Anda di halaman 1dari 91

METODE PENELITIAN

T E K N I K P E N G U M P U L A N D ATA
DISUSUN OLEH :
A F I FA D I A N A P U T R I ( P3.73.24.3.15.001 )
I S N A AT I A N A ( P3.73.24.3.15.014 )
N U R DW I AG U S T I N A ( P3.73.24.3.15.022 )
S H I N TA R I Z K I A D E W I ( P3.73.24.3.15.030 )
S I LV A N A H E R M I D A N . ( P3.73.24.3.15.032 )
U M M I J A M I AT U S S H O L I H A ( P 3 . 7 3 . 2 4 . 3 . 1 5 . 0 3 8 )
Y U N I T A S U L I S T I Y A W AT I ( P3.73.24.3.15.040 )

KELAS 3 REGULER A
JENIS DATA
DEFINISI DATA
• Secara etimologis
Data bentuk jamak dari DATUM (bahasa latin) sesuatu
yang diberikan
• Kata sehari-hari
Data Fakta dari suatu objek yang diamati, yang dapat berupa
angka-angka maupun kata-kata
• Sisi statistika
Data Fakta-fakta yang akan digunakan sebagai bahan penarikan
kesimpulan
Syarat agar DATA dapat dianalisis dan ditafsirkan dengan Baik :
1. Obyektif Data yang diperoleh dari lapangan/hasil pengukuran,
harus ditampilkan dan dilaporkan apa adanya.
2. Relevan Dalam mengumpulkan dan menampilkan Data harus
sesuai dengan permasalahan yang sedang dihadapi
atau diteliti.
3. Up to Date (Sesuai Perkembangan)
Data tidak boleh usang atau ketinggalan jaman, karena itu harus selalu
menyesuaikan perkembangan.
4. Representatif Data harus diperoleh dari sumber yang tepat
dan dapat menggambarkan kondisi senyatanya atau mewakili
suatu kelompok tertentu atau populasi.
JENIS DATA

Data
Data KUALITATIF
KUANTITATIF
Data yang dinyatakan dalam bentuk
Data yang berhubungan dengan
angka-angka atau jumlah dan dapat
kategorisasi atau karakteristik dalam
diukur besar kecilnya serta bersifat
bentuk Sifat (Bukan Angka) yang tidak
obyektif sehingga dapat ditafsirkan sama
dapat diukur besar kecilnya.
oleh orang lain.
Contoh : Jenis kelamin, Bahasa, Pekerjaan,
Contoh : harga Buku Rp. 45.000, ; berat
Pengetahuan, Sikap, dsb.
badan ; tinggi badan ; suhu tubuh, dsb.
METODE
P E N G U M P U L A N D ATA
Metode Pengumpulan Data
• Teknik atau cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti
untuk mengumpulkan data

Instrumen Pengumpulan Data


• Alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam
kegiatan pengumpulan data agar menjadi lebih mudah dan
sistematis
Jenis Instrumen Penelitian
Beberapa jenis instrumen dalam suatu penelitian adalah sebagai berikut :

Angket pengamatan

Wawancara Pengukuran
A N G K ET ATA U
KUESIONER
Angket adalah daftar pertanyaan yang diberikan
orang lain bersedia memberikan respons (responden) sesuai
dengan permintaan pengguna.

Angket adalah suatu cara pengumpulan data atau


suatu penelitian mengenai suatu masalah yang umumnya
banyak menyangkut kepentingan umum (orang banyak)
(Notoatmodjo 2012)
Angket ini dilakukan dengan mengedarkan suatu daftar
pertanyaan yang berupa formulir-formulir, diajukan secara
tertulis kepada sejumlah subjek untuk mendapatkan
tanggapan, informasi, jawaban dan sebagainya.

• Tujuan penyebaran angket ialah mencari informasi yang lengkap


mengenai suatu masalah dan responden tanpa merasa khawatir
bila respoden memberikan jawaban yang tidak sesuai dengan
kenyataan dalam pengisian daftar pertanyaan.
• Oleh karena angket ini selalu berbentuk formulir-
formulir yang berisikan pertanyaan-pertanyaan
(question), maka angket sering disebut
“questionaire”.
• Tetapi tidak berarti kuesioner itu sama dengan angket. Sebab kuersiner
(daftar pertanyaan) itu tidak selalu responden sendiri yang mengisi,
dimana kuersioner ditanyakan secara lisan kepada responden melalui
wawanara dan yang mengisi kuesioner itu adalah interviewer berdasarkan
jawaban lisan dari responden.

