun 2012
yang menyebutkan bahwa IFRS akan
meningkatkan relevansi laporan keuangan karena
lebih banyak menggunakan nilai wajar. Asumsi
penelitian ini adalah terdapat perbedaan tingkat
relevansi nilai laba dan relevansi nilai buku pada
perusahaan sebelum dan sesudah adopsi IFRS
dimana perusahaan yang mengadopsi IFRS
cenderung memiliki tingkat relevansi nilai lebih
tinggi. Berdasarkan kerangka teoritis di atas maka
Perusahaan pengembangan hipotesis yang diajukan adalah
H2 : Terdapat perbedaan tingkat relevansi nilai laba
antara perusahaan sebelum dan sesudah
mengadopsi IFRS
Sebelum Adopsi IFRS Sesudah Adopsi IFRS H3 : Terdapat perbedaan tingkat relevansi nilai
buku antara perusahaan sebelum dan sesudah
mengadopsi IFRS
Kualitas Informasi Kualitas Informasi
Akuntansi : Akuntansi : Manajemen laba terjadi ketika manajer
Manajemen Laba Manajemen Laba menggunakan pertimbangan (judgment) dalam
Relevansi Nilai Relevansi Nilai pelaporan keuangan dan penyusutan transaksi
Laba Laba untuk mengubah laporan keuangan dengan tujuan
Relevansi Nilai Relevansi Nilai untuk memanipulasi besaran (magnitude) laba
Buku Buku kepada beberapa stakeholders tentang kinerja
ekonomi perusahaan atau untuk mempengaruhi
Gambar 1 Skema Kerangka Pemikiran hasil perjanjian (kontrak) yang tergantung pada
angka-angka akuntansi yang dilaporkan (Ujiyantho
Pengadopsian IFRS yang menganut principle dan Pramuka, 2007). Abhiyoga Narendra (2013)
based diharapkan dapat menurunkan tingkat menyatakan adopsi IFRS berpengaruh positif atau
manajemen laba. Eccher dan Healy (2000) meningkatkan manajemen laba sedangkan Rudra
menyatakan ada perbedaan kualitatif antara standar dan Bhattacharjee (2012) mengenai apakah adopsi
Cina dan IAS dalam Earning Management IFRS mempengaruhi manajemen laba pada
sedangkan penelitian Glory A.E.M. Sianipar (2013) perusahaan di India mendapatkan hasil bahwa
menyatakan tidak terdapat perbedaan antara adopsi IFRS berpengaruh secara negatif terhadap
sebelum dan sesudah pengadopsian penuh IFRS. manajemen laba dalam arti menurunkan
Namun, mengacu pada pernyataan IAI tahun 2012 manajemen laba. Asumsi dalam penelitian ini
yang menyebutkan bahwa IFRS dapat mempersulit adalah apakah perusahaan di Indonesia yang
tindakan manajemen laba melalui penerapan fair mengadopsi IFRS mengalami penurunan tingkat
value dan balance sheet approach. Asumsi manajemen laba sehingga mempunyai laporan laba
penelitian ini adalah terdapat perbedaan tingkat yang lebih baik dibandingkan dengan perusahaan
manajemen laba pada perusahaan sebelum dan yang tidak mengadopsi IFRS. Berdasarkan
sesudah adopsi IFRS, di mana perusahaan yang kerangka teoritis di atas maka pengembangan
mengadopsi IFRS cenderung memiliki tingkat hipotesis yang diajukan adalah
manajemen laba yang lebih kecil. Berdasarkan H4 : Adopsi IFRS berpengaruh negatif terhadap
kerangka teoritis di atas maka pengembangan manajemen laba
hipotesis yang diajukan adalah :
H1 : Terdapat perbedaan tingkat manajemen laba Pengadopsian IFRS diharapkan dapat
antara perusahaan sebelum dan sesudah meningkatkan relevansi nilai bagi investor (IAI,
mengadopsi IFRS 2012). Cabrita (2008) menyatakan bahwa Value
Relevance meningkat setelah adopsi IFRS atau
Pengadopsian IFRS diharapkan dapat berpengaruh positif sedangkan Ball, Robin dan Wu
meningkatkan relevansi nilai bagi investor (IAI, (2003) menyatakan Value Relevance oleh
2012). Hung dan Subramanyam (2007) menyatakan perusahaan-perusahaan di negera-negara tersebut

