Anda di halaman 1dari 3

1.1.

3 Metode Suhu Basal

A. Definisi
Suhu basal tubuh adalah suhu terendah yang dicapai oleh tubuh selama istirahat atau
dalam keadaan istirahat (tidur). Pengukuran suhu basal dilakukan pada pagi hari segera
setelah bangun tidur dan sebelum melakukan aktivitas lainnya. Tujuan pencatatan suhu
basal untuk mengetahui kapan terjadinya masa subur/ovulasi. Suhu basal tubuh diukur
dengan alat yang berupa termometer basal. Termometer basal ini dapat digunakan
secara oral, per vagina, atau melalui dubur dan ditempatkan pada lokasi serta waktu
yang sama selama 5 menit. Suhu normal tubuh sekitar 35,5-36 derajat Celcius. Pada
waktu ovulasi, suhu akan turun terlebih dahulu dan naik menjadi 37-38 derajat
kemudian tidak akan kembali pada suhu 35 derajat celcius, pada saat itulah terjadi masa
subur/ovulasi.
Kondisi kenaikan suhu tubuh ini akan terjadi sekitar 3-4 hari, kemudian akan turun
kembali sekitar 2 derajat dan akhirnya kembali pada suhu tubuh normal sebelum
menstruasi. Hal ini terjadi karena produksi progesteron menurun. Ovulasi dipicu oleh
luteinizing hormone surge yang terkait dengan peningkatan suhu basal tubuh sebesar
0,5-10F (0,9-1,80C). Pengukuran dengan termometer yang sensitif dapat dilakukan
melalui mulut, vagina, diukur pada pagi hari saat bangun tidur pada jam yang sama
setiap paginya, sebelum beranjak dari tempat tidur atau beraktivitas. Setidaknya setelah
tidur selama 6 jam, maka pengukuran ini akan akurat. Peningkatan suhu basal tubuh
terjadi pada fase luteal disebabkan oleh meningkatnya hormon progesteron. Seorang
wanita usia subur dikatakan mengalami ovulasi jika dalam pemantauan 3 hari berturut-
turut terjadi peningkatan suhu basal tubuh. Kehamilan dapat dicegah melalui abstinensia
sejak awal menstruasi sampai 3-4 hari setelah peningkatan suhu basal tubuh. Hari
lainnya sampai awal menstruasi berikutnya merupakan masa tidak subur. (Depkes,
2009)

B. Manfaat Dan Keefektifitasan


Metode Suhu Basal Tubuh (SBT) bermanfaat sebagai konsepsi maupun kontrasepsi
alami. Metode ini berguna bagi pasangan yang menginginkan kehamilan, dan yang
menghindari atau mencegah kehamilan (KB mandiri). Tingkat keefektifan metode ini
sekitar 80 persen atau 20-30 kehamilan per 100 wanita per tahun. Beberapa faktor yang
dapat mempengaruhi pengukuran suhu basal tubuh diantaranya adalah: penyakit,
gangguan tidur, merokok atau minum alkohol, penggunaan obat-obatan ataupun
narkoba, dan stres.

C. Keuntungan
- Tidak membutuhkan biaya dan obat-obatan.
- Tidak ada efek samping.
- Keefektivan metode mencapai 99% hanya jika dilakukan dengan benar.

D. Kerugian
- Tingkat efektivitasnya menurun secara drastis menjadi 75% jika tidak dijalani
dengan teliti.
- Bukan metode yang praktis; memerlukan ketelitian dan disiplin.
- Tidak melindungi dari IMS.
- Pengguna metode ini tidak bisa melakukan hubungan seksual dengan spontan jika
tidak ingin hamil.
E. Efek samping

Pantang yang terlampau lama dapat menimbulkan frustasi. Hal ini dapat diatasi
dengan pemakaian kondom atau tablet vagina saat hubungan seksual

F. Daya Guna

Daya guna teoritis adalah 15 kehamilan per 100 wanita per tahun, daya guna
pemakaian ialah 20-30 kehamilan per 100 wanita per tahun.Dan guna dapat
ditingkatkan dengan menggunakan pola cara rintangan, misalnya kondom atau obat
spermatisida di samping pantang berkala.

Daftar pustaka
Depkes. 2009. KB pada periode menyusui (Health Assesment Indonesia). Jakarta

Sulistyawati,Ari.2011.Pelayanan Keluarga Berencana.Jakarta:Salemba Medika

Anda mungkin juga menyukai