• Jadi ada kuesioner yang langsung diisi oleh responden sendiri yang
disebut ‘angket’ dan ada kuersiner sebagai pedoman (pegangan)
wawancara. Mengingat bahwa responden sendiri yang harus mengisi
kuersioner tersebut, maka angket tidak dapat dilakukan untuk responden
yang buta huruf.
TIPE ANGKET

Menurut cara Menurut sifatnya


pencapaiannya

Menurut bentuk strukturnya/ jenis


1. MENURUT SIFATNYA
• Angket Umum , yang berusaha sejauh mungkin untuk
memperoleh selengkap-lengkapnya tentang kehidupan
seseorang

• Angket Khusus, hanya berusaha untuk mendapatkan


data-data mengenai sifat-sifat khusus dari pribadi
seseorang.
2. MENURUT CARA PENCAPAIANNYA
• Angket Langsung, apabila disampaikan langsung kepada
orang yang dimintai informasinya tentang dirinya sendiri

• Angket Tak Langsung, apabila pribadi yang disuruh


mengisi angket adalah bukan responden langsung. Ia
akan menjawab dan memberikan informasi tentang diri
orang lain
3. MENURUT BENTUK STRUKTUR/JENIS

• Angket terstruktur (angket tertutup), disusun sedemikian rupa,


tegas, definitif, terbatas dan konkret, sehingga responden dapat
dengan mudah mengisi atau menjawabnya.

• Angket tak berstruktur (angket terbuka), disajikan dalam


bentuk sederhana sehingga responden dapat memberikan isian
sesuai dengan kehendak dan keadaannya.
PERSIAPAN DAN PENYUSUNAN ANGKET

Pertanyaan harus singkat dan jelas, terutama


jelas bagi calon penjawab

Jumlah pertanyaan hendaknya dibuat sedikit


mungkin, supaya penjawab tidak terlalu
membuang waktu
• Pertanyaan hendaknya cukup merangsang minat penjawab
• Pertanyaan dapat “memaksa” penjawab untuk memberikan
jawaban yang mendalam, tetapi “to the point”

• Pertanyaan jangan sampai menimbulkan kecurigaan pada


penjawab
• Pertanyaan jangan sampai menimbulkan jawaban yang
meragukan
• Pertanyaan jangan bersifat introgatif dan jangan sampai
menimbulkan kemarahan bagi penjawab.
KELEBIHAN

• Dalam waktu singkat (serentak)


dapat diperoleh data yang banyak KEKURANGAN
• Menghemat tenaga dan biaya
• Jawaban akan lebih banyak dibumbui dengan
• Responden dapat memilih waktu
sikap dan harapan-harapan pribadi, sehingga
senggang untuk mengisinya lebih bersifat subjektif
• Secara psikologis responden tidak • Dengan adanya bentuk (susunan)
merasa terpaksa dan dapat menjawab pertanyaan yang sama untuk responden
lebih terbuka dan sebagainya yang sangat hiterogen
• Tidak dapat dilakukan untuk golongan
masyarakat yang buta huruf
• Apabila responden tidak dapat memahami
pertanyaan atau tidak dapat menjawab, akan
terjadi kemcetan dan mungkin responden
tidak akan menjawab seluruh angket.
P ENG A MATAN
( OBS ERVA S I)
DEFINISI
Pengamatan

• Pengamatan adalah suatu hasil perbuatan jiwa secara


aktif dan penuh perhatian untuk menyadari adanya
.
rangsangan. Mula-mula rangsangan dari luar mengenai
indra, dan terjadilah pengindraan, kemudain apabila
rangsangan tersebut menarik perhatian akan
dilanjutkan dengan adanya pengamatan.
Dalam penelitian, pengamatan adalah suatu prosedur yang berencana, yang antara lain
meliputi melihat, mendengar, dan mencatat sejumlah dan taraf aktifitas tertentu atau
situasi tertentu yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti.

Jadi dalam melakukan observasi bukan hanya mengunjungi, melihat, atau


menonton saja, tetapi disertai keaktifan jiwa atau perhatian khusus dan
melakukan pencatatan-pencatatan. Ahli lain mengatakan bahwa
observasi adalah studi yang disengaja dan sistematik tentang fenomena
sosial dan gejala-gejala psychis dengan jalan “mengamati” dan “mencatat”.
1. PENGAMATAN DAN INGATAN

Dalam pengumpulan data melalui pengamatan ini diperlukan


ingatan yang cepat, setia, teguh, dan luas. Ingatan yang cepat, artinya
dalam waktu singkat dapat memahami sesuatu hal tanpa menjumpai
kesukaran-kesuaran. Setia, artinya kesan-kesan yang telah diterimanya
akan disimpan sebaik-baiknya, tidak akan berubah. Teguh, artinya dapat
menyimpan kesan waktu lama, tidak mudah lupa. Luas, artinya dapat
menyimpan kesan yang banyak.
Tetapi pada kenyataannya, kita sangat sulit untuk mempunyai sifat-
sifat ingatan yang disebutkan diatas. Oleh sebab itu, untuk mengurangi
kelemahan ini dan untuk mengurangi timbulnya kesalahan-kesalahan,
observasi dapat dibantu dengan jalan:
a.Mengkalsifikasikan gejala-gejala yang relevan.
b.Observasi diarahkan pada gejala-gejala yang relevan.
c.Menggunakan frekuensi pengamatan yang lebih sering.
d.Melakukan pencatatan dengan segera.
e.Didukung pula oleh alat-alat makanik/elektronik seperti alat pemotret,
film, tape recorder, dan lain-lain.
2. SASARAN PENGAMATAN

