T E K N I K P E N G U M P U L A N D ATA
DISUSUN OLEH :
A F I FA D I A N A P U T R I ( P3.73.24.3.15.001 )
I S N A AT I A N A ( P3.73.24.3.15.014 )
N U R DW I AG U S T I N A ( P3.73.24.3.15.022 )
S H I N TA R I Z K I A D E W I ( P3.73.24.3.15.030 )
S I LV A N A H E R M I D A N . ( P3.73.24.3.15.032 )
U M M I J A M I AT U S S H O L I H A ( P 3 . 7 3 . 2 4 . 3 . 1 5 . 0 3 8 )
Y U N I T A S U L I S T I Y A W AT I ( P3.73.24.3.15.040 )
KELAS 3 REGULER A
JENIS DATA
DEFINISI DATA
• Secara etimologis
Data bentuk jamak dari DATUM (bahasa latin) sesuatu
yang diberikan
• Kata sehari-hari
Data Fakta dari suatu objek yang diamati, yang dapat berupa
angka-angka maupun kata-kata
• Sisi statistika
Data Fakta-fakta yang akan digunakan sebagai bahan penarikan
kesimpulan
Syarat agar DATA dapat dianalisis dan ditafsirkan dengan Baik :
1. Obyektif Data yang diperoleh dari lapangan/hasil pengukuran,
harus ditampilkan dan dilaporkan apa adanya.
2. Relevan Dalam mengumpulkan dan menampilkan Data harus
sesuai dengan permasalahan yang sedang dihadapi
atau diteliti.
3. Up to Date (Sesuai Perkembangan)
Data tidak boleh usang atau ketinggalan jaman, karena itu harus selalu
menyesuaikan perkembangan.
4. Representatif Data harus diperoleh dari sumber yang tepat
dan dapat menggambarkan kondisi senyatanya atau mewakili
suatu kelompok tertentu atau populasi.
JENIS DATA
Data
Data KUALITATIF
KUANTITATIF
Data yang dinyatakan dalam bentuk
Data yang berhubungan dengan
angka-angka atau jumlah dan dapat
kategorisasi atau karakteristik dalam
diukur besar kecilnya serta bersifat
bentuk Sifat (Bukan Angka) yang tidak
obyektif sehingga dapat ditafsirkan sama
dapat diukur besar kecilnya.
oleh orang lain.
Contoh : Jenis kelamin, Bahasa, Pekerjaan,
Contoh : harga Buku Rp. 45.000, ; berat
Pengetahuan, Sikap, dsb.
badan ; tinggi badan ; suhu tubuh, dsb.
METODE
P E N G U M P U L A N D ATA
Metode Pengumpulan Data
• Teknik atau cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti
untuk mengumpulkan data
Angket pengamatan
Wawancara Pengukuran
A N G K ET ATA U
KUESIONER
Angket adalah daftar pertanyaan yang diberikan
orang lain bersedia memberikan respons (responden) sesuai
dengan permintaan pengguna.
• Jadi ada kuesioner yang langsung diisi oleh responden sendiri yang
disebut ‘angket’ dan ada kuersiner sebagai pedoman (pegangan)
wawancara. Mengingat bahwa responden sendiri yang harus mengisi
kuersioner tersebut, maka angket tidak dapat dilakukan untuk responden
yang buta huruf.
TIPE ANGKET
Misalnya, kita akan mengamati status sosial ekonomi seseorang, disamping kita
dapat mengamati kekayaannya, kita juga dapat mengamati gejala-gejala
lain yang menunjukkan tinggi rendahnya status sosial orang tersebut, yang
semua ini dapat dipelajari dalam literatur atau pengalaman-pengalaman.
3. JENIS PENGAMATAN
Pengamatan Systematise
Observasi Eksperimental
A. PENGAMATAN TERLIBAT ( OBSERVASI
PARTISIPATIF )
pengamatan (observee).
•Banyak gejala-gejala psychis penting yang tidak atau sukar diperoleh dengan teknik
diamati,
Check List
Ali v v v -
Badu v v v v
Dadana v v - -
Cholik v v v -
2. SKALA PENILAIAN
Gejala Skors
1 2 3 4 5
Kerja sama x
Kerajinan x
Partisipasi x
Ketekunan x
RATING SCALE DALAM BENTUK
DESKRIPSI
Contoh: Penilaian terhadap kerja sama:
• Kerja sama : 1 ———— 2 ———— 3 ———— 4 ———— 5
• 5 = Dapat / mau bekerja sama dengan orang lain
• 4 = Kadang-kadang mau bekerja sama
• 3 = Mau bekerja sama dengan orang-orang tertentu saja
• 2 = Tidak mau bekerja sama secara baik dengan orang lain pada bidang tertentu
• = Tidak mau bekerja sama dengan orang lain sama sekali
( v ) ( ) ( ) ( )
Biasanya
( ) Sewaktu-waktu
Selalu Dalam hal tertentu Bekerja baik bila
minta minta perlu pengawas dibiarkan sendiri
petunjuk perlu petunjuk
petunjuk
*Pengamat memberikan tanda check pada gejala yang telah tersusun. Kelemahan dari skala penilaian ini
antara lain sangat subjektif dan sangat kaku, sehingga kurang memberikan kesempatan luas kepada
observer.
