MINUT :
3.Undang-Undang
-2-
11.Peraturan.
-3-
BAB I..
-4-
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan :
1. Daerah adalah Kabupaten Batang Hari
2. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan Perangkat Daerah sebagai unsur
penyelenggara Pemerintah Daerah
3. Kepala Daerah adalah Bupati Batang Hari
4. Dinas Pendapatan Daerah adalah Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Batang
Hari
5. Kepala Dinas Pendapatan Daerah adalah Kepala Dinas Pendapatan Daerah
Kabupaten Batang Hari
6. Pajak Daerah, yang selanjutnya disebut Pajak, adalah Kontribusi wajib kepada
daerah yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa
berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara
langsung dan digunakan untuk keperluan daerah bagi sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat.
7. Kas Daerah adalah Kas Daerah Kabupaten Batang Hari
8. Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan, yang selanjutnya disingkat
PBB P2, adalah Pajak atas bumi dan atau bangunan yang dimiliki, dikuasai, dan
atau dimanfaatkan oleh orang pribadi atau badan, kecuali kawasan yang
digunakan untuk kegiatan usaha perkebunan, perhutanan, dan pertambangan.
9. Keberatan Pajak Bumi dan Bangunan yang selanjutnya disebut dengan kebaratan
adalah kebaratan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) sebagaimana dimaksud dalam
pasal 15 UU PBB.
10. Surat Pemberitahuan Pajak Terhutang yang selanjutnya disebut dengan SPPT
adalah surat yang digunakan oleh Dinas Pendapatan Daerah untuk
memberitahukannya besarnya PBB yang terhutang kepada wajib Pajak.
11. Surat Ketetapan Pajak Bumi dan Bangunan yang selanjutnya disebut SKP PBB
adalah surat ketetapan Pajak sebagaimana dimaksud pada pasal 10 ayat (2) UU
PBB.
12.Setoran .
-5-
12. Surat Setoran Pajak Daerah, yang disingkat SSPD dan atau Surat Tanda Terima
Setoran, yang disingkat STTS, adalah Bukti pembayaran atau penyetoran pajak
yang telah dilakukan oleh wajib pajak atas pembayaran atau penyetoran pajak
yang terutang ke kas daerah atau ke tempat lain yang ditetapkan oleh
Bupati/Walikota.
13. Bank adalah Bank atau tempatyang ditunjuk oleh Bupati/Walikota untuk menerima
penerimaan PBB P2dari Wajib Pajak.
14. Tempat Pembayaran PBB P2 yang selanjutnya disebut TP-PBB adalah Bank atau
tempatyang ditunjuk oleh Bupati/Walikotauntuk menerima pembayaran PBB P2.
15. Pajak yang terutang pajak adalah Pajak yang masih harus dibayar dalam Surat
Pemberitahuan Pajak Terutang (SPPT), Surat Tagihan Pajak Daerah (STPD),Surat
Keputusan Pembetulan, Putusan Banding serta Putusan Peninjuan Kembali yang
menyebabkan jumlah pajak yang harus dibayar bertambah.
Pasal 2
Wajib Pajak dapat mengajukan Keberatan kepada Bupati melalui Kepala Dinas
Pendapatan Daerah atas ;
a. SPPT, atau ;
b. SKP PBB
Pasal 3
Pasal 4
c.Diajukan..
-6-
a.Tanggal.
-7-
a. Tanggal terima surat keberatan dalam hal disampaikan secara langsung wajib
pajak atau kuasanya kepada petugas tempat pelayanan terpadu (TPT) atau
Petugas yang ditunjuk,atau
b. Tanggal tanda pengiriman surat keberatan dalam hal disampaikan melalui pos
dengan bukti pengiriman surat
(4) Untuk memperkuat alasan pengajuan Keberatan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf e dan ayat (2) huruf g, pengajuan Keberatan disertai dengan :
a. Foto copy indentitas wajib pajak dan foto copy identitas kuasa wajib pajak
dalam hal dikuasakan
b. Foto copy bukti kepemilikan tanah
c. Foto copy izin mendirikan bangunan (IMB); dan / atau
d. Foto copy bukti pendukung
Pasal 5
(1) Pengajuan Keberatan yang tidak memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud
dalam pasal 4 ayat (1) atau ayat (2), dianggap bukan sebagai surat keberatan
sehingga tidak dapat dipertimbangkan.