Pembatasan tentang sasaran pengamatan ini, sebaiknya dipertimbangkan


terlebih dahulu sebelum peneliti memulai mengadakan pengamatan. Untuk
membantu pembatasan sasaran penelitian ini, peneliti dapat mempelajari
teori-teori ataupun pengetahuan-pengetahuan tentang substansi penelitian
yang bersangkutan

Misalnya, kita akan mengamati status sosial ekonomi seseorang, disamping kita
dapat mengamati kekayaannya, kita juga dapat mengamati gejala-gejala
lain yang menunjukkan tinggi rendahnya status sosial orang tersebut, yang
semua ini dapat dipelajari dalam literatur atau pengalaman-pengalaman.
3. JENIS PENGAMATAN

Pengamatan Terlibat (Observasi Partisipatif)

Pengamatan Systematise

Observasi Eksperimental
A. PENGAMATAN TERLIBAT ( OBSERVASI
PARTISIPATIF )

Pengamat (observer) benar-benar mengambil bagian dalam kegiatan-


kegiatan yang dilakukan oleh sasaran pengamatan (observee). Dengan kata
lain, pengamat ikut aktif berpartisipasi pada aktifitas dalam kontak sosial yang
tengah diselidiki. Jenis teknik ini, biasanya digunakan di dalam penelitian yang
bersifat eksploratif atau dalam penelitian kualitatif. Di bidang kesehatan dapat
digunakan biasanya untuk penelitian-penelitian yang terkait dengan perilaku
kesehatan: pola makan, gaya hidup, perilaku penggunaan jamban keluarga,
dan sebagainya.
Apabila observee tahu bahwa mereka sedang diperhatikan
(diamati), maka akan terjadi kemungkinan-kemungkinan sebagai
berikut:
1) Tingkah laku mereka akan dibuat-buat.
2)Kepercayaan mereka terhadap pengamat akan hilang, yang
akhirnya menutup diri dan selalu berprasangka.
3)Dapat mengganggu situasi dan relasi pribadi.
4)Akibat dari ini semua kemungkinan akan diperoleh data atau
informasi yang bias.
Agar observasi partisipasi ini berhasil, perlu diperhatikan hal-hal sebagai
berikut:
1)Dirumuskan gejala apa yang harus diobservasi.
2)Diperhatikan cara pencatatan yang baik, sehingga tidak
menimbulkan kecurigaan.
3)Memelihara hubungan baik dengan observee.
4)Mengetahui batas intesitas pastisipasi.
5)Menjaga agar situasi dan iklim psikologis tetap wajar.
6)Sebaiknya pendekatan pengamatan dilakukan melalui tokoh-tokoh
masyarakat setempat (key person).
B. PENGAMATAN SISTEMATIS

Ciri utama pengamatan ini yaitu mempunyai kerangka


atau struktur yang jelas, di mana di dalamnya berisikan faktor
yang diperlukan, dan sudah dikelompokkan ke dalam kategori-
kategori. Dengan demikian maka metode observasi mempunyai
scope yang lebih sempit dan terbatas sehingga pengamatan lebih
terarah
C. OBSERVASI EKSPERIMENTAL

Dalam observasi ini observee dicoba atau


dimasukkan ke dalam suatu kondisi atau situasi tertentu.
Kondisi dan situasi itu diciptakan sedemikian rupa sehingga
gejala atau perilaku yang akan dicari atau diamati akan
timbul.
KELEBIHAN METODE OBSERVASI
•Merupakan pengumpulan data yang murah, mudah, dan langsung dapat mengamati

terhadap macam-macam gejala.

•Tidak mengganggu, sekurang-kurangnya tidak terlalu mengganggu pada sasaran

pengamatan (observee).

•Banyak gejala-gejala psychis penting yang tidak atau sukar diperoleh dengan teknik

angket ataupun interview, tetapi dengan metode ini mudah diperoleh.

•Dimungkinkan mengadakan pencatatan secara serempak kepada sasaran pengamatan

yang lebih banyak.


KEKURANGAN METODE OBSERVASI

•Banyak peristiwa psychis tertentu yang tidak dapat diamati,.

•Sering memerlukan waktu yang lama sehingga membosankan,

•Apabila sasaran pengamatan mengetahui bahwa mereka sedang

diamati,

•Sering subjektifitas dari observer tidak dapat dihindari.