Proceedings SNEB 2014: Hal. 5


tidak sesuai dengan literatur yang pada akhirnya KODE 2010 2011 2012 2013
mengurangi kualitas laporan yang dipublikasikan SMCB 890 982 1,099 1,145
dalam arti tidak berpengaruh positif terhadap SMGR 1,567 2,464 3,062 3,676
relevansi nilai. Mengacu pada pernyataan IAI tahun ARNA 223 263 329 105
2012 yang menyebutkan bahwa IFRS akan ASII 12,180 18,733 2,219 2,623
meningkatkan relevansi laporan keuangan karena AUTO 5,007 1,225 1,432 1,983
lebih banyak menggunakan nilai wajar. Asumsi PBRX 375 212 269 648
dalam penelitian ini adalah apakah perusahaan di
INAF 100 197 210 191
Indonesia yang mengadopsi IFRS mengalami
KAEF 201 226 260 292
peningkatan relevansi nilai sehingga memberikan
MERK 16,206 22,062 18,605 22,867
informasi yang lebih baik bagi investor
dibandingkan dengan perusahaan yang tidak Tabel 5. Perkembangan Adopsi Penuh IFRS
mengadopsi IFRS. Berdasarkan kerangka teoritis di KODE 2010 2011 2012 2013
atas maka pengembangan hipotesis yang diajukan SMCB 0 0 1 1
adalah SMGR 0 0 1 1
H5 : Adopsi IFRS berpengaruh positif terhadap ARNA 0 0 1 1
relevansi nilai laba ASII 0 0 1 1
H6 : Adopsi IFRS berpengaruh positif terhadap AUTO 0 0 1 1
relevansi nilai buku PBRX 0 0 1 1
III. PEMBAHASAN INAF 0 0 1 1
KAEF 0 0 1 1
Di bawah ini adalah daftar nama perusahaan MERK 0 0 1 1
yang menjadi sample penelitian
Sumber : Data Sekunder yang diolah tahun 2014
Tabel 1. Daftar Nama Perusahaan Manufaktur yang
Terdaftar di BEI Tahun 2010-2013 yang dijadikan
Sampel Penelitian
KODE 2010 2011 2012 2013
NO KODE NAMA PERUSAHAAN SMCB 0.9268 0.1511 -0.9561 -0.1235
-
1 SMCB Holcim Indonesia Tbk SMGR 0.9142 -0.8274 -0.7184 -0.0131
2 SMGR Semen Gresik Tbk ARNA 0.5931 0.5834 -0.7422 -0.7249
3 ARNA Arwana Citra Mulia Tbk ASII 0.2010 0.2091 -0.2156 -0.1746
4 ASII Astra International Tbk AUTO 0.1222 0.1583 -0.2484 -0.2242
5 AUTO Astra Auto Part Tbk PBRX 0.0637 0.2310 -0.0807 -0.0005
6 PBRX Pan Brothers Tbk INAF 0.0090 -0.0531 -0.2985 -0.0396
-
7 INAF Indofarma Tbk KAEF 0.1231 -0.1171 -0.0749 -0.0991
8 KAEF Kimia Farma Tbk -
9 MERK Merck Tbk MERK 0.3555 -0.3189 -0.1444 -0.1023
Hasil uji regresi sederhana sebagai berikut:
Sumber :Data Sekunder yang Diolah Tahun 2014
Y1 =0.917-0.324x
Y2 = 79.478+ 0.722x
Berikut ini disajikan tabel perkembangan
Y3 = 62.697+ 0.602x
manajemen laba yang diasumsikan dengan nilai
Nilai koefisien determinasi Y1 sebesar 0.633
akrual diskresioner pada sampel penelitian dari
yang berarti 63% perubahan variabel manajemen
periode 2010-2013 :
laba
KODE 2010 2011 2012 2013 dijel
Tabel 2. Perkembangan Nilai Akrual Diskresionari
SMCB 108 139 176 124 aska
Sumber : Data Sekunder yang diolah tahun 2014 SMGR 613 662 817 905 n
ARNA 43 52 32 82 oleh
Relevansi nilai laba diukur dengan Laba Per Saham. ASII 3549 4393 4800 4800 peru
AUTO 148 261 273 222 baha
Tabel 3. Perkembangan Relevansi Nilai Laba PBRX 79 24 24 34
n
INAF 4,05 11,93 13.68 17.5
KAEF 24,98 30,93 36.93 38.63 varia
Sumber : Data Sekunder yang diolah tahun 2014 MERK 5303 10320 4813 7832 bel
adop
Relevansi nilai buku diukur dengan nilai buku si IFRS. Sedangkan sisanya 37% dijelaskan oleh
per lembar saham. variabel lain yang tidak termasuk dalam penelitian
ini. Nilai koefisien determinasi Y2 sebesar 0.707
Tabel 4. Perkembangan Relevansi Nilai Buku yang berarti 70% perubahan variabel relevansi nilai
laba dijelaskan oleh perubahan variabel adopsi