3. DAFTAR RIWAYAT KELAKUAN ( ANECDOTAL
RECORD )
a. Cara penampilan
b. Cara bertanya
c. Cara mencatat
PENGUKURAN
DEFINISI
Teknik yang digunakan untuk mengungkapkan data berupa gejala
psikologis dan kepribadian, baik secara individual, kelompok, maupun
dalam kehidupan suatu masyarakat. Tenik pengukuran sebagai instrumen
penelitian yang banyak digunakan adalah tes berupa tes standar dan tes
buatan.
Tes berisikan sejumlah pertanyaan yang diajukan kepada
seseorang atau sejumlah orang untuk mengungkapkan
keadaan atau tingkat perkembangan aspek kepribadian
lainnya. Tes dapat diklarifikasikan menjadi dua macam
Tes Tes
Lisan Tertulis
Tes lisan (Oral Test)
Tes Objektif
(objective
test)
Tes Esai
(essay test)
Tes Esai (Essay Test)
Tes esai terdiri dari sejumlah pertanyaan dalam bentuk uraian tertulis yang dijawab
dalam bentuk tertulis dengan kalimat bebas yang disusun sendiri oleh pihak yang dites
(testee). Dalam memberikan jawaban dalam bentuk angka, ternyata sulit
menghilangkan pengaruh subjektivitas seorang penilai, sehingga data yang diperoleh
cenderung kurang atau bahkan tidak objektif. Oleh karena itu, jenis tes ini pada
umumnya jarang sekali digunakan dalam penelitian ilmiah.
merupakan alat pengukur yang banyak digunakan dalam penelitian sosial, karena
dalam pemberian nilai berupa angka, tidak dipengaruhi unsur subjektivitas penilai
(tester) Disamping itu, tingkat kemampuan jenis tes ini untuk mengumpulkan data
yang benar dan relevan dengan masalah penelitian, dapat diketahui dengan
menghitung reliabiltas dan validitas tes.
Tes objektif dapat diklarifikasikan dalam lima bentuk, yaitu :
Tes jawaban
Tes melengkapi
singkat (short
(completion items)
answer items)
1.TES BENAR-SALAH ( TRUE-FALSE ITEMS)
Lembaran tes ini berisikan sejumlah pertanyaan dan alternatif jawaban pertanyaan yang
telah disiapkan. Tugas orang yang diuji adalah memilih salah satu jawaban yang paling
benar dengan cara melingkari angka atau huruf di depan alternatif jawaban.
Contoh :
Pertanyaan berbersifat tafsiran/ terkaan/ prediksi dari hubungan antarvariabel yang
diterima secara sementara sebagai suatu kebenaran adalah :
a.Aksioma
b.Dalil
c.Hipotesis
d.Proposisi
e.Definisi
3. TES MENJODOHKAN ( MACHING
CHOICE ITEMS)
Lembaran tes ini terdiri dari sejumlah item yang ditempatkan dalam dua
kolom. Kolom kiri adalah kolom alternatif jawaban dengan mencantumkan
angka atau huruf di depan setiap alternatif jawaban dan kolom kanan
adalah kolom pertanyaan – pertanyaan dengan mencantumkan angka atau
huruf sebagai nomor urut setiap pertanyaan. Diantara alternatif jawaban
dan pertnyaan (di tengah – tengah) disediakan tititk – titik sebagai tempat
jawaban (maching).
CONTOH :
Contoh :
Hipotesis adalah jawaban ....................... terhadap masalah penelitian dan
secara teoritis merupakan paling tinggi .....................
5. JAWABAN SINGKAT ( SHORT ANSWER
ITEMS )
Bentuk tes ini hampir sama dengan bentuk pertanyaan terbuka. Perbedaannya adalah
jawaban dari tes ini hanya terdiri dari kalimat singkat, bahkan boleh satu, dua atau tiga
kata saja. Tempat titik – titik tersebut berada di samping kanan atau di bawah
pernyataan.
Observasi
Wawancara Terstruktur
Kuisioner
Angket Terstruktur
VALIDITAS INSTRUMEN
Suatu indeks yang menunjukan alat ukur itu benar mengukur apa yang diukur.
Sebuah instrumen dikatakan valid jika instrument itu mampu mengukur sesuatu yang
seharusnya diukur menurut situasi dan kondisi tertentu.
Hal lain yang perlu diperhatikan oleh peneliti dalam memilih instrumen penelitian
yang valid adalah instrumen tersebut tidak menyulitkan peneliti sendiri atau orang
lain.
Kuisioner
Semua item (pertanyaan) yang ada didalam kuesioner itu mengukur konsep yang kita ukur.
CONTOH
Kita akan mengukur pengetahuan imunisasi TT bagi ibu hamil, maka kita susun pertanyaan-pertanyaan sebagai
berikut
1. Apakah ibu pernah mendengar imunisasi TT?
2. Bila pernah, untuk siapa imunisasi itu diberikan?
3. Apa guna (manfaat) imunisasi tersebut diberikan?
4. Berapa kali imunisasi tersebut harus diterima?
5. Penyakit apa yang dapat dicegah dengan imunisasi TT?
6. Dimana ibu dapat memperoleh imunisasi TT tersebut?
Dan seterusnya
Pertanyaan-pertanyaan tersebut diberikan kepada sekelompok responden sebagai sasaran uji coba.
Pertanyaan-pertanyaan (kuesioner) tersebut diberi skors atau nilai jawab masing-masing sesuai dengan
sistem penilaian yang telah ditetapkan, Misalnya:
B 2 2 2 1 1 2 2 1 1 1 15
C 2 1 1 1 0 2 1 2 1 0 13
D 2 2 1 2 1 2 1 2 2 1 16
E 1 2 2 2 2 2 1 2 1 0 13
F 2 1 2 1 0 2 1 2 1 0 12
G 1 2 2 1 0 1 2 2 1 1 13
H 2 2 2 2 1 2 2 2 1 0 16
I 2 2 2 1 1 0 2 1 1 0 12
J 2 2 2 2 0 2 1 2 1 0 14
Teknik korelasi yang dipakai adalah teknik korelasi “product moment” yang rumusnya sebagai berikut :
Keterangan :
X = Masing-masing pertanyaan
Y = Skors total
XY = Skors masing-masing pertanyaan x Skors total
Korelasi Pertanyaan No. 1 dengan Skors Total
Responden X Y X2 Y2 XY
A 2 14 4 196 28
B 2 15 4 225 30
C 2 13 4 169 26
D 2 16 4 256 32
E 1 13 1 169 13
F 2 12 4 144 24
G 1 13 1 169 13
H 2 16 4 256 32
I 2 12 4 144 24
J 2 14 4 169 28
Setelah dihitung semua korelasi antara masing-masing pertanyaan dengan skors total, misalnya diperoleh hasil sebagai
berikut:
1 = 0,190 6 = 0,810
2 = 0,720 7 = 0,690
3 = 0,640 8 = 0,720
4 = 0,710 9 = 0,660
5 = 0,550 10 = 0,150
Untuk mengetahui apakah nilai korelasi tiap-tiap pertanyaan itu signifikan, maka perlu dilihat dari nilai product
moment.
Nilai korelasi dari pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner tersebut yang memenuhi taraf signifikansi (>0.632).
Selanjutnya untuk memperoleh alat ukur yang valid, maka pertanyaan nomor 1,5 dan 10 tersebut harus diganti
atau direvisi, atau di “drop” (dihilangkan).
RELIABILITAS
Suatu indeks yang menunjukan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat
diandalkan
Hal ini berarti menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran itu akurat, tetap konsisten dan stabil bila
dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama dengan menggunakan alat ukur yang
sama.
Cara perhitungan reliabilitas suatu alat ukur dapat dilakukan dengan
menggunakan berbagai teknik, yaitu :
Dengan teknik ini kuesioner yang sama diuji kepada sekelompok responden yang sama sebanyak 2 kali.
Waktu antara tes yang pertama dengan tes yang kedua sebaiknya tidak terlalu jauh, tetapi juga tidak terlalu
dekat.
Apabila selang waktu terlalu pendek, kemungkinan responden masih ingat pertanyaan-pertanyaan pada tes
yang pertama. Sedangkan jika tes kedua selang waktunya terlalu lama, kemungkinan responden sudah terjadi
perubahan dalam variable yang akan diukur.
Hasil ini dihitung korelasinya dengan menggunakan rumus yang sama. Bila hasilnya sama atau lebih dari angka
kritis pada derajat kemaknaan maka alat ukur atau kuesioner tersebut reliable. Tetapi jika angka atau hasil yang
diperoleh dibawah angka kritis, maka kuesioner tersebut tidak reliable sebagai alat ukur.