ALAT OBSERVASI

Check List

Skala Penilaian (Rating Scale)

Daftar Riwayat Kelakuan (Anecdotal Record)

Alat-alat Mekanik (Electronics)


1. CHECK LIST
Nama Faktor-faktor / gejala

Disiplin Kecerdasan Ketekunan Keterampilan

Ali v v v -

Badu v v v v

Dadana v v - -

Cholik v v v -
2. SKALA PENILAIAN

Scores tau Ranking

Gejala Skors
1 2 3 4 5
Kerja sama x
Kerajinan x
Partisipasi x
Ketekunan x
RATING SCALE DALAM BENTUK
DESKRIPSI
Contoh: Penilaian terhadap kerja sama:
• Kerja sama : 1 ———— 2 ———— 3 ———— 4 ———— 5
• 5 = Dapat / mau bekerja sama dengan orang lain
• 4 = Kadang-kadang mau bekerja sama
• 3 = Mau bekerja sama dengan orang-orang tertentu saja
• 2 = Tidak mau bekerja sama secara baik dengan orang lain pada bidang tertentu
• = Tidak mau bekerja sama dengan orang lain sama sekali

*Pengamat memberikan tanda check pada nilai (angka) sesuai dengan


pendapatnya sehubungan dengan pertanyaan-pertanyaan tersebut.
GRAFIS
Contoh : Bekerja Mandiri (independentcy)

( v ) ( ) ( ) ( )
Biasanya
( ) Sewaktu-waktu
Selalu Dalam hal tertentu Bekerja baik bila
minta minta perlu pengawas dibiarkan sendiri
petunjuk perlu petunjuk
petunjuk

*Pengamat memberikan tanda check pada gejala yang telah tersusun. Kelemahan dari skala penilaian ini
antara lain sangat subjektif dan sangat kaku, sehingga kurang memberikan kesempatan luas kepada
observer.
3. DAFTAR RIWAYAT KELAKUAN ( ANECDOTAL
RECORD )

Adalah catatan-catatan mengenai tingkah laku seseorang (observee)


yang luar biasa sifatnya atau yang khas. Catatan semcam ini kecuali dibuat
oleh pengamat, sering pula dibuat oleh guru pemimpin organisasi, pendeta,
direktur perusahaan, dan sebagainya. Pada prinsipnya Anecdotal Record ini
harus dibuat secepat mungkin di kala peristiwa itu terjadi atau sesudah terjadi,
dengan catatan ucapan atau tingkah laku terntentu dari anggota suatu
masyarakat.
4. ALAT-ALAT MEKANIK ( ELECTRONICS )

Alat-alat ini antara lain: alat perekam, alat


fotografis, film, tape recorder, kamera televisi, dan
sebagainya. Alat-alat tersebut setiap saat dapat diputar
kembali untuk memungkinkan mengadakan analisis
secara teliti.
W AW A N C A R A
DEFINISI
Proses tanya jawab lisan dimana dua orang atau lebih beratatap
muka secara fisik untuk mengetahui tanggapan, pendapat dan
motivasi seseorang terhadap suatu subjek.

Dalam wawancara selalu ada dua pihak yang masing-masing


mempunyai satu dalam kedudukan sebagai pencari informasi dan
yang lain sebagai pemberi informasi (responden).
PENGGUNAAN WAWANCARA
1. Sebagai metode primer, bila dijadikan satu-satunya alat pengumpul
data.
2. Sebagai metode pelengkap, bila digunakan untuk melengkapi
informasi yang tidak dapat digapai dengan cara lain.
3. Sebagai metode untuk menguji kebenaran dan kemantapan suatu
dictum yang telah diperoleh dengan cara lain.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
WAWANCARA:
1. Pewawancara
Dalam proses pengumpulan data peran petugas wawancara besar sekali.
Dengan menyadari bahwa setiap pengukuran atau pengumpulan data selalu
terkandung komponen kesalahan di dalamnya, maka pewawancara harus
membatasi terjadinya kesalahan, dengan jalan:
a. Memilih pewawancara yang tepat dan handal
b. Memberi pelatihan lebih dahulu
c. Hubungan yang baik sangat diperlukan antara pewawancara dengan orang
yang diwawancarai
2. Responden
Faktor yang tidak kalah pentingnya dalam mencapai
suatu wawancara yang baik adalah responden. Makin tinggi
pendidikan responden makin sukar mengendalikannya.
3. Teknik wawancara
Ada beberapa teknik yang harus diperhatikan pada waktu
melakukan wawancara yaitu:

a. Cara penampilan

b. Cara bertanya

c. Cara mencatat
PENGUKURAN
DEFINISI
Teknik yang digunakan untuk mengungkapkan data berupa gejala
psikologis dan kepribadian, baik secara individual, kelompok, maupun
dalam kehidupan suatu masyarakat. Tenik pengukuran sebagai instrumen
penelitian yang banyak digunakan adalah tes berupa tes standar dan tes
buatan.
Tes berisikan sejumlah pertanyaan yang diajukan kepada
seseorang atau sejumlah orang untuk mengungkapkan
keadaan atau tingkat perkembangan aspek kepribadian
lainnya. Tes dapat diklarifikasikan menjadi dua macam

Tes Tes
Lisan Tertulis
Tes lisan (Oral Test)

Tes tulis merupakan komunikasi langsung, berisikan sejumlah pertanyaan


yang diajukan secara lisan dan dijawab secara lisan pula oleg seseorang
atau sejumlah orang mengenai aspek – aspek psikologis seabagi data yang
berhubungan dengan masalah penelitian

Tes Tertulis (Writing Test)

Tes tulis merupakan komunikasi tidak langsung, berbentuk lembaran tes


yang berisikan sejumlah pertanyaan mengenai aspek – aspek psikologis
sebagai data yang berhubungan dengan masalah penelitian. Tes tertulis
diajukan secara tertulis dan dijawab secara tertulis pula
Tes tertulis dapat diklarifikasikan menjadi dua
bentuk, yaitu :

Tes Objektif
(objective
test)
Tes Esai
(essay test)
Tes Esai (Essay Test)

Tes esai terdiri dari sejumlah pertanyaan dalam bentuk uraian tertulis yang dijawab
dalam bentuk tertulis dengan kalimat bebas yang disusun sendiri oleh pihak yang dites
(testee). Dalam memberikan jawaban dalam bentuk angka, ternyata sulit
menghilangkan pengaruh subjektivitas seorang penilai, sehingga data yang diperoleh
cenderung kurang atau bahkan tidak objektif. Oleh karena itu, jenis tes ini pada
umumnya jarang sekali digunakan dalam penelitian ilmiah.

Tes Objektif (Objective Test)

merupakan alat pengukur yang banyak digunakan dalam penelitian sosial, karena
dalam pemberian nilai berupa angka, tidak dipengaruhi unsur subjektivitas penilai
(tester) Disamping itu, tingkat kemampuan jenis tes ini untuk mengumpulkan data
yang benar dan relevan dengan masalah penelitian, dapat diketahui dengan
menghitung reliabiltas dan validitas tes.
Tes objektif dapat diklarifikasikan dalam lima bentuk, yaitu :

Tes pilihan ganda Tes menjodohkan


Tes benar-salah
(multiple choice (maching choice
(true-false items)
item) items)

Tes jawaban
Tes melengkapi
singkat (short
(completion items)
answer items)
1.TES BENAR-SALAH ( TRUE-FALSE ITEMS)

Lembaran tes ini berisikan sejumlah petanyaan yang harus


dijawab dengan menyatakan bahwa isi pertanyaan itu adalah
benar atau salah. Jawaban dilakukan dengan memberikan tanda
silang atau melingkari pada huruf B jika pertanyaan itu benar dan
huruf S jika pertanyaan itu salah. Huruf B dan S diletakkan pada
awal atau akhir kalimat pertanyaan tersebut.
• Contoh jawaban pada awal kalimat :
B - S Hipotesis adalah pertanyaan bersifat tafsiran/ terkaan/ pediksi dari
hubungan antarvariabel yang diterima secara sementara sebagai suatu
kebenaran.

• Contoh jawaban pada akhir kalimat :


Hipotesis adalah pertanyaan bersifat tafsiran/ terkaan/ pediksi dari
hubungan antarvariabel yang diterima secara sementara sebagai suatu
kebenaran. B - S
2. TES PILIHAN GANDA ( MULTIPLE CHOICE ITEM )

Lembaran tes ini berisikan sejumlah pertanyaan dan alternatif jawaban pertanyaan yang
telah disiapkan. Tugas orang yang diuji adalah memilih salah satu jawaban yang paling
benar dengan cara melingkari angka atau huruf di depan alternatif jawaban.

Contoh :
Pertanyaan berbersifat tafsiran/ terkaan/ prediksi dari hubungan antarvariabel yang
diterima secara sementara sebagai suatu kebenaran adalah :
a.Aksioma
b.Dalil
c.Hipotesis
d.Proposisi
e.Definisi
3. TES MENJODOHKAN ( MACHING
CHOICE ITEMS)

Lembaran tes ini terdiri dari sejumlah item yang ditempatkan dalam dua
kolom. Kolom kiri adalah kolom alternatif jawaban dengan mencantumkan
angka atau huruf di depan setiap alternatif jawaban dan kolom kanan
adalah kolom pertanyaan – pertanyaan dengan mencantumkan angka atau
huruf sebagai nomor urut setiap pertanyaan. Diantara alternatif jawaban
dan pertnyaan (di tengah – tengah) disediakan tititk – titik sebagai tempat
jawaban (maching).
CONTOH :

A. Data kuantitatif ............... 1.Antara kategori tidak diketahui tingkatannya

B. Data nominal ............... 2. Data dalam bentuk angka – angka

C. Data kualitatif ............... 3. Data dihasilkan dalam bentuk kalimat/ kata

D. Data ordinal ............... 4. Data dihasilkan dari perbandingan antar kategori


dan mempunyai nilai titik nol mutlak
E. Data internal ............... 5. Data yang disusun berdasarkan kategori yang
berjenjang/ bertingkat
F. Data rasio ............... 6. Jarak antara pengukuran atau perbedaan masing –
masing kategori diketahui dengan pasti atau jelas
4. TES MELENGKAPI ( COMPLETION
ITEMS )
Bentuk tes melengkapi adalah susunan kalimat pertanyaan yang dihilangkan
satu atau beberapa kata penting (kata kunci) yang diganti dengan tiga buah
titik. Bila kata yang dihilangkan di akhir kalimat maka diganti dengan
empat buah titik. Tugas testee adalah mengisi titik – titik tersebut dengan
kata yang benar. Dengan menuliskan kata itu maka kalimat pernyataan
menjadi lengkap dan berubah menjadi kalimat yang bermakna.