Proceedings SNEB 2014: Hal. 6


IFRS. Sedangkan sisanya 30% dijelaskan oleh terdapat pengaruh adopsi IFRS terhadap relevansi
variabel lain yang tidak termasuk dalam penelitian nilai buku.
ini. Nilai koefisien determinasi Y3 sebesar 0.668
yang berarti 66% perubahan variabel relevansi nilai
buku dijelaskan oleh perubahan variabel adopsi IV. KESIMPULAN
IFRS. Sedangkan sisanya 34% dijelaskan oleh Berdasarkan hasil perhitungan dan analisis yang
variabel lain yang tidak termasuk dalam penelitian telah diperoleh, maka dapat ditarik kesimpulan
ini. sebagai berikut :
Tingkat manajemen laba didapat nilai t hitung 1. Terdapat perbedaan tingkat Manajemen Laba
sebesar -0.478. Tabel distribusi t dicari pada = sebelum dan sesudah adopsi IFRS.
5%:2 = 2,5% (uji dua sisi dengan derajat kebebasan 2. Terdapat perbedaan tingkat relevansi laba
(df) n-1 atau 36-1 = 35. Dengan pengujian dua sebelum dan sesudah adopsi IFRS.
sampel berpasangan (signifikansi = 0,025) hasil 3. Terdapat perbedaan tingkat relevansi buku
diperoleh untuk t tabel sebesar +2.030 / - sebelum dan sesudah adopsi IFRS.
2.030.Nilai t hitung sebesar -0.478 yang berarti 4. Adopsi IFRS berpengaruh negatif terhadap
tidak berada diantara 2.030 dan -2.030 menandakan manajemen laba.
H1 diterima.H1 diterima menandakan ada 5. Adopsi IFRS berpengaruh positif terhadap
perbedaan dalam manajemen laba antara sebelum relevansi nilai laba.
dan sesudah pengadopsian penuh IFRS sehingga 6. Adopsi IFRS berpengaruh positif terhadap
dapat disimpulkan bahwa hipotesis pertama (H1) relevansi nilai buku.
diterima. Tingkat relevansi nilai laba didapat nilai t .
hitung sebesar 3.442. Tabel distribusi t dicari pada
= 5%:2 = 2,5% (uji dua sisi dengan derajat REFERENSI
kebebasan (df) n-1 atau 36-1 = 35. Dengan Ball, R., and P. Brown. 1968. An Empirical
pengujian dua sampel berpasangan (signifikansi = Evaluation of Accounting Income
0,025) hasil diperoleh untuk t tabel sebesar +2.030 / Numbers. Journal of Accounting Research
-2.030.Nilai t hitung sebesar 3.442 yang berarti 6, pp.159-178.
tidak berada diantara 2.030 dan -2.030 menandakan Barth, M., W. R. Landsman, and M. Lang. 2008.
H2 diterima. H2 diterima menandakan ada International Accounting Standards and
perbedaan dalam relevansi nilai laba antara Accounting Quality. Journal of
sebelum dan sesudah pengadopsian penuh IFRS Accounting Research 6, pp. 159-178.
sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis kedua Bartov, E., S. R. Goldberg, and M. Kim. 2005.
(H2) diterima.Tingkat relevansi nilai buku didapat Comparative Value Relevance Among
nilai t hitung sebesar 2.407. Tabel distribusi t dicari German,U.S., and International
pada = 5%:2 = 2,5% (uji dua sisi dengan derajat Accounting Standards: A German Stock
kebebasan (df) n-1 atau 36-1 = 35. Dengan Market Perspective. Journal of
pengujian dua sampel berpasangan (signifikansi = Accounting, Auditing & Finance, 20(2),
0,025) hasil diperoleh untuk t tabel sebesar +2.030 / pp.95-119.
-2.030.Nilai t hitung sebesar 2.407 yang berarti Capkun, et.al. 2008. Earnings Management and
tidak berada diantara 2.030 dan -2.030 menandakan value Relevance During The Mandatory
H3 diterima.H3 diterima menandakan ada Transition From Local GAAPs to IFRS in
perbedaan dalam relevansi nilai buku antara Europe. Georgetown University, United
sebelum dan sesudah pengadopsian penuh IFRS States. SSRN Working Paper.
sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis ketiga Choi, Frederick D.S., Carol Ann Frost, Garry K
(H3) diterima. Nilai t hitung untuk variabel adopsi Meek. 1999. International Accounting. 3th
IFRS terhadap manajemen laba menunjukkan nilai edition. United Stated: Prentice Hall
t hitung = 3.890, sementara pada t tabel sebesar International.
2.039. Karena t hitung lebih besar dari t tabel maka Choi, Frederick D.S., Carol Ann Frost, Garry K
H4 diterima, artinya terdapat pengaruh adopsi IFRS Meek. 2010. International Accounting. 3th
terhadap manajemen laba. Nilai t hitung untuk edition. United Stated: Prentice Hall
variabel adopsi IFRS terhadap relevansi nilai laba International.
menunjukkan nilai t hitung = 4.353, sementara Fanani, Zaenal. 2009. Kualitas Pelaporan
pada t tabel sebesar 2.039. Karena t hitung lebih Keuangan: Berbagai Faktor Penentu dan
besar dari t tabel maka H5 diterima, artinya Konsekuensi Ekonomis. Jurnal Akuntansi
terdapat pengaruh adopsi IFRS terhadap relevansi dan Keuangan Indonesia,Vol.6, No.1.
nilai laba. Nilai t hitung untuk variabel Fama, Eugene F. (May 1970), Efficient Market: A
adopsi IFRS terhadap relevansi nilai buku Review of Theory and Empirical Work,
menunjukkan nilai t hitung = 3.716, sementara Journal of Finance, 25 (2): 383-417.
pada t tabel sebesar 2.039. Karena t hitung lebih Gamayuni, Rindu. 2009. Perkembangan Standar
besar dari t tabel maka H6 diterima, artinya Akuntansi Keuangan Indonesia Menuju