Teknik Belah Dua
Dengan menggunakan teknik ini berarti kuesioner yang telah disusun dibagi menjadi dua bagian. Oleh sebab
itu, pertanyaan di dalam kusioner ini harus cukup banyak (memadai) dan dapat dibagi dua dengan hasil yang
sebanding.
1. Mengajukan kuesioner tersebut kepada sejumlah responden, kemudian dihitung validitas masing-masing
pertanyaan. Pertanyaan-pertanyaan yang valid dihitung sedangkan yang tidak valid tidak dihitung
2. Membagi pertanyaan-pertanyaan yang valid tersebut menjadi 2 bagian secara acak.
3. Skors untuk masing-masing item pada tiap kelompok dijumlahkan sehingga dapat menghasilkan 2
kelompok skors total.
4. Melakukan uji korelasi dengan rumus korelasi product moment tersebut pada kedua kelompok
5. Selanjutnya dengan daftar seperti uji korelasi sebelumnya, dapat diketahui reliabilitas kuesioner tersebut.
Teknik Belah Dua
Dengan menggunakan teknik ini kita membuat 2 kuesioner untuk mengukur aspek yang sama.
Pertanyaan yang digunakan memiliki makna yang sama namun bahasa yang berbeda. Dilakukan satu kali pada
responden dan waktu yang sama
Pertanyaan-pertanyaan dari kedua kuesioner tersebut dihitung skorsnya, lalu total skors masing-masing
responden dari kedua kuesioner tersebut dihitung korelasinya dengan menggunakan teknik korelasi product
moment.
P E N G O L A H A N D ATA
( M A N UA L & E L E K T R O N I K / E D P )
• Di dalam pengolahan data baik secara manual maupun dengan komputerisasi
terdiri dari tiga tahapan dasar yaitu input, proses, output
Contoh 1 : .
• Diasumsikan bahwa para pemilih pada pemili tahun 1999 di suatu tempat hnaya
akan memilih 4 jenis partai besar, yaitu PDI-P (No. 11), PAN (No. 15), Golkar
(No. 33), dan PKB (No. 35). Jika hasil suara yang masuk sebanyak 50, maka
dapat dituliskan sebagai berikut (angka menunjukkan nomor partai)
15 15 11 11 11 33 15 35 33 11 15 33 35 11 35
11 15 33 35 11 15 15 35 35 33 35 11 35 11 11
11 11 33 15 15 35 33 35 11 11 15 15 35 15 11
Dari data tersebut, buatlah tally mark untuk menentukan berapa jumlah masing-
masing suara untuk setiap partai.
PENGOLAHAN DATA DENGAN KOMPUTER
Dengan bantuan komputer, pengetahuan data di mana masing-masing
individu dirinci menurut beberapa karakteristik dapat dilakukan
dengan mudah dan cepat. Jika pada pengolahan secara manual
kemungkinan terjadinya kesalahan adalah sangat besar, maka dengan
pengolahan secara elektronik (komputer) kesalahan tersebut dapat
diminimalisi.
Secara data hasil penelitian dimasukkan ke komputer dalam
bentuk file data, maka kita dapat melakukan pengolahan lebih
lanjut untuk mengetahui jumlah, persentase, serta ukuran
statistik lainnya sesuai dengan fasilitas yangadacpada komputer.
Dengan berkembangnya paket program statistik, maka kita akan
dengan mudah mengolah data sesuai dengan kenginan atau
tujuann penelitian kita.
Hasil pengolahan data dan analisi data yang akan kita proses
dengan bantuan komputer, juga bergantung pada data itu sendiri.
Dalam penelitian ada ungkapan yang mengatakan ‘’GIGO’’ garbage in
garbage out, bila yang masuk sampah maka keluarnya juga
sampah.Apabila data yang dikelola kualitasnya jelek, maka hasilnya juga
jelek, meskipun menggunakan program komputer secanggih apapun.
Oleh sebab itu, untuk mencegah ‘’GIGO’’ ini, proses pengolahan data ini melalui
tahap-tahap sebagai berikut:
1. Editing
Dalam proses ini juga dituntut ketelitian dari orang yang melakukan ‘’data entry’’
ini. Apabila tidak maka akan terjadi bias, meskipun hanya memasukkan data saja.
4. Pembersihan data( cleaning)
Apabila dari semua data dari setiap sumber data atau responden
selesai dimasukkan, perlu di cek kembali untuk melihat
kemungkinan-kemungkinan adanya kesalahan-kesalahan kode,
ketidaklengkapan, dan sebagainya, kemudian dilakukan pembetulan
atau koreksi. Proses ini disebut pembersihan data (data cleaning).
PERTANYAAN