Contoh :
Hipotesis adalah jawaban ....................... terhadap masalah penelitian dan
secara teoritis merupakan paling tinggi .....................
5. JAWABAN SINGKAT ( SHORT ANSWER
ITEMS )
Bentuk tes ini hampir sama dengan bentuk pertanyaan terbuka. Perbedaannya adalah
jawaban dari tes ini hanya terdiri dari kalimat singkat, bahkan boleh satu, dua atau tiga
kata saja. Tempat titik – titik tersebut berada di samping kanan atau di bawah
pernyataan.

Contoh pernyataan dengan jawaban tes hanya satu kata :


Presiden Republik Indonesia yang pertama adalah ...................

Contoh dengan jawaban tes dengan kalimat :


Sebutkan judul bab IV dalam penyusunan skripsi / tesis !

Contoh tes yang menghendaki lebih dari satu jawaban :


Sebutkan jenis data berdasarkan sifatnya !
...........................................................................................
...........................................................................................
VA L I D I TA S D A N
R E A B I L I TA S I N S T R U M E N
Uji validitas dan reabilitas terutama pada alat ukur yang menghasilkan
nilai kuantitatif

Wawancara Tidak terstruktur

Observasi

Wawancara Terstruktur
Kuisioner
Angket Terstruktur
VALIDITAS INSTRUMEN

Suatu indeks yang menunjukan alat ukur itu benar mengukur apa yang diukur.

Sebuah instrumen dikatakan valid jika instrument itu mampu mengukur sesuatu yang
seharusnya diukur menurut situasi dan kondisi tertentu.

Hal lain yang perlu diperhatikan oleh peneliti dalam memilih instrumen penelitian
yang valid adalah instrumen tersebut tidak menyulitkan peneliti sendiri atau orang
lain.
Kuisioner

Untuk mengetahui apakah kuesioner yang akan disusun tersebut mampu


mengukur apa yang hendak kita ukur

Uji korelasi antara:

Skors (nilai) tiap-tiap item


Skors total kuesioner
(pertanyaan)

Korelasi yang bermakna (construct validity)

Semua item (pertanyaan) yang ada didalam kuesioner itu mengukur konsep yang kita ukur.
CONTOH

Kita akan mengukur pengetahuan imunisasi TT bagi ibu hamil, maka kita susun pertanyaan-pertanyaan sebagai
berikut
1. Apakah ibu pernah mendengar imunisasi TT?
2. Bila pernah, untuk siapa imunisasi itu diberikan?
3. Apa guna (manfaat) imunisasi tersebut diberikan?
4. Berapa kali imunisasi tersebut harus diterima?
5. Penyakit apa yang dapat dicegah dengan imunisasi TT?
6. Dimana ibu dapat memperoleh imunisasi TT tersebut?
Dan seterusnya

Pertanyaan-pertanyaan tersebut diberikan kepada sekelompok responden sebagai sasaran uji coba.
Pertanyaan-pertanyaan (kuesioner) tersebut diberi skors atau nilai jawab masing-masing sesuai dengan
sistem penilaian yang telah ditetapkan, Misalnya:

2: untuk jawaban yang paling benar


1: untuk jawaban yang mendekati benar
0: untuk jawaban yang salah
Distribusi Skors Tiap-Tiap Pertanyaan

Responden Nomor Pertanyaan Total Skors


1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Skors/pertanyaan:
A 2 1 1 2 0 1 2 2 1 1 14

B 2 2 2 1 1 2 2 1 1 1 15

C 2 1 1 1 0 2 1 2 1 0 13

D 2 2 1 2 1 2 1 2 2 1 16

E 1 2 2 2 2 2 1 2 1 0 13

F 2 1 2 1 0 2 1 2 1 0 12

G 1 2 2 1 0 1 2 2 1 1 13

H 2 2 2 2 1 2 2 2 1 0 16

I 2 2 2 1 1 0 2 1 1 0 12

J 2 2 2 2 0 2 1 2 1 0 14
Teknik korelasi yang dipakai adalah teknik korelasi “product moment” yang rumusnya sebagai berikut :

Keterangan :
X = Masing-masing pertanyaan
Y = Skors total
XY = Skors masing-masing pertanyaan x Skors total
Korelasi Pertanyaan No. 1 dengan Skors Total

Responden X Y X2 Y2 XY
A 2 14 4 196 28

B 2 15 4 225 30

C 2 13 4 169 26

D 2 16 4 256 32

E 1 13 1 169 13

F 2 12 4 144 24

G 1 13 1 169 13

H 2 16 4 256 32

I 2 12 4 144 24

J 2 14 4 169 28

N = 10 18 138 36 1924 250


R = (10 X 250) - (18 X 138)
√ {(10 X 36) – (18)2} X {(10 X 1924) – (138)2}
= 0,190

Setelah dihitung semua korelasi antara masing-masing pertanyaan dengan skors total, misalnya diperoleh hasil sebagai
berikut:

1 = 0,190 6 = 0,810
2 = 0,720 7 = 0,690
3 = 0,640 8 = 0,720
4 = 0,710 9 = 0,660
5 = 0,550 10 = 0,150

Untuk mengetahui apakah nilai korelasi tiap-tiap pertanyaan itu signifikan, maka perlu dilihat dari nilai product
moment.
Nilai korelasi dari pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner tersebut yang memenuhi taraf signifikansi (>0.632).

Selanjutnya untuk memperoleh alat ukur yang valid, maka pertanyaan nomor 1,5 dan 10 tersebut harus diganti
atau direvisi, atau di “drop” (dihilangkan).
RELIABILITAS
Suatu indeks yang menunjukan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat
diandalkan

Hal ini berarti menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran itu akurat, tetap konsisten dan stabil bila
dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama dengan menggunakan alat ukur yang
sama.
Cara perhitungan reliabilitas suatu alat ukur dapat dilakukan dengan
menggunakan berbagai teknik, yaitu :

Teknik Tes-Tes Ulang Teknik Paralel

Teknik Belah Dua


Teknik Tes-Tes Ulang

Dengan teknik ini kuesioner yang sama diuji kepada sekelompok responden yang sama sebanyak 2 kali.

Waktu antara tes yang pertama dengan tes yang kedua sebaiknya tidak terlalu jauh, tetapi juga tidak terlalu
dekat.
Apabila selang waktu terlalu pendek, kemungkinan responden masih ingat pertanyaan-pertanyaan pada tes
yang pertama. Sedangkan jika tes kedua selang waktunya terlalu lama, kemungkinan responden sudah terjadi
perubahan dalam variable yang akan diukur.

Hasil ini dihitung korelasinya dengan menggunakan rumus yang sama. Bila hasilnya sama atau lebih dari angka
kritis pada derajat kemaknaan maka alat ukur atau kuesioner tersebut reliable. Tetapi jika angka atau hasil yang
diperoleh dibawah angka kritis, maka kuesioner tersebut tidak reliable sebagai alat ukur.
Teknik Belah Dua

Dengan menggunakan teknik ini berarti kuesioner yang telah disusun dibagi menjadi dua bagian. Oleh sebab
itu, pertanyaan di dalam kusioner ini harus cukup banyak (memadai) dan dapat dibagi dua dengan hasil yang
sebanding.

Langkah-langkahnya sebagai berikut :

1. Mengajukan kuesioner tersebut kepada sejumlah responden, kemudian dihitung validitas masing-masing
pertanyaan. Pertanyaan-pertanyaan yang valid dihitung sedangkan yang tidak valid tidak dihitung
2. Membagi pertanyaan-pertanyaan yang valid tersebut menjadi 2 bagian secara acak.
3. Skors untuk masing-masing item pada tiap kelompok dijumlahkan sehingga dapat menghasilkan 2
kelompok skors total.
4. Melakukan uji korelasi dengan rumus korelasi product moment tersebut pada kedua kelompok
5. Selanjutnya dengan daftar seperti uji korelasi sebelumnya, dapat diketahui reliabilitas kuesioner tersebut.
Teknik Belah Dua

Dengan menggunakan teknik ini kita membuat 2 kuesioner untuk mengukur aspek yang sama.
Pertanyaan yang digunakan memiliki makna yang sama namun bahasa yang berbeda. Dilakukan satu kali pada
responden dan waktu yang sama
Pertanyaan-pertanyaan dari kedua kuesioner tersebut dihitung skorsnya, lalu total skors masing-masing
responden dari kedua kuesioner tersebut dihitung korelasinya dengan menggunakan teknik korelasi product
moment.
P E N G O L A H A N D ATA
( M A N UA L & E L E K T R O N I K / E D P )
• Di dalam pengolahan data baik secara manual maupun dengan komputerisasi
terdiri dari tiga tahapan dasar yaitu input, proses, output

• Untuk menentukan metode pengolahan data yang lebih baik, jawabannya


tergantung pada seberapa besar ukuran datanya. Jika hasil observasi yang
dikumpulkan jumlahnya sedikit, maka dapat dilakukan pengolahan secara
manual. Akan tetapi, jika jumlah observasi sangat besar, maka pengolahan data
secra elektronik (dengan komputer) merupakan cara yang efektif.
PENGOLAHAN DATA SECARA MANUAL