Proceedings SNEB 2014: Hal. 7


International Financial Reporting Stolowy, Herv & Jeanjean, Thomas. 2008.
Standards. Jurnal Ilmiah Berkala Enam Determinants of board members financial
Bulanan ISSN 1410 1831,Vol.14, No.2. expertise Empirical evidence from
Ghozali, Imam. dan Chariri, Anis. 2007. Teori France. Les Cahiers de Recherche 903,
Akuntansi. Edisi 3, Semarang: Badan HEC Paris.
Penerbit Universitas Diponegoro. Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Bisnis.
Hung, Mingyi., and Subramanyam, K.R. 2007. Bandung: CV.Alfabeta.
Financial Statement Effect of Adopting Sulistyanto, Sri. 2008. Manajemen Laba Teori dan
International Accounting Standards: the Model Empiris. Jakarta: Grasindo
case of Germany. Review of Accounting Supomo, Bambang dan Indriantoro, Nur. 1999.
Studies,Vol.12, Issue 4. Metodologi Penelitian Bisnis. Untuk
Ikatan Akuntan Indonesia. 2009. Standar Akuntansi Akuntansi dan Manajemen. Yogyakarta:
Keuangan. BPFE.
Ikatan Akuntan Indonesia 2010. Standar Akuntansi Susanto, Azhar. 2013. Sistem Informasi Akuntansi.
Keuangan. Bandung : Lingga Jaya
Kieso, Donald E dan Weygant, 2007. Akuntansi Tsalavoutas, I., & Andre, P. 2007. Transition of
Intermediate. Jilid I, Edisi Keduabelas, IFRS and Value Relevance in A Small but
Jakarta : Penerbit Erlangga. Developed Market: A Look at Greek
Leuz, Christian. and Verrecchia, Robert, E. Evidence. Working Paper. ESSES
2000.The Economic Concequences of Business School.
Increased Disclosure. Journal of Watts, Ross., and Zimmerman, Jerold. 1990.
Accounting Research Supplement. Positive Accounting Theory: A Ten Year
Morais, Ana, I. and Curto Jose, D. 2008. Perspective. The Accountung
Accounting Quality and The Adoption of Review,Vol.65, No.1.
IASB Standards-Portuguese Evidence. Widhiastuti, Ratieh. 2011. Analisis Komparasi
SSRN Working Paper Pengaruh Manajemen Laba terhadap
Natawidnyana, 2008. International Financing Relevansi Nilai Informasi Akuntansi
Reporting Standards : A Brief Antara PSAK dengan IFRS. Thesis Tidak
Description.http://natawidnyana- Dipublikasikan. Fakultas Ekonomika dan
wordpress.com/2008/10/28/Internationana Bisnis Universitas Diponergoro.
lFinancing-Reporting-Standards-ifrs-a-
brief-description/. Diaksestanggal 18 www.detik.com
April 2013. www.idx.co.id
Paglietti, P. 2009. Investigating the Effects of the
EU Mandatory Adoption of IFRS on
Accounting Quality: Evidence from Italy. Biodata Penulis
International Journal of Business and
Management,Vol.4, No.12. Icih,SE.,M.Si.,Ak.CA., memperoleh gelar Sarjana
Petreski, Marjan, 2006. The Impact of International Ekonomi (SE), Jurusan Akuntansi STIE YPKP
Accounting Standard on Bandung, lulus tahun 1997. Memperoleh gelar
Firms.http://papers.ssm.com/sol3/papers.c Magister Science (MSi) Program Pasca Sarjana
dm?abstract_id=901301. Diakses tanggal Magister Ilmu Ekonomi Universitas Padjadjaran
11 April 2013. Bandung, lulus tahun 2004. Saat ini menjadi Dosen
Pratama, Arie. 2014. Akuntansi Keuangan Sesuai di STIE Sutaatmadja Subang.
Standar Akuntansi Keuangan Terkini.
Bandung Izma Fikrotusshohah, SE. memperoleh gelar
Purba, Marisi P. 2010. IFRS:Konvergensi dan Sarjana Ekonomi (SE), Jurusan Akuntansi STIE
Kendala Aplikasinya di Indonesia. Sutaatmadja Subang, lulus tahun 2014. Saat ini
Yogyakarta:Graha Ilmu. menjadi karyawan di LPP Sutaatmadja Subang.
Situmorang, Murni. 2011. Transisi Menuju IFRS
dan Dampaknya Terhadap Laporan
Keuangan. Skripsi Tidak Dipublikasikan.
Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Diponegoro.

Proceedings SNEB 2014: Hal. 8


Proceedings SNEB 2014: Hal. 9

Anda mungkin juga menyukai