(2) Dalam hal pengajuan Keberatan tidak dapat dipertimbangkan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), Kepala Dinas Pendapatan Daerah dalam jangka waktu
paling lama 10 (sepuluh) hari kerja sejak tanggal penerimaan surat keberatan
sebagaimana dimaksud dalam pasal 4 ayat (3), harus memberitahukan secara
tertulis disertai alasan yang mendasar kepada ;
a. Wajib pajak atau kuasanya dalam hal pengajuan keberatan secara
perseorangan;atau
b. Kepala Desa/ Lurah setempat dalam hal pengajuan Keberatan secara kolektif
(3) Dalam hal pengajuan Keberatan tidak dapat dipertimbangkan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) wajib pajak masih dapat mengajukan keberatan kembali
sepanjang memenuhi jangka waktu sebagaimana dimaksud dalam pasal 4 ayat (1)
huruf f dan ayat (2) huruf h.
Pasal 6
(1) Untuk Keperluan pengajuan keberatan wajib pajak dapat meminta keterangan
secara tertulis mengenai dasar pengenaan dan/atau perhitungan PBB yang
terutang kepada Dinas Pendapatan Daerah
(2).Dinas
-8-
(2) Dinas Pendapatan Daerah harus memberi keterangan yang diminta oleh wajib
pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dalam jangka waktu paling lama 10
(sepuluh) hari kerja sejak surat permintaan wajib pajak diterima.
(3) Jangka waktu pemberian keterangan oleh Dinas Pendapatan Daerah atas
permintaan wajib pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak menunda
jangka waktu pengajuan keberatan sebagaimana dimaksud pada pasal 4 (1) huruf
f dan ayat (2) huruf h
Pasal 7
Pengajuan Keberatan tidak menunda kewajiban membayar PBB yang terutang dan
Pelaksanaan Pengalihannya.
Pasal 8
Pasal 9
(1) Keputusan sebagaimana dimaksud dalam pasal 8 ditetapkan berdasarkan hasil
penelitian di kantor dan apabila diperlukan dapat dilanjutkan dengan penelitian
dilapangan
(2) Penelitian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan berdasarkan surat
tugas dan hasilnya dituangkan dalam laporan hasil penelitian
(3) Dalam hal dilakukan penelitian dilapangan, pejabat serendah-rendahnya setingkat
eselon III terlebih dahulu memberitahukan secara tertulis waktu pelaksanaan
penelitian di lapangan kepada wajib pajak.
Pasal 10
(1) Kepala Dinas Pendapatan Daerah dalam jangka waktu paling lama 12 (dua
belas) bulan terhitung sejak tanggal penerimaan surat keberatan sebagaimana
dimaksud dalam pasal 4 ayat (3) harus memberi suatu keputusan atas pengajuan
keberatan sebagaimana dimaksud dalam pasal 8.
(2) Keputusan keberatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa
menerima seluruhnya atau sebagian, menolak atau menambah besarnya jumlah
PBB yang terhutang.
(3).Apabila..
-9-
(3) Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) telah terlampaui dan
keputusan belum diterbitkan, pengajuan keberatan dianggap dikabulkan dan
diterbitkan keputusan sesuai dengan pengajuan wajib pajak dalam jangka waktu
paling lama 1 (satu) bulan terhitung sejak jangka waktu dimaksud berakhir.
(4) Dalam hal Keputusan Kebaratan menyebabkan perubahan data dalam SPPT
PBB atau SKP PBB, Dinas Pendapatan Daerah menerbitkan SPPT atau SKP PBB
baru berdasarkan Keputusan keberatan tanpa merubah saat jatuh tempo
pembayaran.
(5) SPPT atau SKP PBB baru sebagaimana dimaksud pada ayat (4) tidak bisa
diajukan keberatan
Pasal 11
Dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat
(1),wajib pajak dapat menyampaikan alasan tambahan atau penjelasan tertulis
sepanjang surat Keputusan Belum diterbitkan.
Pasal 12
Bentuk Formulir :
a. Keputusan Bupati tentang Keberatan Pajak Bumi dan Bangunan berdasarkan
pengajuan secara perorangan adalah sebagaimana ditetapkan pada lampiran I
Peraturan ini
b. Keputusan Bupati tentang Keberatan Pajak Bumi dan Bangunan berdasarkan
pengajuan secara kolektif adalah sebagaimana ditetapkan pada lampiran II
Peraturan ini yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan ini.
BAB II .
-10-
BAB II
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 13
ttd
H. A. FATTAH
Diundangkan di Muara Bulian
pada tanggal 28 Desember 2012
SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN BATANG HARI
ttd
ALI REDO
ttd
(Kop Surat )
KEPUTUSAN BUPATI BATANG HARI
Menimbang: . Surat Pengajuan Keberatan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) yang
diajukan secara perseorangan atas nama wajib pajak /kuasa dari wajib
pajak.(4),Nomor..