Pengolahan data secara manual umumnya dilakukan untuk jumlah


observasi yang tidak terlalu banyak. Pengolahan secara manual
biasanya memerlukan waktu yang sangat lama, karena harus meneliti
satu per satu dari setiap observasi.
• Metode pengolahan ini dapat kita jumpai pada pemilihan umun yang telah di
laksanakan. Dalam rangka mengetahui jumlah pemilih menurut jenis partai di
masing-masing tempat pemungutan suara (TPS) , maka setiap suara yang masuk
harus dihitung

Contoh 1 : .
• Diasumsikan bahwa para pemilih pada pemili tahun 1999 di suatu tempat hnaya
akan memilih 4 jenis partai besar, yaitu PDI-P (No. 11), PAN (No. 15), Golkar
(No. 33), dan PKB (No. 35). Jika hasil suara yang masuk sebanyak 50, maka
dapat dituliskan sebagai berikut (angka menunjukkan nomor partai)
15 15 11 11 11 33 15 35 33 11 15 33 35 11 35
11 15 33 35 11 15 15 35 35 33 35 11 35 11 11
11 11 33 15 15 35 33 35 11 11 15 15 35 15 11
Dari data tersebut, buatlah tally mark untuk menentukan berapa jumlah masing-
masing suara untuk setiap partai.
PENGOLAHAN DATA DENGAN KOMPUTER
Dengan bantuan komputer, pengetahuan data di mana masing-masing
individu dirinci menurut beberapa karakteristik dapat dilakukan
dengan mudah dan cepat. Jika pada pengolahan secara manual
kemungkinan terjadinya kesalahan adalah sangat besar, maka dengan
pengolahan secara elektronik (komputer) kesalahan tersebut dapat
diminimalisi.
Secara data hasil penelitian dimasukkan ke komputer dalam
bentuk file data, maka kita dapat melakukan pengolahan lebih
lanjut untuk mengetahui jumlah, persentase, serta ukuran
statistik lainnya sesuai dengan fasilitas yangadacpada komputer.
Dengan berkembangnya paket program statistik, maka kita akan
dengan mudah mengolah data sesuai dengan kenginan atau
tujuann penelitian kita.
Hasil pengolahan data dan analisi data yang akan kita proses
dengan bantuan komputer, juga bergantung pada data itu sendiri.
Dalam penelitian ada ungkapan yang mengatakan ‘’GIGO’’ garbage in
garbage out, bila yang masuk sampah maka keluarnya juga
sampah.Apabila data yang dikelola kualitasnya jelek, maka hasilnya juga
jelek, meskipun menggunakan program komputer secanggih apapun.
Oleh sebab itu, untuk mencegah ‘’GIGO’’ ini, proses pengolahan data ini melalui
tahap-tahap sebagai berikut:
1. Editing

Hasil wawancara, angket atau pengamatan dari lapangan harus dilakukan


penyuntingan( editing) terlebih dahulu. Secara umum editing adalah merupakan
kegiatan untuk pengecekan dan perbaikan isian formulir atau kuesioner
tersebut:
1.apakah lengkap, dalam arti semua pertanyaan sudah terisi.
2.Apakah jawaban atau tulisan masing-masing pertanyaan cukup jelas atau
terbaca.
3.Apakah jawabannya relevan dengan pertanyaannya.
4.Apakah jawaban-jawaban pertanyaan konsisten dengan jawaban pertanyaan
yang lainnya.
2.Coding
Setelah semua kuesioner diedit atau disunting, selanjutnya dilakukan
peng’’kodean’’ atau ‘’coding’’, yakni mengubah data berbentuk
kalimat atau huruf menjadi data angka atau bilangan. Misalnya jenis
kelamin: 1=laki-laki, 2= perempuan. Pekerjaan ibu: 1=tidak bekerja,
2=bekerja selain sebagai ibu rumah tangga. Koding atau pemberian
kode ini sangat berguna dalam memasukkan data (data entry).
3.Memasukkan data ( data entry atau processing)

Data, yakni jawaban-jawaban dari masing-masing responden yang dalam bentuk


‘’kode’’ (angka atau huruf) dimasukkan ke dalam program atau ‘’software ‘’
komputer.Software koputer ini bermacam-macam, masing-masing mempunyai
kelebihan dan kekurangannnya. Salah satu paket yang paling sering digunakan
untuk ‘’entri data’’ penelitian adalah paket program SPSS FOR Window.

Dalam proses ini juga dituntut ketelitian dari orang yang melakukan ‘’data entry’’
ini. Apabila tidak maka akan terjadi bias, meskipun hanya memasukkan data saja.
4. Pembersihan data( cleaning)

Apabila dari semua data dari setiap sumber data atau responden
selesai dimasukkan, perlu di cek kembali untuk melihat
kemungkinan-kemungkinan adanya kesalahan-kesalahan kode,
ketidaklengkapan, dan sebagainya, kemudian dilakukan pembetulan
atau koreksi. Proses ini disebut pembersihan data (data cleaning).
PERTANYAAN

Anda mungkin juga menyukai