(5),tanggal..(6),atas SPPT/SKP PBB Nomor.
(7) Tanggal .(8) Tahun Pajak (9),yang
diterima Dinas Pendapatan Daerah .(10),Berdasarkan
tanda terima Nomor ..(11) Tanggal .(12)
Perlu diterbitkan Keputusan atas Pengajuan Keberatan PBB dimaksud
;
.
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah
Otonom Kabupaten Dalam Lingkungan Daerah Propinsi Sumatera
Tengah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1956 Nomor
25 ) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 7
Tahun 1965 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II Sarolangun
Bangko dan Daerah Tingkat II Tanjung Jabung (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1965 Nomor 50,Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 2755 );
4.Undang-Undang
-2-
KEDUA.
-3-
KEDUA : Sesuai dengan Diktum PERTAMA besarnya PBB yang terhutang menjadi
sebesar Rp. .
(.)
KETIGA : Perhitungan besarnya PBB yang terhutang sebagaimana dimaksud pada Diktum
KEDUA adalah sebagai berikut :
KETUJUH : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan bahwa
segala sesuatunya akan diubah dan diperbaiki kembali sebagaimana mestinya
apabila dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapan ini.
(Kop Surat )
KEPUTUSAN BUPATI BATANG HARI
NOMOR...........................(1)
TENTANG
KEBERATAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN SECARA KOLEKTIF
ATAS SPPT/SKP PBB NOMOR(2) DESA/KELURAHAN (3)
BUPATI BATANGHARI,
Menimbang: . Surat Pengajuan Keberatan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) yang
diajukan secara kolektifmelalui Kepala Desa/Lurah ...
(4),Nomor.(5),tanggal..(6)atas SPPT
Tahun Pajak ...(7),yang diterima Dinas Pendapatan
Daerah .(8),Berdasarkan tanda terima Nomor
..(9) Tanggal .(10) Perlu diterbitkan
Keputusan atas Pengajuan Keberatan PBB dimaksud ;
.
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah
Otonom Kabupaten Dalam Lingkungan Daerah Propinsi Sumatera
Tengah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1956 Nomor
25 ) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 7
Tahun 1965 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II Sarolangun
Bangko dan Daerah Tingkat II Tanjung Jabung (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1965 Nomor 50,Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 2755 );
-2-
MEMUTUSKAN:
KEDUA
-3-
KEDUA : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan
bahwa segala sesuatunya akan diubah dan diperbaiki kembali
sebagaimana mestinya apabila dikemudian hari ternyata terdapat
kekeliruan dalam penetapan ini.
H. A. FATTAH
Semula Menjadi
Nama Wajib Keputusan
No NOP PBB yang NJOP PBB yang
Pajak Luas (M2) NJOP(Rp.M2) Luas (M2) Kebartan
teruatang (Rp.M2) teruatang
Bumi Bangunan Bumi Bangunan (Rp) Bumi Bangunan Bumi Bangunan (Rp)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
(Kop Surat )
KEPUTUSAN KEPALA.............................(1)
NOMOR...........................(2)
TENTANG
PELAKSANAAN PENELITIAN KEBARATAN KEBERATAN PAJAK BUMI DAN
BANGUNAN YANG DIAJUKAN SECARA PERSEORANGAN DALAM HAL LETAK
OBJEK BERADA TDIAK DALAM SATU KABUPATEN/KOTA
KEPALA .(3)
Menimbang : . bahwa dalam rangak melaksanakan ketentuan dalam pasal 9 ayat (5)
Peraturan Bupati Batang Hari Nomor . Tahun 2012 tentang Tata
Cara Pengajuan dan Penyelesaian Keberatan Pajak Bumi dan
Bangunan,perlu menetapkan Keputusan Kepala Dinas Pendapatan
Daerah Kabupaten Batang Hari.(4) tentang Pelaksanaan
Penelitian Keberatan Pajak Bumi dan Bangunan dalam hal letak objek
pajak berada tidak dalam satu Kabupaten Batang Hari dengan tempat
kedudukan Dinas Pendapatan Daerah
.
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah
Otonom Kabupaten Dalam Lingkungan Daerah Propinsi Sumatera
Tengah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1956 Nomor
25 ) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 7
Tahun 1965 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II Sarolangun
Bangko dan Daerah Tingkat II Tanjung Jabung (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1965 Nomor 50,Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 2755 );
MEMUTUSKAN: